BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Manga Dalam (20 April 2006) dituliskan bahwa: まんが 漫 画 おおく (まんが)とは 多 く ぎおん どうさせん ( 擬 音 ) 動 作 線 集 中 線 しゅうちゅうせん ばあい の 場 合 わ り はコマ 割 り とくゆう ちゅうしん じょうほう とし 絵 と 文 字 を 中 心 として 情 報 そうしょう 総 称 である か き も じ フキダシ 書 き文 字 きごうてきひょうげんようしき とくちょう などの 特 有 の 記 号 的 表 現 様 式 を 特 徴 そうさくてき ひょうげん を 創 作 的 に 表 現 ようしき する 様 式 の Terjemahan: Yang disebut dengan manga, biasanya merupakan istilah asing untuk menggambarkan suatu penyampaian pesan atau informasi yang diciptakan dengan gambar dan huruf sebagai pusatnya, dengan ekspresi lambang tertentu yang menjadi keunggulannya seperti dibagi menjadi kotak-kotak, cerita yang lucu, huruf yang ditulis sebagai tiruan bunyi, garis-garis yang menggambarkan gerak atau tindakan, garis-garis pemusatan, dan lain-lain. 2.2 Konsep Katakana Iwabuchi dalam Sudjianto & Dahidi (2004) mengatakan bahwa katakana adalah huruf-huruf yang berbentuk seperti ア イ ウ エ オ dan sebagainya. Katakana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang lurus (chokusenteki), sedangkan hiragana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung (kyokusenteki). Bentuk garis-garis atau coretan-coretan inilah yang membedakan karakteristik katakana dengan hiragana (Sudjianto & Dahidi, 2004). Hingga sekarang, dalam pembelajaran Bahasa Jepang, para pemelajar Bahasa Jepang diajarkan mengenai penggunaan katakana yang kebanyakan hanya terbatas pada 8

2 penggunaannya sebagai Huruf Jepang yang menuliskan kata-kata serapan dari bahasa asing ke dalam Bahasa Jepang saja. Dalam pembelajaran Bahasa Jepang, cara pengenalan Huruf Katakana pun kebanyakan terbatas pada kata-kata yang memang berasal dari bahasa asing tersebut seperti ice cream, chocolate, milk, handkerchief, dan semacamnya yang dijadikan sebagai contoh (Mitamura, 1988). Walaupun katakana sama dengan hiragana, yaitu termasuk dalam kelompok huruf kana, namun fungsi katakana tidak sama dengan hiragana. Huruf Katakana tidak selalu identik dengan kata serapan asing dan tidak hanya digunakan untuk menuliskan kata-kata serapan bahasa asing ke dalam Bahasa Jepang saja, penggunaan huruf いっぱん がいらいご katakana sangatlah bervariasi (Mitamura, 1988). かたかなというと 一 般 に 外 来 語 ひょうき も じ いんしょう を 表 記 する 文 字 という 印 象 が 強 つよい ほんらい にほんご ひょうき いが 本 来 の 日 本 語 を 表 記 することのほうが 多 おおい いのである (Kawarazaki, 1979). Terjemahan: katakana yang umumnya dianggap sebagai huruf yang semata-mata untuk menulis kata-kata asing, sebenarnya sering dipakai untuk menulis kata-kata Jepang asli. Menurut Ishida yang dikutip dari Sudjianto & Dahidi (2004), katakana dapat dipakai untuk menuliskan berbagai macam kosakata asli Bahasa Jepang sendiri, seperti nama-nama hewan atau tumbuhan, ekspresi onomatope (termasuk bunyi/suara tiruan benda hidup atau benda mati), istilah-istilah khusus bidang keahlian (senmon yoogo), nomina nama diri (koyuu meishi), penulisan telegram, dan dapat dipakai pula terutama dengan maksud memberikan penekanan, menarik perhatian pembaca, atau memberikan pengertian yang khusus. Dalam Kawarazaki (1979) dituliskan bahwa: 9

3 つぎ もち がいらいご がいこく じんめい ちめい かたかなは 次 のばあいに 用 いられる 外 来 語 外 国 の 人 名 地 名 その た こゆうめいし どうぶつ しょくぶつ めい ぎせいご ぎたいご とき 他 の 固 有 名 詞 動 物 植 物 の 名 擬 声 語 ( 擬 態 語 も 時 によってかた ひょうき ばあい でんぽうぶん ほか くべつ かなで 表 記 される 場 合 がある) 電 報 文 とくに 他 と 区 別 しようとする ばあい とうようかんじがい かんじ しよう さ け る ばあい 場 合 : 当 用 漢 字 外 の 漢 字 の 使 用 を 避 ける場 合 ひらがなで 書 か く く と まわ なか まいぼつ いんしょう うすれて りのひらがなの 中 に 埋 没 してしまって 印 象 が 薄 れて しまうことがあ とき かんじ る そんな 時 にはひらがなかきにせず かたかなにすると 漢 字 を つかった ちゅうい こうか 使 った ときよりも 注 意 をひくという 効 果 がある Terjemahan: Katakana dipakai untuk menulis dalam keadaan seperti berikut. Kata-kata yang berasal dari bahasa asing, nama orang dan tempat asing, serta kata-kata benda asing, nama binatang dan tumbuh-tumbuhan, kata-kata yang menirukan sesuatu bunyi (ada kalanya juga waktu menulis kata-kata yang menunjukkan gerakan atau keadaan makhluk hidup atau benda mati), surat kawat (telegram), kata-kata yang ingin ditekankan: kata-kata yang ditulis dalam huruf kanji yang tidak termasuk lagi dalam toyo-kanji, sering ditulis dengan huruf kana. Akan tetapi, bila ditulis dengan huruf hiragana, ada kalanya kurang dapat memberikan kesan yang kuat, karena terpengaruh oleh huruf-huruf hiragana disekitarnya. Oleh karena itu, kata tersebut ditulis dengan huruf katakana, yang dapat memberi kesan yang lebih menyolok daripada bila ditulis dengan huruf kanji. Dalam ilmu Bahasa Jepang seperti dalam bidang fonologi, katakana biasa dipakai untuk penulisan lambang bunyi atau lambang pengucapan, sering juga dipakai untuk menulis ingo (bahasa rahasia) dan zokugo (bahasa slang). Selain itu, katakana sering dipakai pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan urusan perkantoran atau perusahaan. Misalnya pada buku tabungan, resi atau rekening pembayaran listrik, gas dan sebagainya, (termasuk untuk penulisan nama orang Jepang), dan lain-lain (Sudjianto & Dahidi, 2004). Berikut ini adalah beberapa penggolongan fungsi yang ada dari penulisan kosakata Jepang dengan Huruf Katakana: 1. Untuk menuliskan nama hewan dan tumbuhan.. Nama tumbuhan dan hewan pada umu 10

4 mnya bisa ditulis baik dengan Huruf Katakana atau pun dengan Huruf Hiragana. Petunjuk umum menyarankan untuk lebih memprioritaskan menggunakan Huruf Katakana (Mitamura, 1988). Contoh: 1) momo (persik) 2) bara (mawar) 3) tamanegi (bawang) モモ バラ タマネギ 4) kaeru (katak) 5) uma (kuda) 6) tako (gurita) カエル ウマ タコ 2. Untuk menuliskan ekspresi onomatope Onomatope dalam Bahasa Jepang adalah kata-kata yang meniru bunyi dan tindakan yang juga merupakan bumbu dalam berbahasa (Fukuda, 1997). Sedangkan menurut Mitamura (1988) onomatope adalah suatu bentuk ekspresi yang mengandung makna definisi tersendiri dengan cara menirukan bunyi yang mencerminkan makna tersebut, atau pun dengan menamakan bunyi-bunyian itu. Misalnya saja karakteristik suara hewan atau burung, menirukan suara alam, seperti angin, hujan, air yang mengalir, dan banyak suara-suara lain yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, menggambarkan pergerakan atau pun keberadaan sesuatu secara grafik dan sugestif. Contoh: 7) wanwan (gukguk) 8) kokekokkou (kukuruyuk) ワンワン コケコッコウ 9) gorogoro(suara guntur) 10) pikapika (bersinar) ゴロゴロ ピカピカ 11

5 3. Untuk menuliskan telegram di Jepang Cara penulisan ini sudah dipakai sejak lama. Contoh : 11) アシタ イク ムカエ タノム Datanglah besok,temui aku. 12) カネ オクレ Kirimkan uang. 13) ニュウガク オメデトウ Selamat atas keberhasilanmu masuk ke sekolah yang kau pilih. 4. Untuk menggantikan kanji Kata-kata yang ditulis dalam huruf kanji yang tidak termasuk lagi dalam toyo-kanji, sering ditulis dengan huruf katakana (Kawarazaki, 1979). Khusus untuk analisis fungsi penulisan katakana sebagai pengganti kanji ini, saya menggunakan daftar toyo-kanji yang saya ambil dari Penggunaan seperti ini sangat banyak dijumpai dalam penulisan di majalah-majalah atau koran, baik itu berfungsi untuk menggantikan penulisan kanji yang susah, maupun kanji yang jarang dipakai (Mitamura, 1988). Contoh: 14) カエルはどんなエサをたべますか Makanan apa yang di makan katak? 15) ハマキをすった Aku menghisap cerutu. 12

6 5. Untuk menyatakan penekanan. Penulisan katakana dengan maksud penekanan ini hampir mirip layaknya penulisan dengan menggunakan Huruf Italic atau Bold dalam Huruf Romaji (Stewart, 1993). Sering dipakai juga untuk mengekspresikan kalimat yang mengandung idiom (Mitamura, 1988) seperti berikut: Contoh : 17) ツケがまわってきた Aku harus membayar dosa-dosaku. [tsuke, tagihan ] 18) そんなことはカンタンですよ Hal seperti itu kan mudah. 19) あの 人 はカンジがいい Orang itu memberi kesan yang baik. 6. Untuk pelafalan dalam kamus Bahasa Jepang. Kunyomi (pelafalan Jepang), biasanya ditulis dengan Huruf Hiragana, sementara onyomi (pelafalan China) ditulis dengan Huruf Katakana. 7. Untuk menuliskan slogan dan merk Merupakan fungsi yang sedang trend, yaitu kebiasaan perusahaan-perusahaan mempropagandakan slogan atau merk mereka dalam Huruf Katakana, contohnya, トヨ タ (perusahaan mobil), セイコー (perusahaan jam), キッコーマン (perusahaan kecap). 8. Untuk menulisakan kosakata dalam furniture dan perkakas 13

7 Kosakata dalam furniture dan perkakas kebanyakan ditulis dengan katakana. Misalnya, ナベ (panci), カマ (rice cooker), オノ (kapak). 9. Untuk menuliskan bahasa percakapan sehari-hari dan bahasa slang. Ekspresi percakapan sehari-hari biasanya dituliskan dengan katakana, misalnya, ノ ッポ (orang yang berbadan tinggi), チビ (orang yang berbadan pendek), デブ (orang yang berbadan gemuk) (Mitamura, 1988). 10. Untuk menuliskan ekspresi sindiran atau kata-kata kasar dan vulgar. Penggunaan katakana dapat digunakan untuk mengekspresikan sindiran, kata-kata yang vulgar, keras (kasar) atau kata yang berkesan kuat. (Schonfeld dalam 12 Januari 2006). 11. Untuk menuliskan kata-kata seruan dengan huruf terakhir katakana. Sering ditemui penulisan kata-kata seruan yang huruf-huruf terakhirnya ditulis dengan katakana, walaupun huruf sebelumnya ditulis dengan hiragana. Contohnya, あつ いナア (panas sekali), だよネ (iya kan) (Mitamura, 1988) 12. Untuk menuliskan nomina nama diri (koyuumeishi) Ishida dalam Sudjianto & Dahidi (2004) mengemukakan bahwa katakana sering juga dipakai untuk menuliskan kata benda yang menunjukkan nama diri. Contohnya, オレ ボク. 13. Untuk memberikan pengertian `khusus atau arti yang lain. Katakana juga dipakai untuk memberikan pengertian khusus atau arti yang lain. 2.3 Konsep Konteks 14

8 Jika kita berbicara mengenai konteks situasi, kita tidak bisa berpaling dari teks dan konteks. Teks adalah kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu. Definisi ini tidak membedakan antara lisan dan tulisan. Percakapan yang terjadi diantara dua orang yang sedang menunggu bis adalah sebuah teks, seperti halnya dengan kata-kata yang tercetak pada sebuah iklan di majalah juga merupakan bentuk dari teks. Sedangkan konteks adalah lingkungan dimana teks (ataupun sebagian dari text) berperan dalam suatu komunikasi. Seperti yang terlihat dalam definisi teks dan konteks diatas, dalam kedua definisi tersebut terkandunglah kata situasi dan kata lingkungan, keduanya mempunyai makna yang hampir mirip. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita berbicara mengenai teks dan konteks, kita tidak dapat jauh-jauh dari lingkungan dan situasi yang ada pada teks dan konteks tersebut. (Schourup & Cauldwell, 1991) 2.4 Konsep Keterhubungan Katakana Dengan Konteks Dalam pengantar CONTENTdm Katakana Exercise Collection oleh Reiko Yamada, disebutkanlah antara lain cara-cara yang sangat mendukung pemahaman akan penulisan dan pengertian katakana, diantaranya adalah katakana should be introduced in a meaningful context ( 5 Mei 2006) yang artinya adalah katakana seharusnya diperkenalkan dalam konteks yang bermakna. Hal ini membawa pengertian bahwa, memang katakana dapat saja diperkenalkan lewat kata per kata secara langsung, akan tetapi pemelajar akan lebih cepat untuk menangkap makna katakana itu sendiri jika katakana diperkenalkan dalam suatu konteks yang mendukung. Salah satunya dalam soal-soal latihan katakana yang sengaja dibuat menjadi grup-grup sesuai 15

9 dengan tema yang ada, seperti kota dan negara, makanan dan hidangan penutup dan lainlain ( 5 Mei 2006). Contoh: ランチはハンバーガーにしましょう Artinya:Untuk makan siang, kita makan hamburger yuk. Seperti juga dengan konsep berikut ini: Katakana is also used to represent native Japense items that are intended to stand out in the context in which they occur. ( 7 Mei 2006). Hal ini mempunyai arti bahwa katakana juga dipakai untuk mewakili kata-kata asli Bahasa Jepang yang bermaksud untuk ditekankan dalam konteks dimana kata-kata itu ada. Walau secara garis besar kita melihat dalam konsep ini akan kegunaan katakana sebagai penekanan, akan tetapi dengan melihat konsep ini kita jadi mengerti, bahwa penulisan katakana tidak akan terpisah begitu saja dengan konteks dimana katakana itu berada. 16

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam (9 Januari 2006), definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam  (9 Januari 2006), definisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu hasil kebudayaan manusia yang sangat berarti dalam kehidupan manusia itu sendiri. Dalam www.wikipedia.com (9 Januari 2006), definisi bahasa

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dari hasil analisis pada bab tiga dan dengan menyesuaikannya dengan tujuan dari penelitian ini, pada bab empat ini saya akan menyampaikan kesimpulan yang dapat saya

Lebih terperinci

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : I (Satu) / 1 (satu) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat seseorang mempelajari suatu bahasa asing, hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh budaya bahasa itu sendiri. Seiring dengan perkembangan zaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal usulnya, kosakata bahasa Jepang terbagi atas wago,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal usulnya, kosakata bahasa Jepang terbagi atas wago, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan asal usulnya, kosakata bahasa Jepang terbagi atas wago, kango dan gairaigo. Wago ( 和語 ) adalah kosakata dari bahasa Jepang asli. Kango ( 漢語 ) merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 1 KEPALA SEKOLAH PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki banyak keunikan dan perbedaan, antara bahasa satu dengan yang lainnya. Salah satu contohnya yaitu bahasa Jepang yang memiliki empat jenis huruf

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan

Bab I. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Sudjianto,et al (2007, hal. 54) mengemukakan,

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : II (Dua) / 2 Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa 22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Dalam proses belajar mengajar bahasa Jepang,

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dengan menyadari bahwa dunia ini sangat luas dan memiliki banyak kebudayaan, tentu saja bahasa yang digunakan juga berbeda-beda. Tanpa adanya bahasa, manusia akan sulit

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat. karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 ).

Bab 1. Pendahuluan. membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat. karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 ). Bab 1 Pendahuluan 1. Latar belakang Di tengah pergaulan masyarakat dan perkembangan dunia bisnis yang mengglobal, kemampuan dalam berkomunikasi merupakan persyaratan yang sangat penting. Karena komunikasi

Lebih terperinci

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 1. KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER Standar Kompetensi : 5. Memahami wacana lisan tentang deskripsi bendabenda di sekitar dan dongeng MENDENGARKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jepang di tingkat SMA/SMK/MA mulai tahun ajaran 2013/2014 telah menggunakan sistem kurikulum 2013. Yang dimana bahasa Jepang bukan lagi merupakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang sudah menjadi salah satu bahasa yang banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang sudah menjadi salah satu bahasa yang banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang sudah menjadi salah satu bahasa yang banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing. Ditunjukkan dengan mulai banyaknya jumlah pembelajar bahasa Jepang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN KATAKANA DADANG SUJANA ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN KATAKANA DADANG SUJANA ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA TEKA TEKI SILANG DALAM PEMBELAJARAN KATAKANA DADANG SUJANA ABSTRAK Katakana merupakan salah satu unsur terpenting yang tidak dapat diabaikan dan wajib dikuasai oleh pembelajar

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS 2 SEMESTER I 17 PERHITUNGAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMUM Nama Sekolah : SD/MI... Kelas/semester : II (Dua)/ 1 (satu)

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari

Bab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari maksud yang ingin disampaikan, semua manusia memerlukan sebuah bahasa. Bahasa mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang banyak diminati dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah fenomena ilmiah, tetapi bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat manusia

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia terdapat beraneka ragam jenis bahasa. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, untuk berinteraksi antara satu sama lain selalu dibutuhkan komunikasi. Bahasa adalah alat komunikasi yang dimiliki setiap orang untuk berinteraksi.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk melakukan apapun komunikasi adalah hal paling utama. Kegiatan dan cara berkomunikasi sangat

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran PKn Kelas 2

PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran PKn Kelas 2 Mata Pelajaran PKn 1 1. Membiasakan hidup gotong royong 1.1 mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong. 2. Menampilkan sikap cinta 1.2 Melaksanakan hidup rukun, lingkungan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ninna Anggi Ristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ninna Anggi Ristiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini bahasa asing banyak dipelajari baik di lembaga pendidikan formal maupu non formal. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, penguasaan berbagai macam bahasa sangat diperlukan oleh masyarakat Indonesia. Dengan menguasai beragam bahasa, khususnya

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA JEPANG SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

2016 PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASOSIASI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HURUF HIRAGANA DASAR PADA SISWA SMA KELAS X

2016 PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASOSIASI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HURUF HIRAGANA DASAR PADA SISWA SMA KELAS X BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Huruf hiragana merupakan salah satu huruf dasar dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menuliskan kosakata asli bahasa Jepang. Adimiharja (2007) mengungkapkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apa yang akan terjadi saat seseorang pertama kali belajar bahasa asing? Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, ia

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Keterangan Kelas 1 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa dikelompokan menjadi dua yaitu, keterampilan reseptif yang meliputi menyimak (Hörfertigkeit) dan membaca (Lesefertigkeit), serta keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulisan pada awalnya terdapat pada batu-batu peninggalan yang hampir semua bentuk awal lambang tulisan berupa gambar atau diagram. Sehingga sebelum ditemukannya cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, dalam berkomunikasi dengan seseorang dimana pun dan kapan pun, maka kita akan selalu menggunakan

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan dari segi jumlah pembelajar. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji

Lebih terperinci

KISI-KISI UTS TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI UTS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN KISI-KISI UTS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 : BAHASA INGGRIS NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Mendengarkan : 5.1 Merespon dengan mengulang - Siswa dapat menyebutkan jenis alat transportasi ucapan

Lebih terperinci

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 : Lingkungan Waktu : 4 minggu Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 / 2 Tema : Lingkungan Waktu : 4 minggu Standar Kompetensi B. Indonesia Berbicara RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mengungkapkan secara lisan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar bahasa asing merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memperlancar terbentuknya suatu komunikasi internasional. Bahasa asing merupakan alat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian serta batasan masalah

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER I (PROSEM) TAHUN PELAJARAN TEMA 1

PROGRAM SEMESTER I (PROSEM) TAHUN PELAJARAN TEMA 1 Satuan Pendidikan : SD Tetum Bunaya Kelas : I (Satu) Semester : I ( Satu ) PROGRAM SEMESTER I (PROSEM) TAHUN PELAJARAN 2017-2018 TEMA 1 Muatan Pelajaran 1 PPKn 1.1 1.2 2.2 Mensyukuri ditetapkannya bintang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Atria Ramadhanty Irawan, 2014 Pengaruh evaluasi formatif pop test terhadap penguasaan huruf hiragana BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Jepang saat ini telah berkembang pesat di Indonesia, khususnya pada tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas). Dalam pembelajaran bahasa Jepang di SMA,

Lebih terperinci

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang paling banyak dipelajari di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh The Japan Foundation pada tahun 2012,

Lebih terperinci

TEMATIK KELAS II SEMESTER 1

TEMATIK KELAS II SEMESTER 1 TEMATIK KELAS II SEMESTER 1 560 Prrotah Tematik PROGRAM TAHUNAN Satuan Pendidikan :. Kelas : II Semester : I Tahun : 20 /20 Smtr Tema Stándar Kompetensi 1 Diri Sendiri 1. PKn Membiasakan hidup bergotong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan kegiatan wajib bagi manusia untuk mendapatkan informasi. Dari beratus-ratus bahkan berpuluhan ribu tahun yang lalu, kita mengetahui informasi

Lebih terperinci

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang Penguasaan bahasa Jepang merupakan persyaratan penting bagikeberhasilan individu, masyarakat, dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan Bahasa Jepang dapat diperoleh

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: PERISTIWA

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: PERISTIWA SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: PERISTIWA Standar Dasar 1. PKn Membiasakan hidup bergotong royong 2. IPS Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Huruf-huruf dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Huruf-huruf dalam bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Huruf dalam bahasa Jepang disebut dengan moji. Huruf-huruf dalam bahasa Jepang terdiri dari kanji, hiragana, katakana dan romaji (Iwabuchi, dalam Sudjianto 2004:55).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : II/ Pertemuan Ke- : Alokasi Waktu : x 5 menit Standar Kompetensi : Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan Kompetensi Dasar : Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya

Lebih terperinci

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Begitu pula dalam hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis Penerjemahan Ateji Dalam Komik Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis Penerjemahan Ateji Dalam Komik Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernahkah terbesit tentang apa yang akan terjadi jika suatu benda yang sudah memiliki nama yang umum diketahui khalayak, disebutkan dengan menggunakan nama yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti satu sama lain. Selain itu bahasa juga dipakai untuk menyampaikan ide, perasaan, pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pembelajaran bahasa tentu terdapat berbagai aspek yang perlu dipelajari dan diperhatikan, hal itu pun berlaku ketika kita mempelajari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kesalahan 2.1.1 Pengertian Analisis Kesalahan Analisis adalah suatu kegiatan menjelaskan asal mula atau struktur dari permasalahan yang rumit dengan melakukan pemilihan

Lebih terperinci

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : II/1 Tema : Diri Sendiri Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan 2. Berbicara

Lebih terperinci

TEMATIK KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA G SUB 1-2 NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL

TEMATIK KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA G SUB 1-2 NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL 1 2 3 1 Mengenal tata tertib dan aturan yang dapat merawat benda milik sendiri berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah dapat melakukan sikap baik pada hewan Mengenal arti bersatu dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Onomatope secara tidak sadar sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari masyarakat. Dalam bahasa Indonesia contoh onomatope misalnya suara ayam, suara anjing,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa

Bab 1. Pendahuluan. bahkan dunia seseorang dengan Tuhannya (Pateda, 1993:6). Tanpa adanya bahasa Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalankan kegiatan, baik sebagai mahasiswa, dosen, karyawan, ibu rumah tangga dan lain-lain yang tentunya kita sebagai mahkluk sosial, tidak akan pernah

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran BAHASA MANDARIN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar belakang masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang diperlukan untuk berinteraksi dengan sesama manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang untuk kebutuhan akademik maupun profesional. Tarigan (dalam Restoeningrum 2011: 271) menjelaskan

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM KTSP

STRUKTUR KURIKULUM KTSP STRUKTUR KURIKULUM KTSP No. Komponen KTSP SD Kelas MATA PELAJARAN 1 2 3 4 5 6 A. Mata Pelajaran 3 3 3 1. Pendidikan 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 5 3. Bahasa Indonesia 5 5 5 4. Matematika 4 4

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK 2A

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK 2A MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PEMBELAJARAN TEMATIK 2A untuk Kelas II SD Semester 1 Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23

Lebih terperinci

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan 100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN Standar Dasar B. Indonesia : Berbicara : Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi mendeskripsikan benda dan bercerita.

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penguasaan bahasa asing diperlukan dalam interaksi antar negara untuk menjawab berbagai tantangan zaman. Hubungan kerjasama antara Indonesia dan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut mutu pendidikan di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi saat ini. Contoh

Lebih terperinci

KISI - KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2013/2014. : PG = 15 butir Isian = 10 butir UT 5 butir

KISI - KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2013/2014. : PG = 15 butir Isian = 10 butir UT 5 butir KISI - KISI PENULISAN ULANGAN AKHIR SEMESTER NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN WAKTU JUMLAH : SDN/S : IPS : 90 menit : 30 soal : PG = 15 butir Isian = 10 butir UT 5 butir NO KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK

RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK RENCANA PEMBELAJARAN TEMATIK NAMA SEKOLAH :... TEMA : KEPERLUAN SEHARI HARI KELAS /SEMESTER : 3 (Tiga)/2 (Dua) ALOKASI WAKTU : 4 MINGGU A. STANDAR KOMPETENSI I. PKN 3. Memiliki harga diri sebagai individu

Lebih terperinci

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa 99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG. Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung

ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG. Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung ANALISIS KESULITAN BELAJAR HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS X SMAN 24 BANDUNG Studi Deskriptif pada siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung Oleh: RIFA FAUZIA 043462 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Seorang pendidik selalu berusaha untuk mengantarkan peserta didiknya agar mencapai

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi mempelajari bahasa pertamanya dari ibunya atau lingkungan keluarganya, kemudian dari lingkungan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : I/ Tema : Hewan dan Tumbuhan Standar Kompetensi :. Memahami bunyi bahasa, perintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sifat alami manusia adalah mudah untuk mengingat sesuatu dan mudah untuk melupakannya. Lupa bukan berarti hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal

Lebih terperinci

Telah dibuka kursus untuk anak-anak yang mempunyai hubungan dengan negara asing

Telah dibuka kursus untuk anak-anak yang mempunyai hubungan dengan negara asing きずなインドネシア語 Telah dibuka kursus untuk anak-anak yang mempunyai hubungan dengan negara asing KURSUS PERSIAPAN AWAL UNTUK BERSEKOLAH DI JEPANG DAN BAHASA JEPANG TINGKAT DASAR KIZUNA Badan Pendidikan Kota

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas /Semester : 3 / 1 Tema : Peristiwa Alokasi Waktu : 3 Minggu (Minggu ke-1 s.d. 3) Tanggal Pelaksanaan : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pagerpelah Kelas/Semester : 2 / 1 Tema : Kasih Sayang Alokasi Waktu : 2 Minggu Pelaksanaan : Minggu ke-1 s.d. 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik A. Kompetensi Dasar Mengenal

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: DIRI SENDIRI

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: DIRI SENDIRI SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1 TEMA: DIRI SENDIRI Standar Dasar 1. PKn Membiasakan hidup bergotong royong 2. IPS Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian orang mempelajari bahasa asing terasa susah dan sangat membebani otak. Namun menurut penelitian, belajar bahasa asing justru bagus untuk otak karena

Lebih terperinci

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 (Dua) / 2 (Dua) : Kesehatan Waktu : 2 Minggu

Nama Sekolah : Kelas / Semester : 2 (Dua) / 2 (Dua) : Kesehatan Waktu : 2 Minggu RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : Kelas / Semester : (Dua) / (Dua) Tema : Kesehatan Waktu : Minggu STANDAR KOMPETENSI Mendengarkan Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan faktor yang penting untuk mendukung berlangsungnya sebuah komunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3)

LAMPIRAN. 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3) L1 LAMPIRAN Kuisioner Awal 1. Apakah Anda mempunyai komputer di rumah (PC) atau laptop?? Ya (menuju nomor 2) Tidak (menuju nomor 3) 2. Apakah Anda memiliki akses internet untuk laptop atau komputer? Ya

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1 1 .PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 1 (satu) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 :

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Bahasa adalah alat pengungkapan pikiran maupun perasaan (Sutedi, 2003 : 2). Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan ataupun menyatakan

Lebih terperinci