HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRA NIKAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRA NIKAH"

Transkripsi

1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRA NIKAH Relationship Level Knowledge And Attitude Of Adolescent Review On Sex Pra Nikah Fauzul Husna 1, Nurul Ariningtyas 2 1,2 Akademi Kebidanan Nyai Ahmad Dahlan Yogyakarta fauzul.akbidnad@gmail.com, nurul.akbidnad@gmail.com ABSTRAK Latar belakang: Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 menunjukkan 1% remaja perempuan dan 8% remaja laki-laki mengaku pernah melakukan hubunganseksual pranikah.data riset kesehatan dasar tahun 2013, sebanyak 2,6% usia perkawinan pertama berada pada kelompokusia kurang dari 15 tahun. Kehamilan padan usia remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97%. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan informasi dari siswi dalam dua tahun terakhir terdapat 2-3 siswi yang keluar karena hamil. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang seks pranikah Metode:Penelitian deskriptif analitik. Populasi penelitian 138 siswi, teknik pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling sehingga diperoleh sampel 58 responden. Pengumpulan data dengan kuesioner tertutup, teknik analisa data menggunakan Chi square. Hasil: Pengetahuan baik sebanyak 14 siswi (24,1%), pengetahuan cukup sebanyak 30 siswi (51.7%),pengetahuan kurang sebanyak 14 siswi (24,1%), sedangkan siswi yang bersikap mendukung/positif sebanyak 19 siswi (32,8%), yang bersikap tidak mendukung/negatif sebanyak 39 siswi (67,2%). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan mempengaruhi sikap remaja tentang seks pra nikah Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Remaja, Seks pra nikah ABSTRACT Background: Results of Indonesia Youth Reproductive Health Survey (SKRRI) in 2012 showed 1% of female adolescents and 8% of male teenagers claimed to have premarital sexual intercourse. Basic health research data of 2013, 2.6% of the first marriage age was in the human race less than 15 years. Pregnancy in adolescent age (15-19 years) equal to 1,97%. Based on preliminary study conducted obtained information from students in the last two years there are 2-3 female students who came out because of pregnant. Objective: To know the relationship between knowledge level and attitude of young woman about premarital sex Methods: Descriptive analytic research. Location of research at SMKN 2 Sewon Bantul, study population 138 student, sampling technique with simple random sampling technique so that obtained sample 58 respondents. Data collection with closed questionnaire, data analysis technique using Chi square. Result: Good knowledge as many as 14 students (24,1%), enough knowledge out 30 students (51.7%), less knowledge about 14 students (24,1%), and 19 students (32,8) %), which was not supportive / negative as many as 39 female students (67.2%). Conclusion: The level of knowledge affects adolescent attitudes about premarital sex Keywords: Knowledge, Attitude, Youth, Pre-marital sex PENDAHULUAN Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang seringdisebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam

2 masa pubertas. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial). Peralihan ini tidak berarti bukan sekedar masa perubahan yang terjadi sebelumnya, tetapi lebih kepada sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Setiap perkembangan memiliki tugas perkembangan yang harus dilalui, begitupun remaja. Tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak kanakan dan persiapan untuk menghadapi masa dewasa yang salah satunya mempersiapkan pernikahan dan keluarga (Hurlock, 2010). Psikologi kestabilan emosi umumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itu orang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja, bisa dikatakan baru berhenti pada usia 19 tahun. Usia tahun, dikatakan sebagai usia dewasa muda ataulead edolesen. Pada masa ini, dilihat dari segi emosi biasanya mulai timbul transisi dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih satabil. Mengenai perilaku seksual pada remaja dari waktu ke waktu semakin mengkhawatirkan karena perilaku seksual remaja sekarang ini sudah melebihi batas dan cukup mengkhawatirkan terutama pada masa remaja pertengahan (15 17 tahun). Sekarang ini remaja cenderung bersikap permisif terhadap seks bebas. Hal ini disebabkan terbukanya peluang aktifitas pacaran yang mengarah kepada seks bebas. Sementara di masyarakat terjadi pergeseran nilai-nilai moral yang semakin jauh sehingga masalah tersebut sepertinya sudah menjadi hal biasa, padahal penyimpangan perilaku seksual merupakan sesuatu yang harus dihindari oleh setiap individu (Iwan, 2008). Remaja banyak yang tidak sadar dari pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan, salah satu problema dari kaum remaja apabila kurangnya pengetahuan seksual pranikah adalah kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman dan juga penyakit kelamin (Chyntia, 2008). Pengetahuan tentang seksual pranikah dapat mempengaruhi sikap individu tersebut terhadap seksual pranikah. Sikap seksual pranikah remaja dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktorpengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agamadan emosi dari dalamindividu (Adikusuma, 2009). Remaja dalam memasuki masa peralihan tanpa pengetahuan yang memadai tentang seksual pranikah, disebabkan orang tua merasa tabu membicarakan masalah seksual dengan

3 anaknya sehingga hubungan orang tua dan anak menjadi jauh. Akibatnya anak berpaling ke sumber-sumber lain yang tidak akurat khususnya teman. Remaja mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalam aspek seksualnya. Dengan demikian memang dibutuhkan sikap yang bijaksana dari para orang tua, pendidik dan masyarakat pada umumnya serta tentunya dariremaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat (Sarwono, 2011). Perilaku penduduk remajadi dunia (10-19 tahun) perlu mendapat perhatian yang serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah, mereka sangat beresiko terhadap masalah-masalah kesehatan reproduksi yaitu perilaku seksual pra nikah, Napza dan HIV/AIDS. Berdasarkan data WHO (2009) jumlah penduduk remaja usia tahun berjumlah sekitar 18% dari jumlah penduduk atau sekitar 1,2 miliar penduduk, dan yang sudah melakukan hubungan seks pra nikah rata-rata dimulai sejak usia 15 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh planned parenthood federation of America Inc (2010) terhadap 1038 remaja usia tahun tentang hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan hubungan seksual, 43% menyatakan boleh-boleh saja melakukan hubungan seksual. Sedangkan Survei yang dilakukan oleh Youth Risk Behavior Survei (YRBS) secara Nasional di Amerika Serikat pada tahun 2006 mendapati bahwa 47,8% pelajar yang duduk di kelas 9-12 telah melakukan hubungan seks pranikah, 35% pelajar SMA telah aktif secara seksual (Damanik, 2012). Sensus penduduk yang dilakukan oleh BKKBN tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta di antaranya adalah remaja yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa (50,70%) danperempuan sebanyak jiwa (49,30%).Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 menunjukkan 1% remaja perempuan dan 8% remaja laki-laki mengaku pernah melakukan hubunganseksual pranikah. Data riset kesehatan dasar tahun 2013, sebanyak 2,6% usia perkawinan pertama berada pada kelompok usia kurang dari 15 tahun. Kehamilan pada usia kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan kehamilan pada usia remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97%. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu remaja wanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa mereka pernah melakukan hubungan seksual (Sarwono, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan

4 (LSCK) pada tahun 2008 yang melibatkan responden sebanyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta mendapatka hasil bahwa 97,5% dari responden mengaku telah melakukan seks pranikah. Hasil penelitian yang dilakukan di Yogyakarta tahun 2010 oleh PSS PKBI DIY bersama BKKBN menunjukkan hasil bahwa 64,9% remaja berciuman pipi dengan pasangannya, 52,1% pernah berciuman bibir dengan pacarnya, 37,16% pernah meraba tubuh pasangannya, petting 16,3%, melakukan hubungan seksual 10,25%, hubungan seksual berganti-ganti pasangan 6,4% dan hubungan seksual menggunakan kondom 7,6% (BKKBN, 2011). Dampak dari melakukan seks pra nikahmengakibatkan hal-hal yangtidak diinginkan seperti kehamilan diluar nikah. Dinas Kesehatan DIY (2015) mencatat ada remaja usia sekolah di Yogyakarta yang melakukan persalinan, 976 di antaranya hamil diluar pernikahan. Angka kehamilan diluar pernikahan tertinggi di DIY terdapat di Bantul yaitu 276 kasus, di Kota Yogyakarta 228 kasus, Sleman terdapat 219 kasus, GunungKidul terdapat 219 kasus dan Kulon Progo terdapat 105 kasus.dari data tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian di salah satu sekolah menengah atas yang ada di Bantul. SMK N 2 Sewon Bantul merupakan salah satu sekolah menengah atas di kabupaten Bantul yang terletak di Jl. Parangtritis KM 7, Sewon, Bantul.Berdasarkan informasi dari siswi SMKN 2 Sewon Bantul dalam dua tahun terakhir terdapat 2-3 siswi yang keluar karena hamil. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 31 Mei 2017 di SMKN 2 Sewon Bantul dengan melakukan wawancara pada 7 siswi tentang pengetahuan seks pra nikah, didapatkan hasil 1 siswi (14,28%) berpengetahuan baik tentang seks pra nikah, 2 siswi (28,5%) berpengetahuan cukup dan 4 siswi (57,1%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentanghubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang seks pra nikah pada kelas XI di SMKN 2 Sewon Bantul. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pra nikah di SMK N 2 Sewon Bantul. Rancangan dan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK N 2 Sewon Bantul. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Agustus Populasi penelitian ini adalah siswi Kelas XI SMK N 2 Sewon Bantul sebanyak 138 siswi. Teknik

5 pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Simple Random Sampling. Sampel penelitian yang diambil adalah Siswi Kelas XI SMK N 2 Sewon Bantul sebanyak 58 siswi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan remaja tentang seks pra nikah. Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap remaja tentang seks pra nikah. Instrumen yang dipakai adalah kuesioner tingkat pengetahuan dan kuesioner sikap seksual pranikah remaja. Analisa menggunakan uji Chi Square jika skala ukur yang digunakan adalah ordinal dan nominal. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Umur Jumlah % 15 tahun 4 6,9 16 tahun 42 72,4 17 tahun 12 20,7 Total Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Informasi Frekunsi (f) % Pernah 55 94,8 Tidak 3 5,2 pernah Total Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi Sumber Frekunsi (f) % Informasi Orangtua 4 6,9 Saudara 6 10,3 Tetangga 2 3,4 Guru 5 8,6 Teman 14 24,1 Pacar 3 5,2 Media 21 36,2 massa Total 55 94,8 2. Tingkat penegtahuan Remaja tentang Seks Pranikah Tabel 4. Tingkat penegtahuan Remaja tentang Seks Pranikah Pengetahuan Frekunsi (f) % Baik 14 24,1 Cukup 30 51,7 Kurang 14 24,1 Total Sikap Remaja tentang Seks Pranikah Tabel 5. Tingkat penegtahuan Remaja tentang Seks Pranikah Sikap Frekunsi (f) % Mendukung 19 32,8 Tidak 39 67,2 mendukung Total Analisis Bivariat Tabel 6. Distribusi frekunsi hasil uji hubungan pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pra nikah Pengeta huan Sikap P- value Mend ukung Tidak Tot al F F F Baik ,000 Cukup Kurang Total Tabel 6. menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang baik dan

6 sikap kategori yang mendukung sebanyak 3 responden (21,4%) dan dengan katagori tidak mendukung sebanyak 11 responden (78,6%), responden dengan tingkat pengetahuan yang cukup memiliki sikap mendukung sebanyak 4 responden (13,3%) dan yang tidak mendukung sebanyak 26 responden (86,7%), responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang memiliki sikap mendukung sebanyak 12 responden (85,7%) dan yang tidak mendukung sebanyak 2 responden (14,3%). Hasil uji statistic tingkat pengetahuan dan sikap remaja diproleh p- Value 0,000 < 0,05 dimana H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja di SMKN 2 Sewon Bantul. PEMBAHASAN Siswi SMK N 2 Sewon Bantul merupakan remaja yang sedang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak- kanak menjadi dewasa. Hal ini dapat dilihat dari tahap perkembangan fisik ketika tanda- tanda seksual sekundernya mencapai kematangan seksual dan terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2010). Menurut Kartono (2009) usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, dimana pada masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang kurang menuju ke masa dewasa yang perlu memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi secara benar. Dari hasil penelitian diperoleh data tentang distribusi frekuensi usia responden. Rentang usia tahun. Kelompok usia terbanyak yaitu umur 16 tahun. Dilihat dari usia responden ini merupakan usia remaja pertengahan sesuai dengan batasan usia remaja menurt Hurlock (2010) dengan pembagian usia tahun adalah masa remaja awal, tahun adalah masa remaja pertengahan, tahun adalah masa remaja akhir. Ciri khas remaja pertengahan yaitu para remaja sudah mengalami pematangan fisik secara penuh, anak laki- laki sudah mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah mengalami haid (Soetjiningsih, 2007). Menurut Smith dan Anderson dalam Dhamayanti (2009) munculnya dorongan seksual terjadi pada remaja pertengahan yaitu usia 15 sampai 17 tahun. Dalam distribusi akses informasi tentang sekspra nikah94,8% responden menyatakan sudah pernah mendapatkan informasi tentang sekspranikah. Informasi terbanyak diperoleh dari media masa sebanyak 36,2%. Sebagaimana teori

7 Notoatmojo (2010), mengatakan bahwa informasi seseorang mempengaruhi pengetahuan tersebut. Informasi memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapat informasi yang baik dari berbagai media maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seorang. Distribusi tingkat pengetahuan remaja tentang seks pra nikah di SMKN 2 Sewon Bantul menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 responden (51,7%), berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (24,1%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden (24,1%). Soetjiningsih (2009) mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami kebingungan untuk memahami apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, karena kenyataan-kenyataan yang cukup membingungkan bagi remaja. Hal ini yang menyebabkan sebagian siswi tersebut berpengetahuan cukup. Hal ini di dukung dengan belum adanya program atau kegiatan sekolah terkait kesehatan reproduksi. Responden yang berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (24,1%) yang dimaksud disesuaikan dengan teori Nursalam (2008) yaitu remaja mampu menjawab dengan benar (76-100%) dari semua pertanyaan. Pada penelitian ini remaja berpengetahuan baik dikarenakan remaja pernah mendapatkan penyuluhan dan mendapatkan informasi tentang seks pra nikah dari media massa, teman sebaya, dan saudara. sehingga mereka cukup menguasai pengetahuan tentang seksual pra nikah dan dampak yang diakibatkan oleh hubungan seksual pranikah tersebut. Menurut Nursalam (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu; umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya, pendidikan, informasi dan pengalaman. Meskipun penyuluhan pernah diberikan kepadasiswi, tidak berarti mereka semua dapat memahami apa yang telah diberikan. Dari hasil penelitian terdapat 14 responden (24,1%) yang berpengetahuan kurang. Maka mereka akan mengakses informasi dari media massa dan teman sebaya untuk memperoleh pengetahuan tentang seks, namun informasi yang mereka peroleh kurang tepat, sehingga membuat pengetahun siswi kurang. Syarifudin (2008) juga menambahkan jika pengetahuan yang hanya setengahsetengah tidak hanya mendorong remaja untuk mencoba-coba tetapi jugabisa menimbulkan salah persepsi. Penelitianini di dukung dengan penelitanyuhana Pertiwi (2015) tentang tingkat pengetahuan remaja tentang seks pra nikah pada siswa di SMA Warga

8 Surakarta penelitian ini dari 36 responden sebanyak 4 remaja (11,1%) berpengetahuan baik, 27 remaja (75%) berpengetahuan cukup dan 5 remaja (13,9%) berpengetahuan kurang. Distribusi sikap remaja tentang seks pranikah di SMKN 2 Sewon Bantul menunjukkan sebagian besar remaja bersikap tidak mendukung/negatif yaitu sebanyak 39 responden (67,2%) dan 19 responden (32,8%) bersikap mendukung/positif. Menurut Notoatmodjo (2010) sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan objek. Manifestasi dari sikap tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup, pengetahuan, berfikir, keyakinan, dan emosi memegangperan penting dalam penentuan sikap yang utuh.sikap dari para siswi kelas XI SMK N 2 Sewon Bantul merupakan suatu bentuk pendirian, kesiapan siswi untuk bereaksi terhadap suatu objek yaitu perilaku seks pranikah. Berdasarkan dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa siswi kelas XI SMK N 2 Sewon Bantul sebagian besar responden memiliki sikap yang tidak mendukung/negatif sebanyak 67,2% terhadap perilaku seks pranikah kemungkinan dengan pengetahuan, pengalaman, intensitas, perasaan dan situasi lingkungan para siswi SMKN 2 Sewon Bantul yang mereka miliki, maka secara otomatis akan merespon perilaku seks pranikah dengan positif. Karena mereka fikir jika terjerumus pada perilaku seks pra nikah maka resiko untuk keluar sangatlah sulit, jadi mereka memilih menghindarinya dengan sikap yang lebih bijak. Namun demikian, dari hasil analisa data didapatkan hasil bahwa 19 responden (32,8%) memiliki sikap yang mendukung/positif, hal tersebut bisa terjadi akibat berbagai faktor yang mempengaruhi sikap remaja yang mendukung/positif tentang seks pranikah, seperti dikatakan oleh IndahIrianti (2011) bahwa faktor yang mempengaruhi sikap remaja yang menyimpang tentang perilaku seks pra nikah antara lain akibat kelalaian orangtua dalam mendidik anak remajanya, adanya perselisihan atau konflik orangtua antara anggota keluarga, perceraian orangtua, sikap perlakuan orangtua yang buruk terhadap anak, penjualan alat kontrasepsi yang kurang terkontrol, kurang memanfaatkan waktu luang, beredarnya film atau bacaan porno dan akibat salah pergaulan. Penelitian ini di dukung dengan penelitan Faruq Muhamad (2014) tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pra nikah di SMA

9 Batik 2 penelitian ini dari 95 responden sebanyak 43 remaja (45,3%) berpengetahuan baik, 31 remaja (32,6%) berpengetahuan cukup, 21 remaja (22,1%) berpengetahuan kurang dan 57 remaja (60%) yang memiliki sikap negatif/tidak mendukung, 38 remaja (40%) yang bersikap positif/mendukung seks pra nikah. Hasil uji Chi Square hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 sehingga disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang seks pranikah di SMKN 2 Sewon Bantul. Pada penelitan ini sebagian besar remaja berpengetahuan cukup 51,7% tentang seks pranikah dan mempunyai sikap yang tidak mendukung/negatif sebanyak 67,2% tentang seks pranikah. Menurut Azwar (2009) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan, agama dan faktor emosi dalam diri individu. Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut Walgito(2009) adalah pengetahuan. Faktor pengaruh yang sudah dijelaskan diatas masih belum terlalu kuat dalam pembentukan sikap seseorang, karena seseorang terutama remaja yang memiliki pengetahuan yang baik, belum tentu dalam kehidupan sehari-hari akan menerapkan sikap yang baik pula, yang terlihat dari hasil penelitian bahwa dari 14 responden yang berpengetahuan baik masih terdapat 3 responden (21,4%) yang bersikap mendukung dan dari yang berpengetahuan cukup sebanyak 30 responden terdapat 4 responden (13,3%) yang bersikap mendukung, dan dari yang berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden terdapat 2 responden (14,3%) yang memiliki sikap tidak mendukung tentang seks pra nikah. Responden yang berpengetahuan baik dan cukup tetapi mendukung seks pra nikah ini disebabkan ada banyak faktorfaktor lain yang mempengaruhi sikap seseorang, sehingga apa yang diketahui seringkali tidak konsisten dengan apa yang muncul dalam sikapnya. Mungkin seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang seks pra nikah tapi dalam kenyataannya sikap dan perilakunya tidak sesuai atau bertentangan dengan pengetahuan tersebut. Menurut Agoes Dariyo (2009) dijelaskan pula walaupun seseorang mempunyai pengetahuan tentang seks pranikah itu baik, namun karena situasi dan kesempatan itu memungkinkan, serta ditunjang oleh niat untuk melakukan hubungaan seks pra nikah, maka individu ternyata tetap saja melakukan hal itu, dan akibatnya sikap dan

10 perilakunya tidak konsisten dengan pengetahuannya. Menurut Azwar (2009) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan, agama dan faktor emosi dalam diri individu. Faktor lain yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut Walgito (2009) adalah pengetahuan. Pada penelitian ini dari 14 responden yang berpengetahuan kurang terdapat 2 responden (14,3%) yang memiliki sikap yang tidak mendukung tentang seks pra nikah. Hal tersebut sesuai dengan teori diatas dimana tidak hanya pengetahuan yang mempengaruhi sikap seseorang, budaya dan agama juga mempengaruhi pembentukan sikap. Responden yang berpengetahuan kurang tetapi memiliki sikap yang tidak mendukung tentang seks pra nikah karena mempunyai pemahaman agama yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang berada dilingkungan tempat tinggal tersebut sehingga mereka menolak sikap yang positif tentang seks pra nikah. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadhila (2010) tentang hubungan pengetahuan dengan sikap seksual pranikah pada remaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pengetahuan dan sikap seksual pranikah pada remaja kelas X di SMAN 3 Surakarta, dari 116 responden yang berpengetahuan baik terdapat 20 responden (43,5% yang memiliki sikap positif/mendukung tentang seks pra nikah, dari 37 responden yang berpengetahuan cukup terdapat 25 responden (13,9%) yang memiliki sikap positif/mendukung dan dari 31 responden yang berpengetahuan kurang terdapat 7 responden (19,4%) yang memiliki sikap negatif/tidak mendukung seks pra nikah. DAFTAR PUSTAKA 1. Agustino Hutri, dkk (2007)., Hubungan Perilaku seks bebas dan aborsi Mahasiswa Univesitas Swasta di Malang Skripsi. Univesitas Malang. 2. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka Cipta. 3. Azinar. M Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan yang tidak diingingkan. Kemas (2013) Azwar, S Sikap Manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 5. Bungin, B Erotika Media Massa. Surakarta : Muhammadiyah University Press. 6. Chyntia, A Pendidikan Seks /Pendidikan seks. Diakses pada tanggal 30 Mei Darmasih R Faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah

11 pada remaja di sma surakarta. Surskarta. 8. Hidayat, A Metode Penelitian kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. 9. Kumasri,I kesehatan reproduksi utuk mahasiswa kebidanan dan keperawatan. Yogyakarta. 10. Ismahyudi,R Hubungan pengetahuan dngan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA 2 negeri Samarinda Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya Vol.1 No Machfoedz.I Biostatistika. Yogyakarta: fitramaya. 12. Machfoedz, I Metodologi Penelitian Kuantitatif & kualitatif. Yogyakarta :Fitramaya. 13. Notoatmodjo, Soekidjo Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta 14. Notoatmodjo Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 15. Notoatmojo. (2012) metodologi penelitian kesehatan, Jakarta RenikaCipta. 16. Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: pendekatanpraktis, Jakarta: Salemba Medika. 17. Sa abah, M.U Perilaku seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam. Yogyakarta: UII Press. 18. Sarwono, S.W Psikologi Remaja. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada. 19. Saryono. (2013). Metodologi penelitian, kuantitatif dan kualitatif dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuhamedika. 20. Sugiyono.(2011).Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. 21. Widyastuti,Rahmawati dan Purnamaningrum Kesehatan reproduksi remaja. Yogyakarta: Fitramaya. 22. Walgito B, (2008). Psikologi Sosial (SuatuPengantar). Yogyakarta : Andri Offset. 23. Walgito B, (2008). Psikologi Sosial (SuatuPengantar). Yogyakarta : Andri Offset.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014 Factors Related to Adolescent Sexual Behavior in X School of Health in 2014 Eka Frelestanty Program Studi Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA BATIK 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA BATIK 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA BATIK 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh: FARUQ

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON Lisnawati 1), Nissa Sari Lestari 2) 1), 2) Poltekkes Tasikmalaya Program Studi Kebidanan Cirebon e-mail : bidan_lisna85@yahoo.com

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini. STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini Dewi Elliana*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : elliana_dewi@yahoo.com ABSTRAK Masa remaja adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi, ikut berkembang pula perkembangan remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet yang dengan mudah

Lebih terperinci

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKSUAL PRANIKAH DI SMA AL ISLAM KRIAN SIDOARJO Titin Eka Nuriyanah*), Rizqi Eri Presmawanti *) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan yang terjadi pada remaja melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana remaja menjadi labil

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU Riske Chandra Kartika, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Notoatmodjo (2007) masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

Lebih terperinci

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2) P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:209-217 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SEKOLAH

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 144 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 Suherni 1, Anita Rahmawati 1 1 Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI SMA KABUPATEN SIJUNJUNG. Elda Yusefni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI SMA KABUPATEN SIJUNJUNG. Elda Yusefni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI SMA KABUPATEN SIJUNJUNG Elda Yusefni (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ABORSI DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP SEKS PRANIKAH DI KELAS XII SMAN KUTOWINAGUN Evi Wahanani 1, Cokro Aminoto 2, Wuri Utami 3 1, 3 Jurusan Keperawatan STIKES

Lebih terperinci

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG 7 ABSTRAK Di era globalisasi, dengan tingkat kebebasan yang longgar dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA ABSTRACT Chusnul Chotimah Dosen Prodi D3 Kebidanan Politeknik Kebidanan Bhakti

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta   ABSTRACT THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan individu untuk mencapai dewasa. Selama masa remaja ini individu mengalami proses dalam kematangan mental, emosional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara pastilah menginginkan sebuah generasi penerus yang berkualitas dan mampu membawa bangsa dan negaranya menuju kesejahteraan. Harapan itu bisa terlihat pada

Lebih terperinci

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG Minah, Ika Pantiawati, Yuli Trisnawati Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Email : icha.pewe@yahoo.com

Lebih terperinci

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi Tahun 2014 Relationship Of Knowledge

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012 The Influence Factors Of Adolescent s Motivation In Preventing

Lebih terperinci

Jurnal Riset Kesehatan PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN KABUPATEN KUDUS

Jurnal Riset Kesehatan PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN KABUPATEN KUDUS Jurnal Riset Kesehatan, 5 (1), 2016, 25-29 Jurnal Riset Kesehatan http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN KABUPATEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Atiek Prastiwi 201510104058 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksualitas merupakan bagian integral dari kepribadian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai salah satu bagian dari kesehatan reproduksi maka

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 1 PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh DWI PUTRI RUPITA SARI 201110104247 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi, globalisasi teknologi, dan informasi serta berbagai faktor lainnya turut mempengaruhi pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013). Tingkah laku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Remaja dalam memasuki masa peralihan tanpa pengetahuan yang memadai tentang seksual pranikah. Hal ini disebabkan orang tua merasa tabu membicarakan masalah seksual

Lebih terperinci

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL Dewi Nurul Sari Akbid La Tansa Mashiro Jl.Soekarno-Hatta, Pasirjati, Rangkasbitung dewiluvmama12@yahoo.com Abstract The aim of this

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG Riana Prihastuti Titiek Soelistyowatie*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang membuat remaja itu kebingungan mengenai situasi yang ia hadapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Remaja adalah sekelompok dewasa muda yang berusia antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Natika Dini 201510104031 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DI KOTA SEMARANG NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DI KOTA SEMARANG NASKAH PUBLIKASI ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SIKAP SEKSUALITAS DENGAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DI KOTA SEMARANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Guruh Prayoga J 410

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Seks Bebas pada Remaja Kelas X dan XI

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Khedtik Khusuryawiani 201510104026 PROGRAM

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ON ADOLESCENT

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, kehidupan seksual dikalangan remaja sudah lebih bebas dibanding dahulu. Terbukanya saluran informasi seputar seks bebas beredar dimasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja ialah suatu waktu kritis seseorang dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan menyangkut moral, etika, agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang kompleks,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG 0 KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA FUTUHIYYAH MRANGGEN DEMAK TAHUN 2011 Karya Tulis Ilmiah ini

Lebih terperinci

Esti Handayani 1, Tulus Puji Hastuti 2, Zuria Heksa Setya Rini 3 ABSTRACT

Esti Handayani 1, Tulus Puji Hastuti 2, Zuria Heksa Setya Rini 3 ABSTRACT HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWI KELAS X SMK ABDI NEGARA MUNTILAN TAHUN 2014 Esti Handayani 1, Tulus Puji Hastuti 2, Zuria Heksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa hasil penelitian bahwa yang

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN SEKSUAL PRANIKAH SISWA SMA NEGERI 7 MANADO Triany Mamangkey*, Grace.D. Kandou*, Budi Ratag* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YULIANA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YULIANA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL DENGAN SIKAP SEKS PRANIKAH PADA ANAK JALANAN DIRUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YULIANA 201210104206

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Menurut WHO, remaja adalah penduduk

Lebih terperinci

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017 Risa Devita* 1, Desi Ulandari 2 1,2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah,

Lebih terperinci

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Serambi Saintia, Vol. V, No. 1, April 2017 ISSN : 2337-9952 Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Maya Maulida Fitri 1, Masyudi 2 1,2) Fakultas Kesehatan Masyarakat USM Email: masyudi29@gmail.com

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Wahyu Ratih Setianingsih 201510104441 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA MAHASISWA TINGKAT I TAHUN AJARAN 2013-2014 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Siti Nurjanah 1610104398 PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DELYANA 201410104149 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan aset sumber daya manusia yang merupakan penerus generasi bangsa di masa mendatang. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) remaja adalah suatu fase

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Kehidupan

Lebih terperinci

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta HUBUNGAN SUMBER INFORMASI SEKS PRANIKAH DARI TEMAN SEBAYA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA MAN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis diantaranya peningkatan emosional, kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar penduduknya berusia 10-24 tahun dan 90% diantaranya tinggal di negara berkembang (PBB, 2013). Hasil Sensus Penduduk tahun 2010

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: LELY INDAH WAHYUNI 201110104261 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan kelompok umur yang memegang tongkat estafet pembangunan suatu bangsa. Untuk itu, remaja perlu mendapat perhatian. Pada masa remaja seseorang mengalami

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH Ns. Pawestri, S.Kep, M.Kes2, Ratih Sari Wardani, S.Si M.Kes, Sonna M, SKep Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Masalah seksualitas

Lebih terperinci

Rina Indah Agustina ABSTRAK

Rina Indah Agustina ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERSEPSI PERILAKU SEKSUAL MAHASISWASEMESTER II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Rina Indah Agustina ABSTRAK Remaja merupakan

Lebih terperinci

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29, PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29, 9 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menilai bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan remaja pada zaman sekarang berbeda dengan zaman pada tahun 90 an. Dimulai tahun 2000 hingga saat ini remaja dalam berperilaku sosial berbeda dalam mencari

Lebih terperinci

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat SKRIPSI HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 7 SURAKARTA TAHUN 2011 Proposal skripsi Skripsi ini Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Remaja dalam beberapa literatur biasanya merujuk pada usia 10-19 tahun. Badan Koordinasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Wulan Ratnaningsih 1610104273

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Alifah Nurrahmawati 201510104006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman The Relationship Between The Level of Knowledge About The Health of Adolescent

Lebih terperinci

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan Gusti Ayu Tirtawati Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado ( gustiayutirtawati@yahoo.co.id) ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG 1 FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG Robertus Richard Louise, Mardjan, Abduh Ridha Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk dibahas. Hal ini karena seksualitas adalah suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia.

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Yudha Indah Pramulatsih

Disusun Oleh: Yudha Indah Pramulatsih HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN SIKAP SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA GADJAH MADA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Yudha Indah Pramulatsih 201210104270 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang umumnya berlangsung selama periode pubertas hingga dewasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG Eni Fitrotun Imbarwati*) Dewi Elliana*) *)Akademi kebidanan

Lebih terperinci

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA Ita Rahmawati 1 INTISARI Perubahan tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) 2012, kelompok

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010 Lucas Haryono, 2010; Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II : dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja (adolescence)

Lebih terperinci

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN KUDUS DIFFERENCE KNOWLEDGE OF TEENS FREE SEX

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL. Rizki Zainuraditya,2011. Pembimbing I : Rimonta Gunanegara, dr., Sp.OG Pembimbing

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 7 No 2, Hal 37-44, Oktober 2017 Jurnal Sekolah Ilmiah Tinggi Permas: Ilmu Kesehatan Jurnal Ilmiah Kendal STIKES Kendal Volume 7 No 2, Hal 37-44,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDEKATAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH PLERET BANTUL TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA KEDEKATAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH PLERET BANTUL TAHUN 2017 HUBUNGAN ANTARA KEDEKATAN ORANGTUA DAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH PLERET BANTUL TAHUN 2017 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: INESTY CHANDRA DEWI 1610104185 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci