II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan bulu berwarna coklat dengan bercak abu-abu dan hitam (Wuryadi, 2011).

Transkripsi

1 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Puyuh Puyuh merupakan jenis unggas yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil, berkaki pendek dan berekor pendek. Badannya dipenuhi dengan bulu berwarna coklat dengan bercak abu-abu dan hitam (Wuryadi, 2011). Ukuran tubuh yang kecil, menyebabkan puyuh memiliki keunikan, yaitu pertumbuhan yang cepat, dewasa kelamin lebih awal, produksi telur yang relatif tinggi dan interval generasi dalam waktu singkat (Susilorini, 2007). Puyuh adalah salah satu jenis unggas yang dapat dimanfaatkan telur dan dagingnya (dwiguna). Puyuh memiliki daging dengan cita rasa yang khas dan memiliki kandungan protein hewani yang baik untuk manusia (Peraturan Menteri Pertanian, 2008). Klasifikasi puyuh menurut Pappas (2002), sebagai berikut : Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Species : Animalia : Chordata : Aves : Galliformes : Phasionaidae : Coturnix : Coturnix coturnix japonica Puyuh merupakan ternak yang diminati untuk dikembangkan dalam dunia peternakan. Pengembangan dilakukan untuk memperoleh produk hasil dari peternakan puyuh, yang berkaitan dengan bobot potong, karkas, dan non karkas. Puyuh betina dimanfaatkan sebagai penghasil telur, sedangkan jantan biasanya yang tidak digunakan sebagai pejantan dapat dimanfaatkan sebagai ternak pedaging (Dewi dan Setiohadi, 2010). Kemiripan puyuh dengan beberapa unggas lain untuk

2 7 beberapa parameter genetik membuat puyuh sering digunakan untuk hewan percobaan dalam penelitian seleksi unggas khususnya untuk seleksi jangka panjang (Maeda dkk, 1997). 2.2 Puyuh Eropa Puyuh Eropa adalah spesies burung yang sebagian besar melakukan migrasi dan berkembangbiak pada daerah yang bercuaca dingin. Puyuh Eropa termasuk jenis Cotunix-coturnix. Puyuh jantan jenis ini memiliki tinggi rata-rata 16 cm dan tinggi rata-rata puyuh betina 18,5 cm (Shanaway, 1994). Berat hidup french quail atau biasa disebut Puyuh Eropa yaitu 200 sampai 300 gram, memiliki warna coklat lebih terang, dan memiliki temperamen yang lebih baik atau bersifat tenang. Berat dan ukuran telur sedikit lebih besar, meskipun umur kematangan seksual secara substansial sama dengan ukuran puyuh lainnya (Rezende dkk, 2004). 2.3 Puyuh Malon Malon merupakan singkatan dari Manuk Londo yang artinya burung Belanda, disebut seperti itu karena puyuh ini memiliki warna putih kekuningan bertotol hitam. Puyuh ini memiliki tubuh lebih besar dibandingkan dengan puyuh asal Jepang (Coturnix-coturnix japonica). Kisaran bobot badan induk puyuh Malon di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yaitu 212,00 398,00 gram (Seminar Nasional Peternakan, 2017). Puyuh Malon adalah puyuh hasil persilangan antara puyuh lokal coturnixcoturnix japonica dengan French Quail / Europa Quail. Persilangan kedua jenis puyuh ini bertujuan untuk meningkatkan performa produksi daging puyuh lokal disamping memiliki ketahanan tubuh atau adaptasi tinggal didaerah beriklim tropis. Puyuh Malon ini salah satu jenis puyuh yang cukup banyak dipelihara oleh

3 8 masyarakat, terutama ditujukkan sebagai puyuh pedaging karena ukuran tubuhnya yang relatif lebih besar dari puyuh lokal lainnya. Puyuh Malon betina dewasa memiliki warna bulu secara keseluruhan coklat bertotol coklat tua, bulu bagian kepala kuning bertotol kehitaman, bagian paruh abu-abu dan hitam kecoklatan, bulu bagian leher putih kekuningan bertotol hitam dan bulu bagian dada putih kekuningan (Pasadena dkk, 2016). Sedangkan puyuh Malon jantan memiliki bulu bagian dada berwarna gelap dan seragam. 2.4 Puyuh Jepang Puyuh Jepang (coturnix-coturnix japonica) merupakan salah satu jenis puyuh yang lazim diternakkan dan memiliki potensi sebagai penghasil telur. Jenis ini termasuk family phasianidae dan ordo galiformes. Puyuh Jepang (coturnixcoturnix japonica) bisa diperoleh ukuran yang lebih besar dari tetuanya melalui proses seleksi dari beberapa generasi. Rataan bobot puyuh Jepang (coturnixcoturnix japonica) terseleksi bisa mencapai 240,80 gram (Seminar Nasional Peternakan, 2017). Karakteristik yang mencirikan puyuh Jepang menurut Wheindrata (2014) adalah : (1) paruh pendek dan kuat, panjang badan cm, berbentuk bulat dengan ekor pendek, (2) jari kaki empat buah, tiga jari ke arah depan satu jari ke arah belakang, warna kaki kekuning-kuningan, (3) pada kepala puyuh jantan dewasa, diatas mata dan bagian alis mata belakang terdapat bulu putih berbentuk garis melengkung yang tebal, bulu dada merah sawo matang polos tanpa ada bercak-bercak cokelat kehitaman, suara puyuh jantan lebih keras dibanding yang betina, (4) warna bulu puyuh betina dewasa hampir sama dengan warna bulu puyuh jantan berbeda hanya pada dada yang warna dasarnya agak pucat, bergaris-garis, atau berbecak kehitam-hitaman, (5) puyuh mencapai dewasa kelamin sekitar umur

4 hari, (6) berat badan puyuh betina dewasa gram/ekor, sedangkan puyuh jantan gram/ekor, (7) puyuh betina dapat bertelur butir/tahun dengan berat telur 9-10 gram/butir. 2.5 Bagian Edible Bagian Edible adalah bagian dari puyuh yang dapat dikonsumsi. Edible terdiri dari karkas dan giblet (hati, jantung, dan gizzard). Bagian edible dipengaruhi oleh strain, umur dan bobot badan Karkas Karkas adalah bagian tubuh hasil pemotongan setelah dikurangi darah, kepala, kedua kaki pada bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit, saluran pencernaan, usus, jantung, tenggorokan, paru-paru, limpa, dan hati sedangkan ginjal sering dimasukkan sebagai karkas. Menurut Badan Standarisasi Nasional (2009) karkas merupakan suatu proses pemotongan ternak untuk menghasilkan tubuh unggas tanpa bulu, jeroan, kepala, leher, kaki, ginjal dan paru-paru. Karkas unggas terdiri atas beberapa komponen yaitu otot, tulang, lemak dan kulit. Komponen karkas unggas selain tulang dan sebagian jaringan ikat merupakan komponen yang dapat dimakan (Muchtadi, dkk., 2010). Produksi karkas berkaitan dengan bobot tubuh, semakin berat bobot tubuh maka semakin tinggi bobot karkas yang dihasilkan. Laju pertumbuhan, nutrisi, umur dan bobot tubuh adalah faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi tubuh atau karkas (Panjaitan, dkk., 2012). Semakin tinggi bobot hidup, bobot karkas juga akan tinggi pula dan berlaku juga sebaliknya (Nahashon, dkk., 2005) Giblet

5 10 Giblet terdiri dari jantung, hati dan gizzard. Jantung memiliki 4 ruangan yaitu 2 antrium dan 2 ventrikel (North dan Bell, 1990). Jantung berfungsi sebagai pompa dan motor penggerak dalam peredaran darah yang kerjanya otonom, yaitu yang dikendalikan oleh syaraf pusat diluar kemampuan dan kesadaran. Ressang (1998), menyatakan bahwa berat jantung dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis, umur, besar tubuh serta aktifitas ternak tersebut. Semakin berat jantung aliran darah yang masuk maupun keluar jantung akan semakin lancar dan berdampak pada metabolisme yang ada didalam tubuh ternak. Hati berfungsi sebagai zat-zat makanan yang telah diserap sebelum masuk dalam peredaran darah dan jaringan tubuh (Gaman dan Sherrington, 1994). Moran (1982) menyatakan bahwa hati merupakan organ dalam terbesar dalam tubuh, berat hati juga dipengaruhi oleh umur dan kondisi tubuh ternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran, konsistensi dan warna hati yaitu bangsa, umur, dan status individu ternak dan apabila keracunan warna hati berubah menjadi kuning, warna hati yang normal yaitu coklat kemerahan atau coklat (McLelland, 1990). Gizzard berfungsi untuk menggiling dan memecah partikel bahan yang mempunyai ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil untuk mempermudah pencernaan pada proses selanjutnya. Gizzard terletak diantara proventikulus dan usus halus, tersusun dari jaringan otot yang kuat dan dilapisi oleh mukosa (North dan Bell, 1990). Gizzard dan usus halus pada puyuh memberikan respon yang fleksibel terhadap ransum dengan kandungan serat kasar yang tinggi (Starck dan Rahman, 2003). 2.6 Bagian In Edible In Edible adalah bagian tubuh unggas atau puyuh yang tidak dapat dikonsumsi. Komponen in edible terdiri atas organ internal dan organ eksternal.

6 11 Organ internal terdiri atas jeroan tanpa giblet, darah dan lemak abdominal, sedangkan yang termasuk organ eksternal adalah kepala, kaki, dan bulu Darah Darah merupakan komponen penting yang berperan dalam proses-proses fisiologis dalam tubuh yang mengalir melalui pembuluh darah dan sistem kardiovaskular. Darah berfungsi sebagai alat transportasi dan alat pertahanan tubuh. Menurut Sturkie (1976), darah dapat berfungsi sebagai penyerapan dan transport zat-zat nutrien dari saluran pencernaan ke seluruh jaringan, menyangkut gas-gas dalam darah dari dan menuju jaringan-jaringan, membuang hasil sisa proses metabolisme dan mengatur keseimbangan konsentrasi air pada jaringan tubuh serta darah juga berperan penting dalam proses regulasi dan pengaturan suhu tubuh pada makhluk hidup. Menurut Santoso (1989), darah segar yang dihasilkan dari seekor ternak yang disembelih antara 7 sampai 9 persen dari berat badannya. Darah memenuhi sekitar 8 persen dari bobot badan anak ayam yang baru menetas dan sekitar 7 persen dari bobot ayam dewasa (Suprijatna dkk., 2005) Jeroan Jeroan adalah organ saluran pencernaan yang merupakan bagian dari In Edible. Menurut hasil penelitian Resnawati (2010), persentase jeroan unggas (ayam broiler) berkisar antara 5,27 sampai 7,56 persen. Puyuh mempunyai saluran pencernaan yang dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan Kaki Kaki adalah bagian dari tubuh yang terdiri atas komponen kulit, tulang, otot dan kolagen. Kaki (shank) puyuh adalah bagian tubuh yang berfungsi menahan

7 12 bobot badan, yang tersusun oleh tulang yang panjang, sedangkan jari-jarinya disusun oleh tulang yang pendek. Pertumbuhan kaki dipengaruhi oleh umur, bangsa dan jenis kelamin. Persentase kaki ayam sebesar 4,4 persen dari bobot ayam (Siregar, dkk,. 1980). Berdasarkan hasil penelitian Pratiwi (1984), persentase kaki puyuh jantan yang didapatkan berkisar antara 1,89 sampai 2,00 persen dari bobot tubuh Kepala dan Leher Kepala dan leher merupakan organ tubuh yang lebih banyak organ tulangnya dari pada daging. Bobot kepala dipengaruhi oleh umur, bangsa dan jenis kelamin. Berdasarkan hasil penelitian Pratiwi (1984) persentase kepala puyuh jantan berkisar antara 5,06 sampai 5,37 persen dari bobot tubuh puyuh Bulu Bulu berfungsi menjaga suhu tubuh, melindungi dari luka, sebagai reseptor terhadap rangsangan dari luar dan juga sebagai hiasan. Bulu memiliki pertumbuhan ke arah luar dari epidermis yang membentuk bulu penutup tubuh pada ternak ayam (Suprijatna dkk., 2005). Menurut Packham (1982), bahwa dari hasil pemotongan setiap ekor ternak unggas akan diperoleh bulu sebanyak 6 persen dari bobot tubuh, sedangkan menurut Harissinta (2009) menyatakan bobot bulu mencapai 4 sampai 9 persen dari bobot tubuh, tergantung spesies, umur dan jenis kelamin.