Potensi Dan Pola Pertumbuhan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Yang Didaratkan Di TPI Barek Motor Kijang Kepulauan Riau

Transkripsi

1 Potensi Dan Pola Pertumbuhan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Yang Didaratkan Di TPI Barek Motor Kijang Kepulauan Riau Rizikkiawan Saptono, Febrianti Lestari, Tengku Said Raza i kikycloud21@gmail.com Program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan salah satu potensi sumberdaya ikan ekonomis yang ada di Pulau Bintan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi dan pola pertumbuhan ikan tongkol dan penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai April Data didapatkan di lokasi pendaratan ikan Barek Motor, Kijang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stok ikan tongkol yang meliputi panjang berat dan pola pertumbuhan. Ikan tongkol yang diukur selama penelitian berjumlah 600 ekor dengan kisaran panjang 32,0-62,5 cm, dari sampel diperlukan tingkat kepercayaan 99%, 98%, 95% adalah 550, 300, dan 150 yang dihitung dengan menggunakan bantuan software FISAT II Ver Dengan mengukur panjang dan berat ikan tongkol maka akan didapatkan data pertumbuhan ikan. Berdasarkan hubungan panjang berat diasumsikan pola pertumbuhan ikan tongkol di perairan Bintan bersifat allometrik negatif. Nilai faktor kondisi rata-rata 1, hal ini menunjukkan ikan dalam keadaan baik dan gemuk pada saat penelitian. Potensi ikan tongkol dikategorikan baik, dengan analisis berdasarkan hubungan panjang berat ikan tongkol yang diketahui bahwa jenis pertumbuhannya adalah allometrik negative yang artinya penambahan panjang lebih cepat dibandingkan penambahan beratnya. Kata kunci: Pola Pertumbuhan, Ikan Tongkol, Hubungan Panjang Berat PENDAHULUAN Salah satu potensi laut yang dimiliki adalah ikan tongkol. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang sangat berpotensi dan bernilai ekonomi, yang artinya ikan ini menjadi salah satu hasil perikanan yang menjadi target tangkapan nelayan karena ikan tongkol adalah salah satu jenis ikan konsumsi yang banyak diminati oleh masyarakat luas. Permintaan terhadap ikan tongkol yang terus meningkat memungkinkan

2 meningkatnya penangkapan secara terus menerus tanpa memikirkan keberlanjutan stok sumberdaya ikan tersebut di perairan. Di daerah Barek Motor sendiri terdapat sekitar 8 orang bos besar (toke) ikan yang masing-masing memiliki tempat pendaratan ikan sendiri. Keseluruhan dari semua tempat pendaratan ikan memiliki beberapa armada kapal penangkapan ikan diatas 5 GT (berjumlah 32 kapal), serta banyak juga kapal penangkap ikan dibawah 5 GT seperti sampan ataupun perahu dengan motor tempel yang tidak dapat di definisikan, (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau 2013). Berdasarkan dari data (DKP-KEPRI, 2011) bahwa pada tahun pola hasil tangkapan tongkol adalah berfluktuasi, dengan rata-rata hasil tangkapan ikan tongkol adalah 938 ton/tahun (56 % dari total tangkapan pelagis besar). Banyaknya kegiatan penangkapan ikan konsumsi serta permintaan masyarakat yang tinggi akan ikan tongkol, maka hal ini dapat menyebabkan tingginya tingkat eksploitasi. Agar potensi sumberdaya ikan tongkol di perairan Pulau Bintan dapat dimanfaatkan secara optimal, berkesinambungan dan menghindari pemanfaatan secara berlebihan (overfishing) maka diperlukan pengelolaan sumberdaya perikanan yang baik. Salah satu data yang harus tersedia adalah kondisi stok ikan serta potensi yang ada. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan sebuah kajian, yaitu salah satunya adalah Pengkajian tentang Potensi Ikan Tongkol. Ini dilakukan agar dapat menganalisis potensi sumberdaya ikan tongkol yang ada di perairan Pulau Bintan. Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah Mengetahui potensi ikan Tongkol (Euthynnus affinis) yang di daratkan di TPI Barek motor, Kijang. Mengetahui Pola pertumbuhan ikan tongkol menurut hubungan panjang berat. BAHAN DAN METODE 2.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2015 yang berlokasi di tempat pendaratan ikan Barek Motor Kelurahan Kijang Kota, Kabupaten Bintan.

3 2.2.Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan bahan selama penelitian No. Alat dan Bahan Kegunaan Timbangan digital ketelitian 1 gr Jangka Sorong Kamera digital Alat tulis Ikan tongkol Literatur - literatur yang mendukung Mengukur berat ikan Mengukur panjang ikan Dokumentasi Menulis data penelitian Objek penelitian Data sekunder a. Distribusi Frekuensi Panjang Distribusi frekuensi panjang didapatkan dengan menentukan selang kelas, nilai tengah kelas dan distribusi frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam selang kelas yang sama kemudian diplotkan dalam sebuah grafik. Analisis frekuensi panjang menurut Sparre dan Venema (1999) didasarkan ukuran panjang dapat diketahui dengan melakukan analisa data sebagai berikut : a. Menentukan wilayah kelas, r = pb-pk Dimana; r = lebar kelas, pb= panjang tertinggi, pk = panjang terpendek b. Menentukan jumlah kelas 1 + 3,32 log N (N= jumlah data) c. Menghitung lebar kelas, L= r / jumlah kelas (L = lebar kelas, r = wilayah kelas) d. Memilih ujung bawah kelas interval. e. Menentukan frekuensi jumlah kelas masing-masing selang kelas yaitu jumlah frekuensi dibagi jumlah total dikalikan 100. b. Hubungan Panjang Berat Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga. Namun sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda sehingga untuk menganalisis hubungan panjang berat masingmasing spesies ikan tongkol digunakan rumus yang umum sebagai berikut (Effendie 1997) : W = a L b

4 Keterangan : W = Berat L = Panjang a = Intersep (perpotongan kurva hubungan panjang-berat dengan sumbu y) b = Penduga pola pertumbuhan panjang berat Untuk mendapatkan persamaan linier atau garis lurus digunakan persamaan sebagai berikut : Ln W = Ln a + b Ln L Untuk mendapatkan parameter a dan b, digunakan analisis regresi dengan Ln W sebagai y dan Ln L sebagai x, maka didapatkan persamaan regresi : y = a + bx Untuk menguji nilai b = 3 atau b 3 dilakukan uji-t (uji parsial), dengan hipotesis : H 0 : b = 3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik. H 1 : b 3, hubungan panjang dengan berat adalah allometrik, dimana : Allometrik positif, jika b > 3 (pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang) dan, Allometrik negatif, jika b < 3 (Pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan berat). thitung = Keterangan : b 1 = Nilai b (dari hubungan panjang berat) b 0 = 3 Sb0 = Simpangan koefisien b Setelah itu bandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel pada selang kepercayaan 95%. Kemudian untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan, kaidah keputusan yang diambil adalah : t hitung > t tabel : tolak hipotesis nol (H 0 ) t hitung < t tabel : gagal tolak hipotesis nol.

5 Panjang(cm) Berat (g) HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Potensi Ikan Tongkol Potensi ikan tongkol yang terdapat di Tempat Pendaratan Ikan Barek Motor, Kijang telah diidentifikasi dengan data rata-rata berat dan rata-rata panjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8 dan Rata-rata Berat I II III IV V VI VII VIII Pengamatan ke- Gambar 7. Berat rata-rata ikan tongkol yang didaratkan di TPI Barek Motor, Kijang I II III IV V VI VII VIII Pengamatan ke- Gambar 8. Panjang rata-rata Ikan Tongkol yang didaratkan di TPI Barek Motor, Kijang

6 Bobot (g) Dari data diatas telah di dapat panjang rata-rata keseluruhan sampel Ikan Tongkol yang diambil adalah 44.3 cm, sedangkan berat rata-rata Ikan Tongkol adalah gram 3.2.Pola Pertumbuhan Ikan Tongkol Analisis hubungan panjang berat menggunakan data panjang total dan berat basah ikan contoh untuk melihat pola pertumbuhan individu ikan tongkol yang didaratkan di TPI Barek Motor, Kijang disajikan pada Gambar y = x R² = Panjang (cm) Gambar 9. Hubungan Panjang Berat Ikan Tongkol Hubungan panjang berat ikan tongkol yakni W = *L dengan nilai b= Jika dilihat dari hasil analisa uji anova menunjukkan bahwa nilai T-hitung= lebih kecil dari nilai T-tabel dan nilai b=2,416<3. Nilai tersebut menggambarkan bahwa jenis pertumbuhan ikan tongkol yang didaratkan di TPI Barek Motor, Kijang yaitu allometrik negatif. Artinya penambahan panjang ikan tongkol lebih cepat dibandingkan dengan penambahan beratnya. Dari hasil penelitian Fayetri et al, (2013) setelah dilakukan uji t (α = 0,05) terhadap nilai b tersebut didapatkan bahwa ikan tongkol memiliki pola pertumbuhan isometrik, yang artinya pertambahan panjang ikan sama dengan pertambahan beratnya. Hal ini diduga disebabkan karena ukuran ikan tongkol yang tertangkap lebih beragam, dari ukuran kecil

7 Frekuensi panjang sampai besar sehingga hubungan panjang berat ikan contoh yang diamati menggambarkan keadaan sebenarnya. Akan tetapi, hasil penelitian Susilawati et al, (2013) hubungan panjang-berat ikan tongkol adalah W=0.0594*L dengan kisaran nilai b sebesar Dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar dibulatkan menjadi 0.77 hal tersebut berarti, model dugaan mampu menjelaskan data sebesar 77%. Sedangkan sisanya sebesar 23% dijelaskan oleh variable lain yang tidak termasuk kedalam model. Dari nilai b = yang diperoleh dan setelah dilakukan uji t (α = 0.05) terhadap nilai b didapatkan nilai b<3 yang berarti bahwa ikan tongkol memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif dimana pertambahan panjang lebih cepat daripada pertambahan beratnya. 3.3.Distribusi Frekuensi Panjang Ukuran panjang ikan tongkol yang diamati selama penelitian dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2015 berjumlah 600 ekor dan memiliki panjang minimum 32,0 cm dan panjang maksimum 62,5 cm dan berat minimum 500 gram dan berat maksimum adalah 1903 gram. Hasil tangkapan ikan tongkol yang berasal dari pelabuhan kijang sebagian besar merupakan ikan tongkol yang ratarata sudah memasuki ukuran matang gonad dan siap bereproduksi. Sebaran ukuran panjang ikan tongkol selama pengamatan tiap bulan serta pengamatan secara keseluruhan disajikan pada Gambar 10, 11, dan Batas bawah (cm) Gambar 10. Distribusi Frekuensi Bulan Maret

8 Frekuensi Panjang Frekuensi panjang Batas bawah (cm) Gambar 11. Distribusi Frekuensi Bulan April Batas bawah Gambar 12. Sebaran Frekuensi Ukuran Panjang Keseluruhan 3.4.Implikasi Pengelolaan Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis besar yang hidupnya suka membentuk gerombolan dan bersifat migratory. Ikan tongkol adalah jenis ikan pemakan daging (karnivora), pada umumnya ikan tongkol menyenangi perairan yang

9 beriklim panas atau daerah tropis dengan kisaran suhu C. Ada tiga alasan utama yang menyebabkan ikan Tongkol melakukan migrasi, yaitu: a. Berupaya mencari daerah yang kaya akan makanan b. Mencari tempat berpijah yang sesuai c. Ada perubahan beberapa faktor lingkungan, seperti perubahan temperatur, salinitas dan arus. Selain dari faktor biologi, faktor ekologis dari perairan yang menjadi tempat hidup ikan tersebut juga mempengaruhi tingkat kelahiran dan pertumbuhan ikan. Ikan tongkol jantan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan ikan tongkol betina. Ikan tongkol mulai matang gonad dan selanjutnya akan memijah ketika sudah mencapai panjang 40cm. KESIMPULAN Potensi Ikan Tongkol yang didaratkan di TPI Barek Motor bisa dikategorikan baik, karena ikan yang tertangkap pada kondisi sudah matang gonad dan siap memijah. Pola pertumbuhan ikan tongkol yang di analisis berdasarkan hubungan panjang berat ikan tongkol maka diketahui bahwa jenis pertumbuhan ikan tongkol yang didaratkan di TPI Barek Motor, Kijang yaitu allometrik negatif. Artinya penambahan panjang ikan tongkol lebih cepat dibandingkan dengan penambahan beratnya. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kelautan dan Perikanan Profil Kapal Perikanan Provinsi Kepulauan Riau PEMPROV Kepulauan Riau. Effendie, M. I Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta Sparre, P. dan S. C. Venema Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. diterjemahkan oleh Puslitbangkan. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Susilawati Kajian Stok Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Berbasis Panjang Berat yang Didaratkan di Pasar Ikan Tarempa Kecamatan Siantan Kabupaten Kepulauan Anambas. [Skripsi]. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.