BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
|
|
- Glenna Tan
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pemantauan merupakan kegiatan yang penting dalam rangka kewaspadaan bayi balita. Kegiatan pemantauan mempunyai tiga tujuan penting, yaitu mencegah bertambah buruknya keadaan, mempertahankan keadaan yang baik meningkatkan keadaan (Kemenkes RI, 2011). Bila ketiga tujuan tersebut mampu dilakukan dengan baik oleh petugas kesehatan, posyandu masyarakat, maka penurunan prevalensi stunting, wasting underweight dapat segera terwujud. Data dinas kesehatan kabupaten Brebes dari hasil pemantauan status (PSG) balita yang dilaksanakan di bulan Agustus 2017 prevalensi balita underweight 22,8 %, balita wasting 17,6 % balita stunting 32 % ini artinya kabupaten Brebes termasuk wilayah dengan masalah masyarakat akut kronis (Survei Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, 2017). Salah satu penyebab masalah kesehatan pada masyarakat adalah kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial di masyarakat seperti posyandu. Posyandu mempunyai peranan penting sebagai kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang anak (Satoto dkk, 2002 : 17-23). Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak dalam kandungan sampai usia balita untuk membina tumbuh kembang anak secara optimal baik fisik maupun mental (Departemen Dalam Negeri, 2001). Upaya peningkatan masyarakat tidak hanya cukup dengan meningkatkan peluasan jangkauan pelayanan saja, tetapi perlu diimbangi dengan peningkatan masyarakat khususnya para sebagai ujung tombak pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan para dalam membantu penanggulangan 1
2 2 masalah melalui pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi Anak (PMBA). Tujuan dari pelatihan konseling PMBA bagi adalah untuk membekali mereka dengan, alat untuk mendukung ibu, ayah pengasuh dalam meningkatkan praktik pemberian makan kepada bayi anak mereka secara optimal. Diharapkan dengan terlatihnya posyandu dalam melakukan konseling PMBA maka cakupan anak bayi baduta yang terpapar konseling PMBA akan meningkat sehingga permasalahan-permasalahan kesehatan dapat ditanggulangi lebih dini melalui kegiatan pemantauan. Kegiatan pemantauan sendiri antara lain meliputi: penilaian balita secara teratur melalui kegiatan penimbangan, pengisian KMS, penentuan status berdasarkan hasil penimbangan menindaklanjuti gangguan yang terdeteksi. Penelitian ini dilakukan karena di Kabupaten Brebes khususnya di puskesmas Kluwut terdapat 36 posyandu yang telah dilatih konseling PMBA tetapi belum dievaluasi bagaimana tingkat tersebut dalam pemantauan bayi baduta serta seberapa bermaknanya pengaruh pelatihan konseling PMBA tingkat dalam pemantauan bayi baduta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan konseling PMBA tingkat dalam pemantauan bayi baduta di puskesmas Kluwut. Penelitian ini juga dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi program pelatihan konseling PMBA yang telah dilakukan untuk perbaikan program pelatihan selanjutnya. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas rumusan masalah adalah : Adakah pengaruh pelatihan konseling PMBA tingkat dalam pemantauan bayi baduta di
3 3 Puskesmas Kluwut Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Jawa Tengah Tahun TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum Menganalisa pengaruh pelatihan konseling PMBA tingkat dalam pemantauan bayi baduta di puskesmas Kluwut kecamatan Bulakamba kabupaten Brebes Jawa Tengah Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan tingkat dalam pemantauan bayi baduta sebelum pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut. 2. Mendeskripsikan tingkat dalam pemantauan bayi baduta sebelum pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut. 3. Mendeskripsikan tingkat dalam pemantauan bayi baduta sesudah pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut. 4. Mendeskripsikan tingkat dalam pemantauan bayi baduta sesudah pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut. 5. Menganalisis perbedaan tingkat dalam pemantauan bayi baduta sebelum sesudah pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut. 6. Menganalisis perbedaan tingkat dalam pemantauan bayi baduta sebelum sesudah pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut.
4 4 1.4 KEASLIAN PENELITIAN Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, namun ada penelitian yang masih seruang lingkup dengan penelitian ini, yaitu : Tabel 1.1 Deskripsi Beberapa Penelitian yang Pernah Dilakukan N Nama o Peneliti 1 Ria Sutiani 2. Edy Sukiarko Judul Penelitian Tahun Penelitian Variabel Penelitian Gambaran 2014 Variabel bebas Pemantauan bayi balita Variabel posyandu terikat dalam 1. Tingkat pemantauan 2. Tingkat bayi balita di wilayah kerja puskesmas desa Lalang Hasil Penelitian Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat dalam pemantauan bagi bayi balita Pengaruh 2007 Variabel bebas Pelatihan dengan pelatihan dengan metode Pelatihan metode BBM metode BBM lebih meningkatkan belajar Variabel berdasarkan terikat masalah 1. Tingkat dalam kegiatan posyandu 2. Tingkat dibandingkan metode konvensional dalam kegiatan posyandu
5 5 3 Titiek Pengaruh 2011 Variabel bebas Terdapat pengaruh Hidayati pelatihan Pelatihan pelatihan metode dengan metode metode roleplay roleplay roleplay audiovisual audiovisual audiovisual tingkat Variabel terikat tingkat 1. Tingkat sikap tentang di wilayah kerja sikap 2. Sikap ibu puskesmas Kasihan tentang di tentang I, Bantul wilayah kerja kurang puskesmas Kasihan I, Bantul 4. Marina Hubungan 2007 Variabel bebas Ada hubungan Sefanay antara Pemantauan antara pertumbu han balita dalam Variabel terikat pelaksanaan 1. Tingkat pemantauan posyandu balita dengan 2. Ketrampilan pelaksanaan dalam pemantauan pelaksanaan pemantauan balita dengan KMS di balita puskesmas Dobo kec. Pulau - Pulau Aru kab. Kepulauan Aru Maluku
6 6 5. Zulkarnai Pengaruh 2003 Variabel bebas Ada pengaruh ni pendidikan Pendidikan pendidikan, Variabel peningkatan sikap terikat, sikap perilaku ibu 1. Pengetahuan perilaku ibu keluarga ibu keluarga mandiri mandiri sadar 2. Sikap ibu sadar 3. Perilaku ibu keluarga mandiri sadar 6. Agusthi na Rosphita Faktor-faktor yang berhubungan dengan dalam menginterpreta sikan hasil penimbangan (N T) dalam KMS di puskesmas Baumata kab. Kupang 2007 Variabel bebas Interpretasi hasil penimbangan (N T) dalam KMS Variabel terikat 1. Pengetahuan 2. Ketrampi lan Ada hubungan yang bermakna antara, pendidikan dengan menginterpretasi kan hasil penimbangan (N T) tidak ada hubungan yang bermakna antara pelatihan, keaktifan dengan menginterpretasi kan hasil penimbangan (N T) serta ada hubungan yang bermakna antara keaktifan dengan menggambar grafik anak
7 7 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah: 1. Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini adalah dalam pemantauan bayi baduta dengan perlakuan untuk sebelumnya berupa pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut segkan pada penelitian terdahulu diberikan perlakuan pelatihan yang berbeda. 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang sama dengan peneliti adalah penelitian Edy Sukiarko, Titiek Hidayati Zulkarnaini, segkan yang lainnya menggunakan desain berbeda. Meski sama-sama menggunakan desain quasy eksperimental, perbedaannya ada kelompok kontrol segkan pada peneliti tanpa kelompok kontrol. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di wilayah kecamatan Bulakamba kabupaten Brebes, dimana se penulis di wilayah tersebut belum pernah dilakukan penelitian sejenis. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Untuk Instansi Pemerintah 1. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes agar pelatihan konseling PMBA tersebut merata untuk semua posyandu bi desa yang ada di wilayah kabupaten Brebes. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dapat mengevaluasi memperbaiki program pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut bagi posyandu bi desa yang telah dilakukan dengan melakukan supervisi suportif (SS) melakukan pelatihan SS bagi fasilitator yang ada di tiap puskesmas.
8 8 3. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi fasilitator PMBA untuk dapat melakukan supervisi suportif secara rutin kepada konselor PMBA yang ada di wilayah kerjanya Untuk Peneliti Mendapatkan informasi akurat tentang pengaruh pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut tingkat sebelum sesudah pelatihan konseling PMBA di puskesmas Kluwut dalam pemantauan bayi baduta Untuk Kader Posyandu Dapat meningkatkan dalam pemantauan bayi baduta di posyandu sehingga cakupan permasalahan gangguan pada bayi baduta yang ditangani lebih dini pun ikut meningkat.
9 9
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan kesehatan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2015-2019 yaitu meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyebab terjadinya kasus gizi buruk pada masyarakat adalah kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu sehingga berakibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan yang diberikan pada balita akan bermanfaat untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting bagi pertumbuhan anak, oleh sebab itu balita perlu ditimbang secara teratur sehingga dapat diikuti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Bukti empiris menunjukkan, hal ini sangat ditentukan oleh status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia yang berkualitas di masa depan dapat tercipta apabila prasyarat keadaan gizi yang baik terpenuhi. Masalah gizi yang sering dialami anak pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan
Lebih terperinciBAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo
BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo dan Anggraini, 2010). Pada masa balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara pesat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang strategis serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan yang strategis serta berfungsi sebagai media promosi maupun sarana pemantauan pertumbuhan bayi dan balita. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seribu hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang belum dapat diselesaikan, khususnya masalah kekurangan gizi. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber
Lebih terperinciHUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya tingkat partisipasi anak balita (bawah lima tahun) ke posyandu (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data laporan tahunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan sekaligus sebagai investasi, Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan bahwa upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas salah satunya adalah dengan mengoptimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan
Lebih terperinciBETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.
HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena
17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada anak masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga
Lebih terperinciKeywords: Posyandu, cadres knowledge, infant and under five children growth monitoring
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER POSYANDU DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 014 (DESCRIPTION OF CADRES KNOWLEDGE AND SKILLS IN MONITORING
Lebih terperinciKartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu Menuju Sehat (KMS) Fungsi: Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Program perbaikan gizi masyarakat telah berjalan puluhan tahun, namun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program perbaikan gizi masyarakat telah berjalan puluhan tahun, namun permasalahan gizi masih cukup kompleks dan terjadi di setiap siklus kehidupan, sejak kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010-2014 menitikberatkan pada pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita adalah penerus masa depan kita, anak balita juga menentukan masa depan bangsa, anak balita sehat akan menjadikan anak balita yang cerdas. Anak balita salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN
PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas, merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilannya dalam Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status gizi adalah ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi adalah masalah kesehatan yang penanggulangannya tidak hanya dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perancangan sistem..., Septiawati, FKM UI, Univerasitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai
Lebih terperinciSISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS
STUDI TENTANG SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN DATA SKDN DI PUSKESMAS JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR KARYAA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Tiga)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status kesehatan anak khususnya bayi dan balita. Masih tingginya kesakitan dan kematian yang terjadi
Lebih terperinciPENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN
Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi, Januari Juni PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA -4 BULAN Asmarudin Pakhri ), Lydia Fanny ), St. Faridah ) ) Jurusan Gizi Politeknik
Lebih terperinciKata Kunci: Alat ukur panjang badan, kader posyandu, stunting
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 1, No. 1, Juni 2016, P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112 PENINGKATAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENGUKURAN PANJANG BADAN BAYI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI STUNTING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus Global Scaling Up Nutrition (SUN) Movement pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Selain
Lebih terperinciStatus Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, serta dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sasaran jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Kualitas hidup manusia terbagi atas kualitas fisik dan kualitas non
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat badan yang paling pesat dibanding dengan kelompok umur lain, masa ini tidak terulang sehingga disebut window
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari orang tua. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan dan perkembangan balita, status gizi sampai pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator gizi yang menentukan keberhasilan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak
Lebih terperinciNurlindah (2013) menyatakan bahwa kurang energi dan protein juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Hasil penelitian pada balita di Afrika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi masih menjadi perhatian di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dapat terlihat di dalam rumusan Millennium Development Goals (MDGs) goal pertama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pembangunan suatu bangsa sangat bergantung pada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya manusia yang bermutu perlu ditata sejak dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini, seperti dinyatakan dalam Sistem Kesehatan Nasional, terus mengedepankan upaya kesehatan yang bersifat peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan gizi pada anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita merupakan periode perkembangan
Lebih terperinciSekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011
Sekilas tentang POKJANAL POSYANDU Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011 TUJUAN POKJANAL/POKJA POSYANDU adalah untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan
Lebih terperinciUPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI YUSNIWATI, SKM, M. KES DINAS KESEHATAN PROVINSI ACEH
ANALISIS PENILAIAN STATUS GIZI DARI PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016 UNTUK PENGGERAKAN PELAKSANAAN KEGIATAN GIZI MASYARAKAT TA 2017 DAN KEBIJAKAN KEGIATAN GIZI MASYARAKAT TA 2018 UPAYA PERCEPATAN PERBAIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan (1000 HPK) yaitu 270 hari selama kehamilan, dan 730 hari pada kehidupan pertama
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi dan kesehatan Ibu pada masa prahamil, saat hamil, dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Periode ini disebut sebagai periode 1000 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaaan gizi yang baik merupakan prasyarat terciptanya sumber daya manusia masa depan yang berkualitas. Anak yang mengalami masalah gizi pada usia dini akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan sumber daya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana Indonesia sekarang berada pada peringkat 108
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1tahun) usia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sedang menghadapi masalah gizi ganda, yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari kemajuan jaman pada latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, situasi gizi dunia menunjukkan dua kondisi yang ekstrem. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat dan tinggi kalori,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran penting sumber daya manusia adalah anak. Anak merupakan tumpuan masa depan Bangsa dan Negara, yang berarti untuk menghasilkan anak yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dalam mengusahakan kesejahteraan masyarakat, terutama lapisan bawah, pemerintah telah mengembangkan banyak program yang melibatkan berbagai lembaga yang ada di masyarakat.
Lebih terperinciUpaya Percepatan Penurunan Stunting
1 Upaya Percepatan Penurunan Stunting R, GIRI WURJANDARU, SKM, M.KES DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT DISAMPAIKAN PADA: RAKERKESDA PROVINSI BALI TAHUN 2018 Hotel Mercure Harvestland, 19 APRIL 2018 2 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Dari data Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah menumbuh kembangkan pos pelayanan terpadu (posyandu).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak masyarakat, yaitu memperoleh akses pelayanan kesehatan. Arah pembangunan dalam bidang kesehatan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena anak mulai menerima berbagai macam bentuk rangsangan serta proses pembelajaran. Masa ini disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan yang tertuang dalam arah kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus hidup manusia terdiri dari beberapa fase kehidupan, salah satunya adalah masa di bawah usia lima tahun (balita) yang merupakan masa keemasan atau golden period
Lebih terperinciDinas Kesehatan Aceh 2016
Dinas Kesehatan Aceh 2016 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019 Peningkatan surveilans gizi termasuk 1 pemantauan pertumbuhan Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, dll 2 PERBAIKAN GIZI Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia maupun penyebabnya. Gizi buruk secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari masalah tauhid, persoalan pangan dan gizi yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1)
PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan periode perkembangan yang rentan gizi. (1) merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan derajat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemenuhan gizi pada anak usia dibawah lima tahun (balita) merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan, karena masa balita merupakan periode perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1993, namun setelah tahun 1993 Posyandu mengalami penurunan fungsi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia menurut WHO masih rendah, hal ini disebabkan oleh belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SINTIA DEWI J
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DAN MORBIDITAS DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN GEMOLONG KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi badannya. Pendek atau yang dikenal dengan istilah stunting masih menjadi masalah gizi yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERAMPILAN KADER DALAM MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENIMBANGAN (N DAN T) DALAM KMS DI PUSKESMAS BAUMATA KABUPATEN KUPANG NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciOleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan
Lebih terperinci