KEBIJAKAN UMUM PENGAWASAN BMN DI KEMENRISTEKDIKTI

Transkripsi

1 KEBIJAKAN UMUM PENGAWASAN BMN DI KEMENRISTEKDIKTI Workshop Persiapan Reviu RKBMN Kemenristekdikti Bali, 31 Oktober 2018 Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M.Hum. Inspektur Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi

2 Kebijakan Kemenristekdikti Menciptakan sistem Pendidikan Tinggi yang berkeadilan Memberikan akses bagi masyarakat tidak mampu ke Pendidikan Tinggi Meningkatkan kapasitas dan kualitas Pendidikan Tinggi melalui alokasi BOPTN Meningkatkan kapasitas dan kualitas kelembagaan dan sumber daya iptek dan pendidikan tinggi (termasuk revitalisasi Pendidikan Vokasi) Melakukan penyelesaian dan peningkatan infrastruktur, khususnya pembangunan Rumah Sakit Pendidikan dan infrastruktur lain yang terhenti Meningkatkan produktifitas riset dan inovasi Mengembangkan teknologi untuk pembangunan Mengendalikan alokasi anggaran sehingga efisiensi dan keefektifan SDM professional Ristekdikti meningkat 2

3 KEGIATAN PENGAWASAN TAHUN 2018 KEGIATAN INSPEKTORAT I INSPEKTORAT II INSPEKTORAT III a. Audit Khusus Audit Khusus di Inspektorat Wilayah I b. Audit Internal/ (ATT&AK) Audit BOPTN dan BPTNBH; Audit PNBP; Audit Pembentukan PTN BH dan PTN BLU; Audit Aset; Audit Tunjangan Fungsional dan Kinerja; Kerjasama Internasional Kemenristekdikti Audit Khusus di Inspektorat Wilayah II Audit Revitalisasi Poltek; Audit Pembukaan Prodi Khusus Blok Masela; Audit Pengemb Prog Pemula Berbasis Teknologi dan Perguruan Tinggi; Audit Pengelolaan/ Pengembangan PTN Baru dan Akademi Komunitas; Audit Pelaksanaan STP; Audit Kegiatan BAN- PT; Audit Pelaksanaan PP PTS; Audit Pembukaan Prodi Baru (termasuk Prodi Langka); Audit Program Inovasi Nasional Audit Khusus di Inspektorat Wilayah III Audit Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi(Adik) 3T, Papua, dan Papua Barat (Koord); Audit Beasiswa Bidik Misi; Audit Beasiswa SM3T/PPG/PPGT bagi Guru; Audit Beasiswa PPA; Audit Pelaksanaan Kreatifitas Mahasiswa dan Kewirausahaan Mahasiswa; Audit Beasiswa Dosen S2/S3; Audit Insinas; Audit Program Hibah Luar Negeri (PHLN) c. Reviu Reviu LK (Koord); Reviu RKA (Koord); Reviu Lainnya d. Evaluasi Evaluasi Belanja Terhutang (Koord); Evaluasi PMPRB (Koord); Evalusi SAKIP; Evaluasi Lainnya e. Pemantauan Pemantauan TL Hasil Pengawasan; Pemantauan SPIP; Pemant Kehadiran Pegawai f. Pengawasan lain Pelaporan LAKIP; Asistensi; Konsultasi; Sosialisasi; Koordinasi Reviu LK; Reviu RKA; Reviu Belanja Terhutang; Reviu Lainnya Evaluasi Belanja Terhutang; Evaluasi PMPRB; Evaluasi SAKIP; Evaluasi Prodi Khusus Blok Masela; Evaluasi Program Revitalisasi LPTK; Evaluasi Prog Teaching Industry; Evaluasi Pengelolaan/Pengembangan PTN Baru dan Akademi Komunitas; Evaluasi Pengemb Prog Pemula Berbasis Teknologi dan Perguruan Tinggi; Evaluasi Program L2DIKTI Pemantauan TL Hasil Pengawasan (Koord); Pemantauan SPIP (Koord); Pemant Kehadiran Pegawai (Koord); Pemantauan PP PTS; Pemantauan Pelaksanaan STP; Pemantauan Program Teaching Industry; Pemantauan Prog Inovasi Nasional Pelaporan LAKIP; Asistensi; Konsultasi; Sosialisasi; Koordinasi Reviu LK; Reviu RKA; Reviu Lainnya Evaluasi Belanja Terhutang; Evaluasi PMPRB; Evaluasi SAKIP (Koord); Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Dosen; Evaluasi Kontrak World Class Professor; Evaluasi Detasering; Evaluasi Riset Nasional; Evaluasi Publikasi Lektor Kepala dan Guru Besar; Evaluasi Program Pembelajaran Daring Pemantauan TL Hasil Pengawasan; Pemantauan SPIP; Pemant Kehadiran Pegawai; Pemantauan Pelaksanaan SNMPTN/ SBMPTN Pelaporan LAKIP (Koord); Asistensi; Konsultasi; Sosialisasi; Koordinasi

4 DASAR HUKUM PENGAWASAN BMN PP No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (PKA K/L). Perpres No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. PMK No.150/PMK.06/2014 tentang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara; KMK No. 450/KM.6/2014 tentang Modul Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara; PMK No. 7/PMK.06/2016 sebagai perubahan atas PMK No. 248/PMK.06/2011 tentang Standar Barang Dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan/atau Bangunan; KMK No. 452/KM.6/2014 tentang Modul Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara untuk Penelaahan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara.

5 BARANG MILIK NEGARA Semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara atau perolehan lainnya yang sah. Yang dimaksud perolehan yang sah adalah barang yang diperoleh dari hibah /sumbangan, pelaksanaan dari perjanjian / kontrak, berdasarkan ketentuan undang undang dan atau hasil dari putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

6 PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN PENGHAPUSAN PENGADAAN PENILAIAN PENATAUSAHAAN PENGGUNAAN PEMINDAH- TANGANAN PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN PEMUSNAHAN

7 SASARAN PENGAWASAN Memonitor Pengelolaan Aset Tetap dan Lainnya apakah sudah sesuai dengan PP No. 27 Tahun 2014 terkait pelaksanaan pengadaan, penghapusan, sewa, pemanfaatan, penyusutan dan penggunaan Barang Milik Negara. Memonitor Keberadaan dan Kondisi Aset sesuai dengan Administrasi/Laporan. Memonitor Apakah semua pengadaan aset tetap sd bln Agustus tahun 2015 sudah tercatat/dibukukan dan dilengkapi dengan administrasi yang layak. Memonitor Pendistribusian/mutasi barang sd Agustus tahun 2015 apa sudah dilengkapi dengan administrasi yang cukup Memonitor Apakah sudah dilakukan inventarisasi/sensus terhadap BMN yang ada di data administrasi? Apakah semua BMN sudah dilaporkan dengan benar?

8 Meyakini apakah pengamanan terhadap BMN telah dilakukan secara memadai? Memintor apakah Tanah/Bangunan didukung dengan Bukti Pemilikan (bersertifikat/imb a/n Satker? Memonitor apakah semua BMN yang tercatat semuanya telah ada nilainya? Memonitor apakah dalam BAST selama tahun 2015 telah mencantumkan nilai? Memonitor apakah semua BMN yang Rusak Berat/tdk mendukung tusi sudah di proses penghapusannya??? Memonitor tindak lanjut temuan BPK terkait Aset tetap sudah ditindaklanjuti

9 PENGENDALIAN INTERN PP NOMOR 60 TAHUN 2008 SPIP memberikan keyakinan yang memadai bagi: 1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, 2. Keandalan laporan keuangan, 3. Pengamanan aset negara, dan 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Menristekdikti wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP Dilakukan Pengawasan Intern Oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Definisi Pengawasan Intern: Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

10 KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENRISTEKDIKTI Pengawalan TUGAS DAN FUNGSI KEMENRISTEKDIKTI Mencegah dan Melindungi sesuatu Dari Ketidaknyamanan dan Kehancuran Mencegah Mengarahkan Menghentikan Mendorong

11 KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENRISTEKDIKTI

12 KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN KEMENRISTEKDIKTI Peringatan Dini Katalisator Mendukung profesionalisme APIP melalui training, pendampingan, back-up teknis dalam kesinergian, pemberian pedoman pengawasan, perumusan kode etik, standar audit & telaahan sejawat Mendukung penyelenggaraan kegiatan Kemenristekdikti yang tertib, efektif, efisien, dan ekonomis, serta penegakan hukum yang berkeadilan Konsultan Memberikan pendapat dan saran terhadap permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan tugas Kemenristekdikti

13 Pasal 9 (3) - PP No. 27 Tahun 2014 Perencanaan Kebutuhan merupakan salah satu dasar bagi K/L/SKPD dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran. Pasal 6 & Penjelasannya - PP No. 90 Tahun 2014 RKA-K/L memuat informasi kinerja dimana sasaran kinerja K/L yang keluarannya berbentuk BMN mengacu pada Rencana Kebutuhan Pengadaan BMN

14 Definisi (PP No 27/2014) kegiatan merumuskan rincian kebutuhan BMN/Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang

15 RUANG LINGKUP Perencanaan Pemindahtanganan Perencanaa n Pemanfaat an Perencanaan Penghapusan Tanah dan/atau Bangunan; Alat Angkutan bermotor; BMN selain tersebut di atas dengan nilai perolehan per satuan paling sedikit Rp100juta. Perencanaan PENGADAAN Perencanaan PEMELIHARAAN Tanah dan/atau Bangunan; Selain Tanah dan/atau Bangunan, Perencanaan aset tidak dapat dipisahkan antara tahap siklus yang hidup telah aset yang satu dengan lainnya. terdapat Dalam menyusun RKBMN Pengadaan dan Pemeliharaan, SBSK-nya K/L agar mempertimbangkan rencana pemindahtanganan, pemanfaatan, dan 15 penghapusan BMN.

16 Penyusunan RKBMN Pengadaan Obyek (AADB)

17 Penyusunan RKBMN Pemeliharaan Status Kondisi Eksistensi / keberadaan

18 Obyek RKBMNPemeliharaan 1 Tanah dan/atau bangunan 2 Alat angkutan bermotor 3 Selain angka 1 dan 2 yang memiliki nilai minimal Rp100 juta

19 Permasalahan Yang Mungkin Terjadi Pengelolaan Aset belum mengikuti PP No. 27 Tahun 2014 Adanya aset yang belum tercatat/dibukukan Tidak diketahui keberadaan aset Kategori kondisi aset tidak sesuai dengan laporan Aset yang tercatat tidak ada dasar pencatatannya Pendistribusian/mutasi barang tidak dilengkapi dengan administrasi yang cukup Inventarisasi/sensus terhadap BMN tidak pernah dilakukan Pengamanan aset yang kurang memadai

20 TANAH/Bangunan tidak didukung dengan Bukti Pemilikan (bersertifikat/imb a/n Satker) Masih terdapat BMN yang tidak ada nilainya BAST selama tahun 2015 tidak mencantumkan nilai BMN yang Rusak Berat/tdk mendukung tupoksi belum di proses penghapusannya 20

21 PENUTUP Itjen melaksanakan pengawasan intern terhadap seluruh kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Peran Itjen merupakan elemen lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPIP. Itjen harus mampu mendorong perencanaan kebutuhan BMN secara lebih efisien, efektif, transparan dan akuntabel, termasuk pencegahan korupsi. Mendorong pelaksanaan reviu RKA agar lebih cermat dan proporsional terhadap rencana pengadaan dan pemeliharaan BMN.

22