PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA



dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

ASIMETRI INFORMASI DAN PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manajer yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan harus lebih banyak

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan. keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat

BAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. memahami hubungan tata kelola dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

PERNYATAAN KEASLIAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan principal adalah pemegang saham dan agent adalah manajemen

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah informasi laba dalam laporan laba rugi (Ningsaptiti,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik manajemen laba dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. modalnya. Namun adanya praktik manajemen laba pada laporan keuangan. emiten dapat menurunkan kembali kepercayaan investor.

ANALISIS PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN DAN RETURN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB II TELAAH PUSTAKA

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH PAJAK PENGHASILAN, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA MANAJEMEN LABA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. melakukan hal yang terbaik bagi kepentingan pribadinya. Teori ini menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sumber informasi bagi stakeholder dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu :

BAB I PENDAHULUAN. kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut bisa diperoleh melalui dua sumber yaitu dari luar perusahaan (eksternal

PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PERGANTIAN MANAJEMEN PADA AUDIT REPORT LAG PERUSAHAAN PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba)

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebagai principal dan pihak manajemen sebagai agent. Pihak principal selaku

TEORI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS. RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI (32) PROGRAM EKSTENSI

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII. No. 1 Tahun 2010 Hal EARNINGS MANAGEMENT DALAM HUBUNGAN KEAGENAN. Oleh: Amanita Novi Yushita*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB II LANDASAN TEORI. Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri

Transkripsi:

TESIS PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA NI KETUT MULIATI PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011 1

2 PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana NI KETUT MULIATI NIM 0891662003 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

3 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 17 JANUARI 2011 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE.,M.Si Ni Made Dwi Ratnadi, SE.,M.Si.,Ak Mengetahui, Ketua Program Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. I Ketut Budhiartha, SE.,M.Si.,Ak Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP 19591202 1987021 001 NIP 19590215 1985102 001

4 Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal 17 Januari 2011 Panitia penguji Tesis Berdasarkan SK Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana No: 0109/H14.4/HK/2011 Tanggal 17 Januari 2011 Ketua : Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si Anggota: 1. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak 2. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si 3. Drs. I Ketut Suwarta, M.Si., Ak 4. Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak

5 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, karena atas karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan pada Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini sehingga pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada bapak Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si., sebagai Pembimbing I dan ibu Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak., sebagai Pembimbing II dan selaku pengelola Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang dengan tulus dan penuh kesebaran membimbing, memberi nasihat, dan semangat kepada penulis, baik selama mengikuti seluruh rangkaian perkuliahan maupun dalam rangkaian penulisan proposal sampai dengan tahap penyelesaian tesis. Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si., Drs. I Ketut Suwarta, M.Si., Ak., Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak., sebagai tim penguji yang telah berkenan memberi masukan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. Dr. I Made Bakta, Sp.PD (KHOM) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan proses pendidikan. Terima kasih pula kepada Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) selaku

6 direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa di Program Pascasarjana Universitas Udayana. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak., dan Ibu Ni Luh Supadmi, SE., M.Si., Ak., selaku pengelola Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang telah memberi perhatian dan bantuan yang tulus selama penulis mengikuti pendidikan di program ini. Terima kasih pula kepada segenap rekan-rekan MAKSI angkatan I dan II atas dukungan, semangat, dan bantuan dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, bapak I Made Letong dan ibu Ni Wayan Rasmin atas doa restunya agar penulis bisa menyelesaikan tesis ini. Terima kasih juga kepada kakakku I Wayan Muntra, SH., Ansje Lilyanti Paudie, SH., Ni Made Muntri, SE., I Komang Mudiya serta suami dan anakku I Wayan Bawa Antara dan I Putu Krishna Wibawa Antara atas doa dan dukungan moral maupun material yang diberikan selama penulis mengikuti pendidikan hingga penyelesaian tesis ini. Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberi kontribusi kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tesis ini. penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak jika ada kekurangan yang pastinya tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat. Denpasar, Desember 2010 Penulis

7 ABSTRAK PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA PRAKTIK MANAJEMEN LABA DI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Asimetri informasi dan ukuran perusahaan diyakini dapat mempengaruhi manajemen laba. Beberapa penelitian mengenai pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan pada manajemen laba telah dilakukan. Namun, hasil yang diperoleh masih menunjukkan ketidakkonsistenan terutama ukuran perusahaan. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan pada manajemen laba. Penelitian ini menggunakan The Modified Jones Model untuk menghitung discretionary accrual yang menjadi proksi dari manajemen laba. Ukuran perusahaan di proksi dengan total aktiva dan asimetri informasi di proksi dengan Adjspread. Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia selama 2001-2008 sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil purposive sampling diperoleh 7 perusahaan sektor keuangan yang memenuhi kreteria sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan model regresi tidak mengalami masalah asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perngaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan pada manajemen laba. Kata kunci: Manajemen laba, asimetri informasi, discretionary accrual, ukuran perusahaan.

8 ABSTRACT THE EFFECT OF INFORMATION ASYMMETRY AND COMPANY SIZE ON THE EARNINGS MANAGEMENT PRACTICE IN BANKING COMPANY REGISTERED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Information Asymmetry and Company size is believed to affect earnings management. Some studies on the effect of information asymmetry and Company size on earnings management has been conducted. However, the results still show inconsistency, especially the size of the company. This study aims to examine the effect of information asymmetry and company size on earnings management. This study uses the Modified Jones Model to calculate the discretionary accrual of which becomes a proxy of earnings management. The company size in proxy with the total assets and information asymmetry in proxy with Adjspread. This study uses the financial sector companies in Indonesia Stock Exchange during 2001-2008 as its research sample. Based on the purposive sampling results were obtained 7 financial sector companies that meet with the criteria of the sample. The hypothesis testing in this study is executed by using multiple regression analysis. The classical assumption test results indicate that the regression models do not have classical assumptions problems. The hypothesis testing result indicate that there are effect of information asymmetry and the size of the company on earnings management. Keywords: Earnings management, information asymmetry, discretionary accruals, company size.

9 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (agency theory)... 6 2.2 Manajemen Laba... 8 2.2.1 Pengertian Manajemen Laba... 8 2.2.2 Faktor-Faktor Pendorong Manajemen Laba... 9 2.2.3 Teknik Manajemen Laba... 11 2.2.4 Kondisi untuk Praktik Manajemen Laba... 12 2.2.5 Pola Manajemen Laba... 13 2.3 Tinjauan tentang asimetri informasi dan teori bid-ask spread... 14 2.3.1 Asimetri Informasi... 14 2.3.2 Teori Bid-Ask Spread... 15 2.4 Ukuran Perusahaan... 18 2.5 Penelitian Sebelumnya... 19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 21 3.1 Kerangka Berpikir... 21 3.2 Konsep Penelitian... 25 3.3 Hipotesis Penelitian... 27 i ii iii iv v vii viii ix x xi xii

10 BAB IV METODA PENELITIAN... 30 4.1 Rancangan Penelitian... 30 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 30 4.3 Ruang Lingkup Penelitian... 31 4.4 Metoda Penentuan Sampel... 31 4.5 Variabel Penelitian... 31 4.6 Prosedur Penelitian... 34 4.6.1 Jenis Data... 34 4.6.2 Sumber Data... 35 4.6.3 Metoda Pengumpulan data... 35 4.6.4 Analisis Data... 35 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Penentuan Sampel... 38 5.2 Statistik Deskriptif... 39 5.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 40 5.3.1 Uji Normalitas... 40 5.3.2 Uji Multikolinearitas... 40 5.3.3 Uji Autokorelasi... 41 5.3.4 Uji Heteroskedastisitas... 41 5.4 Pengujian Hipotesis... 42 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Asimetri Informasi pada Praktik Manajemen Laba... 45 6.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Praktik Manajemen Laba... 47 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Penelitian... 50 7.2 Keterbatasan dan Saran... 51 DAFTAR PUSTAKA... 52 DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 56 LAMPIRAN... 57

11 DAFTAR TABEL 5.1 Pengambilan Sampel Penelitian... 38 5.2 Statistik Deskriptif... 39 5.3 Hasil Pengujian Hipotesis... 42

12 DAFTAR GAMBAR 3.1 Rerangka Berpikir... 23 3.2 Konsep Penelitian... 26

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel... 57 Lampiran 2. Data Penelitian... 58 Lampiran 3. Hasil Uji Asumsi Klasik... 60 Lampiran 4. Hasil Pengujian Hipotesis... 62

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara riil. Akuntansi berbasis akrual mempunyai keunggulan bahwa informasi laba perusahaan dan pengukuran komponennya berdasarkan akuntansi akrual secara umum memberikan indikasi lebih baik tentang kinerja ekonomi perusahaan daripada informasi yang dihasilkan dari aspek penerimaan dan pengeluaran kas terkini (FASB, 1978). Namun, akuntansi akrual juga memiliki kelemahan. Penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metoda akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Pilihan metoda akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earnings management. Apabila suatu kondisi dimana pihak manajemen ternyata tidak berhasil mencapai target laba yang ditentukan, maka manajemen akan memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun laporan

15 keuangan untuk memodifikasi laba yang dilaporkan. Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau keuntungan maksimal bagi perusahaan sehingga manajemen cenderung memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memberikan informasi laba lebih baik. Adanya asimetri informasi memungkinkan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Manajer cendrung lebih melakukan manajemen laba dengan mengendalikan transaksi akrual, yaitu transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas (Friedlan, 1994). Sementara disisi lain, investor juga cendrung memusatkan perhatiannya pada laporan laba rugi karena investor berpendapat bahwa kestabilan laba akan berdampak pada kestabilan dividen. Transaksi akrual merupakan transaksi yang tidak mempengaruhi aliran kas masuk (cash inflow) maupun aliran kas keluar (cash outflow). Akuntansi akrual terdiri dari discretionary accruals (DA) dan non discretionary accruals (NDA). DA merupakan akrual yang ditentukan manajemen (management determined). Manajer dapat memilih kebijakan dalam hal metoda dan estimasi akuntansi. NDA merupakan akrual yang ditentukan atas kondisi ekonomi (Xiong, 2006). Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Richardson (1998) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang sistematis antara asimetri informasi dengan tingkat manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.

16 Para peneliti telah menemukan bahwa asimetri informasi dapat mempengaruhi manajemen laba. Teori keagenan (Agency Theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai prinsipal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Jika dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimisasi nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi akuntansi. Faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba selain asimetri informasi adalah ukuran perusahaan (Halim, dkk. 2005). Halim, dkk. (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Defond (1993) dalam Veronica dan Bachtiar (2003) menemukan bahwa ukuran perusahaan berkorelasi secara positif dengan manajemen laba. Perusahaan besar mempunyai insentif yang cukup besar untuk melakukan manajemen laba, karena salah satu alasan utamanya adalah perusahaan besar harus mampu memenuhi ekspektasi dari investor atau pemegang sahamnya. Rahmawati, dkk. (2006) menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Rahmawati, dkk. (2006) menemukan bahwa berdasarkan hasil regresi antara variabel dependen manajemen laba dengan masing-masing

17 variabel kontrol didapatkan hasil bahwa variabel SIZE (ukuran perusahaan) tidak mampu menjadi variabel kontrol karena R 2 ukuran perusahaan lebih besar daripada R 2 asimetri informasi yaitu sebesar 0.183306 < 0.267580. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk. (2006). Berdasarkan saran dari Rahmawati, dkk. (2006) yaitu dengan menjadikan variabel kontrol ukuran peruasahaan sebagai variabel independen. Penelitian tersebut menjadi motivasi bagi penulis untuk melakukan penelitian yang terkait dengan asimetri informasi, ukuran perusahaan dan manajemen laba. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah asimetri informasi berpengaruh pada praktik manajemen laba? 2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada praktik manajemen laba? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh asimetri informasi pada praktik manajemen laba. 2) Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan pada praktik manajemen laba.

18 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian yang diharapkan adalah: 1) Manfaat akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi peneliti selanjutnya dan meningkatkan perkembangan terhadap teoriteori yang behubungan dengan penelitian ini, yaitu teori keagenan. 2) Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar masukan dan pertimbangan oleh para investor dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama dalam menilai kualitas laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan, serta sejauh mana asimetri informasi dan ukuran perusahaan itu mempengaruhi manajemen laba sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko investasi.

19 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (agency theory) Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama. Scott (2000) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility masing-masing dengan informasi yang dimiliki. Tetapi di satu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak (full information) dibanding dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetry information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitasnya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada.

20 Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Masalah keagenan muncul karena adanya perilaku oportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal. Jensen dan Meckling (1976), menyatakan bahwa jika kedua kelompok (agent dan principal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasi kos keagenan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) the monitoring expenditure by the principal adalah kos pengawasan yang harus dikeluarkan oleh pemilik; 2) the bonding cost adalah kos yang harus dikeluarkan akibat pemonitoran yang harus dikeluarkan prinsipal kepada agen; 3) the residual loss

21 adalah pengorbanan akibat berkurangnya kemakmuran prinsipal karena perbedaan keputusan antara prinsipal dan agen. 2.2 Manajemen Laba 2.2.1 Pengertian manajemen laba Scott (2000) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs (oportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba (income smoothing) dan pertumbuhan laba sepanjang waktu. Healy dan Wahlen (1999), menyatakan bahwa definisi manajemen laba mengandung beberapa aspek. Pertama intervensi manajemen laba terhadap pelaporan keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment, misalnya judgment yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk ditunjukan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, tanggungjawab untuk pensiun, pajak yang ditangguhkan, kerugian piutang dan penurunan nilai asset. Disamping itu manajer

22 memiliki pilihan untuk metode akuntansi, seperti metode penyusutan dan metode biaya. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan stakeholders mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar. Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na im, 2000). Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen laba adalah intervensi manajemn terhadap laporan keuangan, yang berupa pilihan yang dilakukan oleh manajemen terhadap kebijakan-kebijakan akuntansi, yang diperkenankan dalam proses pelaporan keuangan eksternal untuk mencapai tujuan/maksud tertentu, sehinggga dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan. 2.2.2 Faktor-faktor pendorong manajemen laba Positive accounting theory terdapat tiga hipotesis yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu: 1) Bonus Plan Hypothesis Manajemen akan memilih metoda akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar

23 berdasarkan earnings lebih banyak menggunakan metoda akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan. 2) Debt Covenant Hypothesis Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metoda akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba (Sweeney, 1994). Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal. 3) Political Cost Hypothesis Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metoda akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya : mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain. Scott (2000: 302) mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba : 1) Bonus Purposes Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini (Healy, 1985). 2) Political Motivations Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan

24 karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat. 3) Taxation Motivations Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metoda akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan. 4) Pergantian CEO CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan. 5) Initital Public Offering (IPO) Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan. 6) Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik. 2.2.3 Teknik manajemen laba Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na im (2000) dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:

25 1) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgment (perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. 2) Mengubah metoda akuntansi Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh : merubah metoda depresiasi aktiva tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus. 3) Menggeser perioda biaya atau pendapatan. Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat/menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai pada perioda akuntansi berikutnya, mempercepat/menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat/menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah tak dipakai. 2.2.4 Kondisi untuk praktik manajemen laba Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa earnings atau laba telah dijadikan sebagai suatu target dalam proses penilaian pretasi usaha suatu departemen secara khusus (manajer) atau perusahaan (organisasi) secara umum (Gumanti, 2000). Laba dan tingkat keuntungan juga merupakan alat untuk mengurangi biaya keagenan (agency costs), dari sisi teori keagenan. Misalnya, pada saat keuntungan dijadikan sebagai patokan dalam pemberian bonus, hal ini

26 akan menciptakan dorongan kepada manajer untuk memanipulasi data keuangan agar dapat menerima bonus seperti yang diinginkannya. Selain itu, mengingat akan pentingnya keuntungan atau perolehan secara akuntansi (accounting income) untuk pembuatan keputusan oleh banyak pihak, misalnya investor. Richardson (1998) menunjukkan bukti hubungan antara ketidakseimbangan informasi dengan manajemen laba. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa tingkat ketidakseimbangan informasi akan mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Hasil penelitian Richardson menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara ukuran ketidakseimbangan informasi (bid-ask spreads dan analyst forecast dispersion) dan manajemen laba setelah mengendalikan faktor lain yang dapat mempengaruhi manajemen laba, seperti variabilitas aliran kas, ukuran, risiko, dan pengungkapan keuangan perusahaan. 2.2.5 Pola manajemen laba Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dapat dilakukan dengan cara: 1) Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa datang. 2) Income Minimization Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

27 3) Income Maximization Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang. 4) Income Smoothing Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. 2.3 Tinjauan Tentang Asimetri Informasi dan Teori Bid-Ask Spread 2.3.1 Asimetri informasi Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menambahkan bahwa jika kedua kelompok (agen dan prinsipal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang. Ada dua tipe asimetri informasi : adverse selection dan moral hazard.

28 1) Adverse selection Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan/akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar. 2) Moral Hazard Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar. 2.3.2. Teori bid-ask spread Penelitian Eisenhardt (1989) dalam Mardiyah (2001) menyatakan bahwa teori keagenan menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: 1) Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self-interest). 2) Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa datang (bounded-rationality). 3) Manusia selalu menghindari risiko (risk averse). Masalah keagenan dihadapi pula oleh partisipan pasar modal. Salah satu partisipan pasar modal adalah dealer atau market makers. Ketidakpastian yang

29 dihadapi dealer disebabkan karena adanya ketidakseimbangan informasi (information asymmetry). Untuk mengurangi ketidakpastian tersebut dealer membutuhkan informasi. Untuk mendapatkan informasi dibutuhkan biaya. Besarnya ketidakseimbangan informasi yang dihadapi dealer akan tercermin pada spread yang ditentukannya. Dealer selalu berusaha menentukan spread secara wajar dengan memperhatikan kejadian tertentu atau kondisi atau informasi apa saja yang memberikan sinyal mengenai surat berharga yang dimilikinya. Bid-ask spread merupakan selisih harga beli tertinggi dengan harga jual terendah saham trader. Stoll (1989) dalam Mardiyah (2001) menyatakan bahwa bid ask spread merupakan fungsi dari tiga komponen biaya yang berasal dari: 1) pemilikan saham (inventory holding); 2) pemrosesan pesanan (order processing); 3) informasi asimetri. Biaya pemilikan menunjukkan trade off antara memiliki terlalu banyak saham dan memiliki terlalu sedikit saham. Atas biaya pemilikan saham tersebut akan menimbulkan opportunity cost. Biaya pemrosesan pesanan meliputi biaya administrasi, pelaporan, proses komputer, telepon, dan lainnya. Sedangkan biaya informasi asimetri lahir karena adanya dua pihak trader yang tidak sama dalam memiliki dan mengakses informasi. Pihak pertama adalah informed trader yang memiliki informasi superior dan pihak lainnya yaitu uninformed trader yang tidak memiliki informasi. Ketidakseimbangan informasi tersebut menyebabkan munculnya perilaku adverse selection dan moral hazard dalam perdagangan saham antar trader. Jika kedua belah pihak bertransaksi, maka uninformed trader menghadapi risiko rugi jika bertransaksi dengan informed trader. Upaya mengurangi risiko rugi tersebut tercermin dalam bid ask spread.