2016 PELESTARIAN PRODUK KLEPON SEBAGAI OBJEK GASTRONOMI NUSANTARA JAWA BARAT DI KECAMATAN LENGKONG KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA BANDUNG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rohayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya untuk makan karena hanya dengan makan manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, di kota

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempengaruhi jenis kuliner daerah masing-masing. Wisata kuliner atau

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik mengenai jumlah wisatawan nusantara (Wisnus) setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Salah satu bisnis industri makanan yang terus merangkak naik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 2 DATA DAN ANALISA

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahendra Andry Irawan, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi : Misi :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kudapan sekali-pun dapat ditemukan hampir di setiap pelosok kota ini. Selain

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB. I PENDAHULUAN. wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) serta dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, Menurut

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan potensi daerah yang dimilikinya baik secara regional, nasional

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan waktu. Banyak

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang mungkin kiranya kita sebagai warga negara Indonesia patut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. tahun, Indonesia mengalami perubahan karakter yang terjadi secara perlahan. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan etniknya. Penanda etnik di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan keberagaman budayanya dan hal tersebut merupakan salah satu aspek yang menarik minat banyak wisatawan untuk datang berkunjung. Banyak Negara bergantung pada industri pariwisata sebagai sumber pajak dan pendapatan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan sekitarnya. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat bahkan bagi Negara sekalipun. Manfaat pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek/segi yaitu dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, nilai pergaulan dan ilmu pengetahuan, serta peluang dan kesempatan kerja. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi nonpemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada para wisatawan. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat mengatakan bahwa saat ini Bandung menempati urutan pertama sebagai kota favorit di Asean dan termasuk urutan kelima se-asia Pasifik juga urutan ke-21 di dunia terkait pariwisata.berikut rekapitulasi data kunjungan wisatawan ke Kota Bandung tahun 2014. 1

2 Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2014 Keterangan 2014 Satuan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol (Pasteur, Pasir Koja, 35.002.815 Kendaraan Kopo, M. Toha, Buah Batu) 1. Jumlah pengunjung melalui gerbang tol. 2. Jumlah pengunjung melalui bandara, stasiun, terminal. 79.164.051 7.038.837 Jumlah Wisatawan yang melalui pintu gerbang kedatangan a. Wisman b. Wisnus 86.202.888 180.143 5.627.421 Jumlah Wisatawan menginap a. Wisman b. Wisnus 5.807.564 176.487 4.242.294 Jumlah tamu menginap Jumlah tamu tidak menginap 4.418.781 1.388.783 Sumber: Disparbud Kota Bandung. Salah satu sektor pariwisata adalah sektor kuliner. Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini merupakan hasil kerja keras pemerintah, pihak swasta, serta segenap lapisan masyarakat yang sadar dan peduli bahwa sektor kuliner merupakan salah satu sumber pendapatan sehari-hari. Selama ini kuliner merupakan salah satu cara

3 efektif untuk meningkatkan brand dan promosi bagi sebuah Negara. Jumlah ratarata wisatawan kuliner di Kota Bandung pada tahun 2015 mencapai 6 juta kunjungan dalam setahun. Kota Bandung terpilih sebagai salah satu destinasi wisata favorit di kawasan Asia. Hasil tersebut didapatkan dari survei independen yang dilakukan terhadap wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Di Indonesia terdapat berbagai macam kuliner baik berupa makanan modern maupun tradisional, khususnya di Jawa Barat. Makanan tradisional merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia. Setiap Negara pasti memiliki kekhasan yang dapat membuat negaranya berbeda dari Negara lain dan setiap Provinsi ataupun Kota pasti mempunyai makanan dan jajanan khasnya masing-masing, salah satu contohnya di Kota Bandung. Kota Bandung memiliki banyak makanan dan minuman tradisional khas diantaranya: batagor, bandrek, combro, nasi timbel, misro, kue cubit, gepuk, karedok, lotek, mie kocok, peuyeum, soto bandung, pisang molen, colenak, bajigur, bandrek, sakoteng, es doger, es cendol, dll. Jajanan Tradisional merupakan warisan budaya yang unik dan sering terlupakan tapi sesungguhnya cukup banyak peminatnya. Meskipun relatif berbentuk kecil, tapi kue tradisional adalah bagian dari atribut tradisi bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan sebagai sarana untuk memajukan pariwisata Indonesia. Salah satu upaya untuk menjaga eksistensi makanan tradisional adalah dengan mengenal lebih jauh tentang bagaimana jenis-jenis jajan tradisional. Bukan hanya resep, bahan dasar, cara membuat, cara menyajikan, namun juga cerita dan mitologi dibalik jajanan pasar itu sendiri. Kue-kue tradisional mempunyai cita rasa yang khas karena terbuat dari bahan alami. Jajanan tradisional merupakan salah satu komponen penting dalam pusaka kuliner Indonesia. Bukan saja karena jajanan tradisional enak rasanya atau unik warna dan penampilannya, melainkan juga karena jajanan tradisional sangat sarat dengan unsur simbolisme atau perlambangan. Jajanan tradisional lebih kaya makna simbolisnya dalam adat masyarakat Jawa. Namun saat ini pola konsumsi

4 masyarakat mulai banyak berubah, semakin maraknya makanan modern semakin menurun pula tingkat konsumsi makanan tradisional di kalangan masyarakat. Bahkan, kalau kita pergi ke pasar sudah banyak jenis jajanan pasar tradisional yang sudah tidak dapat lagi ditemukan. Positif dan negatif pada usaha makanan tradisional harus dikonsiderasikan sebagai aset ekonomi dan upaya pelestarian makanan tradisional serta peningkatan usaha kecil. Sebagai warisan kuliner, sudah seyogyanya makanan yang sudah hampir jarang ditemui ini dilestarikan. Masyarakat cenderung menganggap jajanan tradisional adalah makanan yang rendah dan kuno, bahkan urusan makan pun sekarang dijadikan ukuran status sosial seseorang. Hal itu membuat keberadaan jajanan tradisional semakin langka dan tergantikan dengan jajanan modern. Seperti halnya kue tradisional klepon yang mulai mengalami penurunan. Klepon merupakan salah satu kue khas Jawa Barat yang sudah banyak dikenal di berbagai daerah dan termasuk kedalam kelompok jajanan pasar. Klepon berbahan dasar tepung beras ketan putih yang diisi dengan gula merah dan biasa disajikan dengan parutan kelapa. Dibagian lain Indonesia seperti di Sumatera dan Malaysia, kue tradisional klepon disebut sebagai onde-onde. Tanpa perhatian, cepat atau lambat kue tradisional klepon akan hilang. Untuk itu diperlukan adanya upaya untuk melestarikan agar kue tradisional klepon tetap mempunyai eksistensi dan dapat bersaing dengan makanan modern lainnya selain itu juga pelestarian kue tradisional klepon perlu dilaksanakan untuk menghindari klaim dari negara lain. masyarakat harus lebih mengenal dan memperkenalkan kepada orang lain bahwa makanan tradisional yang kita miliki merupakan identitas bangsa. Dalam penyampaian gagasan ini yang menjadi fokus utama adalah pentingnya menghargai, melestarikan budaya bangsa untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian. Upaya membangun citra makanan tradisional sekaligus kecintaan terhadap produk tersebut, sangat penting adanya dukungan dari media (cetak maupun elektronik) karena media lebih mudah membangun image pada konsumen. Selain itu perlu ada dukungan pengarahan dan pendampingan yang terus menerus pada pelaku bisnis makanan tradisional agar selaku pemain utama untuk selalu mengusahakan citra positif dari makanan tradisional.

5 Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka peneliti ingin melakukan penelitian terkait dengan inventori dan upaya pelestarian makanan tradisional Indonesia. Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian Pelestarian Produk Klepon Sebagai Objek Gastronomi Nusantara Jawa Barat di Kecamatan Lengkong Kota Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Untuk menghindari meluasnya pembahasan, peneliti merumuskan masalah dengan pertanyaan : 1. Bagaimana perkembangan kue tradisional klepon pada saat ini di Kota Bandung? 2. Bagaimana inovasi produk yang dilakukan pengusaha kuliner terhadap harapan masyarakat dalam melestarikan kue tradisional klepon? 3. Bagaimana peran Pemerintah Daerah dalam melestarikan kue tradisional klepon? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tentang perkembangan kue tradisional klepon pada saat ini khususnya di Kota Bandung. 2. Mengetahui inovasi yang dilakukan oleh pengusaha kuliner terhadap kue tradisional klepon. 3. Mengetahui pengaruh peran Pemerintah Daerah dalam upaya pelestarian kue tradisional klepon. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis diantaranya: 1.4.1 Manfaat Teoritis

6 Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan juga memberikan solusi atas masalah tentang pelestarian objek gastronomi nusantara di Indonesia. Penelitian juga diharapkan dapat mendorong kesadaran setiap individu akan pentingnya menghargai, melestarikan budaya bangsa untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang berkaitan dengan topik ini, diantaranya: 1. Bagi pihak masyarakat, penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya agar masyarakat bisa mengenal dan menjaga budayanya sendiri khususnya dalam hal ini adalah jajanan tradisionalnya, juga sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya berupa kuliner jajanan tradisional sebagai WTB (Warisan Tak Berbenda) serta menjadi alternatif kue sehingga bisa digunakan dalam berbagai kesempatan. 2. Bagi mahasiswa, sebagai salah satu referensi dalam penulisan karya ilmiah dan sebagai tambahan wawasan dalam melestarikan budaya. 3. Bagi pihak wirausaha, penelitian pengembangan produk klepon ini diharapkan dapat meningkatkan peminat atau membuka peluang usaha dalam menjual produk makanan tradisional. 4. Bagi pihak perhotelan/restaurant, sebagai identitas dan travel destination untuk para wisatawan lokal/mancanegara sehingga akan menjadi nilai lebih untuk hotel/restaurant itu sendiri. 5. Bagi pihak perpustakaan arsip dan daerah, sebagai sarana referensi juga membantu arsip perpustakaan dalam bidang budaya kuliner, sehingga bisa menjadi wadah melestarikan budaya (terpelihara) dan tercatat. 6. Bagi jawa barat, sebagai salah satu upaya mendukung branding Jawa Barat (salah satu identitas jawa barat), bisa mengangkat jawa barat melalui kuliner jajanan tradisional dan juga sebagai promosi Jawa Barat dalam memajukan pariwisata Indonesia.

7 1.5 Batasan Masalah Untuk menghindari pelebaran masalah, maka peneliti akan membatasi masalah yaitu sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian akan dilaksanakan di satu Kecamatan yang ada di Kota Bandung yaitu Kecamatan Lengkong. 2. Bahasan utama dari penelitian ini adalah tentang pelestarian kue tradisional klepon yang nantinya akan menjadi sumber informasi resmi dan media yang secara lengkap membahas tentang kue tradisional klepon dari segi mitologi, acara adat masyarakat, perkembangan, inovasi pengusaha kuliner dan peran pemerintah daerah.