BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media sosial berkembang secara pesat seiring dengan perkembangan komputer dan internet. Hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2016 menyatakan bahwa 97,4% masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Beberapa konten media sosial yang sering diakses antara lain Facebook, Instagram, Youtube, Google, Twitter, dan Linkedin. 1,2 Pengguna baru media sosial pada kelompok mahasiswa mayoritas berusia 18-25 tahun, terbanyak dibandingkan dengan kelompok lainnya. Persentase pengguna baru media sosial kelompok mahasiswa mencapai persentase 89,7%, yang menunjukkan bahwa mayoritas pengguna media sosial adalah remaja akhir hingga dewasa muda. 2,3 Media sosial memberikan hal positif dan negatif bagi penggunanya. Hal positif terkait penggunaan media sosial antara lain membantu menjalin hubungan dengan teman lama maupun baru, berbagi dan bertukar informasi dan ide, mengetahui informasi terbaru, dan membantu berpartisipasi dalam aktivitas keseharian maupun organisasi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri, kebahagiaan, kualitas hubungan sosial, kepuasan hidup, dan harga diri dari penggunanya. Hal negatif mengenai penggunaan media sosial dapat berupa 1
2 penyalahgunaan seperti pelecehan, adiksi media sosial, dan cybercrimes yang memberikan dampak negatif bagi penggunanya. 4,5 Kurikulum kedokteran menggunakan sistem perkuliahan Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) dengan fokus SCL (Student Centered Learning) yang terintegrasi dan mengacu pada SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated, Community-based, Elective/Early Clinical Exposure, Systematic). Metode SPICES ini diterapkan pada kurikulum modul terintegrasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kurikulum modul terintegrasi membagi tiap semester menjadi tiga modul. Masing-masing modul memiliki berbagai kegiatan pembelajaran, diantaranya yaitu kuliah umum, praktikum, keterampilan klinik dasar, belajar bertolak dari masalah, Interprofessional Education (IPE), dan kuliah kerja nyata (KKN). Penelitian di Saudi menyatakan sistem SPICES menggunakan metode pembelajaran yang rileks, praktis, dan menyenangkan, sehingga memotivasi mahasiswa untuk dapat mengatur waktu dan tugas agar mampu meningkatkan keterampilan dan menjadi pelajar mandiri. Hal ini dapat mengurangi stress serta meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa kedokteran terhadap suasana lingkungan belajar tempatnya menuntut ilmu. 6,7 Di sisi lain terdapat kesulitan yang dihadapi mahasiswa terkait sistem SPICES, yaitu mahasiswa dituntut untuk mampu menguasai sistem belajar yang baru dan mengerjakan tugas secara mandiri serta memiliki keterampilan klinik sejak tahun pertama kuliah. 8 10 Studi meta analisis tahun 2016 mencantumkan bahwa angka prevalensi depresi pada mahasiswa kedokteran mencapai 20-30 persen. 11 Mahasiswa kedokteran memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
3 mahasiswa jurusan atau fakultas selain kedokteran. 12,13 Depresi menyebabkan DALY (Disability-Adjusted Life Year) terbesar kedua secara global dan mempengaruhi produktivitas dari seorang individu. 14 Tuntutan dari orangtua dan tuntutan akademik yang tinggi, kurangnya dukungan dan waktu untuk diri sendiri, serta kekhawatiran terhadap masa depan merupakan beberapa faktor penyebab tingginya angka depresi dari segi kurikulum kedokteran. 15 Studi di Kenya tahun 2014 menyatakan bahwa penggunaan media sosial pada mahasiswa kedokteran berkaitan dengan komunikasi dan akademik. 16 Hubungan intensitas penggunaan media sosial terhadap depresi masih menjadi kontroversi, apakah penggunaan media sosial berhubungan dengan depresi atau tidak berhubungan. Peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dengan gejala depresi pada mahasiswa kedokteran yang menggunakan kurikulum modul terintegrasi. 1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan intensitas penggunaan media sosial dengan gejala depresi pada mahasiswa kedokteran dengan sistem kurikulum modul terintegrasi? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan gejala depresi pada mahasiswa kedokteran kurikulum modul terintegrasi.
4 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan jenis kelamin dengan intensitas penggunaan media sosial pada mahasiswa kedokteran kurikulum modul terintegrasi 2. Mengetahui hubungan jumlah uang saku per bulan dengan intensitas penggunaan media sosial pada mahasiswa kedokteran kurikulum modul terintegrasi 3. Mengetahui hubungan prestasi akademik dengan intensitas penggunaan media sosial pada mahasiswa kedokteran kurikulum modul terintegrasi 4. Menganalisis hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dengan gejala depresi pada mahasiswa kedokteran kurikulum modul terintegrasi 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kedokteran terutama di bidang ilmu kedokteran jiwa mengenai hubungan intensitas penggunaan media sosial dengan gejala depresi pada mahasiswa kedokteran kurikulum modul terintegrasi. 1.4.2 Manfaat untuk Masyarakat Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan dan informasi untuk masyarakat, khususnya untuk akademisi dan mahasiswa kedokteran. 1.4.3 Manfaat untuk Penelitian Memberikan informasi yang menjadi pelengkap penelitian sebelumnya dan menjadi acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
5 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1. Orisinalitas Penelitian Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Brian A. Primack,dkk., Use of Multiple Social Media Platforms and Symptoms of Depression and Anxiety: A Nationally Representative Study Among U.S. Young Adults, 2017. 14 Subjek: Sampel perwakilan nasional dari 1787 dewasa muda U.S berumur 18-32 tahun. Variabel bebas: Penggunaan berbagai jenis media sosial. Variabel terikat: Depresi dan anxiety Instrumen: Patient-Reported Outcomes Measurement Information System (PROMIS). Uji analisis Stata 3.1. Subjek yang menggunakan 7-11 media sosial mengalami peningkatan level depresi dan kecemasan (p<0,001). Sarah Damayanti, Perbedaan Tingkat Kecemasan dan Depresi pada Mahasiswa Sistem Perkuliahan Tradisional dengan Sistem Perkuliahan Terintegrasi, 2016. 17 Stefanie Pramudita, Hubungan Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial dengan Depresi pada Mahasiswa Tingkat Akhir, 2016. 18 Subjek: 368 orang mahasiswa S1 Pendidikan Dokter FK Undip. Variabel bebas: Sistem perkuliahan sks dan sistem perkuliahan modul. Variabel terikat: Tingkat kecemasan dan tingkat depresi. Instrumen: Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) dan Zung Self-rating Depression Scale (ZSDS). Uji analisis Chi-Square. Subjek: 211 mahasiswa/i FK Undip angkatan 2012. Variabel bebas: Intensitas penggunaan situs jejaring sosial. Variabel terikat: Tingkat depresi Instrumen: Social Networking Time Use Scale (SONTUS) dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II). Uji korelasi Cramer s V dan Spearman. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada tingkat kecemasan (p=0,490) dan tingkat depresi (p=0,692) antara mahasiswa perkuliahan tradisional dan terintegrasi. Korelasi positif signifikan ditemukan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi (p<0,001, ρ=0,118). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada subjek penelitian, tahun penelitian, dan jenis media sosial yang diteliti. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang di tingkat akhir yang menggunakan
6 kurikulum modul terintegrasi (angkatan 2014). Instrumen yang digunakan adalah SONTUS (Social Networking Time Use Scale) untuk mengukur intensitas penggunaan media sosial dan BDI-II (Beck Depression Inventory-II) untuk mengukur gejala depresi.