BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih kurangn 17.508 pulau, dengan sekitar 6.000 kekayaan sumberdaya alam yang sangat melimpah dan berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia secara keseluruhan juga memiliki garis pantai terpanjang di dunia yaitu 81.000 km 2 yang merupakan 14 % dari garis pantai yang ada di seluruh dunia. Luas perairan Indonesia secara keseluruhan mencapai 5,8 juta km 2 atau mendekati 70 % dari luas negara Indonesia (Resosudarmo, et al. 2002). Sebagai negara kepulauan 2/3 dari wilayah negara Indonesia merupakan wilayah perairan dengan sumberdaya hayati terbesar dan seluruhnya belum dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan optimal, sumberdaya hayati perairan ini mempunyai karakteristik yang unik yaitu merupakan sumberdaya milik umum (Common Property), akibatnya pemanfaatan sumberdaya bersifat open acces artinya semua orang dapat melakukan kegiatan pemanfaatan sumberdaya di wilayah perairan tanpa adanya pembatasan. Danau merupakan salah satu perairan yang memiliki potensi sumberdaya hayati. Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia, baik untuk rumah tangga, industri, pertanian dan perikanan. Beberapa fungsi penting tersebut antara lain : sebagai sumber plasma nutfah yang khas terutama jenis-jenis ikan dengan tingkat endemisitas yang tinggi, penyimpan air, kebutuhan air minum, mandi, cuci, kakus (MCK) dan
irigasi, sebagai pendukung sarana transportasi, kegiatan budidaya perikanan, pariwisata dan pembangkit listrik (Hayati, et al. 2012) Dari berbagai potensi yang dimiliki oleh danau, maka danau merupakan potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan, dikelola dan dikembangkan secara lestari dan berkelanjutan. Agar fungsi tersebut dapat dipertahankan untuk masa mendatang, pengelolaannya harus memperhatikan daya dukung lingkungan (Carrying Capacity). Danau Siais merupakan salah satu sumberdaya perairan yang dimiliki oleh Desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan luasnya berkisar + 4.500 ha, dengan rata-rata kedalaman berkisar antara 20 s/d 25 m, dan merupakan danau terbesar kedua setelah Danau Toba di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Panorama alam yang terbentang indah di sepanjang danau serta lingkungan perairan yang sangat mendukung bagi proses kehidupan biota, merupakan modal utama dari danau tersebut untuk dapat dikembangkan berbagai jenis kegiatan pemanfaatan sumberdaya perairan, seperti usaha kegiatan perikanan dan pengembangan daerah wisata yang dapat mendukung peningkatan perekonomian masyarakat setempat maupun pemerintah daerah (Bappeda, 2008). Danau Siais merupakan suatu perairan yang sudah banyak dimanfaatkan oleh beberapa sektor pertanian, perikanan, perhubungan, dan juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat di sekitar danau. Adanya berbagai aktivitas manusia di sekitar danau tersebut, menyebabkan Danau Siais mengalami perubahan-perubahan ekologis kondisinya sudah berbeda dengan kondisi alamnya sehingga kelestariannya perlu diperhatikan (Bappeda, 2008). Ketidak seimbangan ekologi di suatu perairan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan ekologis.
Di Danau Siais terdapat kegiatan perikanan keramba jaring apung (KJA). Sejak tahun 2000 aktivitas KJA di pinggir danau berjumlah 10 unit. Keramba ini dibuka oleh Dinas Perikanan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai keramba percontohan bagi masyarakat setempat dan sifatnya sebagai keramba pendederan, dengan luas per unit 3 x 3 x 4 m, dengan jumlah padat tebar 500 ekor. Adapun jenis-jenis ikan yang didederkan di dalam KJA ini adalah : ikan mas (Cyprinus sp.), tawes (Puntius sp.), lele (Claris sp.), gurami (Osphronemus sp.), tambakan (Helostema sp.), mujair (Oreochromis sp.), dan barau (Hampala sp.). Namun pada saat sekarang kondisi KJA telah berbeda dimana didapatkan jumlah KJA yang beroperasi dipinggir danau telah bertambah dengan tujuan ekonomi adapun ikan yang dipelihara yaitu hanya ikan yang bernilai ekonomis seperti mas (Cyprinus sp.), dan nila (Oreochromis sp.) (DPK, 2008) Aktivitas pada sektor perikanan KJA yang ada di Danau Siais perlu dikelola dengan memperhatikan daya dukung lingkungan agar tidak terjadi pengaruh secara negatif atau perubahan secara ekologis. Hal ini dikarenakan adanya limbah organik yang berasal dari pakan ikan, akibat ketidak efisienan terhadap pemberian pakan serta feses yang menumpuk di dasar perairan. (Machbub, 2010), menyatakan kegiatan keramba jaring apung merupakan kegiatan perikanan sebagai sumber penghasil fosfat dan nitrat di perairan. Unsur nitrat (N) dan fosfat (P) yang dikandung pakan ikan merupakan sumber pencemaran air yang dapat mendorong terjadinya eutrofikasi, disamping BOD yang menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Selain itu juga hasil peruraiannya yang menyebabkan timbulnya nitrit, amonia dan sulfida yang akan menyebabkan pencemaran air apabila jumlahnya berlebihan sehingga melampaui
daya dukung danau/ waduk yang berakibat timbulnya eutrofikasi yang berakibat hilangnya nilai estetika dan fungsi danau sehingga merubah kondisi ekosistem pada suatu danau/ waduk. Maka diperlukan suatu konsep pengelolaan dari pemanfaatan Danau Siais yang dapat dikembangkan agar sumberdaya yang dimiliki tetap lestari serta berkelanjutan di masa mendatang adalah konsep daya dukung lingkungan terhadap kegiatan yang ada di suatu danau. Daya dukung merupakan konsep dasar yang dikembangkan untuk kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan secara berkelanjutan. Konsep ini dikembangkan untuk mencegah kerusakan atau degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Daya dukung merupakan istilah yang lebih umum untuk karakter lingkungan dan kemampuannya dalam mengakomodasi suatu kegiatan tertentu atau laju suatu kegiatan tanpa dampak yang tidak dapat diterima. Konsep daya dukung didasarkan kepada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme (Bengen, 2002). Analisis daya dukung lingkungan perairan perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan ekosistem dalam mendukung kegiatan pemanfaatan agar sesuai dengan hasil yang diharapkan. Nilai daya dukung merupakan faktor penting dalam menjamin siklus produksi dalam jangka waktu yang lama dan berkesinambungan (Suparjo, 2008). Diharapkan penelitian melalui pendekatan daya dukung ini khususnya untuk kegiatan perikanan keramba jaring apung, dapat diketahui apakah daya dukung lingkungan perairan Danau Siais masih dapat mendukung kegiatan perikanan KJA. Sehingga dapat diketahui jumlah produksi ikan dalam jumlah
ton/tahun yang dapat ditampung oleh danau tersebut sesuai dengan daya dukungnya, dengan demikian, potensi dan sumberdaya Danau Siais dapat dijaga kelestariannya dan tetap berkelanjutan dalam pemanfaatan dan pengelolaan khususnya untuk kegiatan keramba jaring apung. 1.2. Rumusan Masalah Danau Siais telah banyak dimanfaatkan oleh beberapa sektor pertanian, perhubungan, perikanan dan aktivitas masyarakat baik secara ekonomis maupun seharai-hari. KJA merupakan salah satu kegiatan perikanan yang ada di Danau Siais. Adanya kegiatan perikanan KJA di danau akan mempengaruhi kondisi dan kualitas lingkungan perairan Danau Siais. Kegiatan perikanan KJA yang ada harus sesuai dengan daya dukung lingkungan agar kelestariannya tetap terjaga. Jika aktivitas KJA tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan dikhawatirkan akan terjadi pengaruh yang negatif terhadap kelestariaan ekosistem Danau Siais. Untuk itu, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Sejauh mana aktivitas KJA mempengaruhi daya dukung lingkungan Danau Siais. 2. Sejauh mana aktivitas KJA mempengaruhi kualitas perairan Danau Siais 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan perairan Danau Siais dan daya dukungnya terhadap kegiatan perikanan KJA dengan mendapatkan jumlah produksi maksimum KJA yang dapat ditampung
perairan Danau Siais sehingga kelestariannya terjaga dan memberikan keuntungan maksimal yang berkelanjutan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi tentang pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perairan menggunakan konsep daya dukung lingkungan (Carrying Capacity) terhadap kegiatan Keramba Jaring Apung di Perairan Danau Siais. 1.5. Kerangka Berpikir Perairan Danau Siais telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai sektor seperti perikanan, perhubungan, pariwisata, aktivitas masyarakat baik secara ekonomis dan kegiatan rumah tangga sehari-hari. Kegiatan-kegiatan di atas akan memberikan pengaruh baik secara positif terhadap ekonomi masyarakat dan pengaruh negatif bagi kelestarian lingkungan. Misalnya kegiatan perikanan KJA yang merupakan kegiatan sektor perikanan yang ada di Danau Siais. Kegiatan ini telah memberikan pengaruh positif secara ekonomis, juga akan memberikan pengaruh negatif bagi lingkungan dan kelestarian sumberdaya, yang apabila dalam pengelolaan dan pemanfaatannya tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan (Carrying Capacity). Aktivitas perikanan KJA yang ada menggunakan pemberian pakan hampir 70% dari proses produksinya untuk mendapatkan jumlah produksi yang besar. Pertumbuhan jumlah keramba yang terus meningkat yang berarti terus meningkatnya jumlah ikan yang dipelihara akan menghasilkan sejumlah limbah
organik yang besar akibat pemberian pakan yang tidak efektif dan efisien. Dengan jumlah produksi yang tinggi akan membutuhkan penggunaan pakan dalam jumlah yang tinggi. Pada saat jumlahnya melampaui batas tertentu dapat mengakibatkan proses sedimentasi berupa penumpukan sisa pakan di dasar perairan, limbah tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas perairan (pengurangan pasokan oksigen dan pencemaran air danau yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan hewan yang dipelihara. Sisa pakan dan metabolisme dari aktifitas pemeliharaan ikan dalam KJA menjadi penyebab utama menurunnya fungsi ekosistem danau yang berakhir pada terjadinya pencemaran danau, mulai dari eutrofikasi yang menyebabkan ledakan (blooming) fitoplankton dan gulma air seperti enceng gondok, serta upwelling yang dapat mengakibatkan kematian organisme perairan (terutama ikan-ikan budidaya) serta diakhiri dengan makin menebalnya lapisan anaerobik di badan air danau. Untuk itu diperlukan penelitian tentang daya dukung lingkungan (Carrying Capacity) perairan Danau Siais terhadap kegiatan perikanan KJA dengan mengetahui kapasitas maksimum produksi yang dapat ditampung oleh Danau Siais, agar kondisi lingkungan dan kelestarian ekosistem dapat dipertahankan dan berkelanjutan. 1.6. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran, maka disusun hipotesa dalam rangka mencapai tujuan penelitian yaitu : Daya dukung lingkungan perairan Danau Siais masih dapat mendukung aktivitas Perikanan Keramba Jaring Apung.
Danau Siais Keramba Jaring Apung Unsur Hara Fosfat dan Nitrat Kualitas dan Kondisi Perairan Tidak Layak Daya Tampung Produksi Perikanan Maksimum Daya Dukung Lingkungan (Carrying Capicity) Layak Gambar 1.1. Bagan Alir Kerangka Berpikir