BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Sumber daya manusia yang memiliki peran paling banyak dalam meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit adalah perawat. Menurut Undang- Undang No. 38 tahun 2014 tentang Perawat, Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan. Mengingat perawat adalah sumber daya terpenting dalam menjalankan pelayanan suatu rumah sakit, maka perawat dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, komunikasi interpersonal, kemampuan teknis dan moral. Dengan keadaan tersebut, perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien. Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan baik atau buruknya kualitas rumah sakit karena perawat merupakan sumber daya manusia yang paling banyak melakukan kontak langsung dengan pasien. Pelayanan yang dilakukan oleh perawat yaitu pada rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan yang diberikan oleh perawat terbanyak adalah pada rawat inap. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perawat merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit. 1
2 Kelelahan kerja pada perawat merupakan salah satu permasalahan dalam manajemen sumber daya manusia di Rumah Sakit. Menurut hasil survei dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun 2006, sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu (Widyasari, 2010). Menurut Internasional Labour Organization (2004) setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58115 sampel, 32,8% diantaranya atau sekitar 18828 sampel menderita kelelahan. Hal ini juga dikatakan dalam penelitian Setyawati (2007) yang menyebutkan salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia adalah stress dan kelelahan (fatigue). Kelelahan kerja memberi kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitian Perwitasari dan Tualeka (2013) tentang Faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja subyektif pada perawat di RSUD DR. Mohamad Soewandhie Surabaya menunjukkan kelelahan kerja terjadi karena faktor status gizi (p=0,000). Penelitian Adelina Vilia (2013) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat di instalasi rawat inap RSUD DR. H. Abdul Moeleok Bandar Lampung menunjukkan kelelahan kerja terjadi karena faktor jenis kelamin (p= 0,034),masa kerja (p= 0,041) dan shift kerja (p=0,001) Penelitian Efa Yulia (2015) mengenai faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat instalasi gawat darurat (IGD) di RSUD Semarang
3 menunjukkan bahwa kelelahan kerja karena di sebabkan oleh faktor umur (p=0,021) dan beban kerja (p=0,000). Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Suma mur, 2009). Kelelahan kerja dapat menimbulkan beberapa keadaan yaitu prestasi kerja yang menurun. Kelelahan kerja terbukti memberikan kontribusi lebih dari 60% dalam kejadian kecelakaan di tempat kerja (Maurits, 2010). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja seperti sifat pekerja yang monoton, intensitas kerja dan ketahanan kerja mental dan fisik yang tinggi, cuaca ruang kerja; pencahayaan dan kebisingan serta lingkungan kerja lain yang tidak memadai, faktor psikologis, rasa tanggung jawab; ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik, penyakit-penyakit, rasa kesakitan dan gizi, dan circadian rhytm. Di informasikan dalam kaitan kejadian kelelahan kerja shift kerja berpeluang menimbulkan gangguan tidur pada pekerja shift kerja malam sekitar 80% (Maurits, 2010). Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan fisik yang terpadu,meningkatkan upaya dan penanggulangan gangguan jiwa dan masalah psikososial di masyarakat.dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya maka Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau memanfaatkan semua sarana,fasilitas dan unsur-unsur manajemen yang ada termasuk manusia sebagai karyawan,tempat kerja dan lingkungan kerja sekitarnya. Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau memiliki 6 ruangan rawat inap dan 1 ruangan Unit Gawat Darurat yang dijaga oleh 112 orang perawat pada masing-
4 masing ruangan terdiri dari 5 kamar pasien.tiap ruangan terdiri dari pasien yang sudah membaik dan pasien yang masih parah,pasien yang membaik menempati satu kamar yang berisi dua orang sementara yang masih parah menempati kamar tersendiri.unit ini membutuhkan pengawasan yang maksimal 24 jam oleh dokter ahli dan tenaga keperawatan yang kompeten.karena begitu kompleksnya pekerjaan di unit ini sangatlah di perlukan kesiapan fisik dan mental setiap perawat dalam menangani pasien karena jika tidak kelelahan kerja akan terjadi setiap saat. Dari hasil survey yang di lakukan oleh peneliti pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provins Riau, dapat di ketahui bahwa perawat melakukan pekerjaannya selama 7 jam sehari tetapi ada perawat yang bekerja sampai 9 jam. Jadwal kerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau memakai sistem shift yang terdiri dari 3 shift yaitu : Shift pagi ( Pukul 07.00-14.00), Shift sore (Pukul 14.00-20.00), dan Shift malam (20.00-07.00). Ketika mereka sudah bekerja selama 4 jam,mereka diberikan waktu istirahat kurang lebih selama satu jam.pekerjaan perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau antara lain : memandikan pasien,memasukan obat kedalam tubuh pasien dengan cara disuntik, membersihkan kamar pasien,serta mengerjakan administrasi pasien,dan juga mereka harus membawa serta mengawasi pasien ketika pasien dibawa keluar ruangan untuk menghirup udara segar dan melatih pasien.satu pasien ditangani oleh seorang perawat,tetapi jika ada pasien yang masih dalam kondisi yang parah,mereka ditangani oleh dua orang perawat dan dibantu oleh 1 orang satpam. Sekitar 21,8% perawat mendapatkan bahaya ketika menghadapi pasien misalnya
5 perawat mendapatkan pukulan,dijambak, ditendang oleh pasien.sifat kerja yang monoton, kondisi lingkungan kerja yang panas,beban kerja yang berlebihan serta faktor psikologis menimbulkan kelelahan kerja pada mereka.disamping itu juga terdapat beberapa keluhan yang dialami para perawat seperti mengantuk,kepala terasa berat,pegal pada seluruh anggota badan mata,leher,punggung dan kaki.pernyataan ini di ungkapkan sekitar 16,35% perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau ketika di wawancara. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor Penyebab Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah faktor penyebab kelelahan kerja pada perawat di rumah sakit jiwa Tampan Provinsi Riau? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor penyebab kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan faktor usia terhadap kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau.
6 2. Untuk mengetahui hubungan faktor jenis kelamin terhadap kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. 3. Untuk mengetahui hubungan faktor status pernikahan terhadap kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. 4. Untuk mengetahui hubungan faktor masa kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. 5. Untuk mengetahui hubungan faktor beban kerja terhadap kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih pemikiran yang sistematis dalam menganalisa dan memecahkan suatu masalah. Selain itu sebagai sarana untuk mengaplikasikan keilmuan K3 yang telat didapat di perkuliahan dalam dunia kerja mengenai faktor penyebab kelelahan kerja, khususnya pada perawat di rumah sakit jiwa Tampan Provinsi Riau. 2. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data mengenai faktor-faktor penyebab kelelahan kerja pada perawat di rumah sakit, khususnya rumah sakit jiwa Tampan Provinsi Riau, sehingga pihak rumah sakit dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam bekerja. serta dapat mengurangi kelelahan kerja dan meningkatkan kinerja dalam pencapaian produktivitas kerja.