ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESIA ( PPHI ) DIDIRIKAN TANGGAL 27 MARET 1978

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN KEDOKTERAN PSIKOSOMATIK INDONESIA (PKPI) The Indonesian Society of Psychosomatic Medicine

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI ) Mukadimah

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI ARSITEKTUR TARUMANAGARA ILUMARTA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

ANGGARAN DASAR PDSKJI M U K A D I M A H

ANGGARAN DASAR IKATAN DOKTER INDONESIA MUKADDIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

IKATAN ALUMNI CEDS UI

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH KEPALA DAN LEHER INDONESIA

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PERDOSSI)

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

Musyawarah Nasional VI Ikatan Refraksionis Optisien Indonesia. Tata Tertib Musyawarah Nasional

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR BAB 1 KEANGGOTAAN. Pasal 1 Anggota

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

POSDAYA BERSERI DUSUN I

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN SPESIALIS BEDAH SARAF INDONESIA 2013

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

Halaman PEMBUKAAN

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN. (Indonesian Students Association in Leiden) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PPI SPANYOL

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

ANGGARAN DASAR dan ANGGARAN RUMAH TANGGA AD & ART LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT NUSANTARA CORRUPTION WATCH LSM NCW

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

ANGGARAN DASAR BADAN SEMI OTONOM TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA HIMATIKA UNY

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI KUMAMMOTO

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing.

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESIA ( PPHI ) DIDIRIKAN TANGGAL 27 MARET 1978

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESIA PRAKATA Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang memberkahi kesadaran, tanggung jawab serta kehendak luhur guna memajukan dan mengembangkan Ilmu Penyakit Hati, maka sampailah saatnya kami dokter yang bekerja dalam bidang Penyakit Hati merasa perlu bergabung membentuk Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). Dibentuknya Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) ini didorong oleh keinginan mengisi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia serta menyumbangkan dan mengamalkan darma bakti kami demi kemajuan kesejahteraan Rakyat dan Negara Indonesia yang telah sama-sama kita perjuangkan dan pertahankan. Terbentuknya Perhimpunan ini yang berdasarkan Falsafah Negara Republik Indonesia; Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; merupakan perwujudan cita-cita kami guna mengabdi pada Nusa dan Bangsa serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk mencapai cita-cita, maksud dan tujuan tersebut, maka disusunlah kebijaksanaan dan langkah-langkah Organisasi yang tertuang dalam suatu Anggaran Rumah Tangga.

ANGGARAN DASAR BAB I Pasal 1 NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU 1. Perhimpunan ini bernama : Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia disingkat PPHI, dalam hubungan Internasional dipakai terjemahan Indonesian Association for the Study of the Liver disingkat Ina - ASL. 2. Pengurus Besar berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia 3. Perhimpunan ini didirikan pada tanggal 27 Maret 1978 di Jakarta, sampai waktu yang tidak ditentukan. Pasal 2 SIFAT PERHIMPUNAN Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia merupakan satu badan yang bersifat otonom dan bernaung di bawah IDI. BAB II Pasal 3 HUBUNGAN PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESIA DENGAN PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS DALAM RUANG LINGKUP IKATAN DOKTER INDONESIA Hubungan antara Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dengan Perhimpunan Dokter Spesialis dalam ruang lingkup IDI diatur secara kekeluargaan. Pasal 4 AZAS Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia berazaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 serta berpedoman pada sumpah Dokter serta Kode Etik Kedokteran Indonesia.

BAB III Pasal 5 TUJUAN Memajukan pengetahuan bidang Hepatologi dalam arti yang luas dalam pengenalan, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi penyakit hati dan saluran empedu : a. Memberi asupan kepada Pemerintah atau Institusi formal lain mengenai tindak profesi dibidang Hepatologi dalam rangka peningkatan dan perlindungan bagi masyarakat baik positif maupun negatif. b. Melakukan fungsi pendidikan / pelatihan yang dikaitkan dengan program pendidikan PDsp yang terkait. BAB IV Pasal 6 KEGIATAN Untuk mencapai tujuan diadakan kegiatan yang meliputi : 1. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan dalam bidang Hepatologi baik Ilmu Dasar maupun kliniknya. 2. Mengatur dan menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah. 3. Mengeluarkan Publikasi Ilmiah. 4. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan Perhimpunan lain yang bertujuan serupa baik di dalam maupun di luar negeri. 5. Membantu pemerintah dan masyarakat dalam berbagai soal yang menyangkut bidang hepatologi pada khususnya dan kesehatan pada umumnya. Perhimpunan ini beranggotakan : 1. Anggota Biasa 2. Anggota Luar Biasa 3. Anggota Kehormatan BAB V Pasal 7 KEANGGOTAAN

BAB VI Pasal 8 ORGANISASI Susunan Organisasi Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia terdiri dari: 1. Badan Legislatif : 1. Rapat Anggota yang disebut Pertemuan Ilmiah 2. Konferensi Kerja 2. Badan Eksekutif : 1. Pengurus Besar 2. Pengurus Cabang 3. Ketua Gabungan : Dapat dibentuk apabila diperlukan untuk koordinasi dibantu sekretariat 4. Dewan Penilai : Bertugas memberikan masukan kepada Persatuan Dokter Spesialis terkait apabila diperlukan untuk mendapatkan kehormatan sebagai konsultan pada organisasi yang terkait. 5. Badan Khusus : Badan lain yang dibentuk menurut keperluan Sumber keuangan adalah : 1. Uang pangkal dan iuran anggota 2. Sumbangan yang tidak mengikat 3. Pendapatan lain yang sah BAB VII Pasal 9 KEUANGAN BAB VIII Pasal 10 ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga memuat : 1. Penjelasan dan penyelenggaraan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar 2. Hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar BAB IX Pasal 11 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah oleh Rapat Anggota.

BAB X Pasal 12 PEMBUBARAN 1. Perhimpunan ini hanya dapat dibubarkan dengan Keputusan Rapat Anggota yang khusus diadakan untuk maksud itu. 2. Setelah pembubaran, segala hak milik dan harta kekayaan Perhimpunan diserahkan kepada Badan atau Perhimpunan yang ditentukan oleh Rapat Anggota. BAB XI Pasal 13 PERATURAN PERALIHAN DAN TAMBAHAN 1. Pengurus Besar memutuskan segala perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2. Mengenai hal yang tidak tercakup dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan Rapat Anggota, Pengurus Besar dapat bertindak menurut kebijaksanaannya. 3. Terhadap keputusan mengenai hal tersebut di atas, Pengurus Besar mempertanggung-jawabkan dan meminta pengesahan dari Rapat Anggota. BAB XII Pasal 14 PENUTUP Anggaran Dasar ini disahkan pada Rapat Anggota Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, setelah berdirinya sejak tanggal 27 Maret 1978 dengan mengalami fase perubahan dan setelah mempertimbangkan momentummomentum antara lain tanggal 15 Maret 1980 dan tanggal 19 Agustus 1983 di Jakarta, dan mulai berlakunya sejak tanggal tersebut diamandemen tanggal 30 Juli - 1 Agustus 2004 di Yogyakarta.

ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I Pasal 1 WILAYAH 1. Wilayah kegiatan Perhimpunan Peneliti Hati ialah seluruh wilayah daerah Negara Republik Indonesia. 2. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia ikut serta dalam mengisi Kemerdekaan dan Pembangunan Negara Indonesia yang bersangkut paut di bidangnya. Pasal 2 SIFAT Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia merupakan suatu badan yang bersifat otonom yang mempunyai wewenang penuh dalam menentukan dan melaksanakan jalannya Organisasi baik ke dalam maupun ke luar. BAB II Pasal 3 HUBUNGAN PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESIA DENGAN PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS DALAM RUANG LINGKUP IKATAN DOKTER INDONESIA Dalam melaksanakan tugas Organisasi, Perhimpunan menyelenggarakan hubungan yang bebas, erat dan bersifat kekeluargaan dengan Perhimpunan Dokter Spesialis dalam ruang lingkup Ikatan Dokter Indonesia. Pasal 4 AZAS ------------------Cukup Jelas----------------- BAB III Pasal 5 TUJUAN --------------------Cukup Jelas------------------

BAB IV Pasal 6 KEGIATAN 1. Mendorong usaha Penelitian Ilmiah oleh para anggota. 2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang Penyakit Hati dan Saluran Empedu secara terus menerus dan teratur bagi anggota baik di dalam maupun di luar negeri. 3. Mengadakan pertemuan-pertemuan secara periodik antara anggota atau dengan jalan menerima atau mendatangkan Ahli Luar Negeri. 4. Mengusahakan publikasi bagi para anggota Perhimpunan. 5. Usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan Organisasi. BAB V Pasal 7 KEANGGOTAAN 1. Anggota Biasa adalah Dokter Spesialis Warga Negara Indonesia, anggota IDI yang berminat dalam Ilmu Penyakit Hati dan Saluran Empedu 2. Untuk dapat diterima sebagai Anggota Luar Biasa : a. Dokter Umum Indonesia anggota IDI yang berminat dalam Ilmu Penyakit Saluran Empedu. b. Dokter Warga Negara Asing yang ahli dalam ilmu Penyakit Hati dan Saluran Empedu. c. Ahli di luar bidang kedokteran yang tugas dan minatnya dalam ruang lingkup Ilmu Penyakit Hati dan Saluran Empedu. 3. Yang dapat diusulkan sebagai Anggota Kehormatan ialah : a. Orang yang telah berjasa dalam bidang Ilmu Penyakit Hati dan Saluran Empedu. b. Orang yang berjasa luar biasa terhadap PPHI. c. Mitra (perorangan atau badan) yang memberi sumbangan berupa apapun yang tidak mengikat. 4. Permintaan untuk menjadi Anggota Biasa, Luar Biasa diajukan secara tertulis. 5. Untuk menjadi Anggota Kehormatan ditetapkan oleh Rapat Anggota. 6. Setiap anggota PPHI tetap memiliki keanggotaan organisasi keahlian masingmasing. 7. Keanggotaan PPHI di daerah harus melalui Cabang setempat atau yang terdekat (komunikatif). 8. Pembentukan Cabang PPHI tidak perlu dikaitkan dengan sentra pendidikan.

Pasal 8 KEWAJIBAN DAN HAK 1. Anggota Biasa dan Luar Biasa berkewajiban : a. Menjaga dan mempertahankan kehormatan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. b. Mematuhi segala peraturan-peraturan yang diambil oleh Perhimpunan dan Norma Etik Kedokteran Indonesia. c. Ikut mengambil bagian secara aktif menurut kemampuan masing-masing dalam kegiatan Organisasi Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. d. Membayar uang pangkal dan iuran. 2. Hanya Anggota Biasa yang mempunyai hak suara, memilih dan dipilih. Pasal 9 PEMBERHENTIAN / PEMECATAN ANGGOTA 1. Memberhentikan keanggotaan dapat disebabkan oleh: a. Mengundurkan diri b. Meninggal dunia c. Dipecat 2. Pengunduran diri sebagai anggota dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis oleh anggota yang bersangkutan kepada Pengurus Cabang / Besar, sekurang-kurangnya sebulan sebelumnya. 3. Bila anggota meninggal dunia maka status keanggotaan akan berhenti secara otomatis. 4. Pemecatan sementara dapat diputuskan oleh Pengurus Cabang bilamana: a. Anggota bersangkutan dipandang merugikan Organisasi sebagaimana tercantum dalam AD / ART, setelah mendapat petunjuk / peringatan dari Pengurus. b. Melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan nama baik / martabat profesi kedokteran. 5. Pengurus Besar mengeluarkan Surat Keputusan tentang pemberhentian keanggotaan baik karena mengundurkan diri, meninggal atau dipecat. 6. Pemecatan anggota dilakukan oleh Pengurus Besar atas usul dari Pengurus Cabang, yang didahului dengan pemecatan sementara, Pemecatan sementara berlangsung paling lambat 6 (enam) bulan. 7. Selama pemecatan sementara anggota yang bersangkutan dibebaskan dari segala hak dan kewajiban anggota. 8. Anggota yang dipecat sementara diberikan kesempatan untuk mengadakan pembelaan didepan Pengurus Besar. 9. Anggota yang dipecat berhak mengajukan keberatan atas keputusan Pengurus Besar kepada / dihadapan Kongres yang akan datang. 10. Bila pemecatan sementara diakhiri dengan rehabilitasi maka semua tunggakan iuran selama massa pemecatan sementara harus dilunasi.

BAB VI Pasal 10 ORGANISASI 1. Rapat Anggota Perhimpunan merupakan Badan Legislatif yang tertinggi. 2. Pengurus Perhimpunan menjalankan tugas melaksanakan keputusan Rapat Anggota Ketua Perhimpunan yang dipilih oleh Rapat Anggota, sudah harus dilengkapi susunan pengurusnya dan mengumumkan kepada Cabangcabang selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan. 3. Cara pemilihan : a. Ketua Perhimpunan yang baru dipilih secara rahasia dan tertulis. b. Calon Ketua Perhimpunan diusulkan oleh anggota dan pengurus lama. c. Anggota pengurus lama dapat dipilih untuk Calon Ketua Perhimpunan yang baru. 4. Ketua Gabungan Pengurus Besar adalah seorang Ketua yang ditetapkan dari ketiga Ketua Pengurus Besar PPHI, PGI dan PEGI dengan maksud koordinasi dari kegiatan bersama ketiga Organisasi tersebut. 5. Ketua Gabungan Pengurus Besar tersebut hanya diangkat untuk selama periode 1 (satu) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali atau diganti dengan salah seorang dari Ketua PB yang lain. 6. ------- 7. ------- 8. Kolegium Sub Spesialis

BAB VII Pasal 11 PENGURUS 1. Pengurus dipilih langsung oleh para utusan Cabang pada Rapat Anggota untuk masa jabatan selama 2 (dua) tahun pada waktu Pertemuan Ilmiah berlangsung. 2. Pengurus terdiri sekurang-kurangnya dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. 3. Seksi dibentuk sesuai dengan keperluan dan perkembangan Organisasi. 4. Bilamana salah seorang Anggota Pengurus meletakkan jabatannya sebelum waktunya, maka Pengurus berhak menentukan penggantinya, yang kemudian harus disahkan oleh Rapat Anggota. 5. Pengurus memberikan pertanggungan jawab selama masa jabatannya pada Rapat Anggota yang khusus diselenggarakan untuk maksud tersebut. BAB VIII Pasal 12 PENGURUS CABANG 1. Pengurus Cabang baru dapat dibentuk bila ada sedikitnya 3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berminat dalam bidang Hepatologi diutamakan pada Pusat Pendidikan Spesialis Penyakit Dalam. 2. Susunan Pengurus Cabang sekurang-kurangnya terdiri dari : Ketua, Sekretaris dan Bendahara. 3. Seksi dibentuk sesuai dengan keperluan dan perkembangan Organisasi. 4. Bilamana salah seorang Pengurus Cabang meletakkan jabatannya sebelum waktunya, maka Pengurus Cabang berhak menentukan penggantinya, yang kemudian harus disahkan oleh Rapat Anggota Cabang. 5. Pengurus Cabang memberikan pertanggungan jawab selama masa jabatannya pada Rapat Anggota yang khusus diselenggarakan untuk maksud tersebut.

BAB IX Pasal 13 RAPAT 1. Rapat Anggota diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2 (dua) tahun. 2. Pengurus wajib menyelenggarakan Rapat Anggota tersebut di atas. Ada 2 (dua) jenis Rapat Anggota : Rapat pada Pertemuan Ilmiah yang merupakan forum tertinggi dimana dilakukan penggantian Pengurus Pusat dan peninjauan AD / ART serta peresmian Konsultan Gastroenterohepatologi baru dan menetapkan Program Kerja Organisasi selanjutnya. Konferensi Kerja yang sifatnya melakukan evaluasi pelaksanaan program penentuan calon untuk Ahli Hepatologi dan mempersiapkan Pertemuan Ilmiah berikutnya. Pertemuan Ilmiah diadakan setiap 2 (dua) tahun sekali dan diantara kedua Pertemuan Ilmiah diadakan Konferensi Kerja. 3. Anggota dapat meminta diadakan Rapat Anggota Luar Biasa, bila permintaan diajukan oleh lebih dari separuh jumlah anggota. 4. Keputusan dalam Rapat Anggota hanya sah bilamana dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota. 5. Bila dalam Rapat tersebut tidak dicapai jumlah yang ditetapkan untuk sahnya keputusan, maka Rapat ditunda menurut kebijaksanaan pengurus. 6. Setelah dalam batas waktu yang ditetapkan jumlah tersebut belum tercapai, maka Rapat dianggap batal. 7. Bila Rapat satu kali gagal, maka Rapat Anggota kedua kalinya dianggap sah meskipun tidak memenuhi kuorum. 8. Keputusan dalam Rapat ditetapkan berdasarkan sistem musyawarah dan mufakat. 9. Pengurus berhak dan wajib menyelenggarakan konferensi kerja untuk menetapkan langkah-langkah Organisasi yang diperlukan.

BAB X Pasal 14 KEUANGAN 1. Besarnya uang pangkal dan iuran ditetapkan oleh Pengurus Perhimpunan. 2. Iuran Anggota ditarik oleh tiap-tiap Cabang dan besarnya setoran ke Pusat adalah 25%. 3. Pengurus berkewajiban melaporkan keadaan keuangan dan penggunaannya tiap tahun dan atau pada akhir masa jabatan kepengurusan kepada Rapat Anggota. 4. Pengurus Besar akan mendapat 5-10 % dari hasil bersih penyelenggaraan Pertemuan Ilmiah Nasional. 5. Alur keuangan antara Cabang dan PB akan dibuat aturan tersendiri. BAB XI Pasal 15 LAMBANG 1. Lambang telah ditetapkan pada Pertemuan Ilmiah II Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia tanggal 19 Agustus 1983 dalam Rapat Anggota. 2. Lambang terdiri dari gambar hati dan kandung empedu yang terdiri dari dua lingkaran dan didalamnya tertulis PPHI dan Ina ASL. Diantara kedua lingkaran bertuliskan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dan dibawahnya ditambah tulisan Pusat atau Lokasi Lambang Cabang. Warna dasar coklat muda, kedua lingkaran berwarna coklat, hati berwarna coklat, kandung empedu berwarna hijau dan tulisan berwarna hitam. 3. Bila dianggap perlu lambang dapat dirubah oleh Rapat Anggota. BAB XII Pasal 16 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ---------------------- Cukup jelas ---------------------

BAB XIII Pasal 17 PEMBUBARAN ---------------------- Cukup jelas --------------------- BAB XIV Pasal 18 TAMBAHAN ---------------------- Cukup jelas --------------------- BAB XV Pasal 19 PENUTUP Amandemen Anggaran Rumah Tangga ini disahkan dalam Rapat Anggota Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia pada tanggal 30 Juli - 1 Agustus 2004 di Yogyakarta.

PERATURAN KHUSUS RAPAT ANGGOTA PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESIA Peraturan khusus ini tentang Rapat Anggota Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia ditetapkan oleh Pengurus Besar PPHI periode 1983-1985 sesuai dengan keputusan Pertemuan Ilmiah PPHI II yang diselenggarakan di Jakarta dari tanggal 19 s/d 20 Agustus 1983. Pasal 1 KEDUDUKAN RAPAT ANGGOTA PPHI 1. Rapat Anggota PPHI 2. Rapat Anggota PPHI merupakan musyawarah dari Cabang PPHI yang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun. 3. Dalam keadaan luar biasa dapat diadakan Rapat Anggota Luar Biasa atas usul lebih separuh jumlah Cabang. Pasal 2 TUGAS DAN WEWENANG RAPAT ANGGOTA PPHI 1. Rapat Anggota PPHI menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPHI dan menetapkan perubahan-perubahannya. 2. Rapat Anggota PPHI menilai menetapkan pedoman dan program pokok PPHI. 3. Rapat Anggota PPHI menilai pertanggungan jawab Pengurus Besar periode sebelumnya tentang pelaksanaan pedoman dan program PPHI yang telah diputuskan pada Rapat Anggota sebelumnya. 4. Rapat Anggota PPHI memilih Ketua Pengurus Besar PPHI untuk periode berikutnya. 5. Pertemuan Ilmiah PPHI menyelenggarakan Sidang Ilmiah, di luar Sidang Organisasi. Pasal 3 PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA PPHI 1. Rapat Anggota menentukan tempat pertemuan ilmiah berikutnya. 2. Rapat Anggota PPHI diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana Pertemuan Ilmiah PPHI yang dibentuk oleh Cabang PPHI yang bersangkutan dan disahkan oleh Pengurus Besar. Penyelenggaraan selanjutnya mendapat pengarahan dari Pengurus Pusat. 3. Panitia Pelaksana Pertemuan Ilmiah PPHI bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis Rapat Anggota PPHI.

Pasal 4 ANGGOTA RAPAT DAN KEABSAHAN RAPAT ANGGOTA PPHI 1. Sidang Organisasi dihadiri oleh Pengurus Besar dan utusan Cabang PPHI yang membawa surat mandat dari masing-masing Cabangnya. 2. Sidang Ilmiah dapat diikuti oleh setiap anggota PPHI, anggota IDI dan undangan lainnya. 3. Sidang Organisasi dianggap sah bila dihadiri oleh lebih dari setengah utusan Cabang PPHI. 4. Bila persyaratan pada ayat 3 tidak dipenuhi, Rapat Anggota PPHI harus ditunda. Untuk menghindari kegagalan Rapat Anggota, maka Pengurus mengikutsertakan Cabang PPHI yang telah hadir, diberi wewenang untuk mengambil langkah-langkah untuk jalan keluarnya. 5. Pengurus Besar tidak mempunyai hak suara. Anggota Pengurus Besar hadir sebagai narasumber (resource person). Pasal 5 TATA TERTIB RAPAT ANGGOTA PPHI 1. Rapat Anggota PPHI dipimpin oleh suatu Presidium yang terdiri dari 3 anggota dan dibantu oleh 3 sekretaris, yang dipilih dari dan oleh peserta dalam Sidang Paripurna yang diadakan khusus untuk itu. Anggota Pengurus Besar tidak diperkenankan menjadi Anggota/Pimpinan Rapat Anggota PPHI. 2. Sebelum Presidium terpilih Rapat Anggota dipimpin oleh Ketua Panitia Pelaksana Pertemuan Ilmiah yang memimpin Sidang Pengesahan kuorum pengesahan tata tertib Pertemuan Ilmiah, pengesahan acara dan pemilihan presidium. 3. Pengurus Besar PPHI menyampaikan pertanggungan jawab hasil kerja selama masa jabatannya dalam Sidang Paripurna kemudian disusul oleh tanggapan dari anggota Rapat yang dapat dilakukan dalam beberapa instansi. Bila penilaian pertanggungan jawab Pengurus Besar PPHI dinyatakan demisioner dan diharuskan menghadiri Rapat Anggota sebagai narasumber (resource person). 4. Sidang Paripurna membentuk seksi pendidikan, seksi organisasi dan lain-lain bila dianggap perlu. Sidang-sidang seksi menentukan garis-garis besar pedoman dan program PPHI. 5. Keputusan sedapatnya diambil secara musyawarah, jika hal ini tidak mungkin maka keputusan diambil dengan pemungutan suara. 6. Hal sidang seksi diajukan kepada Sidang Paripurna untuk mendapat pengesahan sebagai Keputusan Rapat Anggota PPHI. 7. Sidang Paripurna memilih Ketua Pengurus Besar yang akan menyusun Pengurus Besar periode berikutnya.

8. Rapat Anggota menentukan tempat Pertemuan Ilmiah berikutnya. 9. Presidium melaporkan hasil Rapat Anggota kepada Sidang Paripurna. 10. Panitia Pelaksana Pertemuan Ilmiah PPHI menyampaikan laporan pelaksanaan Pertemuan Ilmiah kepada Pengurus Besar PPHI yang baru dan kemudian Panitia Pelaksana Pertemuan Ilmiah PPHI dinyatakan bubar. Pasal 6 PENUTUP Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Khusus Rapat Anggota, dapat ditambah kemudian.