KEPADATAN POPULASI Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) PADA BAWANG MERAH DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK Dice Yuliana, Jasmi, Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan IlmuPendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The population caterpillar onions ( Spodoptera exigua ) on red onion can reduce onion yield. In connection with the matter has done research on the population density of Spodoptera exigua ( Lepidoptera : Noctuidae ) on red onion in Kampung Batu kecamatan danau kembar kabupaten solok which aims to determine the population density of Spodoptera exigua on red onion in Kampung Batu kecamatan danau kembar kabupaten solok.this research was conducted in August-September 2013, with a descriptive survey method is by way of direct collection of the larvae of Spodoptera exigua existing research the location. Field sampling conducted on red onion age of 4 weeks and 6 weeks after planting. Physical environmental factors measured the temperature and humidity. Widely used as a study area of about 30 x 20 m.the results were obtained an average population density of Spodoptera exigua on shallot in Kampung Batu kecamatan danau kembar kabupaten solok was 4.05 individuals / plant. Spodoptera exigua population densities are found already crossed the threshold of pest control. Key words: Population, caterpillar onions, red onion PENDAHULUAN Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah salah satu komoditas penting yang mendapat perhatian utama dalam pengembangan sayuran dataran rendah, karena sudah lama dibudidayakan oleh petani dan banyak daerah di Indonesia sebagai penghasil bawang merah. Sebagai sayuran umbi, bawang merah banyak digunakan untuk bahan bumbu penyedap masakan dan sejak dahulu digunakan sebagai obat tradisional yang banyak bermanfaat untuk kesehatan. Sehingga kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah semakin meningkat. Dalam pengelolaan budidaya tanaman bawang merah sering mendapat gangguan hama. Dengan adanya serangan hama ini menyebabkan produksi bawang merah menurun.
Berdasarkan data yang didapatkan dari UPTD Kecamatan Kampung Batu Kabupaten Solok, 2013 menyatakan bahwa pada tahun 2011 hasil produksi tanaman bawang merah yaitu sebesar 93,69 ton dan menurun pada tahun 2012 menjadi 77,3 ton. Salah satu hama yang merusak tanaman bawang merah adalah ulat bawang yang memiliki bahasa latin Spodoptera exigua (Cahyono, 1996). Spodoptera exigua termasuk ke dalam ordo Lepidoptera, famili Noctuidae. Spodoptera exigua bersifat hama pada stadium larva. Larva berbentuk bulat panjang, berwarna hijau atau coklat dengan kepala berwarna kuning kehijauan. Stadium larva berlangsung sekitar 2 minggu yang terdiri dari 5 instar. Ukuran maksimum larva ini antara 1-25 mm. Ciri khas dari larva Spodoptera exigua memiliki garisgaris hitam pada punggungnya (Kalshoven, 1981). Spodoptera exigua ini sering merusak tanaman bawang merah dengan menimbulkan kerusakan pada daun tanaman. Daun yang terserang oleh Spodoptera exigua terlihat tembus pandang atau keputih-putihan, selanjutnya daun terkulai dan mengering (Kalshoven, 1981). Penelitian tentang Spodoptera exigua ini sudah umum dilakukan diantaranya Hartono, dkk (2012) telah melakukan penelitian tentang ambang kendali hama Spodoptera exigua (lepidoptera : Noctuidae) pada bawang merah di dataran tinggi. Penelitian tentang Kepadatan populasi Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) pada bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok belum ada dilakukan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka telah dilakukan penelitian tentang kepadatan populasi Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) pada bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif yaitu dengan cara koleksi langsung terhadap Spodoptera exigua. Pengambilan sampel di lapangan dilakukan pada tanaman bawang merah umur 4 minggu dan 6 minggu setelah tanam.
Kepadatan Individu/ Tanaman Luas areal yang dijadikan tempat penelitian sekitar 30 x 20 m. Untuk pengambilan sampel pertama terdapat 22 bedengan dan pengambilan sampel kedua terdapat 17 bedengan yang tiap pengambilan sampel diambil 10 bedengan. Jarak antara bedeng yang satu dengan yang lainnya ± 30 cm. Dalam tiap bedengan terdapat 29-30 baris tanaman bawang merah. Jarak tanam bawang merah yang satu dengan yang lainnya sekitar 15-20 cm dan lebar bedengan ± 100 cm. Pengambilan sampel pada bedengan dilakukan dengan metode pertimbangan yaitu dengan tujuan agar semua petak tanaman dapat terwakili karena disekitar lahan tanaman bawang merah dikelilingnya terdapat bermacam-macam tanaman seperti: tanaman tomat,cabe, dan kentang. Tiap bedengan diambil 10 tanaman secara Purposive sampling yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari yaitu pada pukul 06.00-08.00 WIB. Pengambilan sampel dilakukan di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok, pada umur tanaman bawang merah 4 minggu setelah tanam didapatkan 5,57 individu/tanaman dan pada umur tanaman bawang merah 6 minggu setelah tanam 2,63 individu/tanaman dapat dilihat pada Gambar 2. 6 5 4 3 2 1 0 5,57 IA 2,63 BII Umur Tanaman Gambar 2. Kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah, A= umur tanaman bawang merah 4 minggu setelah tanam, B= umur tanaman bawang merah 6 minggu setelah tanam.
Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisik Faktor Fisik Suhu Kelemb aban % Keadaa n cuaca Pengambil an Sampel/ Umur Tanaman (Minggu) 4 6 22 80 Cer ah 19 73 Geri mis Tota l 41 153 Rata -rata 20,5 76,5 Populasi Spodoptera exigua dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siklus hidup, ketersediaan makanan, faktor lingkungan, dan predator. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa populasi Spodoptera exigua yang paling banyak ditemukan pada tanaman bawang merah umur 4 minggu setelah tanam. Padatnya populasi Spodoptera exigua pada bawang merah umur 4 minggu setelah tanam dipengaruhi oleh siklus hidup dari Spodoptera exigua ini, karena pada bawang merah umur 4 minggu setelah tanam telur Spodoptera exigua telah banyak menetas menjadi larva. Tanaman bawang merah memiliki fase pertumbuhan pada umur 15 hari (pertumbuhan vegetatif), 36 hari (pembentukan umbi), dan 56 hari (pematangan umbi) (Hartono, dkk 2012). Jika dihubungkan dengan daur hidup Spodoptera exigua, dimana pada fase telur, telur akan menetas 2-5 hari setelah daun muncul pada umur bawang merah 2 minggu setelah tanam. Pada fase larva, larva akan bertahan sekitar 2 minggu dengan umur bawang merah 4 minggu setelah tanam maka pada umur ini padatnya populasi Spodoptera exigua. Selain itu, kepadatan populasi Spodoptera exigua juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan yang telah mencukupi yaitu daun bawang merah sudah tumbuh maksimal sehingga nutrisi pertumbuhan Spodoptera exigua telah tercukupi. Makanan merupakan sumber gizi yang digunakan oleh serangga untuk hidup dan berkembang. Jika makanan tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang cukup dan cocok, maka populasi serangga naik dengan cepat (Jumar, 2000). Kemudian suhu, kelembaban, dan keadaan cuaca juga mempengaruhi kepadatan populasi Spodoptera exigua. Pada bawang merah umur 4 minggu setelah tanam keadaaan cuaca di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok cerah dengan suhu 22 dan kelembaban 80%. Keadaan
ini sangat menunjang perkembangan larva Spodoptera exigua. Pada umur bawang merah 6 minggu setelah tanam kepadatan populasi Spodoptera exigua berkurang karena dipengaruhi oleh siklus hidup dari Spodoptera exigua, karena pada umur ini larva sudah banyak yang berubah menjadi pupa dan imago. Kemudian dipengaruhi oleh persediaan nutrisi mulai berkurang yaitu pertumbuhan daun bawang merah pada umur ini telah berhenti, dan sebagian daunnya sudah mulai tua atau kering. Selain itu keadaan cuaca yang kurang mendukung juga mempengaruhi kepadatan populasi Spodoptera exigua, berdasarkan pengamatan pada umur bawang merah 6 minggu setelah tanam keadaan cuaca gerimis, dengan suhu 19 dan kelembaban 73%. Jika kondisi cuaca tidak menguntungkan atau gerimis besar kemungkinan telur-telur Spodoptera exigua akan jatuh dari daun bawang merah. Perkembangan populasi Spodoptera exigua pada bawang merah lebih tinggi pada musim kemarau dari pada musim hujan, karena pada curah hujan yang tinggi menyebabkan menurunnya populasi Spodoptera exigua akibat tercuci oleh hujan serta aktivitas hama ini akan menurun ketika hujan turun (Sakinah, 2013). Faktor lain yang mempengaruhi kepadatan populasi Spodoptera exigua yaitu keberadaan predator. Jika kondisi cuaca cerah keberadaan predator berkurang, sedangkan pada musim hujan keberadaan predator meningkat. Salah satu predator yang mengganggu atau yang mempengaruhi kepadatan Spodoptera exigua yaitu katak. Keberadaan Spodoptera exigua pada bawang merah bisa merugikan petani, karena dapat mengakibatkan kerusakan langsung terhadap daun bawang merah tersebut. Jika daun bawang merah terus-menerus terserang larva Spodoptera exigua maka bisa menyebabkan kelayuan pada daun. Ulat bawang tidak hanya menyerang daun yang masih muda, tetapi juga menyerang daun yang sudah tua. Hama ini menyerang dengan melubangi bagian ujung daun kemudian masuk ke dalam daun bawang merah. Ujung daun bawang merah akan kelihatan transparan dengan bekas gigitan ulat yang
terlihat jelas. Daun juga akan tampak transparan tembus cahaya. Kepadatan populasi yang didapat di lapangan sudah melewati ambang kendali. Hartono, dkk (2012) melaporkan intensitas serangan larva Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah adalah 3 per rumpun, sehingga status ekologi larva Spodoptera exigua di lapangan sudah termasuk hama karena merugikan manusia. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rata-rata kepadatan populasi Spodoptera exigua pada bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok adalah 4,05 individu/tanaman. Kepadatan populasi Spodoptera exigua yang ditemukan sudah melewati ambang kendali hama. exigua (Lepidoptera: Noctuidae) pada Bawang Merah di Dataran Tinggi. Journal. Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan 11(2):39-47. Fakultas Pertanian Universitas Andalas: Padang. diakses 25 juni 2013. Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta. Kalshoven, L. G. E. 1981. Pest Of Crops In Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve: Jakarta. Sakinah, F. 2013. Analisis Faktor Cuaca Untuk Prediksi Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pada Tanaman Bawang Merah. IPB: Bogor. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. 1996. Budidaya Bawang merah Dataran Rendah Usaha Mengembangkan,Memasarkan dan Analisis Produksi. C.V. Aneka: Solo. Hartono, R., N. Nelly., dan Reflinaldon. 2012. Ambang Kendali Hama Spodoptera