PADA BAWANG MERAH DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK

dokumen-dokumen yang mirip
(LEPIDOPTERA; NOCTUIDE) PADA TANAMAN BAWANG MERAH

Abdul Jamil, Armein Lusi Zeswita, Meliya Wati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

KEPADATAN POPULASI APHID Aphis gossypii (Glover) (Hemiptera: Aphididae) PADA TANAMAN KENTANG DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

HASIL DAN PEMBAHASAN

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA

Manfaat NPV Mengendalikan Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

NOCTUIDAE) PADA BAWANG MERAH DI DATARAN TINGGI. Rudi Hartono, Novri Nelly, Reflinaldon

KEPADATAN POPULASI ULAT KROP

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

KEPADATAN POPULASI BEKICOT (Achatina fulica) PADA PERTANAMAN NAGA DI KANAGARIAN TAPAKIS KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan Data Mikrohabitat Belalang pada

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

STUDI KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN BULA, KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR, PROPINSI MALUKU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Musuh Alami (Spodoptera Exigua Hbn) pada Agroekosistem Tanaman Bawang Merah. Study of Natural Enemy Spodoptera Exigua on Onion Agroecosystem

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

commit to users I. PENDAHULUAN

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

Soni Muzaki, Nurhadi, Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat .soni ABSTRACT PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

KEPADATAN POPULASI ULAT RANSEL (Parmarion pupillaris) PADA TANAMAN SAWI PUTIH DI KENAGARIAN AIE ANGEK KECAMATAN X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Penggerek Pucuk Tebu dan Teknik Pengendaliannya

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam

KEPADATAN POPULASI SIPUT TELANJANG (Deroceras laeve) PADA TANAMAN SAWI PUTIH DI KENAGARIAN AIE ANGEK KECAMATAN X KOTO KABUPATEN TANAH DATAR E JURNAL

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BALITSA & WUR the Netherlands,

KEPADATAN POPULASI KEPIK PENGHISAP BUAH

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

Pengorok Daun Manggis

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT

ANALISIS KERUSAKAN TANAMAN KOPI AKIBAT SERANGAN HAMA

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. bulu-bulu atau sisik dari induknya. Tiap kelompok telur maksimum terdapat

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Penentuan lahan pengamatan dan petak contoh Pengamatan hama

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), hama walang sangit dapat di klasifikasikan sebagai

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH Bactrocera cucurbitae PADA BUAH PARE (Momordica charantia L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala Penyakit. (a) Gambar 7 Tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng tahun 2012 (a) terinfeksi NSK, (b) sehat.

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. (Allium ascalonicum, L) atau dikalangan internasional. menyebutnya shallot merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

PATOGENISITAS Beauveria bassiana PADA Spodoptera litura Fabricius. (Lepidoptera : Noctuidae) PADA TANAMAN KELAPA SAWIT SKRIPSI OLEH :

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFEK MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

Transkripsi:

KEPADATAN POPULASI Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) PADA BAWANG MERAH DI KAMPUNG BATU KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK Dice Yuliana, Jasmi, Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan IlmuPendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The population caterpillar onions ( Spodoptera exigua ) on red onion can reduce onion yield. In connection with the matter has done research on the population density of Spodoptera exigua ( Lepidoptera : Noctuidae ) on red onion in Kampung Batu kecamatan danau kembar kabupaten solok which aims to determine the population density of Spodoptera exigua on red onion in Kampung Batu kecamatan danau kembar kabupaten solok.this research was conducted in August-September 2013, with a descriptive survey method is by way of direct collection of the larvae of Spodoptera exigua existing research the location. Field sampling conducted on red onion age of 4 weeks and 6 weeks after planting. Physical environmental factors measured the temperature and humidity. Widely used as a study area of about 30 x 20 m.the results were obtained an average population density of Spodoptera exigua on shallot in Kampung Batu kecamatan danau kembar kabupaten solok was 4.05 individuals / plant. Spodoptera exigua population densities are found already crossed the threshold of pest control. Key words: Population, caterpillar onions, red onion PENDAHULUAN Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah salah satu komoditas penting yang mendapat perhatian utama dalam pengembangan sayuran dataran rendah, karena sudah lama dibudidayakan oleh petani dan banyak daerah di Indonesia sebagai penghasil bawang merah. Sebagai sayuran umbi, bawang merah banyak digunakan untuk bahan bumbu penyedap masakan dan sejak dahulu digunakan sebagai obat tradisional yang banyak bermanfaat untuk kesehatan. Sehingga kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah semakin meningkat. Dalam pengelolaan budidaya tanaman bawang merah sering mendapat gangguan hama. Dengan adanya serangan hama ini menyebabkan produksi bawang merah menurun.

Berdasarkan data yang didapatkan dari UPTD Kecamatan Kampung Batu Kabupaten Solok, 2013 menyatakan bahwa pada tahun 2011 hasil produksi tanaman bawang merah yaitu sebesar 93,69 ton dan menurun pada tahun 2012 menjadi 77,3 ton. Salah satu hama yang merusak tanaman bawang merah adalah ulat bawang yang memiliki bahasa latin Spodoptera exigua (Cahyono, 1996). Spodoptera exigua termasuk ke dalam ordo Lepidoptera, famili Noctuidae. Spodoptera exigua bersifat hama pada stadium larva. Larva berbentuk bulat panjang, berwarna hijau atau coklat dengan kepala berwarna kuning kehijauan. Stadium larva berlangsung sekitar 2 minggu yang terdiri dari 5 instar. Ukuran maksimum larva ini antara 1-25 mm. Ciri khas dari larva Spodoptera exigua memiliki garisgaris hitam pada punggungnya (Kalshoven, 1981). Spodoptera exigua ini sering merusak tanaman bawang merah dengan menimbulkan kerusakan pada daun tanaman. Daun yang terserang oleh Spodoptera exigua terlihat tembus pandang atau keputih-putihan, selanjutnya daun terkulai dan mengering (Kalshoven, 1981). Penelitian tentang Spodoptera exigua ini sudah umum dilakukan diantaranya Hartono, dkk (2012) telah melakukan penelitian tentang ambang kendali hama Spodoptera exigua (lepidoptera : Noctuidae) pada bawang merah di dataran tinggi. Penelitian tentang Kepadatan populasi Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) pada bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok belum ada dilakukan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka telah dilakukan penelitian tentang kepadatan populasi Spodoptera exigua (Lepidoptera: Noctuidae) pada bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif yaitu dengan cara koleksi langsung terhadap Spodoptera exigua. Pengambilan sampel di lapangan dilakukan pada tanaman bawang merah umur 4 minggu dan 6 minggu setelah tanam.

Kepadatan Individu/ Tanaman Luas areal yang dijadikan tempat penelitian sekitar 30 x 20 m. Untuk pengambilan sampel pertama terdapat 22 bedengan dan pengambilan sampel kedua terdapat 17 bedengan yang tiap pengambilan sampel diambil 10 bedengan. Jarak antara bedeng yang satu dengan yang lainnya ± 30 cm. Dalam tiap bedengan terdapat 29-30 baris tanaman bawang merah. Jarak tanam bawang merah yang satu dengan yang lainnya sekitar 15-20 cm dan lebar bedengan ± 100 cm. Pengambilan sampel pada bedengan dilakukan dengan metode pertimbangan yaitu dengan tujuan agar semua petak tanaman dapat terwakili karena disekitar lahan tanaman bawang merah dikelilingnya terdapat bermacam-macam tanaman seperti: tanaman tomat,cabe, dan kentang. Tiap bedengan diambil 10 tanaman secara Purposive sampling yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari yaitu pada pukul 06.00-08.00 WIB. Pengambilan sampel dilakukan di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok, pada umur tanaman bawang merah 4 minggu setelah tanam didapatkan 5,57 individu/tanaman dan pada umur tanaman bawang merah 6 minggu setelah tanam 2,63 individu/tanaman dapat dilihat pada Gambar 2. 6 5 4 3 2 1 0 5,57 IA 2,63 BII Umur Tanaman Gambar 2. Kepadatan populasi Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah, A= umur tanaman bawang merah 4 minggu setelah tanam, B= umur tanaman bawang merah 6 minggu setelah tanam.

Tabel 1. Hasil pengukuran faktor fisik Faktor Fisik Suhu Kelemb aban % Keadaa n cuaca Pengambil an Sampel/ Umur Tanaman (Minggu) 4 6 22 80 Cer ah 19 73 Geri mis Tota l 41 153 Rata -rata 20,5 76,5 Populasi Spodoptera exigua dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siklus hidup, ketersediaan makanan, faktor lingkungan, dan predator. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa populasi Spodoptera exigua yang paling banyak ditemukan pada tanaman bawang merah umur 4 minggu setelah tanam. Padatnya populasi Spodoptera exigua pada bawang merah umur 4 minggu setelah tanam dipengaruhi oleh siklus hidup dari Spodoptera exigua ini, karena pada bawang merah umur 4 minggu setelah tanam telur Spodoptera exigua telah banyak menetas menjadi larva. Tanaman bawang merah memiliki fase pertumbuhan pada umur 15 hari (pertumbuhan vegetatif), 36 hari (pembentukan umbi), dan 56 hari (pematangan umbi) (Hartono, dkk 2012). Jika dihubungkan dengan daur hidup Spodoptera exigua, dimana pada fase telur, telur akan menetas 2-5 hari setelah daun muncul pada umur bawang merah 2 minggu setelah tanam. Pada fase larva, larva akan bertahan sekitar 2 minggu dengan umur bawang merah 4 minggu setelah tanam maka pada umur ini padatnya populasi Spodoptera exigua. Selain itu, kepadatan populasi Spodoptera exigua juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan yang telah mencukupi yaitu daun bawang merah sudah tumbuh maksimal sehingga nutrisi pertumbuhan Spodoptera exigua telah tercukupi. Makanan merupakan sumber gizi yang digunakan oleh serangga untuk hidup dan berkembang. Jika makanan tersedia dengan kualitas dan kuantitas yang cukup dan cocok, maka populasi serangga naik dengan cepat (Jumar, 2000). Kemudian suhu, kelembaban, dan keadaan cuaca juga mempengaruhi kepadatan populasi Spodoptera exigua. Pada bawang merah umur 4 minggu setelah tanam keadaaan cuaca di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok cerah dengan suhu 22 dan kelembaban 80%. Keadaan

ini sangat menunjang perkembangan larva Spodoptera exigua. Pada umur bawang merah 6 minggu setelah tanam kepadatan populasi Spodoptera exigua berkurang karena dipengaruhi oleh siklus hidup dari Spodoptera exigua, karena pada umur ini larva sudah banyak yang berubah menjadi pupa dan imago. Kemudian dipengaruhi oleh persediaan nutrisi mulai berkurang yaitu pertumbuhan daun bawang merah pada umur ini telah berhenti, dan sebagian daunnya sudah mulai tua atau kering. Selain itu keadaan cuaca yang kurang mendukung juga mempengaruhi kepadatan populasi Spodoptera exigua, berdasarkan pengamatan pada umur bawang merah 6 minggu setelah tanam keadaan cuaca gerimis, dengan suhu 19 dan kelembaban 73%. Jika kondisi cuaca tidak menguntungkan atau gerimis besar kemungkinan telur-telur Spodoptera exigua akan jatuh dari daun bawang merah. Perkembangan populasi Spodoptera exigua pada bawang merah lebih tinggi pada musim kemarau dari pada musim hujan, karena pada curah hujan yang tinggi menyebabkan menurunnya populasi Spodoptera exigua akibat tercuci oleh hujan serta aktivitas hama ini akan menurun ketika hujan turun (Sakinah, 2013). Faktor lain yang mempengaruhi kepadatan populasi Spodoptera exigua yaitu keberadaan predator. Jika kondisi cuaca cerah keberadaan predator berkurang, sedangkan pada musim hujan keberadaan predator meningkat. Salah satu predator yang mengganggu atau yang mempengaruhi kepadatan Spodoptera exigua yaitu katak. Keberadaan Spodoptera exigua pada bawang merah bisa merugikan petani, karena dapat mengakibatkan kerusakan langsung terhadap daun bawang merah tersebut. Jika daun bawang merah terus-menerus terserang larva Spodoptera exigua maka bisa menyebabkan kelayuan pada daun. Ulat bawang tidak hanya menyerang daun yang masih muda, tetapi juga menyerang daun yang sudah tua. Hama ini menyerang dengan melubangi bagian ujung daun kemudian masuk ke dalam daun bawang merah. Ujung daun bawang merah akan kelihatan transparan dengan bekas gigitan ulat yang

terlihat jelas. Daun juga akan tampak transparan tembus cahaya. Kepadatan populasi yang didapat di lapangan sudah melewati ambang kendali. Hartono, dkk (2012) melaporkan intensitas serangan larva Spodoptera exigua pada tanaman bawang merah adalah 3 per rumpun, sehingga status ekologi larva Spodoptera exigua di lapangan sudah termasuk hama karena merugikan manusia. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rata-rata kepadatan populasi Spodoptera exigua pada bawang merah di Kampung Batu Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok adalah 4,05 individu/tanaman. Kepadatan populasi Spodoptera exigua yang ditemukan sudah melewati ambang kendali hama. exigua (Lepidoptera: Noctuidae) pada Bawang Merah di Dataran Tinggi. Journal. Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan 11(2):39-47. Fakultas Pertanian Universitas Andalas: Padang. diakses 25 juni 2013. Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta. Kalshoven, L. G. E. 1981. Pest Of Crops In Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve: Jakarta. Sakinah, F. 2013. Analisis Faktor Cuaca Untuk Prediksi Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pada Tanaman Bawang Merah. IPB: Bogor. DAFTAR PUSTAKA Cahyono, B. 1996. Budidaya Bawang merah Dataran Rendah Usaha Mengembangkan,Memasarkan dan Analisis Produksi. C.V. Aneka: Solo. Hartono, R., N. Nelly., dan Reflinaldon. 2012. Ambang Kendali Hama Spodoptera