PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 1 April 2013.

dokumen-dokumen yang mirip
Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

Kajian Tengah Waktu Strategi Menjawab Tantangan Transformasi Asia dan Pasifik

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam

DUKUNGAN KEBIJAKAN PERPAJAKAN PADA KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH TERTENTU DI INDONESIA

Tahap Konsultasi untuk Mekanisme Akuntabilitas

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

SARAN / MASUKAN DARI KADIN KALBAR PADA RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

PENDAHULUAN Latar Belakang

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v

INDONESIA NEW URBAN ACTION

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAHAN MASUKAN PAPARAN DIRJEN PDN PADA LOKAKARYA KAKAO 2013 SESI MATERI: RANTAI TATA NIAGA KAKAO. Jakarta, 18 September 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)


Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

Ikhtisar Eksekutif. vii

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Perluasan Lapangan Kerja

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

Pendahuluan. Latar Belakang

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Penyelesaian Infrastruktur Strategis Nasional Menjadi Fokus Anggaran Kementerian PUPR Tahun 2018

BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut.

Oleh : Iman Sugema. Membangun Ekonomi Mandiri & Merata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

Jakarta, 10 Maret 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PDS terjemahan ini didasarkan pada versi Inggrisnya yang bertanggal 1 April 2013. LEMBAR DATA PROYEK Lembar Data Proyek (Project Data Sheets/PDS) berisi informasi ringkas mengenai proyek atau program: Karena PDS merupakan pekerjaan yang sedang berjalan, beberapa informasi mungkin tidak disertakan dalam versi awal, tetapi akan ditambahkan setelah informasi tersedia. Informasi mengenai proyek yang diusulkan bersifat tentatif dan indikatif. Tanggal Pembuatan PDS PDS Diperbarui 14 Jan 2013 Nama Proyek Negara Pertumbuhan Inklusif Melalui Program Peningkatan Konektivitas Indonesia Nomor Proyek/Program 46093-001 Status Disetujui Lokasi Geografis Dalam menyiapkan program atau strategi negara, atau pembiayaan proyek mana pun, atau dengan menyebut atau merujuk wilayah atau daerah geografis tertentu dalam dokumen ini, Asian Development Bank tidak bermaksud membuat penilaian apa pun mengenai status hukum atau status lainnya atas suatu wilayah atau daerah. Klasifikasi Sektor dan/atau Subsektor Klasifikasi Tematik Kategori Pengarusutamaan Gender Transportasi dan TIK / Manajemen dan Kebijakan Transportasi Pertumbuhan ekonomi Pembangunan sektor swasta Kerja sama dan integrasi regional Tidak ada elemen gender

Pembiayaan Jenis/Cara Bantuan Nomor Sumber Pendanaan Nilai yang Disetujui (ribu dollar) Pinjaman 2942 Sumber daya modal biaya 300.000 Bantuan Teknis 8215 Dana Khusus Bantuan Teknis 1.000 TOTAL US$ 301.000 Kategori Perlindungan Untuk informasi lebih lanjut mengenai kategori perlindungan, lihat http://www.adb.org/site/safeguards/safeguard-categories Lingkungan Pemindahan Bukan dengan Sukarela Masyarakat Adat C C C Ringkasan Persoalan Lingkungan dan Sosial Aspek Lingkungan Pemindahan Bukan dengan Sukarela Masyarakat Adat Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi dengan Pemangku Kepentingan Selama Rancangan Proyek Selama Pelaksanaan Proyek

Uraian Program yang diusulkan akan mendukung pilar strategi utama rencana pembangunan pemerintah jangka menengah dan panjang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan lebih inklusif melalui peningkatan konektivitas domestik dan internasional. Program berfokus membantu pencapaian agenda reformasi konektivitas pemerintah yang diprioritaskan, yang mencakup: (i) penguatan kerangka kerja koordinasi, regulasi, dan kelembagaan; (ii) peningkatan konektivitas intrapulau yang ditujukan guna menghubungkan daerah pedesaan dengan pusat pertumbuhan regional, dan mempercepat pembangunan, serta pemeliharaan jaringan transportasi darat yang lebih baik; (iii) peningkatan konektivitas antar-pulau untuk memperbaiki efisiensi dan kinerja layanan transportasi; serta (iv) peningkatan konektivitas internasional dengan menjadikan sistem pelabuhan, logistik, dan intermoda utama di Indonesia lebih efisien dalam menangani peningkatan lalu lintas dan volume perdagangan. Dasar Pemikiran Proyek dan Kaitan dengan Strategi Negara/Regional Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kemiskinan. Pertumbuhan PDB meningkat 6,5% pertahun pada 2011, angka tertinggi sejak krisis keuangan Asia, berkat dukungan konsumsi pribadi, investasi yang lebih kuat, dan ekspor bersih yang meningkat. Meskipun tingkat pertumbuhan terus membaik, pertumbuhan ekonomi belakangan ini masih jauh lebih rendah daripada potensi pertumbuhan Indonesia. Untuk 2014-2016, IMF memperkirakan potensi tingkat pertumbuhan dasar sebesar 7,1%, yang dapat meningkat menjadi 7,9% jika pembangunan infrastruktur dan reformasi ekonomi dipercepat. Studi ADB baru-baru ini yang berjudul Diagnosing the Indonesian Economy juga mengidentifikasi kekurangan infrastruktur sebagai salah satu kendala penting terhadap pertumbuhan ekonomi. Peringkat keseluruhan Indonesia dalam Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index) adalah ke-46 dari 142 negara. namun, Indonesia hanya menempati peringkat 76 dari 142 negara dari segi mutu infrastruktur keseluruhan, jauh di bawah peringkat keseluruhannya, keadaan yang melemahkan daya saing Indonesia. Dampak ketertinggalan infrastruktur tampak dalam berbagai bentuk. Kondisi jalan yang semakin buruk di provinsi dan kabupaten/kota meningkatkan biaya transportasi dan logistik dalam negeri. Kepadatan pelabuhan dan sistem transportasi antar-pulau yang kurang berkembang menimbulkan biaya pengapalan domestik yang mahal. Sementara itu, kepadatan dan tidak produktifnya pelabuhan internasional telah membuat sektor manufaktur Indonesia tidak terintegrasi dengan baik dalam jaringan produksi internasional. Mencapai dan mempertahankan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah memerlukan lingkungan yang kondusif bagi investasi lebih tinggi dalam infrastruktur. Pengurangan kemiskinan. Pertumbuhan 6,5% pada 2011 menghasilkan sekitar 1,5 juta pekerjaan baru, melebihi jumlah orang yang baru memasuki angkatan kerja. Mutu pekerjaan juga meningkat seiring naiknya pekerjaan formal hingga 16,0% (5,7 juta pekerjaan). Kebanyakan pekerjaan adalah di bidang konstruksi, manufaktur, dan jasa. Pekerjaan di sektor informal turun 5,9% atau 4,2 juta pekerjaan seiring keluarnya para pekerja dari sektor pertanian. Namun, tantangan besar masih menghadang upaya pengurangan angka kemiskinan lebih jauh. Sekitar 62% dari angkatan kerja yang bekerja (sekitar 68,2 juta orang) masih dipekerjakan di sektor informal dengan upah dan jaminan pekerjaan yang rendah. Angka kemiskinan turun ke 12,4% pada September 2011 dari 13,3% pada Maret 2010. Meski kemiskinan dan pengangguran cenderung berkurang, banyak penduduk Indonesia yang masih rentan

terhadap guncangan ekonomi. Lebih dari 60 juta orang masih berada sedikit di atas garis kemiskinan dan berisiko tinggi jatuh kembali dalam kemiskinan. Tingkat kemiskinan pedesaan sebesar 15,6% masih jauh lebih tinggi daripada tingkat kemiskinan perkotaan sebesar 9,1%. Tingkat kemiskinan di beberapa propinsi di wilayah timur jauh lebih tinggi daripada di tempat lain di Indonesia. Pertumbuhan inklusif melalui peningkatan konektivitas. Untuk mengatasi kemiskinan multidimensional di Indonesia, diperlukan tak hanya percepatan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga proses pertumbuhan yang lebih inklusif, sehingga daerah pedesaan dan kawasan tertinggal memperoleh peluang ekonomi yang lebih baik dan akses ke layanan sosial. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menurut luas negara dan populasi, serta sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia perlu meningkatkan konektivitas guna menjadikan pertumbuhannya lebih inklusif. Konektivitas Indonesia dapat ditingkatkan dengan: (i) konektivitas intra-pulau yang lebih baik guna menghubungkan area pedesaan dengan pusat pertumbuhan regional, yang penting untuk pengurangan kemiskinan pedesaan; (ii) konektivitas antar-pulau yang lebih baik antara kawasan barat dan timur Indonesia, yang penting untuk pengurangan angka kemiskinan di wilayah timur; dan (iii) peningkatan konektivitas internasional agar sektor produktif Indonesia lebih kompetitif, yang penting untuk mengurangi angka kemiskinan secara keseluruhan dan meningkatkan mutu pekerjaan dengan mengurangi besarnya angkatan kerja yang bekerja di sektor informal. Konvergensi strategi nasional pemerintah dan strategi ADB. Pemerintah menyadari bahwa tertinggalnya infrastruktur, kurang berkembangnya konektivitas intradan antar-pulau, lemahnya konektivitas internasional, serta inefisiensi logistik akan menghambat pencapaian target jangka menengah dan panjang dalam hal pertumbuhan yang lebih tinggi dan pengurangan kemiskinan yang lebih cepat. Secara strategis, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014 pemerintah memberikan arahan bagi dua pilar strategi kemitraan negara (CPS) Indonesia 2012-2014 dengan ADB: pertumbuhan inklusif dan kelestarian lingkungan. Reformasi yang didukung oleh program yang diusulkan akan menunjang pilar pertumbuhan inklusif CPS. Selain itu, meningkatkan konektivitas juga merupakan fokus strategi jangka panjang pemerintah dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 2011-2025 (MP3EI). MP3EI akan memandu konvergensi intervensi ADB yang berbasis kebijakan, sektor, dan tematik, terkait dengan konektivitas dan visi pemerintah untuk percepatan pembangunan ekonomi. Dampak Pembangunan Penurunan biaya transportasi dan logistik Hasil Proyek Uraian Hasil Pemerintah meningkatkan konektivitas domestik dan internasional Kemajuan Menuju Hasil

Keluaran dan Kemajuan Pelaksanaan Uraian Keluaran Proyek Diperkuatnya koordinasi konektivitas dalam hal kerangka kerja regulasi Dilaksanakannya inisiatif utama untuk meningkatkan konektivitas intra-pulau Disiapkannya langkah dan strategi untuk meningkatkan konektivitas antar-pulau Dijalankannya kebijakan utama untuk meningkatkan konektivitas internasional Status Tujuan Pembangunan Status Kemajuan Pelaksanaan (Keluaran, Kegiatan, dan Persoalan) Perubahan Material Peluang Bisnis Tanggal Pencatatan Pertama 13 Sep 2012 Layanan Konsultasi Dalam konsultasi dengan BAPPENAS, ADB akan merekrut konsultan sesuai kebutuhan di bawah CDTA (layanan konsultasi 34 orang-bulan, yang terdiri atas satu konsultan internasional untuk 16 orang-bulan dan dua konsultan nasional untuk 18 orang-bulan). Para konsultan dipilih dan dipekerjakan secara individual oleh ADB menurut Pedoman ADB tentang Penggunaan Konsultan (2010, sesuai revisi dari waktu ke waktu). Pengadaan Semua pengadaan di bawah CDTA akan mengikuti Pedoman Pengadaan ADB (2010, sesuai revisi dari waktu ke waktu). Pemberitahuan Pengadaan dan Konsultasi http://www.adb.org/projects/46093-001/business-opportunities Jadwal Konsep 25 Mei 2012 Pencarian Fakta 25 Jun 2012 sampai 13 Jul 2012 Rapat Kajian Manajemen 16 Nov 2012 Misi Kajian Terakhir

Tonggak No. Bantuan Teknis 8215 Ditandatangani 16 Nov 2012 21 Feb 2013 Efektif 21 Feb 2013 Selesai Orisinal Direvisi Aktual 30 Okt 2014 Pemanfaatan Tanggal Nomor ADB (ribu US$) Lainnya (ribu US$) Persentase Bersih Pemberian Kontrak Kumulatif Pencairan Kumulatif Nilai Bantuan Teknis (ribu dolar) Nomor Nilai yang Disetujui Nilai yang Direvisi Komitmen Total Saldo yang Belum Masuk Komitmen Pencairan Total Saldo yang Belum Dicairkan Bantuan Teknis 8215 1.000 1.000 0 1.000 0 1.000 Status Perjanjian Perjanjian dipilah-pilah menurut berbagai kategori berikut laporan keuangan proyek yang diaudit, perlindungan, sosial, sektor, keuangan, ekonomi, dan lain-lain. Pemenuhan terhadap perjanjian dinilai per kategori dengan menerapkan kriteria berikut: (i) Memuaskan semua perjanjian dalam kategori tersebut telah dipenuhi, namun diperbolehkan maksimum satu pengecualian, (ii) Sebagian Memuaskan maksimum dua perjanjian dalam kategori tidak dipenuhi, (iii) Tidak Memuaskan tiga atau lebih perjanjian dalam kategori tidak dipenuhi. No. Kategori Sektor Sosial Keuangan Ekonomi Lainnya Perlindungan Pinjaman 2942

Perincian Kontak dan Pembaruan Pejabat ADB yang Bertanggung Jawab Departemen ADB yang Bertanggung Jawab Divisi ADB yang Bertanggung Jawab Lembaga Pelaksana Edimon Ginting (eginting@adb.org) Departemen Asia Tenggara Indonesia Resident Mission Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Tautan Situs Web Proyek Daftar Dokumen Proyek http://www.adb.org/projects/46093-001/main http://www.adb.org/projects/46093-001/documents