FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA FKUB dibentuk di provinsi, kabupaten / kota dan kecamatan. Pembentukan FKUB dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi o

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA WALIKOTA BANDA ACEH,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

G U B E R N U R JAMB I

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

TANYA JAWAB PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 9 DAN 8 TAHUN 2006

NASKAH SOSIALISASI PERAT A URAN A B ERSAM A A

GUBERNUR BENGKULU. atau menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban umum;

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RAPAT KOORDINASI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR &S TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/312/KEP/ /2016

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI DEMAK NOMOR 457/29 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

: KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI ORGANISASI : BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Halaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

-1- QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN TEMPAT IBADAH

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR : / /K/2013 TENTANG

SAMBUTAN MENTERI AGAMA

Dialog Pemuda Lintas Agama Se-Kaltim PENINGKATAN KAPASITAS FKUB DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG FORUM PENGUATAN PENDIDIKAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 27 /KPTS/013/2016

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA. Penulis telah memaparkan pada bab-bab yang terdahulu mengenai dasar

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH DAN DI KECAMATAN

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sistematika

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G

TANYA JAWAB BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM ) PROVINSI JAMBI

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

RENCANA KERJA (RENJA) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KANTOR KESBANGPOL KOTA PADANG TAHUN 2015

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

TANYA JAWAB BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RUU KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (Naskah Sekretariat DPR RI) Dr. Rudi Subiyantoro, M.Pd PUSAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

Transkripsi:

TUGAS POKOK DAN FUNGSI FKUB Disampaikan dalam acara Temu Tokoh Agama KotaTanjungpinang dalam rangka peningkatan kinerja FKUB di Hotel Halim Sabtu, 10 Desember 2011 Drs. H. Tafruddin Jarijis Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Tanjungpinang

FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA FKUB dibentuk di provinsi, kabupaten / kota dan kecamatan. Pembentukan FKUB dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah daerah. FKUB memiliki hubungan yang bersifat konsultatif.

KEANGGOTAAN FKUB q Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka-pemuka agama setempat. q Jumlah anggota FKUB prov paling banyak 21 orang, jumlah anggota FKUB kab / kota paling banyak 17 orang dan jumlah anggota FKUB kecamatan paling banyak 9 orang. q Komposisi keanggotaan FKUB prov, kab/kota dan kecamatan ditetapkan berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk agama setempat dengan keterwakilan minimal 1 (satu) orang dari setiap agama yang ada di prov, kab/kota dan kecamatan. q FKUB dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua, 2 (dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, 1 (satu) orang wakil sekretaris, yang dipilih secara musyawarah oleh anggota.

FKUB Kabupaten / Kota mempunyai tugas : a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat. c. Menyalurkan aspirasi ormas kegamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati / walikota. d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang- undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat; dan e. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.

FKUB Kecamatan mempunyai tugas : a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat. c. Menyalurkan aspirasi ormas kegamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati / walikota. d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undanganundangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat; dan e. Memberikan pertimbangan tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.

PERMASALAHAN 1. Persoalan kapasitas sumberdaya anggota/pengurus FKUB. - Pengetahuan dan pengalaman yang kurang memadai dalam memajukan kerukunan hidup beragama. - Keanggotaan di FKUB sering tidak mempertimbangkan kriteria ketokohan sebagai tokoh agama dan pemuka masyarakat, sehingga keberadaan anggota belum sepenuhnya dinilai sebagai representasi dari majelis agama yang diwakili. 5

2. Keberadaan Dewan Penasehat belum berfungsi secara maksimal, yang disebabkan tiga hal : - Masih banyak wakil kepala daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang tidak memahami dengan baik tugas mereka sebagai Ketua Dewan Penasehat. - Kurangnya waktu bagi wakil kepala daerah untuk memberikan perhatian bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan program FKUB. - Ketua Dewan Penasehat yang dijabat wakil kepala daerah kurang memiliki kekuatan otoritas dalam menentukan pemberian anggaran FKUB. 6

3. Lemahnya dukungan sebagian besar pemerintah daerah, instansi pemerintah dan swasta serta Ormas keagamaan terhadap FKUB. 4. Tidak ada wadah atau lembaga yang melakukan koordinasi, monitoring dan evaluasi terhadap FKUB. 5. Pola hubungan antara FKUB Provinsi dengan Kabupaten/Kota kurang terarah karena kurang jelasnya implementasi konsep konsultatif antara FKUB Provinsi dengan FKUB Kabupaten/Kota. 7

REVITALISASI FKUB 1. Memperluas wawasan pengurus / anggota FKUB. 2. Memperkuat dukungan. 3. Merealisasi program kerja. 4. Meningkatkan koordinasi. 5. Memperkuat anggaran. 6. Memperkuat jaringan. 7. Memperkuat organisasi. 8. Regenerasi / penyegaran pengurus. 8

1.Memperluas wawasan anggota / pengurus FKUB Revitalisasi di bidang wawasan dilakukan dengan mengintensifkan dialog antar umat dan melakukan kajian geologis untuk mengedepankan kesamaan pandangan tentang tujuan umat beragama. Meningkatkan pemahaman tentang kerukunan beragama melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang memperdalam pemahaman tentang kemajemukan, keragaman, dan kerukunan hidup beragama. 9

Menghindari sikap saling menunggu dan tarik menarik pemberian rekomendasi antara FKUB dengan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota yang ruang lingkup dan materinya berbeda. Rekomendasi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota lebih ditujukan pada kebiasaan data dari kelompok agama yang bersangkutan, sedangkan rekomendasi dari FKUB adalah terkait dengan perkiraan sikap masyarakat setempat sehubungan dengan didirikan rumah ibadah. Menegaskan keberadaan FKUB sebagai berwujudan dari aspirasi luhur agama-agama dalam mewujudkan kerukunan umat beragama, dan harus dicegah penyalahgunaan atau pemanfaatan FKUB untuk kepentingan politik. 10

2. Memperkuat dukungan Untuk memperoleh pengakuan dan dukungan dari masyarakat dan instansi Pemerintah Daerah, FKUB perlu lebih meningkatkan citranya dengan menjalin komunikasi dan memanfaatkan secara maksimal kehadiran media massa Pengurus FKUB perlu sering menyosialisasikan gagasan dan informasi bidang kerukunan beragama melalui tulisan di media massa, termasuk sosialisasi dalam bentuk pembuatan iklan atau pariwara berkenaan dengan kerukunan hidup beragama di media cetak, televisi dan radio. 11

3. Merealisasi Program Kerja Program kerja FKUB hendaknya difokuskan kepada empat hal yaitu : - Pengembangan dialog dan menampung aspirasi - Menyalurkan aspirasi tokoh-tokoh dan umat beragama - Sosialisasi berbagai peraturan dan pemberdayaan masyarakat - Pemberian Rekomendasi Diperlukan keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama tentang penegasan tugas dan tanggung jawab Dewan Penasehat FKUB. 12

4. Meningkatkan koordinasi FKUB perlu meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri tidak hanya ketika terjadi persoalan di lapangan, melainkan juga ketika dalam kondisi normal. Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri diharapkan bisa memberikan perhatian dan monitoring secara lebih serius dan intensif terhadap kinerja dan pelaksanaan program FKUB. Dalam proses penerbitan Rekomendasi pendirian rumah ibadah, FKUB dan Kementerian Agama diharapkan tidak saling menunggu diantara dua lembaga ini, karena bidang dan sasaran yang akan diberi Rekomendasi berbeda. 13

5. Memperkuat Anggaran Dalam rangka merevitalisasi FKUB diharapkan ada ketegasan dari Pemerintah untuk mengalokasikan anggaran untuk kegiatan FKUB dalam APBD sebagai anggaran tersendiri, bukan masuk ke dalam mata anggaran Kesbangpol. Perlu dicari mekanisme pengalihan anggaran dari Pemerintah di daerah kepada FKUB dalam bentuk hibah dan sejenisnya. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan perlu dilakukan pemantauan dari instansi berwenang terhadap proses penyaluran dan pemanfaatan dana hibah. 14

6. Memperkuat Jaringan Untuk melakukan Revitalisasi, FKUB perlu membangun jaringan dengan berbagai pihak, terutama dengan majelis agama, dewan penasehat, media massa, LSM yang bergerak dalam bidang kerukunan, baik vertikal, horisontal maupun diagonal. 15

7. Memperkuat Organisasi Untuk mengefektifkan kinerja FKUB dalam melaksanakan program, FKUB perlu didukung oleh sekretariat yang kuat, yang merupakan staf pendukung (suporting staff), yang dipimpin oleh aparatur dari kementerian agama, yang mewakili jenjang / eselon tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. undangan. 16

8. Regenerasi / Penyegaran Pengurus Pengurus FKUB yang telah habis periode kepengurusannya perlu segera melakukan reformasi kepengurusan dalam kerangka generasi. Untuk merevitalisasi FKUB, rekrutmen anggota dan pengurus FKUB hendaknya memperhatikan kriteria berikut: - Tokoh agama dan pemuka masyarakat yang berpengaruh dan menjadi panutan. - Memiliki gagasan tentang kerukunan umat beragama, baik yang tertuang dalam tulisan maupun tidak. - Memiliki pengalaman dalam membangun hubungan antar umat beragama. 17

- Memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan manajemen konflik, rekonsilisasi dan rekonstruksi. - Menghargai kemajemukan dan mampu memperlakukan setiap orang sama tanpa memandang latar belakang dan status sosial, ras, suku, budaya dan agama. - Memiliki wawasan empat pilar kebangsaan : Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. - Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok / Golongan. - Tidak sedang menjadi pengurus partai politik. - Memiliki ketulusan dan kerelaan untuk mendarmabhaktikan tenaga dan pikiran bagi membangun kerukunan beragama. - Bersedia menyediakan waktu yang cukup untuk kegiatan FKUB. 18

Proses dan mekanisme pergantian pengurus dilakukan sebagai berikut : Proses pergantian pengurus diawali rapat anggota yang memberitahukan kepada anggota tentang berakhirnya masa kepengurusan FKUB. Selanjutnya FKUB mengirim surat kepada pimpinan majelis atau kelompok agama-agama yang memiliki wakil di FKUB untuk mengirimkan calon anggota baru dengan komposisi sesuai dengan jumlah wakil yang dimiliki oleh kelompok agama yang bersangkutan. Setelah diperoleh nama-nama dari majelis atau kelompok agama, Pengurus FKUB yang lama mengirim surat usulan pengukuhan kepengurusan yang baru kepada kepala daerah sesuai dengan tingkatannya. Setelah terbit surat pengukuhan dari kepala daerah, selanjutnya dilakukan pemilihan Ketua, Wakil ketua, Sekretaris, Bendahara atau bidang jabatan lain yang dipandang relevan. 19