TUGAS POKOK DAN FUNGSI FKUB Disampaikan dalam acara Temu Tokoh Agama KotaTanjungpinang dalam rangka peningkatan kinerja FKUB di Hotel Halim Sabtu, 10 Desember 2011 Drs. H. Tafruddin Jarijis Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Tanjungpinang
FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA FKUB dibentuk di provinsi, kabupaten / kota dan kecamatan. Pembentukan FKUB dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah daerah. FKUB memiliki hubungan yang bersifat konsultatif.
KEANGGOTAAN FKUB q Keanggotaan FKUB terdiri atas pemuka-pemuka agama setempat. q Jumlah anggota FKUB prov paling banyak 21 orang, jumlah anggota FKUB kab / kota paling banyak 17 orang dan jumlah anggota FKUB kecamatan paling banyak 9 orang. q Komposisi keanggotaan FKUB prov, kab/kota dan kecamatan ditetapkan berdasarkan perbandingan jumlah pemeluk agama setempat dengan keterwakilan minimal 1 (satu) orang dari setiap agama yang ada di prov, kab/kota dan kecamatan. q FKUB dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua, 2 (dua) orang wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris, 1 (satu) orang wakil sekretaris, yang dipilih secara musyawarah oleh anggota.
FKUB Kabupaten / Kota mempunyai tugas : a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat. c. Menyalurkan aspirasi ormas kegamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati / walikota. d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang- undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat; dan e. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.
FKUB Kecamatan mempunyai tugas : a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat. b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat. c. Menyalurkan aspirasi ormas kegamaan dan masyarakat dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati / walikota. d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undanganundangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat; dan e. Memberikan pertimbangan tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadat.
PERMASALAHAN 1. Persoalan kapasitas sumberdaya anggota/pengurus FKUB. - Pengetahuan dan pengalaman yang kurang memadai dalam memajukan kerukunan hidup beragama. - Keanggotaan di FKUB sering tidak mempertimbangkan kriteria ketokohan sebagai tokoh agama dan pemuka masyarakat, sehingga keberadaan anggota belum sepenuhnya dinilai sebagai representasi dari majelis agama yang diwakili. 5
2. Keberadaan Dewan Penasehat belum berfungsi secara maksimal, yang disebabkan tiga hal : - Masih banyak wakil kepala daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang tidak memahami dengan baik tugas mereka sebagai Ketua Dewan Penasehat. - Kurangnya waktu bagi wakil kepala daerah untuk memberikan perhatian bagi kelancaran pelaksanaan tugas dan program FKUB. - Ketua Dewan Penasehat yang dijabat wakil kepala daerah kurang memiliki kekuatan otoritas dalam menentukan pemberian anggaran FKUB. 6
3. Lemahnya dukungan sebagian besar pemerintah daerah, instansi pemerintah dan swasta serta Ormas keagamaan terhadap FKUB. 4. Tidak ada wadah atau lembaga yang melakukan koordinasi, monitoring dan evaluasi terhadap FKUB. 5. Pola hubungan antara FKUB Provinsi dengan Kabupaten/Kota kurang terarah karena kurang jelasnya implementasi konsep konsultatif antara FKUB Provinsi dengan FKUB Kabupaten/Kota. 7
REVITALISASI FKUB 1. Memperluas wawasan pengurus / anggota FKUB. 2. Memperkuat dukungan. 3. Merealisasi program kerja. 4. Meningkatkan koordinasi. 5. Memperkuat anggaran. 6. Memperkuat jaringan. 7. Memperkuat organisasi. 8. Regenerasi / penyegaran pengurus. 8
1.Memperluas wawasan anggota / pengurus FKUB Revitalisasi di bidang wawasan dilakukan dengan mengintensifkan dialog antar umat dan melakukan kajian geologis untuk mengedepankan kesamaan pandangan tentang tujuan umat beragama. Meningkatkan pemahaman tentang kerukunan beragama melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang memperdalam pemahaman tentang kemajemukan, keragaman, dan kerukunan hidup beragama. 9
Menghindari sikap saling menunggu dan tarik menarik pemberian rekomendasi antara FKUB dengan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota yang ruang lingkup dan materinya berbeda. Rekomendasi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten/Kota lebih ditujukan pada kebiasaan data dari kelompok agama yang bersangkutan, sedangkan rekomendasi dari FKUB adalah terkait dengan perkiraan sikap masyarakat setempat sehubungan dengan didirikan rumah ibadah. Menegaskan keberadaan FKUB sebagai berwujudan dari aspirasi luhur agama-agama dalam mewujudkan kerukunan umat beragama, dan harus dicegah penyalahgunaan atau pemanfaatan FKUB untuk kepentingan politik. 10
2. Memperkuat dukungan Untuk memperoleh pengakuan dan dukungan dari masyarakat dan instansi Pemerintah Daerah, FKUB perlu lebih meningkatkan citranya dengan menjalin komunikasi dan memanfaatkan secara maksimal kehadiran media massa Pengurus FKUB perlu sering menyosialisasikan gagasan dan informasi bidang kerukunan beragama melalui tulisan di media massa, termasuk sosialisasi dalam bentuk pembuatan iklan atau pariwara berkenaan dengan kerukunan hidup beragama di media cetak, televisi dan radio. 11
3. Merealisasi Program Kerja Program kerja FKUB hendaknya difokuskan kepada empat hal yaitu : - Pengembangan dialog dan menampung aspirasi - Menyalurkan aspirasi tokoh-tokoh dan umat beragama - Sosialisasi berbagai peraturan dan pemberdayaan masyarakat - Pemberian Rekomendasi Diperlukan keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama tentang penegasan tugas dan tanggung jawab Dewan Penasehat FKUB. 12
4. Meningkatkan koordinasi FKUB perlu meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri tidak hanya ketika terjadi persoalan di lapangan, melainkan juga ketika dalam kondisi normal. Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri diharapkan bisa memberikan perhatian dan monitoring secara lebih serius dan intensif terhadap kinerja dan pelaksanaan program FKUB. Dalam proses penerbitan Rekomendasi pendirian rumah ibadah, FKUB dan Kementerian Agama diharapkan tidak saling menunggu diantara dua lembaga ini, karena bidang dan sasaran yang akan diberi Rekomendasi berbeda. 13
5. Memperkuat Anggaran Dalam rangka merevitalisasi FKUB diharapkan ada ketegasan dari Pemerintah untuk mengalokasikan anggaran untuk kegiatan FKUB dalam APBD sebagai anggaran tersendiri, bukan masuk ke dalam mata anggaran Kesbangpol. Perlu dicari mekanisme pengalihan anggaran dari Pemerintah di daerah kepada FKUB dalam bentuk hibah dan sejenisnya. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan perlu dilakukan pemantauan dari instansi berwenang terhadap proses penyaluran dan pemanfaatan dana hibah. 14
6. Memperkuat Jaringan Untuk melakukan Revitalisasi, FKUB perlu membangun jaringan dengan berbagai pihak, terutama dengan majelis agama, dewan penasehat, media massa, LSM yang bergerak dalam bidang kerukunan, baik vertikal, horisontal maupun diagonal. 15
7. Memperkuat Organisasi Untuk mengefektifkan kinerja FKUB dalam melaksanakan program, FKUB perlu didukung oleh sekretariat yang kuat, yang merupakan staf pendukung (suporting staff), yang dipimpin oleh aparatur dari kementerian agama, yang mewakili jenjang / eselon tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. undangan. 16
8. Regenerasi / Penyegaran Pengurus Pengurus FKUB yang telah habis periode kepengurusannya perlu segera melakukan reformasi kepengurusan dalam kerangka generasi. Untuk merevitalisasi FKUB, rekrutmen anggota dan pengurus FKUB hendaknya memperhatikan kriteria berikut: - Tokoh agama dan pemuka masyarakat yang berpengaruh dan menjadi panutan. - Memiliki gagasan tentang kerukunan umat beragama, baik yang tertuang dalam tulisan maupun tidak. - Memiliki pengalaman dalam membangun hubungan antar umat beragama. 17
- Memiliki kemampuan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan manajemen konflik, rekonsilisasi dan rekonstruksi. - Menghargai kemajemukan dan mampu memperlakukan setiap orang sama tanpa memandang latar belakang dan status sosial, ras, suku, budaya dan agama. - Memiliki wawasan empat pilar kebangsaan : Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. - Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok / Golongan. - Tidak sedang menjadi pengurus partai politik. - Memiliki ketulusan dan kerelaan untuk mendarmabhaktikan tenaga dan pikiran bagi membangun kerukunan beragama. - Bersedia menyediakan waktu yang cukup untuk kegiatan FKUB. 18
Proses dan mekanisme pergantian pengurus dilakukan sebagai berikut : Proses pergantian pengurus diawali rapat anggota yang memberitahukan kepada anggota tentang berakhirnya masa kepengurusan FKUB. Selanjutnya FKUB mengirim surat kepada pimpinan majelis atau kelompok agama-agama yang memiliki wakil di FKUB untuk mengirimkan calon anggota baru dengan komposisi sesuai dengan jumlah wakil yang dimiliki oleh kelompok agama yang bersangkutan. Setelah diperoleh nama-nama dari majelis atau kelompok agama, Pengurus FKUB yang lama mengirim surat usulan pengukuhan kepengurusan yang baru kepada kepala daerah sesuai dengan tingkatannya. Setelah terbit surat pengukuhan dari kepala daerah, selanjutnya dilakukan pemilihan Ketua, Wakil ketua, Sekretaris, Bendahara atau bidang jabatan lain yang dipandang relevan. 19