PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI SKEMA-SKEMA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PP 6/2007

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT

Hutan Desa Oleh: Arief Tajalli dan Dwi P. Lestari. Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.23/Menhut-II/2007 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 23/Menhut-II/2007

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

: Ketentuan Umum : Pemberian & Permohonan Hak atau Izin & Pelaksanaan Kemitraan Kehutanan Bab III : Pemanfaatan Areal PS Bab IV : Jangka Waktu dan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 37/Menhut-II/2007 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN MENTERI KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

this file is downloaded from

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar hutan dan juga penciptaan model pelestarian hutan yang efektif.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

SERBA SERBI HUTAN DESA (HD)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENATAAN KORIDOR RIMBA

2 Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013

PERHUTANAN SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU INSTRUMEN PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.88/Menhut-II/2014 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran N

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 4

2014, No menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 3/Menhut-II/2012

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Dana Bergulir. Rehabilitasi. Hutan. Lahan. Penyaluran. Pengembalian. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BEBERAPA CATATAN UNTUK TINDAK LANJUT PRHM II

ISU ISU STRATEGIS KEHUTANAN. Oleh : Ir. Masyhud, MM (Kepala Pusat Humas Kemhut) Pada Orientasi Jurnalistik Kehutanan Jakarta, 14 Juni 2011

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.36/Menhut-II/2012

I. INVESTOR SWASTA. BISNIS: Adalah Semua Aktifitas Dan Usaha Untuk Mencari Keuntungan Dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai proses perubahan

Kajian Tinjauan Kritis Pengelolaan Hutan di Pulau Jawa

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

LUAS KAWASAN (ha)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. telah berlangsung sebelum legalitas hukum formal ditetapkan oleh pemerintah.

2011, No c. bahwa dalam rangka menjamin kepastian terhadap calon pemegang izin pada areal kerja hutan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Menter

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.89/Menhut-II/2014 TENTANG HUTAN DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

Kemitraan Kehutanan di Hutan Lindung Jawa Tengah

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.64/Menhut-II/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN tentang Kehutanan, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa

Membuka Kebuntuan Program HTR

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 11 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN. Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.39/Menhut-II/2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SETEMPAT MELALUI KEMITRAAN KEHUTANAN

PROSES PENGAJUAN PERHUTANAN SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

MATERI 1. TANTANGAN SAAT INI 2. MENJALANKAN VISI KEADILAN 3. PERATURAN-PERUNDANGAN 4. MASALAH IMPLEMENTASI 5. PILIHAN STRATEGIS DAN TAKTIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1999 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN PADA HUTAN PRODUKSI

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

PANDUAN. Pengajuan Perhutanan Sosial

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PERMOHONAN HAK PENGELOLAAN HUTAN DESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

PERSIAPAN DUKUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS KEHUTANAN. Oleh : Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

I. PENDAHULUAN. dasar bagi pembangunan nasional yang dipergunakan untuk meningkatkan

(KPH) Peraturan terkait Kesatuan Pengelolaan Hutan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Skema Gambaran Umum Pengembangan Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa Menurut Peraturan Menteri Beserta Perbandingan Terhadap Perubahan-Perubahannya

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SYA SY IFUL U BAC BA HR H I, MM. KEPA KEP LA LA DINA DIN S

REVITALISASI KEHUTANAN

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK.80/Dik-2/2011. T e n t a n g

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN HASIL BUKAN KAYU

Apakah ikan bisa memanjat?

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

Transkripsi:

PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI SKEMA-SKEMA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PP 6/2007 Disampaikan oleh : Erna Rosdiana Direktorat Bina Perhutanan Sosial Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan

KONDISI HUTAN DAN KEMISKINAN MASYARAKAT Luas hutan negara 120,35 juta ha, telah ditunjuk : 109,9 juta ha - HL 29,1 juta ha, - HPT 16,21 juta ha, - HP 27,74 juta ha, - HP (dpt dikonversi) 13,67 juta ha. - HK 23,24 juta ha Laju deforestrasi 1,08 juta ha/tahun Luas terdegradasi seluas 59,7 juta ha, Lahan kritis 42,1 juta Ha (di dalam dan di luar kawasan) Jumlah penduduk di sekitar kawasan 48,8 juta jiwa ; 10,2 juta jiwa tergolong miskin

Kerusakan Hutan SEBAB AKIBAT Pemanfaatan SDH yg berlebihan Perubahan fungsi Bencana alam Kebakaran Hutan Pencurian Kayu Dll. Berkurangnya sumber penghidupan Sumber air berkurang Longsor/banjir/erosi Kekeringan, kelaparan Iklim berubah Kualitas lingkungan menurun Dll. Degradasi hutan berkontribusi sebesar 20% terhadap pemanasan global.

Relasi Hutan dan Manusia Aliran materi, energi, informasi Ekosistem Hutan Intervensi: -Kebijakan - Regulasi -Institusi -IPTEK Sistem Sos-Ek-Bud Aliran materi, energi, informasi

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kebijakan Operasional : Kebijakan Umum : UU 41/1999 PP 6/2007 PP 3/2008 UU 32/2004 PP 38/2007 HUTAN KEMASYARAKATAN PERMENHUT. NO. P. 37/MENHUT-II/2007 HUTAN DESA PERMENHUT No. P.49/MENHUT-II/2008 KEMITRAAN HUTAN TANAMAN RAKYAT PERMENHUT NO. P.23/MENHUT-II/2007 HUTAN RAKYAT ANEKA USAHA KEHUTANAN - HHBK PERMENHUT NO. P.35/MENHUT-II/2007

HUTAN KEMASYARAKATAN adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat setempat Prosedur penetapan areal kerja dan perijinan HKm : Kelompok Masy. mengajukan permohonan IUPHKm kpd Bupati atau Gubernur (apabila areal yang dimohon berada dalam lintas kabupaten) Bupati atau Gubernur mengajukan usulan penetapan areal HKm kepada Menhut. Setelah diverifikasi, Menhut menetapkan atau menolak usulan. Berdasarkan Penetapan Areal Kerja HKm dari Menhut, Bupati atau Gubernur dapat mengeluarkan IUPHKm untuk jangka waktu 35 tahun. Pada Hutan Produksi yang akan dilakukan pemanfaatan kayu untuk tujuan usaha kelompok, Pemegang IUPHKm mengajukan IUPHHK-HKm kepada Menhut. IUPHHK-HKm diterbitkan oleh Menhut.

PROSEDUR PENETAPAN AREAL DAN PERIJINAN HKM MENHUT IUPHHK-HKm Penetapan Areal Kerja HKm Usulan IUPHHK-HKm KELOMPOK MASYARAKAT Permohonan IUPHKm BUPATI GUBERNUR IUPHKm

Butir-butir Kebijakan dan Program HKm IUPHKm dan IUPHHK-HKm bukan merupakan hak kepemilikan atas kawasan hutan, dilarang dipindahtangankan dan diagunkan serta tidak mengubah status dan fungsi kawasan hutan. Hutan kemasyarakatan dilarang digunakan untuk kepentingan lain di luar rencana pengelolaaan dan harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaaan hutan lestari. Di HUTAN PRODUKSI, pemegang IUPHKm diperbolehkan melakukan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu. Di HUTAN LINDUNG, Pemegang IUPHKm diperbolehkan melakukan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemungutan HHBK. Pola HKm di hutan konservasi disesuaikan dg tujuan konservasi. Dilakukan pada zona-zona pemanfaatan di TN atau Tahura. HKm pada kawasan hutan konservasi diatur tersendiri Komitmen Dephut dalam pencapaian MDGs: Target hutan kemasyarakatan seluas 400.000 hektar (2009) dan 2,1 juta hektar (2015) untuk menurunkan angka kemiskinan masyarakat sekitar hutan minimal 50% di akhir tahun 2015.

Realisasi HKm Penetapan Areal Kerja dan IUPHKm th.2007: 3 Provinsi 6 Kabupaten 8.765,59 Ha 54 Kelompok Dalam Proses th. 2008 : 7 Provinsi 20 Kabupaten 247.836,78 Ha,

HUTAN DESA adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa. Prosedur penetapan dan perijinan Hutan Desa adalah : Kepala Desa mengajukan usulan Hutan Desa kepada Bupati. Bupati mengajukan usulan Penetapan Areal Kerja Hutan Desa kepada Menhut tembusan Gubernur. Setelah diverifikasi, Menhut menerima atau menolak usulan Bupati. Berdasarkan SK Menhut tentang Penetapan Areal Kerja Hutan Desa. Bupati melakukan sosialisasi kepada desa-desa yang telah ditetapkan sebagai hutan desa. Desa membentuk Lembaga Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa melalui musyawarah desa. Lembaga Desa mengajukan permohonan Ijin Usaha Pemanfaatan Hutan Desa kepada Gubernur melalui Bupati. Berdasarkan rekomendasi Bupati, Gubernur menerima atau menolak permohonan Lembaga Desa. Pada HP, Lembaga Desa dapat mengajukan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HD) kepada Menhut.

Butir-butir Kebijakan Hutan Desa (HD) HD ditetapkan oleh Menhut di HL atau HP atas usulan Bupati/Walikota berdasarkan permohonan Kepala Desa. Hak Pengelolaan HD diberikan kepada Lembaga Desa yang dibentuk oleh masyarakat desa melalui Peraturan Desa. Hak Pengelolaan HD bukan merupakan hak kepemilikan atas kawasan hutan, tidak mengubah status dan fungsi kawasan hutan serta dilarang memindahtangankan atau mengagunkan.

Hak Pengelolaan HD dilarang digunakan untuk kepentingan lain di luar rencana pengelolaan hutan dan harus dikelola berdasarkan kaedah-kaedah pengelolaan hutan lestari. Pengelolaan HD meliputi kegiatan tata areal, penyusunan rencana pengelolaan, pemanfaatan, rehabilitasi dan perlindungan hutan. Pada HP, dapat dilakukan pemanfaatan kayu melalui Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang diberikan oleh Menhut.

KEMITRAAN adalah kerjasama antara masyarakat setempat dengan pemegang ijin pemanfaatan hutan (BUMN/BUMS). Kemitraan dibangun dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. Butir-butir konsep kebijakan Kemitraan : Pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten) wajib memfasilitasi terbentuknya kemitraan antara masyarakat setempat dengan BUMS atau BUMN. Kemitraan dibangun atas dasar kesepakatan kedua belah pihak. Melalui kemitraan diharapkan konflik antara perusahaan (BUMS,BUMN) dengan masyarakat setempat dapat dikelola dengan baik. Kewenangan dan tanggungjawab kelestarian hutan tetap pada pemegang ijin/hak yaitu BUMS dan BUMN. Dalam pola kemitraan diharapkan hubungan antara masyarakat dengan pengusaha menjadi hubungan harmonis yang menguntungkan kedua belah pihak. Bukan sebagai charrity bagi masyarakat atau kewajiban bagi pengusaha. Peraturan Menteri tentang pola kemitraan sedang dalam proses penyusunan.

HUTAN TANAMAN RAKYAT (HTR) Kebijakan ini untuk membuka kesempatan yang luas bagi masyarakat menjadi pengusaha hutan tanaman yang profesional melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTR) Butir-butir kebijakan HTR: Masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan membentuk koperasi atau perorangan, dapat memohon izin usaha hutan tanaman untuk jangka waktu paling lama 60 tahun. Tujuan program HTR adalah tercapainya posisi tawar masyarakat yang lebih baik dalam menentukan pasar hasil hutan tanaman. Untuk pendanaan program ini telah dibentuk BLU : Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (Pusat P2H). Melalui Pusat P2H maka masyarakat peserta HTR dapat meminjam dana untuk pembangunan HTR melalui skim kredit pinjaman dana bergulir dengan bunga rendah. Bupati/Walikota wajib memberikan pendampingan dalam rangka penguatan kelembagaan masyarakat. Menteri Kehutanan akan menetapkan harga dasar kayu-kayu dari HTR guna melindungi pemasaran hasil hutannya. Kriteria hutan untuk HTR adalah kawasan Hutan Produksi yang tidak produktif yang belum dibebani hak atau perijinan lainnya.

Pola HTR HTR pola mandiri. Pemerintah memberikan perizinan dan petani/pemegang IUPHHK-HTR dapat meminjam kredit HTR melalui Pusat P2H apabila diperlukan. Pengembangan usaha hutan tanaman sepenuhnya dijalankan oleh pemegang izin HTR. HTR pola kemitraan. Pemegang IUPHHK-HTR bermitra dengan perusahaan dimana Pemerintah menetapkan mitra baik dengan BUMN atau dengan BUMS yang bertanggung jawab atas saprodi, pelatihan, pendampingan dan jaminan pasar. HTR pola developer. BUMN atau BUMS terlebih dahulu membangun hutan tanaman rakyat, yang selanjutnya oleh pemerintah diserahkan kepada masyarakat sebagai pemegang IUPHHK-HTR. Biaya pembangunannya diperhitungkan sebagai pinjaman pemegang izin dan dikembalikan secara bertahap sesuai akad kredit.

Realisasi HTR Pencadangan Areal HTR s/d Oktober 2008 : 5 Provinsi 16 Kabupaten 63.823 Ha

HUTAN RAKYAT Hutan Rakyat merupakan kegiatan pengelolaan hutan pada lahan hak milik rakyat. Pengelolaan hutan rakyat biasanya dilakukan pada lahan-lahan tegalan dan pekarangan, dengan hasil yang diambil dapat berupa kayu maupun non-kayu. Motif penanaman lahan milik dengan tanaman keras atau tahunan tidak sekedar didasari motif ekonomi atau produksi, tetapi juga motif ekologi terkait dengan rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Tanaman kayu pada Hutan Rakyat menjadi tabungan masyarakat, pemanenannya dilakukan saat membutuhkan.

Perkembangan Hutan Rakyat Perkembangan terkini sudah ada beberapa unit manajemen hutan rakyat yang terindikasi melakukan pengelolaan hutan secara lestari dan telah mendapat sertifkat ekolabel, yaitu: - Kab. Konawe Selatan seluas 150 ha - Gunung Kidul dan Sukohardjo seluas 5.238,9 ha Luas Hutan Rakyat telah menyebar di 30 provinsi seluas 1.568.415,63 ha.

ANEKA USAHA KEHUTANAN adalah berbagai usaha hasil hutan bukan kayu(hhbk) baik berupa hasil buah-buahan, daun, getah, rotan, bambu dan lain-lain. Persuteraan alam dan Perlebahan merupakan jenis aneka usaha kehutanan yang banyak dikenal disamping enis HHBK lain seperti Minyak Kayu Putih, Getah Pinus, Rotan, Bambu, Gaharu, Kulit Manis, berbagai jenis minyak atsiri.

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) HHBK didefinisikan sebagai hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidayanya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Butir-butir kebijakan HHBK : Ditetapkan Daftar HHBK yang yang menjadi urusan Departemen Kehutanan adalah : Daftar HHBK yang tercantum dalam Permenhut No. P.35/Menhut-II/2007 HHBK yang sepanjang berasal dari hutan walaupun tidak tercantum dalam daftar pada permenhut tersebut HHBK yang tercantum dalam daftar lampiran dari permenhut tersebut walaupun tidak berasal dari luar kawasan hutan. HHBK yang berupa tumbuhan dan satwa yang dilindungi dan tidak dilindungi serta yang termasuk dalam daftar Appendix CITES.

Penutup Dengan dukungan kebijakan, tertib hukum dan implementasi secara konsisten, pengelolaan hutan oleh masyarakat secara masal dapat mempercepat penghutanan kembali dan sekaligus menguatkan ekonomi rakyat untuk pengentasan kemiskinan Kebijakan bidang kehutanan ini merupakan komitmen dalam mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta pencapaian millenium development goals.

HKm di Gunung Kidul SEKIAN - TERIMAKASIH