DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PENGGANTI ASI (MP-ASI) DINI PADA BAYI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. 1. Hubungan umur ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan di

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.


BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

Debby Yolanda, S.ST 1. Bukittinggi, 26136, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kebutuhan gizi secara kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

Disusun Oleh : NOVIC ISMAN J PROGRAM FAKULTAS

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI PENGGUNA ASI EKSLUSIF DENGAN ASI TIDAK EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI harus diberikan setelah anak

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

1

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-36 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Disusun Oleh: Wiwiningsih

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Susu Formula pada Bayi 0-6 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PAOMAN KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN PENGGANTI ASI (MP-ASI) DINI PADA BAYI Sri Mulyani 1) *) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Latar Belakang: WHO merekomendasikan bahwa idealnya, pemberian ASI eksklusif akan berlangsung selama enam bulan pertama, dan makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilajutkan sampai anak berumur dua tahun.penerapan ASI eksklusif saat ini masih rendah hal ini bisa dilihat dari cakupan ASI eksklusif baik ditingkat nasional maupun daerah.tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini. Metode: Desain Observasional Analitik study dengan pendekatan Cross Sectional. sebanyak 70 responden ibu yang mempunyai bayi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesionerdengan teknik analisis data menggunakan komparasi Chi Square, dengan α 0,05. Hasil: Hasil uji Statistik untuk faktor umur dengan pemberian MP-ASI dini 0,52. untuk pendidikan dengan pemberian MP-ASI dini 0,001. Dan untuk pekerjaan dengan pemberian MP-ASI dini 0,01. Hasil uji Statistik untuk status ekonomi 0,009. Serta hasil uji Statistik untuk budaya 0,297. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antaraumur dan budaya dengan pemberian MP- ASI dini, terdapat hubungan antara pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi dengan pemberian MP-ASI pada bayi umur 2-6 bulan. Kata kunci: Faktor-faktor pemberian MP-ASI dini, bayi umur 2-6 bulan PENDAHULUAN UNICEF dan WHO dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui ASI selama paling sedikit enam bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilajutkan sampai anak berumur dua tahun (KemenKes, 2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2008, menunjukan bahwa bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum usia enam bulan lebih banyak terserang diare, sembelit batuk-pilek dan panas dibandingkan dengan bayi yang hanya diberikan ASI ekslusif dan mendapatkan MP-ASI selama enam bulan. (KemenKes, 2014). Pada Riskesdas 2013 jenis makanan yang paling banyak diberikan pada bayi meliputi susu non formula, madu, air gula, air tajin, pisang halus, kopi, teh manis, air putih, nasi halus, bubur halus, air gula (KemenKes, 2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati (2008), pada pusat penelitian dan pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan, diperoleh bahwa lebih dari 50% bayi di Indonesia mendapatkan MP-ASI. Target pemerintah Indonesia sekurangnya 80% ibu menyusui bayinya secara Ekslusif, yaitu ASI tanpa bahan makanan ataupun minuman lainnya 16

sejak lahir sampai bayi berumur enam bulan. (SDKI, 2012) No Faktor-faktor Frekuensi Persentase % 1 Tidak sesuai ( 6 bulan) Sesuai ( 6 bulan) 53 17 75,7 24,3 2 Umur < 20 tahun 20-35 tahunn 35 tahun 3 Pendidikan Dasar (SD, SMP) Menengah (SMA/SMK) Tinggi (D3, S1, dll) 4 Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja 5 Status ekonomi Bawah 1.420.000,- Atas > 1.420.000,- 6 Budaya Tidak terpengaruh Terpengaruh Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan yaitu sebanyak 53 responden (75,7%), menurut umur sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu 39 responden (55,7%), menurut tingkat pendidikan diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan rendah (SD,SMP) yaitu sebanyak 58 6 39 25 58 11 1 27 43 30 40 52 18 Sumber: Data Primer, 2016 8,6 55,7 35,7 82,9 15,7 1,4 38,6 61,4 42,9 57,1 74,3 25,7 responden (82,9%). Pekerjaan kategori bekerja yaitu 43 responden (61,4%) adalah yang terbanyak. Status ekonomi sebagian besar responden memiliki status ekonomi tinggi yaitu sebanyak 40 responden (57,1%). Sebagian besar tidak terpengaruh terhadap kebudayaan setempat yaitu sebanyak 52 responden (74,3%). Tabel 4.2 Tabulasi silang hubungan umur ibu dengan pemberian MP-ASI dini Umur < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 5 9,4 1 5,9 6 8,6 31 58,5 8 47,1 39 55,7 17 32,1 8 47,1 25 35,7 Sumber: Data primer 17 0,52

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden yang berumur 20-35 tahun memberikan MP-ASI dini yakni sebanyak 31 responden (58,5%), ϸvalue0,52 dengan taraf signifikan 5% nilai α (0,05) maka H0 diterima dan Ha di tolak. Kesimpulan tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan. Hasil wawancara yang dilakukan pada ibu yang memberikan MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan berdasarkan lembar cheklist didapatkan rata-rata yang memberikan MP-ASI dini yaitu pada umur 20-35 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2011) dan Hadyana (2012) bahwa tidak ada hubungan antara umur ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 0-4 bulan. Menurut Suhardjo (2010) pengalaman hidup atau lamanya waktu ibu hidup tidak sepenuhnya memberikan ibu pengetahuan dalam pemberian MP- ASI dan pengambilan keputusan untuk memberikan MP-ASI sesuai yang dianjurkan pemerintah atau tidak, oleh karena itu umur ibu kurang mempengaruhi dalam pemberian MP-ASI. Abrams (2011) mengemukakan bahwa orang yang berumur kurang dari sama dengan 35 tahun dianggap sebagai usia muda, kemudian umur > 35 tahun dianggap sebagai usia tua. Umur muda tidak mempengaruhi dalam mengambil keputusan dalam dirinya tetapi faktor lingkunganlah yang berperan dalam mempengaruhi setiap tindakan yang ada dimasyarakat (Priyoto, 2014). Tabel 4.3 Tabulasi silang hubungan pendidikan ibu dengan pemberian MP-ASI dini Pendidikan Dasar (SD, SMP) Menengah (SMA/SMK) Tinggi (D3, S1, dll) Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa ibu yang berpendidikan rendah (SD, SMP) sebagian besar memberikan MP-ASI dini yaitu sebanyak 49 responden (92,5%). 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian MP- ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan. Hasil wawancara yang dilakukan pada ibu yang memberikan MP-ASI dini 49 92,5 9 52,9 4 7,5 7 41,2 0 0,0 1 5,9 Sumber: Data Primer 58 82,9 11 15,7 1 1,4 0,001 pada bayi umur 2-6 bulan berdasarkan lembar cheklist didapatkan rata-rata yang memberikan MP-ASI dini yaitu ibu dengan pendidikan dasar (SD, SMP). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Visyara (2012) dan Kingsley E. Agho di Nigeria mengatakan bahwa ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki risiko lebih besar untuk memberikan MP-ASI dini kepada bayinya. 18

Pendidikan dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia. Semakin rendah pendidikan ibu, semakin tinggi jumlah ibu memberikan MP-ASI dini karena ibu kurang mengetahui tentang pemberian MP-ASI yang benar (Depkes RI, 2006). Pengetahuan yang kurang akan berdampak besar pada perubahan sikap seseorang, semakin rendah pendidikan dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan bayi menderita kurang gizi tertentu karena konsentrasinya dalam ASI menurun jumlahnya sehingga ibu cenderung memberikan makanan tambahan (Suhardjo, 2010). Tabel 4.4 Tabulasi silang hubungan pekerjaan dengan pemberian MP-ASI dini Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa ibu yang bekerja dan memberikan MP-ASI dini lebih banyak yaitu ada 37 responden (69,8%).ϸ value0,01 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan. Hasil wawancara yang dilakukan pada ibu yang memberikan MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan berdasarkan lembar cheklist didapatkan rata-rata yang memberikan MP-ASI dini yaitu ibu yang bekerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2011) dan Yonatan (2013) bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian MP-ASI dini. Pemberian makanan pendamping dan susu formula adalah alternatif 16 30,2 11 64,7 37 69,8 6 35,3 Sumber: Data Primer 27 38,6 43 61,4 0,01 dengan anggapan bahwa anak akan tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup merupakan jalan yang ditempuh oleh ibu yang sedang bekerja. Jika dalam pemberian ASI dihentikan pada saat usia dini, maka penggunaan makanan bayi buatan sendiri dan makanan pendamping sangat tinggi (sumardiono, 2007). Secara teori faktor pekerjaan berhubungan dengan aktivitas ibu setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan ibu bisa dilakukan dirumah, ditempat kerja baik yang dekat maupun yang jauh dari rumah. Dalam hal ini lamanya seorang ibu meninggalkan bayinya untuk bekerja sehari-hari menjadi alasan pemberian makanan tambahan pada bayi usia kurnag dari 6 bulan (Suhardjo, 2010). 19

Tabel 4.5 Tabulasi silang hubungan status ekonomi dengan pemberian MP-ASI dini Status ekonomi Bawah 1.420.000,- Atas > 1.420.000,- 18 34 12 70,6 35 66 5 29,4 Sumber: Data Primer 30 42,9 40 57,1 0,008 Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa ibu yang memiliki status ekonomi atas yang memberikan MP-ASI dini ada 35 responden (66%). ϸ value0,008 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan ada hubungan antara status ekonomi dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan. Hasil wawancara yang dilakukan pada ibu yang memberikan MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan berdasarkan lembar cheklist didapatkan rata-rata yang memberikan MP-ASI dini yaitu dengan status ekonominya atas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ginting (2012) dan Iin Indriyawati (2010) yaitu terdapat hubungan antara status ekonomi atas dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan. Faktor ekonomi adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi keuangan yang menyebabkan daya beli untuk makanan tambahan semakin besar. Pendapatan merupakan hal yang penting karena semakin baik perekonomian keluarga maka daya beli makanan tambahan akan semakin mudah, sebaliknya jika semakin buruk perekonomian keluarga maka daya beli makanan tambahan semakin sukar (Pradana, 2010). Menurut Krisna (2012) dengan meningkatnya status ekonomi keluarga akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam susunan makanan baik jenis maupun jumlahnya. Semakin meningkatnya pendapatan semakin bertambah pula persentase pembelanjaan termasuk makanan pendamping ASI sehingga ibu cenderung tidak memberikan ASI secara ekslusif. Tabel 4.6 Tabulasi silang hubungan budaya dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan Budaya Tidak terpengaruh Terpengaruh 38 71,7 14 82,4 15 28,3 3 17,6 Sumber: Data Primer, 2016 52 74,3 18 25,7 0,3 20

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa rata-rata ibu tidak terpengaruh terhadap budaya setempat yaitu sebanyak 38 responden (71,7%). ϸ value 0,3 > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Kesimpulan dari uji tersebut adalah tidak ada hubungan antara budaya dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 2-6 bulan. Tidak adanya hubungan antara faktor budaya dengan pemberian MP- ASI dini disebabkan karena mayoritas ibu-ibu memberikan MP-ASI dini atas dasar kemauannya sendiri, hal ini terlihat pada saat dilakukan beberapa wawancara SIMPULAN Tidak terdapat hubungan antara umur dan budaya dengan pemberian MP-ASI dini, terdapathubungan antara pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi dengan pemberian MP-ASI pada bayi umur 2-6 bulan. DAFTAR PUSTAKA 1. KemenKes RI (2014). Pusat data dan informasi asi. Jakarta selatan. Diakses 25/112015, pp: 1-2. 2. Riskesda (2008). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan depeartemen kesehatan. Jakarta: Riskesda, pp: 7-9. 3. Dinkes Karanganyar (2014). Profil kesehatan kabupaten karanganyar 2014. Karanganyar: DinKes, pp: 23-25. 4. Wulandari M (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan parekteral pada bayi baru lahir di desa supan timur mendalam dengan menggunakan cheklist rata-rata ibu menjawab tidak yang artinya bahwa ibu memberikan MP-ASI dini karena atas kemauannya sendiri tidak karena keinginan orang tuanya atau pihak keluarga lainnya. Penelitian ini sejalan dengan peneliti wulandari (2011) dan Rani (2011) didapatkan nilai 0,1 yang artinya tidak ada hubungan antara faktor budaya dengan pemberian MP-ASI pada bayi umur < 6 bulan. kabupaten musi banyasin sumatera. Jakarta: UIN Syarifudin Hidayatullah, pp: 37-38. 5. Hadyana S (2012). Pengaruh karakteristik, faktor internal dan eksternal ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia < 6 bulan di wilayah kerja puskesmas barusjahe kabupaten karo provinsi Sumatra utara. Universitas Padjajaran Bandung, PP: 6. 6. Suhardjo (2010). Pemberian makanan pada bayi dan anak. Yogyakarta: Kanisius, pp: 7 7. Priyoto (2014). Teori sikap dan perilaku dalam kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, pp: 56-58. 8. Virsyara (2012). Beberapa faktor yang berhubungan dengan pemberian mp-asi pada bayi usia 0-6 bulan di bps heni suharni desa lengensari kecamatan unggaran barat kabupaten karanganyar. Unggaran: AKbid Ngudi Waluyo, PP: 43-44. 9. Kingsley E Agho, Michael J Dibley, Justice I Odiase, Sunday M Ogbonmwan. Determinants of 21

exclusive breastfeeding in Nigeria. BMC Pregnancy and Childbirth 2011, 11:2. 10. Departemen Kesehatan RI (2006). Pedoman umum pemberian makanan pendamping air susu. Jakarta: Depkes RI, pp: 6-8. 11. Yonatan K. 2013. Faktor yang mempengaruhi perilaku bu dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umr < 6 bulan. Kediri: STIKES RS. Baptis, PP: 102-103. 12. Sumardiono (2007). Buku ajar alergi imunologi anak. Jakarta: IDAI, pp: 209-210. 13. Iin Handayani (2010). Faktor-faktor ibu yang berhubungan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dini pada bayi umur 0-6 bulan. Semarang: Univesitas Diponegoro. PP: 59 14. Pradana (2010). Makanan pendamping asi. Jakarta: Rineka Cipta, pp: 8-9. 15. Kristina (2012). pada bayi umur 0-4 bulan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Indonesia. FKM UI,pp 120. 16. http://digilib.litbang.depkes.go.id diakses tanggal 3 Maret 2016 17. Rani J (2011). Hubungan tingkat pengetahuan, pekerjaan, pendidikan, sosial budaya dan pelaksanaan pemberian ASI ekslusif dengan pemberian MP-ASI dini pada bayi umur 0-5 bulan. Surakarta: UMS, pp: 67. 22