1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki arti yang sangat luas, tidak hanya membahas tentang teori, angka, rumus, maupun penemuan-penemuan baru. Salah satu pendidikan yang penting adalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yaitu merupakan mata pelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan meteri pembelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga atau biasa disebut Penjasorkes memberikan dampak positif bagi siswa dalam perkembangan kognitif, afektif, dan pembentukan psikomotor. Berdasarkan pernyataan di atas tersebut, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional. Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 2) menyatakan, Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani, diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya. Pada saat ini, atletik menjadi salah satu mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( Penjasorkes ) yang wajib diberikan kepada siswa dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan di beberapa Perguruan Tinggi, Atletik sebagai salah satu Mata kuliah. Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf, Adang Suherman (2000: 1) mengatakan Mengapa atletik memrupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah? Jawabannya secara logis adalah karena atletik merupakan mother atau ibu dari semua cabang olahraga. Gerakan-gerakan yang ada di dalam atletik dimiliki oleh sebagian besarcabang-cabang olahraga. 1
2 Salah satunya jalan cepat merupakan bagian dari pokok bahasan dalam olahraga atletik dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) yang diajarkan di sekolah-sekolah pada umumnya.begitu juga pada SMP Negeri 2 Sidoharjo materi jalan cepat sudah diajarkan oleh guru mata pelajaran penjasorkes pada kelas VII sesuai kurikulum yang sudah ditentukan.berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Sidoharjo pada kelas VII A banyak siswa-siswi yang belum mengetahui tentang olahraga jalan cepat dan mereka masih banyak mengalami kesulitan dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru. Kesulitan yang sering dialami siswa pada gerakan jalan cepat diantaranya, kebanyakan siswa melakukan gerakan jalan cepat bukan berjalan akan tetapi cenderung ke lari. Hal tersebut dikarenakan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, guru masih menjadi pusat pembelajaran serta masih kurangnya media pembelajaran dalam modifikasi alat pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Sidoharjo dari 31 siswa yang ikut dalam pembelajaran hanya terdapat 10 siswa saja yang dapat mempraktikkan gerakan jalan cepat dengan baik dan benar. Itu menunjukkan bahwa 67,74% siswa di kelas tersebut tidak dapat menerima materi yang diajarkan dengan baik. Dalam pembelajaran, sebenarnaya guru sudah memberikan penjelasan tentang gerakan jalan cepat yang benar. Namun pada kenyataanya masih tidak memberikan hasil yang optimal. Karena sebagian besar siswa kurang bisa menangkap apa yang sedang diterangkan oleh guru mengenai garak dasar jalan cepat. Terlebih lagi olahraga jalan cepat ini jarang dipraktikkan karena biasanya guru hanya sekedar menerangkan saja untuk sebatas pegetahuan. Keterbatasan guru dalam hal model pembelajaran, gaya mengajar dan media pembelajaran yang digunakan dapat menyebabkan tujuan commit pembelajaran to user sulit tercapai.
3 Hal tersebut di atas tanpa disadari akan menuntut seorang guru penjasorkes harus mampu membuat berbagai macam kreasi dalam proses pembelajaran agar masalah-masalah tersebut di atas dapat teratasi. Mengingat pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi memudahkan bagi pendidik dalam menggunakan berbagai alat bantu pembelajaran. Dengan menggunaan alat bantu pembelajaran secara tidak langsung menuntut kreativitas seorang guru penjas untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan memunculkan efek menyenangkan. Guru dapat memodifikasi peralatan sederhana menjadi sebuah alat bantu pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam menguasai gerak dasar dan teknik-teknik gerakan dalam penjas. Seorang guru penjas hendaknya dapat mengorganisasi pemebelajaran dan memotivasi anak untuk teribat secara aktif dalam pembelajaran dengan alat bantu pembelajaran. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas berkaitan dengan penyampain materi penjasorkes khususnya pada materi atletik jalan cepat, maka penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) pada siswa kelas VII A di SMP Negeri 2 Sidoharjo Tahun ajaran 2014/2015, dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Jalan Cepat Melalui Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Sidoharjo Tahun Ajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah penerapan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar jalan cepat pada siswa kelas VII A, SMP Negeri 2 Sidoharjo, Tahun ajaran 2014/2015? Definisi Oprasional Variabel a. Hasil Belajar Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini yaitu perubahan yang terjadi akibat adanya commit perlakuan to user proses pembelajaran gerak dasar
jalan cepat yang meliputi perubahan sikap, keterampilan dan pengetahuan dari siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Sidoharjo. 4 b. Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu pembelajaran dalam penelitian ini adalah sumber belajar yang berupa bola plastik, cone, kapur tulis, bendera, botol berisi air, rafia dan video pembelajaran jalan cepat. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disampaikan maka, tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan hasil belajar jalan cepat melalui alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VII A, SMP Negeri 2 Sidoharjo, Tahun ajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Sidoharjo : a. Mempermudah siswa untuk menyerap informasi yang disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran atletik jalan cepat. b. Dapat meningkatkan kemauan siswa dan kemampuan siswa. c. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta meningkatkan hasil belajar jalan cepat. 2. Bagi guru penjasorkes di SMP Negeri 2 Sidoharjo : a. Meningkatkan kreatifitas guru untuk membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang mempermudah dalam mentransfer ilmu pengetahuan terhadap peserta didik. b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatife pembelajaran yang akan dilakukan.
5 c. Memotivasi guru di sekolah dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani menjadi lebih efektif dan berkualitas. 3. Bagi sekolah Sebagai bahan masukan, saran, dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa maupun lulusan.