BAB I PENDAHULUAN. ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Indonesia merupakan negara produsen kopi dan kakao

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN. sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan ( sumber : sensus penduduk 2010 ). Semarang mempunyai Gelanggang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

darah tidak berfungsi dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Gagasan awal,strategi/pendekatan Perancangan. Skywalk merupakan akses pejalan kaki yang letaknya dua

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Panduan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka 2 Ibid

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

PUSAT REKREASI DAN PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR DI MUNCUL DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kendaraan tapi cukup dengan berjalan kaki saja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

Medan_Electronic_Mall

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kepariwisataan di Kota Surabaya. KBS merupakan satu-satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

MUSEUM ZOOLOGI DI BOGOR PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MORPHOSIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 1 ayat (1) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 Tentang : Lembaga Konservasi Tumbuhan Dan Satwa Liar

SHOPPING CENTER DI KAWASAN MONORAIL INTERCHANGE KARET, JAKARTA PUSAT Penekanan Desain Konsep Arsitektur Renzo Piano

MUSEUM ETNOBOTANI INDONESIA DI BOGOR DENGAN DESAIN ARSITEKTUR FRANK LLYOD WEIGHT

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa

BAB I PENDAHULUAN I.1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN KEBUN BINATANG TINJOMOYO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. ide/gagasan sampai dengan perumusan konsep perancangan.

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Projek Kebun botani (taman botani) merupakan suatu lahan yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Dalam kebun botani, tumbuhan koleksi dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi pengunjung. Sarana pendukung yang dapat mengetahui informasi tentang tumbuhan yang ada di lokasi ( luar habitat) terkait dengan kebun botani adalah perpustakaan tanaman dan ruang herbarium. Keduanya diperlukan untuk kegiatan penelitian dan dokumentasi. Identifikasi/klasifikasi yang merupkan hal umum yang dilakukan di kebun botani. Kebun botani dapat pula berupa bangunan khusus untuk menumbuhkan koleksi yang tidak dapat hidup pada iklim alami tempat itu atau memerlukan perawatan khusus. Koleksi yang dapat diletakan pada kebun botani berbagai macam jenisnya, diantaranya yaitu jenis tanaman kaktus, tanaman sukulen, tanaman herbal dan lainya. Adapun koleksi yang diletakan dalam ruang berupa tanaman khusus. Ruangan tersebut berbentuk rumah kaca, shadeshouses dengan koleksi tanaman seperti tanaman tropis, tanaman lpine atau tanaman eksotis. Pada prinsipnya, peran kebun 1

botani adalah menjaga dan mengembangbiakan tanaman terkoleksi baik untuk penelitian, pendidikan maupun konservasi. Pembuatan Kebun Botani ( Botanical Garden ) merupakan suatu usaha dalam menambah sarana pengembangbiakan tanaman tanaman khusus. Pengembangbiakan dimulai dengan pembangunan sarana dan prasarana pembibitan, yang diikuti dengan penyiapan lahan dan pembangunan fisik kebun mengikuti pola dan tema yang tertuang di dalam Masterplan. Pembibitan dilakukan dengan penyiapan lahan di tempat yang telah ditentukan, termasuk pembuatan jalur sirkulasi untuk memudahkan distribusi tumbuhan. Pembibitan mencakup 2 kategori, yaitu pembibitan tumbuhan koleksi dan pembibitan bukan tumbuhan koleksi untuk tujuan penghijauan dan pertamanan. 1.1.a Orchid Botanical Garden Saat ini tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup berarti di Indonesia. Hal tersebut didasari karena jenisnya dapat ditanam pada areal yang relatif sempit dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima masyarakat. Tanaman hias dinikmati konsumen dalam bentuk keindahannya, maka dari itu tuntutan terhadap kualitasnya sangat tinggi. Membudidayakan berbagai jenis tanaman hias dapat menjadi usaha agrobisnis yang sangat prospektif baik bagi masyarakat maupun Negara. Dalam membangun industri florikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan, perlu memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal. Orchid Botanical Garden merupakan sarana yang akan dibangun yang bertujuan untuk melestarikan tanaman 2

florikultura berupa bunga Anggrek, yang di dalamnya di dukung dengan kegiatan konservasi dan penelitian terhadap bunga anggrek serta pengembangbiakanya secara berkala. 1.2 Tujuan dan Sasaran Pembahasan 1.2.1 Tujuan Tujuan penyusunan Landasan Teori Proyek Orchid Botanical Garden ini adalah sebagai tahap awal penyusunan landasan teori dan program judul Proyek Akhir Arsitektur ( PAA ). 1.2.2 Sasaran Sasaran penyusunan Landasan Teori Proyek Orchid Botanical Garden ( Taman Botani Anggrek ) ini adalah tersusunya Landasan Teori Proyek yang memuat tentang gagasan awal, uraian proyek, kelayakan lokasi dan program arsitektur Proyek Akhir Arsitektur ( PAA ). 1.3 Lingkup Pembahasan Proyek perancangan bangunan Orchid Botanical Garden ini merupakan desain arsitektur pada bangunan dengan tema arsitektur ramah lingkungan yang meliputi aktivitas dan kegiatan pelaku, organisasi ruang di dalam bangunan, system struktur bangunan, teknologi yang digunakan serta persyaratan desain pada Botanical Center. Disiplin ilmu botani juga digunakan dalam perancangan ruang display / ruang pamer. 3

1.4 Metode Pembahasan 1.4.1 Metode Pengumpulan Data a. Metode pengumpulan data primer a.1 Studi Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi observasi pada lokasi, seting dan beberapa proyek sejenis. Dari studi observasi akan didapat data berupa foto dan informasi yang berhubungan dengn proyek. a.2 Wawancara wawancara yang dilakukan dengan mengadakan Tanya jawab dengan narasumber yang berada di lokasi survey. b. Metode pengumpulan data sekunder Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan dan analisa antara lain : a. Studi literatur Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi tersebut berisikan tentang : Botanical Garden secara umum. Botanical Garden untuk Anggrek Konsep Green Building Teknologi yang dipakai. 4

b. Studi Dokumen Terkait Dengan mengumpulkan data-data dari dokumen dan bahan bacaan yang telah di analisa sehingga dapat tersusun suatu landasan teori dan pemrograman asrsitektur yang sesuai judul proyek. 1.4.2 Metode Penyusunan dan Analisa Metode yang dipakai dalam penyusunan penulisan dan analisa di antara lain : a. Metode induktif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengutip data dari instansi terkait, wawancara dengan narasumber, observasi lapangan dan mendokumentasikan data dari proyek sejenis. b. Metode Deduktif, yaitu dengan melakukan pengumpulan data dari studi literature dan data dari media internet. 1.4.3 Metode Pemrograman Metode yang dilakukan dalam pemrograman antara lain : a. Analisa Analisa yang dilakukan meliputi analisa proyek sejenis serta area eksisting lokasi. Sehingga dapat diketahui apa saja kebutuhan ruang, fasilitas serta aspek-aspek yang diperlukan untuk membuat Orchid Botanical Garden. 5

b. Sintesa Setelah dilakukan analisa, dapat diketahui apa saja aspekaspek yang dibutuhkan mulai dari ruang, fasilitas, aspek kenyamanan hingga aspek keamanan sehingga setelah itu dapat dibuat suatu desain yang dapat memenuhi aspek-aspek yang dibutuhkan. 1.5 Sistematika Pembahasan 1.5.1 BAB I Pendahuluan Menguraikan Latar Belakang, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan serta sistematikas pembahasan. 1.5.2 BAB II Tinjauan Projek Menguraikan deskripsi mengenai tinjauan umum, tinjauan khusus, batasan proyek, serta asumsi dengan pertimbangan dan alas an yang kuat. 1.5.3 BAB III Analisa Pendekatan Arsitektur Menguraikan analisa pendekatan arsitektur, pendekatan system bangunan dan pendekatan kontekstual pada lingkungan sekitar. 1.5.4 BAB IV Program Arsitektur Menguraikan konsep program, tujuan perencanaan, factor penentu, factor persyaratan perancangan dan program arsitektur. 1.5.5 BAB V Kajian Teori Menguraikan kajian teori tema desain, interpreasi elaborasi, studi preseden, kemungkinan penerapan dan kajian teori serta permasalahan dominan. 6