PERBANDINGAN MORFOLOGI ERITROSIT MENGGUNAKAN ANTIKOAGULAN EDTA DAN FILTRAT BAWANG PUTIH SEBAGAI ANTIKOAGULAN ALTERNATIF Manuscript

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

GAMBARAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT DENGAN ANTIKOAGULAN K 3 EDTA 10% VOLUME 5, 10 DAN 15 µl

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA BERBAGAI VOLUME DARAH DALAM TABUNG VACUTAINER K 3 EDTA

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011) dengan

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DI TAMBAH NaCl 0,85% Yane Liswanti ABSTRACK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimen. Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Universitas

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

BAB II TINJAUN PUSTAKA. 2013). Warna yang lebih merah cemerlang terdapat pada darah arteri yang

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT

Transkripsi:

PERBANDINGAN MORFOLOGI ERITROSIT MENGGUNAKAN ANTIKOAGULAN EDTA DAN FILTRAT BAWANG PUTIH SEBAGAI ANTIKOAGULAN ALTERNATIF Manuscript Nanang Sutrisna G1C216157 PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017

PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript Dengan judul PERBANDINGAN MORFOLOGI ERITROSIT MENGGUNAKAN ANTIKOAGULAN EDTA DAN FILTRAT BAWANG PUTIH SEBAGAI ANTIKOAGULAN ALTERNATIF Telah diperiksa dan disetujui untuk dipubilkasikan Semarang, September 2017 Pembimbing I Dr. Budi santosa, M.Si, Med NIK. 28.6.1026.033 Pembimbing II Dra. Endang Tri Wahyuni M, M.Pd NIK. 28.6.1026.042

PERBANDINGAN MORFOLOGI ERITROSIT MENGGUNAKAN ANTIKOAGULAN EDTA DAN FILTRAT BAWANG PUTIH SEBAGAI ANTIKOAGULAN ALTERNATIF Nanang Sutrisna 1, Budi Santosa2, Endang Tri Wahyuni3 1 Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 2. Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 3.laboratorium kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah Semarang Info Artikel Abstrak Antikoagulan biasa digunakan dalam laboratorium hematologi untuk mengencerkan darah, antikoagulan biasa dipalai EDTA, bawang putih juga mempunyai senyawa berfungsi sebagai antikoagulan, tapi tidak semua antikoagulan dapat digunakan karena dapat mempengaruhi morfologi sel darah. Tujuan penelitian ini Kata Kunci Antikoagulan EDTA, filtrat bawang putih, ingin membandingkan morfologi eritrosit menggunakan antikoagulan EDTA dan filtrat bawang putih sebagai morfologi eritrosit antikoagulan alternatif. Jenis penelitian ini adalah analitik. Sampel diambil secara non random purposive sampling sebanyak 33 mahasiswa dari total populasi 50 orang mahasiswa semester VIII D IV Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, kemudian mengidentifikasi morfologi eritrosit pada sampel antikoagulan EDTA dan filtrat bawang putih. Hasil pemeriksaan menunjukan rerata sampel menggunakan antikoagulan EDTA ada 2 sampel terjadi krenasi, sedangkan menggunakan filtrat bawang putih 1 terjadi krenasi, hal ini menunjukan sampel menggunakan antikoagulan EDTA sedikit lebih banyak terjadi krenasi dari pada filtrat bawang putih. Uji statistic chi square diperoleh nilai kemaknaan 0.061 dengan tingkat kemaknaan 0.05 yaitu >0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan morfologi eritrosit menggunakan antikoagulan EDTA dan filtrat bawang putih sebagai antikoagulan alternatif *Coresponding Author Nanang Sutrisna Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatandan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang Indonesia 50273 E-mail : nanangsutrisna@gmail.com

Pendahuluan Antikoagulan adalah senyawa dapat mencegah terjadinya penggumpalan darah. Antikoagulan mempunyai cara kerja berbeda-beda ada bekerja dengan cara menghambat pematangan protein faktor VII (prokonvertin), adapula antikoagulan bekerja dengan mengikat Ca2+ (Calsium), selain itu ada juga antikoagulan bekerja dengan mengaktifkan antitrombin. Faktor penggumpalan seperti thrombin, faktor V (proakselerein) dan senyawa - senyawa bekerja menghambat penggumpalan darah dengan mengganggu pematangan protein faktor penggumpalan seperti thrombin, faktor V, dan faktor VII ialah antagonis vitamin K seperti dikumarol. Antikoagulan bekerja dengan cara mengikat Calsium yaitu flourida, oksalat dan sitrat, sementara antikoagulan bekerja dengan mengaktifkan antitrombin yaitu heparin. Ada pula senyawa bersifat sebagai pencekal kation bivalen (chelating agent) yaitu EDTA (Sadikin M, 2002) EDTA biasa digunakan untuk beberapa macam pemeriksaan hematologi, seperti penetapan kadar hemoglobin, hitung jumlah lekosit, eritrosit, trombosit, retikulosit, hematokrit dan penetapan laju endap darah karena EDTA tidak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit dan leukosit sehingga EDTA adalah antikoagulan sangat baik untuk digunakan dalam pemeriksaan hematologi. EDTA mencegah penggumpalan trombosit sehingga antikoagulan EDTA sangat baik untuk hitung jumlah trombosit. EDTA sering dipakai dalam bentuk larutan 10% artinya 10 g EDTA serbuk dilarutkan dalam 100 ml aquades. Tiap 1 mg EDTA menghindarkan membekunya 1 ml darah sedangkan menggunakan larutan EDTA tiap 10 µl dapat menghindari membekunya 1 ml darah (Gandasoebrata, 2008). Bawang putih (Allium sativum,l) mengandung lebih dari 200 komponen kimia. Beberapa di antaranya penting adalah minyak volatil mengandung sulfur (allicin, alliin, dan ajoene) dan enzim (allinase, peroxidase, dan myrosinase). Allicin berguna sebagai antibiotik dan menyebabkan bau khas dari bawang putih Sedangkan Ajoene berkontribusi dalam aksi antikoagulan. Bawang putih mempunyai komponen sulfur konsentrasi tinggi. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan efek Bawang putih dalam menurunkan agregrasi platelet signifikan dibandingkan plasebo. Bawang putih mempunyai cara kerja seperti asam asetilsalisilat, yaitu dapat mengurangi kemampuan pembekuan darah (Imelda M, 2013). Pada pemeriksaan Hematologit idak semua antikoagulan dapat digunakan karena ada dapat berpengaruh terhadap morfologi sel darah seperti terjadinya krenasi atau pengkerutan eritrosit (Gandasoebrata, 2008). Eritrosit atau sel darah merah adalah sel terbanyak dalam darah perifer. Jumlahnya pada orang dewasa normal berkisar antara 4-6 juta sel/ul. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, mempunyai ciri-ciri seperti cincin pada sediaan apus darah tepi, dan fungsi utama dari eritrosit adalah sebagai transport gas. Waktu pematangan eritrosit didalam sum-sum tulang belakang sekitar 7 hari, dalam peredaran darah perifer inti umumnya sudah hilang. (Kosasih E.N, 2008). Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbandingan morfoogi eritrosit menggunakan antikoaguan EDTA dan filtrat bawang putih sebagai antikoaguan alternatif Bahan dan Metode Jenis penelitian dilakukan merupakan penelitian analitik dengan rancangan survei cross sectional yaitu penelitian mencoba menganalisis dinamika antara faktor risiko dengan faktor efek. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hematologi, Universitas Muhammadiyah Semarang dengan sampel penelitian yaitu 33 orang mahasiswa Program Studi D IV Analis Kesehatan Lintas Jalur Kelas B Universitas Muhammadiyah Semarang tahun 2017. Pemeriksaan morfologi dilakukan dengan metode apusan darah. Alat dan bahan digunakan adalah spuit 3cc, torniquet, bantal, plester, mikroskop, objek glass, pipet mikro (10µl, 20 µl), alkohol 70 %, darah vena responden, alkohol 70%, methanol, Giemsa, aquadest, larutan EDTA dan filtrat bawang putih. Data didapat merupakan data primer meliputi pengumpulan data secara langsung. Data diolah menggunakan uji statistik chi square.

Hasil Tabel 1 Hasil rata-rata morfologi eritrosit berdasarkan antikoagulan EDTA dan filtrat bawang putih Morfologi eritrosit Jumlah Baik (%) EDTA 31 93.3 % Filtrat bawang putih 32 97.0 % Buruk (%) Total 2 6.1 % 33 1 3.0 % 33 Jumlah Hasil pengamatan morfologi eritrosit pada tabel 3 diberi penilaian baik dengan buruk. Pada morfologi eritrosit menggunakan antikoagulan EDTA dari total sampel 33 terdapat 2 sampel eritrositnya buruk (krenasi) dengan persentase 6.1 %, sedangkan morfologi eritrosit baik sebanyak 31 sampel dengan persentase 93.9 %. Pada morfologi eritrosit menggunakan antikoagulan filtrat bawang putih dari total sampel 33 terdapat 1 sampel buruk (krenasi) dengan persentase 3.0 %, dan baik 32 sampel dengan persentase 97.0 %. Diskusi Dalam pemeriksaan laboratorium dapat digunakan macam-macam antikoagulan, tergantung dari jenis pemeriksaan akan dilakukan karena setiap antikoagulan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada beberapa macam antikoagulan seperti Trisodium Sitrat, Double Oxalate, Heparin, EDTA (Ethylendiamine Tetraacetic Acid) dan Natrium Oxalate. Antikoagulan sering digunakan dalam pemeriksaan hematologi adalah antikoagulan EDTA dengan perbandingan EDTA 10 µl dapat menghindari membekunya 1 ml darah. Jika darah berlebihan akan terjadi pembentukan bekuanbekuan kecil pada sampel darah sehingga jika darah kurang dari 1 ml konsentrasi darah akan encer sehingga bisa menyebabkam terjadi pengkerutan eritrosit (krenasi). Bawang putih memiliki senyawa ajoene bersifat sebagai antikoagulan, Ajoene dari minyak atsiri bawang putih memliki aktivitas anti-agregasi paling tinggi dibandingkan senyawa-senyawa lain, termasuk allicin dan adenosin Penghambatan agregasi platelet oleh umbi bawang putih diperkirakan terjadi melalui ion Ca2+. Proses transport Ca2+ ke dalam sitoplasma sel platelet dihambat oleh ajoene dan senyawa organosulfur lain, sehingga tidak terjadi agregasi platelet (Hernawan E, 2003). Tidak semua antikoagulan dapat digunakan karena ada dapat berpengaruh terhadap morfologi sel darah seperti terjadinya krenasi atau pengkerutan eritrosit (Gandasoebrata, 2008). Hasil penelitian telah dilakukan menggunakan antikoagulan EDTA dan filtrat bawang putih (Allium sativum,l) tidak ada perbedaan signifikan, dari jumlah 33 sampel menggunakan antikoagulan EDTA didapat 2 sampel terjadi krenasi sedangkan dari jumlah 33 sampel menggunakan fitrat bawang putih sebagai antikoagulan didapat 1 sampel terjadi krenasi. Hal itu bisa terjadi karena perbandingan darah dengan antikoagulan tidak sesuai seperti darah kurang dari 1 ml sehingga konsentrasi darah menjadi lebih encer. Kesimpulan 1. Identifikasi morfologi eritrosit menggunakan antikoagulan EDTA dari 33 sampel diperoleh persentaase 93.3 % sampel baik dan buruk 6.1 %. 2. Identifikasi morfologi eritrosit menggunakan filtrat bawang putih dari 33 sampel diperoleh persentase 97.0 % baik dan buruk 3.0 % 3. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan merfologi eritrosit menggunakan antikoagulan EDTA dan filtrat bawang putih sebagai antikoagulan alternatif. Saran Diharapkan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian tentang morfologi leukosit dan hitung jumlah trombosit serta melakukan penelitian tentang perbedaan morfologi eritrosit, leukosit dan jumlah trombosit pada penggunaan filtrat bawang putih di simpan pada suhu kulkas selama 24 jam dan baru.

Ucapan Terimakasih Peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Budi Santosa, M.Si. Med selaku Pembimbing pertama telah banyak membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, ibu Dra. Endang Tri Wahyuni M.Pd selaku Pembimbing kedua juga memberikan masukan dan motivasi dalam penyusunan Tugas Akhir ini, ibu Dr. Ana Hidayati Mukaromah, M.Si selaku Penguji telah membantu dan membimbing dalam penyusunan tugas akhir ini, kepada orang tua dan keluarga telah memberikan semangat dan motivasi dan teman-teman baik dalam institusi pendidikan maupun diluar institusi pendidikan Universitas Muhammadiyah Semarang telah memberikan dukungan serta semua pihak telah memberikan bantuan selama penyelesaian Tugas Akhir ini. Referensi Gandasoebrata R, 2008. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat, Jakarta Hernawan E, 2003. Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Aktivitas Biologinya. Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta 57126 Imelda M, 2013. Peranan Garlic (Bawang Putih) pada Pengelolaan Hipertensi, Kalimantan Barat Kosasih E.N, 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik KARISMA Publishing Group. Tanggerang Sadikin M, 2002. Biokimia Darah. Widya Medika,Jakarta