BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nuraeni Septiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitrianisa Setianing Widi, 2014

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. yang melatar belakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang nyata dan

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Rima Ratna Ningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional,

BAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

2016 PENGARUH PERMAINAN BULUTANGKIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 6 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Zulia Rachim, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Maulana Sabrina, 2013

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 4 Pendidikan Nasional

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aris Risyad Ardi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

MAKNA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cemi Pratama, 2013

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

2015 DERAJAT KEBUGARAN JASMANI ANGGOTA KOMUNITAS PELESTARI PERMAINAN TRADISIONAL HONG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PELATIHAN OUT BOUND BAGI GURU PENJASKES SEKOLAH MENENGAH ATAS SE YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. agar kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Berbagai cara yang dilakukan oleh pengelola pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan dimulai dari penyusunan kurikulum. Tenaga pendidik termasuk metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Menurut Driyarkaya (1950, hlm. 74) Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Menurut Good (1945, hlm. 24) bahwa Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. maka dari itu pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa agar semakin maju. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Barrow (2001, hlm. 29) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui aktivitas gerak manusia di mana banyak dari tujuan pendidikan yang dicapai melalui kegiatan otot besar yang melibatkan olahraga, permainan, senam, tari dan latihan. Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman dan tujuan, sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya solusi untuk mengatasi kesulitan dan hambatan dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu solusi yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, 1

efektif, dan menyenangkan adalah melalui penerapan kurikulum yang baik. Lebih lanjut Tarigan (2009. hlm. 14 ) mengemukakan bahwa: Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan gerak, kebugaran jasmani, dan kesehatan, diperlukan sebuah kurikulum yang baik. Kurikulum ditinjau dari aspek perencanaan dan penerapan, merupakan sebuah program jangka panjang yang berisi berbagai pengalaman belajar, seperti model pembelajaran, tujuan, materi, metode yang digunakan, evaluasi, serta sumber yang digunakan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa. Begitupun di Kurikulum 2013, penjas merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dipelajari, pembelajaran penjas di kelompokan dalam kelompok B bersamaan dengan Seni budaya dan Prakarya. Kelompok mata pelajaran A dan B merupakan mata pelajaran wajib baik untuk SMP maupun untuk MTs. Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit. Pada saat ini dunia pendidikan berkembang dengan sangat pesat. Banyak metode dan model baru sudah ditemukan untuk lebih menunjang pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar. Dengan perkembangan seperti ini bukan tidak mungkin siswa dapat lebih terampil dari guru. Oleh karena itu, seorang guru harus menemukan terobosan yang lebih inovatif dari hari ke hari agar apa yang akan disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa. Siswa yang menjadi subyek pembelajaran harus mendapatkan apa yang mereka butuhkan di kemudian hari. Pembelajaran yang monoton mengakibatkan penurunan minat terhadap apa yang akan dipelajari. Dengan memberikan pembelajaran aktivitas gerak berirama dengan bentuk rangkaian yang sederhana diharapkan dapat meningkatkan kembali minat siswa

terhadap apa yang mereka suka. Pemanfaatan media ini bisa berupa video, foto, atau bahkan alat-alat yang akan memudahkan siswa untuk menguasai keterampilan yang sedang diajarkan. Dalam pendidikan jasmani Kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia, tanpa memiliki kebugaran jasmani yang memadai, manusia tidak akan mudah untuk melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari-harinya. Karena manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagian dalam hidupnya. Kebutuhan hidup yang semakain hari semakin bertambah banyak membuat manusia berusaha keras untuk memenuhinya. Maka dengan semakin kerasnya manusia menghadapi tantangan hidup dalam memenuhi kebutuhannya diperlukan jasmani yang bugar. Dengan mempunyai kebugaran jasmani yang baik atau memadai manusia akan lebih mudah melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas gerak yang dilakukan tidak dapat dipungkiri akan memperoleh suatu manfaat yang tidak ternilai harganya yaitu kebugaran jasmani sebagai salah satu aspek yang penting dalam kesehatan. Timbulnya kesadaran akan pentingnya aktivitas gerak dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat menggembirakan. Hal ini erat kaitanya dengan pelaksanaan dari tujuan kegiatan itu sendiri yaitu pendidikan jasmani, untuk meningkatkan kebugaran. Kebugaran jasmani menurut Mahendra (2012, hlm. 11). Kebugaran jasmani adalah merupakan aspek penting dari domain psikomotor, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Menurut Giriwijoyo (2010, hlm. 21) menjelaskan sebagai berikut: kebugaran jasmani berasal dari istilah bangsa inggris, yaitu physical fitness yang artinya kemampuan koordinasi yang baik terhadap otot-otot, pernapasan dan kardiovaskuler. Berdasarkan konsep kebugaran jasmani tersebut, maka kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap orang berbeda, tergantung dari sifat tantangan fisik untuk tugas rutin yang dihadapinya. Demikian juga para siswa SMP (sekolah menengah petama) membutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang lebih baik untuk dapat belajar dengan baik. Kebugaran jasmani yang baik bagi para pelajar akan berfungsi untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar. Oleh karena itu, peningkatan kebugaran jasmani di lingkungan sekolah perlu dibina untuk menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang optimal, karena apabila

siswa mempunyai kebugaran jasmani yang baik akan dapat melaksanakan kewajiban belajarnya dengan baik pula. Apabila siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang baik dimungkinkan akan tidak mampu mengikuti/menerima beban belajar yang sebetulnya ini adalah tugas dari seorang siswa. Pada akhirnya semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani siswa akan semakin tinggi pula gairah siswa untuk belajar. Sehingga tujuan pendidikan akan tercapai, walaupun faktor yang mempengaruhi berbeda-beda. Namun pada kenyataanya, tingkat kebugaran jasmani di sekolah masih rendah, hal ini karena kurangnya aktifitas gerak siswa sehingga mudah mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas olahraga dan mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan yang membuat lemah fisiknya dan kurang tenaganya untuk mampu melakukan tugas fisik yang cukup berat. Seperti yang menjadi permasalahan di SMPN 9 Sumedang sekarang ini kurangnya aktivitas gerak yang mengakibatkan daya tahan jatung-paru yang kurang maksimal, apalagi saat melakukan olahraga, kebanyakan siswa mudah mengalami kelelahan. Sehingga proses pembelajaran penjas tidak dapat terlaksana secara maksimal. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri dalam mata pembelajaran pendidikan jasmani karena mata pelajaran pendidikan jasmani dituntut untuk meninggkatnya serta mempertahankan tingkat kebugaran jasmani siswa. Untuk mengembangkan kebugaran jasmani yang baik juga diperlukan ketepatan penggunaan aktivitas pembelajaran yang sesuai. Melalui pembelajaran yang tepat guru dapat mengendalikan peserta didiknya agar dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan tetap semangat dan konsentrasi pada materi yang diajarkan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa dengan baik. Dalam pembelajaran aktivitas gerak seperti senam, biasanya siswa kelas VIII SMP kesulitan untuk menguasai aktivitas geraknya. Tetapi ada banyak cara dalam mengatasi kesulitan dan hambatan dalam sebuah proses pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam hal ini penulis memilih untuk menerapkan pembelajaran senam poco-poco dengan line dance sebagai solusinya agar siswa kelas VIII SMP bisa mengikuti pembalajaran dengan baik. Aktivitas rimik atau gerakan ritmik dapat memberikan sumbangan kepada setiap segi dari kurikulum sekolah menengah pertama meskipun gerakan ritmik hanya merupakan bagian dari pendidikan jasmani, namun juga mendasar dalam semua pengajaran. Penggunaan gerakan

bagian integral dari kurikulum hampir tidak terbatas. Aktivitas-aktivitas dalam kelas seperti bahasa dan seni, banyak memberikan dorongan pada aktivitas-aktivitas gerakan. Pelajaran gerak sangat penting bagi anak-anak, baik sebagai bagian independen maupun sebagai bagian integral dari kurukulim yang ada di sekolah menengah pertama. Gerak akan memberikan kesempatan yang besar bagi pertumbuhan anak dengan demikian memajukan serta mengintesifkan pengajaran dengan menumbuhkan berbagai kemampuan. Memasukan aktivitas gerak dalam program sekolah menengah petama adalah tepat. Aktivitas tari atau berirama bagi anak-anak sekarang menempati porsi yang penting dalam pendidikan dasar secara keseluruhan. Melalui gerakan berirama kesempatan menanggapi atau merespon terhadap warna, bunyi, ruang, gerak, irama, dan akan menunjang perkembangan belajar anak. Senam poco-poco merupakan seni menyanyi dan menari khas masyarakat manado, Sulawesi Utara. Oleh karena berupa nyanyian, kesenian ini mempunyai lirik lagu yang menggunakan bahasa Manado. Lagu Poco-poco ini memiliki rentak ceria dengan irama seperti cha-cha dan selalu diiringi dengan gerakan menyerupai senam seperti line dance. Gerakan senam ini selalu dibawakan secara berkelompok. Senam poco-poco ini termasuk salah satu olahraga yang gerakan dasarnya sangat mudah dan simple, sehingga mudah untuk dipelajari dan dikembangkan. Sedangkan line dance sendiri memunyai pengertian dansa bersama-sama atau massal dengan membuat garis lurus dengan beberapa saf. Irama line dance juga beraneka ragam. Istilah irama sama seperti dansa pasangan (couple), antara lain irama cha cha, rumba, samba, bachata, dan waltz. Dengan belajar line dance anak akan lebih konsentrasi karena kita belajar menghitung langkah-langkahnya dalam gerak tarian, juga sebagai olah raga ringan. Berdasarkan uraian diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Senam Poco-poco Dengan Line Dance Terhadap Kebugaran Jasmani Siswa Sekolah. B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas, masalah-masalah yang berkenaan dengan meningkatkan kebugaran jasmani dalam pembelajaran senam poco-poco dan line dance dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Rendahnya kebugaran jasmani siswa SMP Negeri 9 sumedang 2. Aktivitas gerak atau aktivitas ritmik kurang dimanfaatkan oleh guru SMPN 9 Sumedang dalam upaya meningkatkan kebugaran jasmani di sekolah. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalahnya yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh senam poco-poco terhadap kebugaran jasmani siswa? 2. Apakah ada pengaruh line dance terhadap kebugaran jasmani siswa? 3. Apakah terdapat perbedaan kebugaran jasmani antara pembelajaran senam poco-poco dengan line dance? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh senam poco-poco terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa. 2. Untuk mengetahui pengaruh line dance terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa. 3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara senam poco-poco dan line dance terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa. E. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis Secara teoritis, manfaat penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan senam line dance dan senam poco-poco untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VIII di SMPN 9 Sumedang. b. Secara Praktis

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani terhadap penerapan pembelajaran yang diberikan yang sesuai untuk peningkatan kebugaran jasmani siswa khususnya umumnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani F. Batasan Penelitian Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang salah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian. Adapun pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada perbandingan aktivitas ritmik line dance dengan senam poco-poco terhadap kebugaran jasmani siswa SMPN 9 Sumedang. 2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. 3. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 9 Sumedang di kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. Untuk itu penulis akan mengambil sampel yaitu kelas VIII sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 siswa putra dan 20 siswa putri. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara pertimbangan tertentu ( purposive sampel ) 4. Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah SMPN 9 Sumedang. G. Batasan Istilah Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang dipandang perlu untuk diberikan penjelasan agar terdapat persamaan konsep dan penafsirannya. Penulis uraikan pengertian berbagai istilah yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara,dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. (Muhadi, 2002, hlm. 4) 2. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas/kelentukan. (Lutan, 1988, hlm. 7)

3. Line dance adalah sejenis olahraga dansa yang berupa rangkaian langkah yang membentuk suatu koreografi dan digerakan pada sejumlah hitungan musik tertentu. (Herliessa.blogspot.com/the universal line dance) 4. Senam poco-poco merupakan gabungan gerakan-gerakan yang energik dan kreatif, berirama cepat serta bernuansa gembira. Senam poco-poco ini termasuk salah satu olahraga yang gerakan dasarnya sangat mudah dan simple, sehingga mudah untuk dipelajari dan dikembangkan. Dari pengembangan-pengembangan itu muncul variasi-variasi gerakan namun tidak merubah gerak dasar senam poco-poco itu sendiri. (diadjengfamelyla.blogspot.com/makalah-cabang-olahraga-senam).