BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Material Pemeriksaan material dilakukan melalui beberapa tahap pengujian. Hasil pemeriksaan agregat kasar secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran IV.1 sampai dengan Lampiran IV.3, hasil pemeriksaan tersebut tercantum pada Tabel V.1. Tabel V.1. Hasil pengujian agregat kasar Jenis pengujian Hasil pengujian Syarat SK SNI Keterangan Bulk specific gravity 2,6 gram/cm 3 2,5 2,7 gram/cm 3 Memenuhi syarat Absorbtion 1,34 % 1 2 % Memenuhi syarat Kandungan Lumpur 1 % 1 1 % Memenuhi syarat Modulus halus butir 6,49 5 8 Memenuhi syarat Hasil pengujian agregat kasar pada Tabel V.1. tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1). Hasil pengujian berat volume batu pecah yang digunakan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa agregat batu pecah tersebut termasuk di antara agregat normal (berat volume 2,5 gram/cm 3 2,7 gram/cm 3 ). Hasil dari pemeriksaan berat volume batu pecah dapat dilihat pada Tabel V.2. Secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran.1. Tabel V.2 Hasil dari pemeriksaan berat volume batu pecah dan penyerapan No Uraian Hasil (gram) 1 Contoh Kering 970 gr 2 Contoh Jenuh Kering Permukaan (SSD) 983 gr 3 Contoh Dalam Air 617 gr 4 volume Bulk A B - C 2,65 gr 31
32 Lanjutan Tabel V.2 No Uraian Hasil (gram) 5 B.J. Jenuh Kering Permukaan (SSD) 6 volume Semu (Apparent) A A - C B B - C 2,68 gr 2,74 gr B - A 7 Penyerapan (Absorption) x 100% 1,34 % A 2). Batu pecah yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai absorbsi 1,34 %. Hal ini menunjukan bahwa batu pecah tersebut mempunyai daya serap yang tidak tinggi, sehingga batu pecah sudah memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai campuran beton. 3). Hasil dari pemeriksaan kandungan lumpur pada agregat batu pecah adalah sebesar 1 %. Hasil tersebut sesuai dengan syarat kandungan lumpur untuk pembuatan beton (1 1 %). Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Tabel V.3 dan Lampiran.2 Tabel V.3. Hasil pemeriksaan kandungan lumpur No Uraian Hasil (gram) 1 pan + Batu Pecah 204 2 Pan Kosong 105 3 Batu pacah 99 100-99 4 Kandungan Lumpur x 100% 1 % 100 4). Dari hasil pengujian gradasi batu pecah diperoleh modulus halus butir 6,49. Modulus halus butir untuk agregat kasar yang digunakan sebagai campuran beton yaitu 5 sampai dengan 8, maka batu pecah tersebut dapat digunakan sebagai bahan campuran beton. Hasil pemeriksaan gradasi batu pecah secara lengkap dapat dilihat pada pada Tabel V.4. dan Lampiran.3.
33 Tabel V.4. Hasil Pengujian Gradasi Batu Pecah No Saringan Saringan (gr) Saringan+ Tertahan (gr) Tertahan (gr) Σ Tertahan (gram) Presentase Tertahan Lolos 25 448 448 0 0 0 100 19 454 454 0 0 0 100 12,7 424 440 16 16 3,2 96,8 9,5 412 721 309 325 65 35 4,75 421 553 132 457 91,4 8,6 2,36 322 346 24 481 96,2 3,8 1,7 320 328 8 489 97,8 2,2 0,6 401 402 1 490 98 2 0,3 299 302 3 493 98,6 1,4 0,15 292 296 4 497 99,4 0,6 Pan 269 272 3 500 0 0 Σ 500 549,6 549,6 Modulus halus butir = = 5,49 100 Kesimpulan = Modulus halus butir batu pecah 5 5,49 8, syarat terpenuhi (ok) 5). Pada penelitian ini serbuk alumunium tidak menggunakan pengujian apapun, material dicampurkan dengan prosentase sebesar 0,3 % ; 0,5% ; 0,7 % dari berat semen. 6). Serbuk gipsum pada penelitian ini tidak menggunakan pengujian apapun, prosentase penambahan adalah sebesar 0,4 % dari berat semen. B. Pengujian Volume Beton Pengujian berat volume beton dilakukan sebelum diadakannya pembebanan terhadap benda uji silinder. volume beton dapat diketahui dengan cara menimbang dan mengukur tinggi serta diameter benda uji, sehingga didapatkan berat dan volume benda uji tersebut. Pada umumnya beton non pasir memiliki berat volume yang rendah jika dibandingkan dengan beton normal. volume beton non pasir dipengaruhi oleh berat volume dan gradasi aggregat penyusunnya. Hasil pemeriksaan berat volume rata-rata dapat dilihat pada Tabel V.5. dan Lampiran.7
34 Tabel V.5. Hasil pemeriksaan berat volume rata-rata umur beton 28 hari Fas Variasi Kode Volume Serbuk Volume Benda Cetakan Benda Uji Volume Alumunium Uji (cm 3 ) (gr) (gr/cm 3 Rata-Rata ) (gr/cm 3 ) A1 8750 1,649 0.45 0 A2 5298,75 8807 1,660 1,657 A3 8810 1,661 B1 8692 1,638 0.45 0,3 B2 5298,75 8665 1,633 1,640 B3 8742 1,648 C1 8633 1,627 0.45 0,5 C2 5298,75 8663 1,633 1,628 C3 8620 1,625 D1 8584 1,618 0.45 0,7 D2 5298,75 8615 1,624 1,620 D3 8582 1,618 Dari hasil pemeriksaan berat volume beton Tabel V.3, diperoleh berat volume rata-rata tertinggi 1,657 gram/cm 3. Hasil pengujian berat volume rata-rata silinder beton dengan variasi penambahan serbuk alumunium dapat dilihat pada Grafik V.1 Volume (gr/cm 3 ) Variasi Serbuk Alumunium Gambar V.1 Hubungan Antara Volume Beton dengan Variasi Alumunium Dari hasil pengujian menunjukan bahwa : 1) volume rata-rata beton non pasir pada penelitian ini tergolong dalam beton ringan, berat volume beton non pasir berkisar antara 1,620 1,657. 2) volume rata-rata tertinggi terdapat pada penambahan variasi serbuk alumunium 0 % yaitu 1,657 gr/cm³.
35 3) Grafik V.1 menunjukkan bahwa semakin besar variasi penambahan serbuk alumunium akan berdampak berat volume yang semakin kecil. C. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan setelah benda uji silinder berumur 28 hari. Pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk memperoleh nilai kuat tekan beton dengan adanya perbedaan variasi serbuk alumunium.. kuat tekan beton ratarata dapat dilihat pada Tabel V.6. dan Lampiran.8 Tabel V.6. Hasil pengujian kuat tekan rata-rata beton pada umur 28 hari Fas Variasi Ukuran Kuat Tekan Serbuk Kode Kuat tekan benda uji Rata-Rata Alumunium Benda Uji (MPa) (cm) (MPa) A1 7,530 0.45 D=15 0 A2 7,954 H=30 A3 7,360 7,615 0.45 0,3 B1 7,416 D=15 B2 7,473 H=30 B3 7,699 7,530 0.45 0,5 C1 7,360 D=15 C2 7,643 H=30 C3 7,360 7,454 0.45 0,7 D1 7,473 D=15 D2 7,473 H=30 D3 7,360 7,435 Hasil pengujian kuat tekan rata-rata silinder beton dengan variasi penambahan serbuk alumunium dapat dilihat pada Grafik V.2 Kuat Tekan (MPa) Volume gr/cm³ Gambar V.2 Hubungan Antara Kuat Tekan dengan Variasi Alumunium
36 Dari hasil pengujian menunjukan bahwa : 1). Kuat takan rata-rata silinder beton non pasir yang terbesar adalah pada variasi penambahan alumunium 0 % dengan fas 0,45, yaitu sebesar 7,615 MPa. 2). Kuat tekan rata-rata terkecil terjadi pada penambahan alumunium sebanyak 0,7%, yaitu sebesar 7,435 MPa. 3). Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa semakin besar variasi penambahan serbuk alumunium akan berdapak pada kuat tekan yang semakin kecil. 4). Hasil pengujian benda uji dapat dilihat pada Gambar V.1 dan Gambar V.2 Gambar V.3 Uji Kuat Tekan beton Beton Non Pasir Gambar V.4 Uji Kuat Tekan Beton Non Pasir
37 D. Hubungan Antara Kuat Tekan dengan Volume Beton Non Pasir Dari hasil pengujian kuat tekan dan berat volume dapat diperoleh hubungan nilai kuat tekan beton dengan adanya perbedaan variasi serbuk alumunium dengan berat volume beton non pasir sehingga dapat diambil hubungan sebagai berikut: Tabel V.7. Hubungan antara kuat tekan dengan berat volume beton non pasir Fas Variasi Serbuk Alumunium Kuat Tekan Rata-Rata (MPa) Volume Rata-Rata (gr/cm 3 ) 0,45 0 7,615 1,657 0,45 0,3 7,530 1,640 0,45 0,5 7,454 1,628 0,45 0,7 7,435 1,620 Kuat Tekan (MPa) Volume gr/cm³ Gambar V.5. Hubungan antara kuat tekan dengan berat volume beton non pasir
38 Dari hasil pengujian menunjukan bahwa penambahan serbuk alumunium berdampak kepada beton yang semakin ringan, terbukti pada variasi penambahan serbuk alumunium sebesar 0,7% berat volume rata-rata beton sebesar 1,620 gr/cm³ namun kuat tekan rata-ratan beton mengalami penurunan hingga 7,435 MPa. Kuat tekan rata-rata beton tertinggi terdapat pada variasi penambahan serbuk alumunium 0 % sebesar 7.615 MPa dengan berat volume sebesar 1,657 gr/cm³. Dari hasil tersebut dapat diambil hubungan bahwa semakin besar variasi penambahan serbuk alumunium pada beton berdampak pada berat volume yang semakin ringan, tetapi berdampak pada kuat tekan beton yang semakin menurun. Begitupun sebaliknya, semakin kecil variasi penambahan serbuk alumunium akan berdampak pada berat volume beton yang lebih berat namun memiliki kuat tekan beton yang lebih tinggi. Penambahan serbuk alumunium pada penelitian berpengaruh terhadap kuat tekan dan berat volume beton non pasir. Kelasifikasi beton pada penelitian ini termasuk beton ringan dengan kekuatan menengah (Moderates-Strhength Lightweight Concretes) karena memiliki kuat tekan diantara 6,9-17,3 MPa menurut Dobrowlski (1998).