TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III.TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Analisis pertumbuhan tanaman akan dilakukan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

MAKALAH SEMINAR HASIL APLIKASI BRIKET AZOLLA-ARANG SEKAM GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN CAISIM DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS BANTUL

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

METODE PELAKSANAAN. Yogyakarta dan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan April-Agustus 2017.

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. MATERI DAN METODE

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Laboratorium

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian,

BAB IV. METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAHAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 April 2016. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu tanah pasir pantai, sekam, tanaman Azolla, benih caisim varietas Tosakan, Urea, SP-36, KCl, tepung kanji, kayu bakar. Peralatan yang digunakam dalam penelitian ini yaitu, neraca analitik, oven, polybag, gelas ukur, sekop, meteran, ember, drum, pipa paralon diameter ¾ inchi (26 mm), martil, kayu penyodok, mortar dan pistil, saringan ukuran 0,5 mm, nampan, karung, golok, alat tulis. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode percobaan dengan rancangan percobaan faktor tunggal yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL). Pada penelitian ini terdapat 18 perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali dengan 4 tanaman sampel dan 1 tanaman korban sehingga terdapat 90 unit percobaan (lampiran 1). Perlakuan yang diujikan pada penelitian ini yaitu :

A = 0 % azolla : 100 % Arang Sekam dengan dosis 10 ton/hektar B = 0 % azolla : 100 % Arang Sekam dengan dosis 20 ton/hektar C = 0 % azolla : 100 % Arang Sekam dengan dosis 30 ton/hektar D = 10 % azolla : 90 % Arang Sekam dengan dosis 10 ton/hektar E = 10 % azolla : 90 % Arang Sekam dengan dosis 20 ton/hektar F = 10 % azolla : 90 % Arang Sekam dengan dosis 30 ton/hektar G = 20 % azolla : 80 % Arang Sekam dengan dosis 10 ton/hektar H = 20 % azolla : 80 % Arang Sekam dengan dosis 20 ton/hektar I = 20 % azolla : 80 % Arang Sekam dengan dosis 30 ton/hektar J = 30 % azolla : 70 % Arang Sekam dengan dosis 10 ton/hektar K = 30 % azolla : 70 % Arang Sekam dengan dosis 20 ton/hektar L = 30 % azolla : 70 % Arang Sekam dengan dosis 30 ton/hektar M = 40 % azolla : 60 % Arang Sekam dengan dosis 10 ton/hektar N = 40 % azolla : 60 % Arang Sekam dengan dosis 20 ton/hektar O = 40 % azolla : 60 % Arang Sekam dengan dosis 30 ton/hektar P = 50 % azolla : 50 % Arang Sekam dengan dosis 10 ton/hektar Q = 50 % azolla : 50 % Arang Sekam dengan dosis 20 ton/hektar R = 50 % azolla : 50 % Arang Sekam dengan dosis 30 ton/hektar

D. Cara Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut: 1. Pembuatan Kompos Azolla Proses pembuatan kompos azolla dilakukan dengan cara mempersiapkan tanaman azolla dan dibiarkan layu di udara terbuka. Kemudian biomassa dikomposkan dengan cara dimasukan dalam karung dan diikat, lalu dilubangi. Dalam pembuatan kompos azolla ini tidak menggunakan aktivator, dikarenakan pada dasarnya proses pengomposan azolla berlangsung cepat. Setelah satu minggu diaduk secara merata untuk memberikan suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Selama proses pengomposan terjadi peningkatan suhu, yang menandakan sedang terjadi proses perombakan bahan organik oleh mikroba. Ciri-ciri kompos yang matang yaitu berwarna coklat kehitaman, menjadi remah, tidak berbau, suhu tidak panas, dan kering. 2. Pembuatan Briket a. Pembuatan arang sekam (Karbonasi) Proses pengarangan/karbonisasi arang sekam yaitu: 1) Bahan dan alat yang diperlukan dipersiapkan terlebih dahulu (sekam padi, korek api, air, ember, dan drum bekas). 2) Sekam dimasukkan ke dalam drum kemudian dibakar. Ketika api terlihat membesar maka sekam ditambahkan kedalam drum hingga yang terlihat hanya asap yang keluar, bila sekam kering kelihatan sudah terbakar semua, drum langsung ditutup.

3) Arang sekam yang sudah jadi didinginkan sampai sekitar 45 menit kemudian dikeluarkan dan dipisahkan antara yang terbakar dengan yang tidak dan yang menjadi abu. Sekam yang di ambil hanya yang menjadi arang. 4) Kemudian arang ditumbuk menggunakan mortar dan pistil hingga halus. Setelah itu, arang sekam diayak menggunakan ayakan 0,5 mm, b. Pembuatan briket Proses pembuatan briket azolla-arang sekam, yaitu: 1) Bubuk arang sekam dan kompos azolla yang telah dibuat sebelumnya dicampur menjadi satu dengan jumlah campuran masing-masing bahan sesuai dengan perlakuan. 2) Perekat dalam pembuatan briket ini menggunakan tepung kanji yang dibuat dengan cara mencapur tepung kanji dengan air mendidih. Kemudian perekat dicampurkan dengan bahan yg telah disiapkan sebelumnya dan dilakukan pengadukan menggunakan tangan dengan cara diremas-remas untuk menghasilkan adonan yang merata. 3) Adonan yang sudah jadi dikeluarkan dan dilakukan pencetakan briket dengan cara memasukan adonan ke dalam pipa paralon berdiameter ¾ inchi (26 mm) kemudian adonan ditekan menggunakan martil sampai dengan adonan menjadi padat.

4) Setelah itu keluarkan briket dari cetakan menggunakan kayu penyodok dan dilakukan pemotongan sehingga briket yang terbentuk seperti uang logam. 5) Langkah terakhir adalah pengeringan dengan cara briket yang sudah jadi dijemur di bawah sinar matahari sampai briket tersebut kering dan briket siap diaplikasikan pada tanaman. 3. Pengaplikasian Briket Pada Budidaya Caisim a. Persiapan media tanam Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pasir pantai yang diambil dari pantai Samas, Bantul, Yogyakarta. Cara mempersiapkan media tanam yaitu tanah pasir pantai dikeringkan anginkan terlebih dahulu selama beberapa hari. Setalah tanah dimasukan dalam polybag, kemudian diinkubasi selama 2 minggu. Selama inkubasi kelembapan tanah harus tetap terjaga dengan cara diberi air sesuai dengan kebutuhan tanaman jagung. Banyaknya air yang harus ditambahkan yaitu dengan mengetahui kadar lengas kapasitas lapang (KL-KL) dan kadar lengas tanah (KL-Ka). Selama proses inkubasi berlangsung, kegiatan yang dilakukan adalah menimbang pupuk Urea, SP-36, KCl sesuai dengan dosis anjuran dan briket azollaarang sekam sesuai perlakuan untuk kebutuhan per polybag (lampiran 2). Setelah tanah diinkubasi selama 2 minggu tanah digemburkan dengan cara mengaduknya dengan menggunakan bambu. Pada hari selanjutnya tanah dipupuk dengan pupuk Urea, SP-36, KCl dan aplikasi azolla-arang sekam yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan cara

membenamkannya di sekitar zona perakaran atau disamping tanaman dengan kedalaman 1-3 cm. b. Pembibitan Pembibitan tanaman caisim dilakukan dengan menyemai benih caisim pada tempat penyemaian yaitu menggunakan nampan. Sebelum disemai benih direndam dalam air dingin selama 1 hari (±12 jam).lalu benih diperam disampai kelihatan biji pecah. Hal ini untuk mempercepat perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam setelah biji disemaikan. Setelah itu membasahi media semai sehari sebelum biji ditabur (media tanam berupa pasir halus). Sebelumnya media telah diberi pasir yang dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Kemudian tanaman yang disemai dijaga kelembabanya dengan cara menyiram air setiap hari pada pagi atau sore hari. Setelah muncul daun 3-5 helai bibit siap tanam. c. Penanaman Penanaman tanaman caisim dilakukan dengan menanam bibit tanaman caisim yang telah muncul daun 3-5 helai. Tiap unit percobaan ditanam 1 tanaman sehingga terdapat 90 tanaman. d. Pemupukan Pemupukan tanaman caisim menggunakan dosis anjuran yaitu pupuk Urea 187 kg/hektar (0,75 gram/ polybag), SP-36 300 kg/hektar (1,2 gram/ polybag), dan KCl 112 kg/hektar (0,45 gram/ polybag). Pemberian pupuk dilakukan 2 kali yaitu saat persiapan media tanam atau pupuk dasar (1/2 dosis pupuk urea, pupuk SP-36, KCl, briket azolla-arang sekam seluruhnya), dan pupuk susulan diberikan pada saat tanaman

berumur 3 MST (1/2 pupuk urea). Pemupukan dilakukan dengan membenamkan pupuk di zona perakaran. e. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma disekitar tanaman jagung dan penyiangan dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma f. Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari dengan memberi air secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya untuk menjaga agar tanaman tidak layu. g. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida saat terjadi serangan yang dapat membahayakan produksi tanaman caisim. Pestisida yang digunakan yaitu Matador dengan dosis 2 cc/liter. h. Panen Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 25 HST. Kriteria panen caisim ketika daun paling bawah menunjukkan warna kuning dan belum berbunga. Pemanenan dengan cara mencabut tanaman caisim dari media tanam, kemudian bagian daun dan akar dipisahkan dengan cara dipotong menggunakan pisau. Setelah itu dimasukan kedalam kantong kertas yang sudah diberi label dan untuk selanjutnya dilakukan analisis data.

E. Parameter yang Diamati 1. Variabel Pertumbuhan Caisim a. Tinggi tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 1 minggu sekali sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam sampai tanaman dipanen. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur mulai dari pangkal batang bawah hingga titik tumbuh (daun tertinggi). b. Jumlah daun (helai) Penghitungan jumlah daun dilakukan setiap 1 minggu sekali sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam sampai tanaman dipanen. Perhitungan dilakukan dengan cara mengitung daun yang telah tumbuh dan sudah terbentuk sempurna. c. Luas daun (cm 2 ) Luas daun diukur dengan menggunakan alat Leaf Area Meter (LAM). Daun yang diukur diletakkan pada bidang ukur LAM setelah itu dilakukan proses scaning dan dicatat data yang muncul. Data yang muncul arus dikonversi menjadi luasan daun dengan satuan (cm 2 ). Pengamatan dilakukan pada tanaman korban untuk pengamatan pertama pada saat berumur 14 HST, pengamatan kedua 42 HST atau saat panen. d. Panjang akar (cm) Panjang akar diperoleh dengan cara mengukur akar tanaman caisim terpanjang mulai dari pangkal akar sampai ujung akar pokok dengan menggunakan penggaris dan dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm). Pengamatan dilakukan pada tanaman korban

untuk pengamatan pertama pada saat berumur 14 HST, pengamatan kedua 42 HST atau saat panen. e. Berat segar akar (gram) Berat segar akar diperoleh dengan cara menimbang akar pada setiap tanaman. Pengamatan dilakukan pada tanaman korban untuk pengamatan pertama pada saat berumur 14 HST, dan pengamatan kedua 42 HST atau saat panen. f. Berat kering akar (gram) Berat kering akar diperoleh dari akar tanaman caisim yang diangin-anginkan, dijemur dan dioven pada suhu 80 0 C selama 48 jam sampai konstan dan dinyatakan dalam satuan gram (g)/tanaman. Pengamatan dilakukan pada tanaman korban untuk pengamatan pertama pada saat berumur 14 HST, pengamatan kedua 42 HST atau saat panen g. Berat segar tanaman (gram) Berat segar tanaman diperoleh dengan cara menimbang semua bagian tanaman setelah dicabut dari polybag dan dinyatakan dalam satuan gram (g)/tanaman. Pengamatan dilakukan pada tanaman korban untuk pengamatan pertama pada saat berumur 14 HST, pengamatan kedua 42 HST atau saat panen. h. Berat kering daun tanaman (gram) Berat kering daun diperoleh dengan cara menimbang daun kering tanaman tanpa akar dan batang sampai diperoleh nilai yang konstan dan dinyatakan dalam satuan gram (g)/tanaman. Sebelumnya tanaman tanpa akar dijemur dan dioven pada suhu 80 0 C selama 48 jam sampai konstan. Pengamatan dilakukan pada tanaman korban

untuk pengamatan pertama pada saat berumur 14 HST, pengamatan kedua 42 HST atau saat panen. i. Berat kering tanaman (gram) Berat kering tanaman diperoleh dari semua bagian tanaman caisim dianginanginkan, dijemur dan dioven pada suhu 80 0 C selama 48 jam sampai konstan dan dinyatakan dalam satuan gram (g)/tanaman. Pengamatan dilakukan pada tanaman korban untuk pengamatan pertama pada saat berumur 14 HST, pengamatan kedua 42 HST atau saat panen. 2. Analisis Pertumbuhan Caisim a. RGR (Relative Growth Rate) atau Laju Pertumbuhan Relatif (g/g/hari) RGR merupakan peningkatan berat kering dalam suatu interval waktu, yang ada hubungannya dengan berat awal (g.g -1.hari -1 ) dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : RGR = 1 x dw W dt = In W2 In W1 (T2 T1) Keterangan : dw = pertambahan berat kering dt = tenggang waktu pertumbuhan (selisih waktu) W = berat kering tanaman W1 = berat kering tanaman pada t1 W2 = berat kering tanaman pada t2 T1 = pengamatan awal periode pengamatan mingguan T2 = pengamatan berikutnya dari periode pengamatan mingguan Laju pertumbuhan relative merupakan pertambahan biomassa tanaman per satuan waktu tidak konstan tetapi tergantung pada berat awal tanaman. Bahwa

keseluruhan tanaman yang tidak dinyatakan dalam biomassa total tanaman dipertimbangkan sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan bahan baru tanaman. b. NAR (Net Assimilation Rate) atau Laju Asimilasi Bersih (g/dm 2 /hari) Laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari asimilasi persatuan waktu (Sitompul dan Guritno, 1995). Dihitung dengan persamaan sebagai berikut : NAR = 1 x dw A dt = log W2 log W1 x W2 W1 (T2 T1) (T2 T1) Keterangan : dw = pertambahan berat kering dt = tenggang waktu pertumbuhan (selisih waktu) A = luas daun tanaman W1 = berat kering tanaman pada t1 W2 = berat kering tanaman pada t2 T1 = pengamatan awal periode pengamatan mingguan T2 = pengamatan berikutnya dari periode pengamatan mingguan 3. Variabel Hasil Caisim a. Berat segar daun tanaman (konsumsi) Berat segar tajuk tanaman (konsumsi) diperoleh dengan cara menimbang bagian tanpa akar pada 42 HST setelah dicabut dari polybag. Pengamatan dilakukan pada 4 tanaman sampel yang diambil pada 42 HST atau saat panen dan dinyatakan dalam satuan gram/tanaman.

b. Indeks panen ekonomi Indeks panen ekonomi dihitung dengan menggunakan rumus : IP = berat kering daun per tanaman berat kering total tanaman c. Hasil (ton/hektar) Jumlah tanaman/hektar = luas lahan (m 2 ) jarak tanam (m 2 ) Hasil tanaman/hektar = berat tanaman sampel x jumlah tanaman/hektar F. Analisis Data Data hasil pengamatan disidik ragam 5%. Jika terdapat perbedaan pengaruh antar perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 5%. G. Jadual Penelitian No Kegiatan 1 Tahap Persiapan 2 Pembuatan kompos Azolla 3 Pembuatan briket Pengaplikasian 4 briket pada budidaya Caisim 6 Pengamatan Analisis data dan 7 Pembahasan 8 Seminar hasil Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4