MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN INTERNAL KINERJA DOSEN DENGAN FUZZY TSUKAMOTO

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PERSEDIAAN KAYU JATI DENGAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

BAB III METODE PENELITIAN

Optimalisasi Jumlah Produksi Jamu Jaya Asli Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

Mengukur Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kinerja Dosen Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Pemanfaatan Metode Tsukamoto Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Penyakit Tuberkulosis Paru Dalam Bentuk Sistem Informasi Geografis

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

IMPLEMENTASI METODE FUZZY TSUKAMOTO PADA PENENTUAN HARGA JUAL BARANG DALAM KONSEP FUZZY LOGIC

1. Pendahuluan RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI SUHU RUANGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I)

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

ANALISIS PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBELIAN BAHAN BAKU UNTUK PEMBUATAN MEUBEL JENIS KURSI LETER L MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Model Evaluasi Performa Mahasiswa Tahun Pertama Melalui Pendekatan Fuzzy Inference System dengan Metode Tsukamoto

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

JURNAL SISTEM PENENTUAN HARGA PERCETAKAN FOTO DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO DI ALIEF COMPUTER KOTA KEDIRI

DENIA FADILA RUSMAN

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan)

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA

Logika Himpunan Fuzzy

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI ROTI

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Logika Fuzzy

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

BAB II TEORI PENUNJANG

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

Aplikasi Prediksi Harga Bekas Sepeda Motor Yamaha. Menggunakan Fuzzy Logic

Analisis Rule Inferensi Mamdani dalam Menentukan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik ( PPA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS MULAWARMAN MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO (Studi kasus : Fakultas MIPA)

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT

PENENTUAN PENJURUSAN SISWA SMA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC METODE MAMDANI

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

Aplikasi Fuzzy Metode Mamdani untuk Rekomendasi Pemilihan Minat Grup Riset Mahasiswa

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

PENENTUAN BIAYA DAYA LISTRIK MENGGUNAKAN FUZZY INFERENSI TSUKAMOTO

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER OBAT MENGGUNAKAN METODE FUZZY TSUKAMOTO

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Definisi Sistem

FUZZY INFERENCE SYSTEM DENGAN METODE TSUKAMOTO SEBAGAI PEMBERI SARAN PEMILIHAN KONSENTRASI (STUDI KASUS: JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UII)

APLIKASI PERAMALAN HARGA JUAL RUMAH LELANG EX-KPR BTN MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 9 NO. 1 April 2016

METODOLOGI PENELITIAN

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI DI KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI DENGAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Fungsi Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dalam Menentukan Status Kesehatan Tubuh Seseorang

manusia diantaranya penyakit mata konjungtivitis, keratitis, dan glaukoma.

PENERAPAN METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGGINYA PEMAKAIAN LISTRIK ( STUDI KASUS KELURAHAN ABC )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Jumlah Produksi Kue Bolu pada Nella Cake Padang dengan Sistem Inferensi Fuzzy Metode Sugeno

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno

Transkripsi:

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN INTERNAL KINERJA DOSEN DENGAN FUZZY TSUKAMOTO Agung Setiawan 1, Budi Yanto 2 Dosen Jurusan Teknik Informatika dan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Pasir Pengairan Jl. Tuanku Tambusai Kumu, Desa Rambah, Kec. Rambah Hilir, Kab. Rokan Hulu agung.setiawan73@gmail.com 1, budiyantost@gmail.com 2 Abstrak Kinerja seorang dosen sangat perperan penting untuk menghasilkan lulusan yang ahli dibidangnya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dosen, salah satunya adalah fuzzy Tsukamoto. Perhitungan fuzifikasi yang terdiri dari masukan Absensi (Absen) 70%, Kesesuaian Mengajar (Kepakaran) 80%, Ketepatan Jam Mengajar (Ketepatan) 70% dan Jurnal atau Penelitian (Penelitian) 2, maka didapatkan defuzifikasi sebesar 7,64. Dengan defuzifikasi sebesar 7,64 didapatkan hasil berupa kinerja sedang dan kinerja tinggi, sehingga pihak perguruan tinggi dapat menetapkan kebijakan reward kepada dosen tersebut untuk meningkatkan motifasi dan kinerja dosen lainnya. Dengan hasil pengukuran ini, diharapkan dosen-dosen yang mempunyai kinerja rendah dapat meningkatkannya untuk menghasilkan sarjana yang berkopetensi. Untuk mengukur kinerja dosen, digunakan indikator-indikator sebagai alat ukur penelitian. Dalam penelitian ini digunakan indikator absensi, kesesuaian matakuliah dan kepakaran, ketepatan mengajar dan penelitian, sehingga akan didapatkan hasil kinerja dosen sesuai yang diharapkan. Kata kunci : Kinerja Dosen, Sistem Pendukung Keputusan, Fuzzy, Fuzzy Tsukamoto 1. PENDAHULUAN Era pasar bebas asia dan dunia berdampak pada persaingan yang ketat disegala sektor, salah satunya persaingan terhadap sumber daya manusua. Sebuah instansi akan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi. Pada sebuah perguruan tinggi sumber daya dosen yang berdedikasi tinggi dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasil lulusan yang berkompetensi. Kemampuan seorang dosen untuk memberikan materi kepada mahasiswa sangatlah dibutuhkan agar mahasiswa memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan. Dalam menjalankan kegiatan perkuliahan, dibutuhkan dosendosen yang mempunyai kompetensi dibidang keilmuan dan mempunyai dedikasi yang tinggi untuk memberikan perkuliahan dan mengembangkan ilmunya. Instansi perguruan tinggi sangatlah membutuhkan dosen yang mempunyai kinerja yang tinggi. Pengukuran kinerja dosen sangatlah dibutuhkan oleh institusi perguruan untuk mengetahui kemampuan dosen dalam melaksanakan pengajaran, pengabdian dan penelitian atau tridarma peguruan tinggi. Seorang dosen dengan kinerja yang tinggi dapat mengembangkan materi ajar untuk materi perkuliahan mahasiswa dan memberikan motivasi kepada mahasiswa. Pengembangan materi perkuliahan mahasiswa sangatlah dibutuhkan untuk menghadapi perkembangan teknologi dan menjawab tantangan masa depan yang lebih kompleks. Sedangkan motivasi mahasiswa berdampak keberhasilan mahasiswa menyerap ilmu yang dberikan oleh dosennya. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Dosen Pada Prinsipnya penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam instansi yang dulakukan terhadap organisasi Nilai penting dari penilaian kinerja adalah menyangkut penentuan tingkat kontribusi individu atau kinerja yang di ekspresikan. Yang dimaksud dengan kinerja sumber daya manusia adalah segala tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh pekerja yang berhubungan dengan sifat, motif-motif, sikap, pengetahuan, dan ketrampilannya untuk mencapai prestasi atau daya guna yang penting bagi organisasi (Djunaidi, Much. and Munawir, Hafidh and Utami, Yogi Umi, 2006). 624

2.2. Fuzzy Logic atau Logika Fuzzy Beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, yaitu: (Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo. 2010) a. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. b. Logika fuzzy sangat fleksibel. c. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang sangat tepat. d. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks. e. Logika fuzzy dapat membangun da mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. f. Logika fuzzy dapat bekerjasama denagn teknik-teknik kendali secara konvensional. g. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. 2.2.1. Konsep Himpunan Klasik atau Crisp Himpunan klasik diwujudkan dengan mendefinisikan fungsi karakteristik untuk setiap elemen anggota himpunan klasik tersebut. Misal untuk himpunan klasik A, (x,0) atau (x,1) menunjukkan x anggota himpunan A (x A) atau x bukan anggota himpunan A (x A). Tidak seperti himpunan klasik, himpunan fuzzy menggunakan derajat untuk menilai keanggotaan suatu elemen dalam suatu himpunan. Jika x adalah kumpulan objek dengan keanggotaan elemen x didalamnya yang disebut sebagai semesta pembicaraan, maka himpunan A dalam X didefinisikan sebagai himpunan dapat diekspresikan dengan gambar 1. Gambar 1. Himpunan Klasik 2.2.2. Konsep Himpunan Fuzzy Dalam menggunakan fuzzy haruslah berlandaskan pada sistem berbasis aturan fuzzy atau fuzzy rule based system (FRBS). Bagian yang penting pada FRBS ini adalah menggunakan aturan IF-THEN, yang berisi antecedent dan consequent untuk mengubah pernyataan fuzzy. Sebuah FRBS akan disesuaikan oleh basis pengetahuan, termasuk memberikan informasi oleh pakar dalam bentuk aturan bahasa fuzzy. Fuzzyfication interface akan memberikan efek transformasi data pasti kedalam set fuzzy. Sedangkan inference system akan digunakan bersama-sama dengan knowledge base untuk membuat inferensi ditengah dengan metode pertimbangan atau sebab akibat. Kemudian defuzzyficatian interface akan menerjemahkan aturan fuzzy dan mendapatkan aksi yang nyata dengan menggunakan metode defuzzyfication. 2.3. Model Fuzzy Tsukamoto Metode Tsukamoto merupakan perluasan dari penalaran monoton. Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN harus direpresentasikan dalam suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan monoton (Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo, 2010k). Nilai hasil pada konsekuen setiap aturan fuzzy berupa nilai crisp yang diperoleh berdasarkan fire strength pada antiseden-nya. Keluaran sistem dihasilkan dari konsep rata-rata terbobot dari keluaran setiap aturan fuzzy. Ilustrasi sistem fuzzy metode Tsukamoto dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Defuzzifikasi Model Tsukamoto 625

α-predikat untuk aturan pertama adalah w 1 dan α-predikat untuk aturan ke dua adalah w 2. Dengan penalaran monoton di dapat keluaran aturan pertama adalah z 1 dan z 2 sebagai keluaran untuk aturan kedua. Dan untuk mendapatkan keluaran akhir digunakan konsep rata-rata berbobot dengan persamaan. z = w 1z 1 +w 2 z 2 w 1 +w 2 (1) 3. PERANCANGAN PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengimplementasikan data yang didapat dari hasil interview, pengiriman kuesioner kepada pihak perguruan tinggi. Sehingga akan didapatkan data yang valid, sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan sesuai dengan yang diharapkan pada metodologi. 3.1 Knowledge Graph atau Bagan Pengetahuan Pembuatan bagan pengetahuan dalam sistem berbasis pengetahuan sangatlah diperlukan untuk memperoleh konklusi dari daftar konklusi yang ada berdasarkan aturan dan fakta yang diberikan oleh user. Untuk memudahkan dalam pembacaan data, penulis membuatnya dalam bentuk bagan, sehingga didapat sebuah bagan yang menggambarkan alur dari masukkan dan hasil yang akan didapat. Dalam penelitian ini, maka dibuat masukkan sesuai dengan data yang didapat, berupa absensi, kepakaran, ketepatan dan penelitian. Semua masukkan haruslah mempunyai hubungan ke semua keluaran, seperti masukkan dari variabel Absensi harus mempunyai hubungan ke semua variabel keluaran atau kinerja, sehingga didapatkan gambar bagan dari pengetahuan seperti gambar 4 : Gambar 3. Bagan Pengetahuan Penelitian 3.2. Mesin Inferensi Setelah proses keanggotaan untuk variabel masukkan dan keluaran ditentukan, maka basis aturan dapat dikembangkan untuk menghasilkan mesin inferensi dengan cara menghubungkan antar variabel masukkan dan keluaran. Sehingga didapatkan aturan yang menghubungkan antara variabel masukkan dengan variabel keluaran sebagai berikut : Tabel 1. Rule Penelitian RULE VARIABEL HASIL Absen Kepakaran Ketepatan Penelitian (Kinerja) R01 IF Malas AND Minimal AND Buruk AND Minimal THEN Rendah R02 IF Malas AND Sesuai AND Normal AND Normal THEN Rendah R03 IF Malas AND Maksimal AND Baik AND Maksimal THEN Tinggi R04 IF Sedang AND Minimal AND Buruk AND Minimal THEN Rendah R05 IF Sedang AND Sesuai AND Normal AND Normal THEN Sedang R06 IF Sedang AND Maksimal AND Baik AND Maksimal THEN Tinggi R07 IF Rajin AND Minimal AND Buruk AND Minimal THEN Rendah R08 IF Rajin AND Sesuai AND Normal AND Normal THEN Sedang R09 IF Rajin AND Maksimal AND Baik AND Maksimal THEN Tinggi R10 IF Malas AND Minimal AND Normal AND Normal THEN Rendah R11 IF Malas AND Minimal AND Baik AND Maksimal THEN Sedang R12 IF Sedang AND Sesuai AND Buruk AND Minimal THEN Rendah R13 IF Sedang AND Sesuai AND Baik AND Maksimal THEN Sedang R14 IF Rajin AND Maksimal AND Buruk AND Minimal THEN Sedang R15 IF Rajin AND Maksimal AND Normal AND Normal THEN Sedang R16 IF Malas AND Sesuai AND Buruk AND Normal THEN Rendah R17 IF Malas AND Maksimal AND Buruk AND Maksimal THEN Sedang R18 IF Sedang AND Minimal AND Normal AND Minimal THEN Rendah R19 IF Sedang AND Maksimal AND Normal AND Maksimal THEN Sedang R20 IF Rajin AND Minimal AND Baik AND Minimal THEN Sedang R21 IF Rajin AND Sesuai AND Baik AND Normal THEN Sedang Setelah dilakukan evaluasi atas masukkan dan menerapkan basis aturannya, pengendali logika fuzzy akan menghasilkan keluaran untuk diberikan kepada sistem yang dikendalikannya. Pengendali logika fuzzy haruslah 626

merubah variabel keluaran kabur atau fuzzy menjadi nilai-nilai tegas atau crisp yang dapat digunakan untuk mengendalikan sistem. Dalam hal ini penulis menggunakan metode penghitung titik pusat atau centroid calculation defuzzification, karena pada metode ini nilai rata-rata terbobot dari aturan yang aktif atau berlaku akan menentukan nilai keluaran dengan cara menjumlah dan merata-rata seluruh variabel keluaran pada masing-masing keanggotaan relatif. 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi dari sistem berbasis pengetahuan pada penelitian ini menggunakan basis pengetahuan yang berisikan pengetahuan yang berasal dari literatur. Walaupun demikian dalam penelitian ini hanya menghasilkan informasi kinerja dosen, sehingga seorang dosen mempuyai hak mendapatkan reward atau sanksi sesuai dengan ketentuan perguruan tinggi. Dalam pembuatan fuzzifikasi ini langkah pertama kali adalah membuat deklarasi variabel dan batasan area yang boleh digunakan. Adapun batasan area yang digunakan dalam fuzzifikasi ini adalah sebagai berikut : Gambar 4. Fuzifikasi variabel absensi dosen Gambar 5. Fuzifikasi Ketepatan Jam Mengajar Gambar 6. Fuzifikasi Kesesuaian Mengajar Dosen Gambar 7. Fuzifikasi Penelitian atau Jurnal Dosen 4.1. Pembuatan Mesin Inferensi Fuzzy atau Fuzzy Inference System (FIS) Dalam pembuatan mesin inferensi sistem ini menggunakan metode MIN yang nilainya diambil dari fire strength hasil penghitungan fuzzifikasi, sehingga nilainya sebagai berikut : α-p01 = Malas Minimal Buruk Rendah α-p09 = Rajin Maksimal Baik Tinggi α-p02 = Malas Sesuai Normal Normal α-p10 = Malas Minimal Normal Normal α-p03 α-p04 α-p05 α-p06 α-p07 α-p08 = Malas Maksimal Baik Maksimal = Sedang Minimal Buruk Rendah = Sedang Sesuai Normal Normal = Sedang Minimal Baik Maksimal = Rajin Minimal Buruk Minimal = Malas Minimal Buruk Rendah α-p11 α-p12 α-p13 α-p14 α-p15 α-p16 = Malas Minimal Baik Maksimal = Sedang Sesuai Buruk Minimal = Sedang Sesuai Baik Maksimal = Rajin Maksimal Buruk Minimal = Rajin Maksimal Normal Normal = Malas Sesuai Buruk Normal 627

α-p17 α-p18 α-p19 = Malas Maksimal Buruk Maksimal = Sedang Minimal Normal Minimal = Rajin Minimal Buruk Minimal α-p20 α-p21 = Rajin Minimal Baik Minimal = Sesuai Sesuai Baik Normal 4.2. Pembuatan Deffuzifikasi Pembuatan defuzzifikasi metode Tsukamoto, yaitu : mencari nilai fire strength tiap rule, sehingga dihasilkan gambaran keluaran sebagai berikut : Gambar 9. Defuzzifikasi Penelitian Kinerja Dosen Seorang dosen mempunyai kriteria masukan sebagai berikut : Tabel 2. Masukkan Data Penelitian No. Variabel Ket Masukka n 1 Absensi Absen 70 Kepakara 2 Kesesuaian Mengajar n 80 Ketepatam Jam 3 Mengajar Ketepatan 70 4 Jurnal dan penelitian Penelitian 2 Tabel 3. Hasil Perhitung Tiap Rule Rule Nila Nilai Maks. i Bawa h Tenga h Atas Min 0.166 0 0.5000 7 0.17 0.333 0 0 3 0.33 0.166 0 0.5000 7 0.17 1.000 0 0 0 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 0.00 0.00 0.00 0.33 0.33 0.33 0.25 0.25 0.25 0.00 0.00 0.33 0.33 0.25 0.25 0.00 0.00 0.33 0.33 0.25 0.25 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.25 0.25 0.00 0.33 0.25 0.00 0.33 0.25 0.33 0.25 0.00 0.25 0.00 0.33 0.00 0.00 0.33 0.33 0.25 0.25 0.00 0.67 0.00 0.00 0.67 0.00 0.00 0.67 0.00 0.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.67 0.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.67 Nilai MMax 1.00 0.17 0.33 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 0.33 0.50 0.17 1.00 0.50 1.00 0.50 0.00 0.33 1.00 0.50 1.00 0.17 Dari perhitungan nilai Z dihasilkan nilai 7.64, sehingga dapat disimpulkan bahwa dosen tersebut mempunyai kinerja yang sedang dan tinggi. 5. SIMPULAN Setelah dilakukan analisa data, perancangan dan implementasi sistem berbasis pengetahuan dengan metode fuzzy Tsukamoto, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 628

1. Perhitungan fuzifikasi dengan masukan Absen sebesar 70%, Kesesuaian Mengajar (Kepakaran) sebesar 80%, Ketepatan Jam Mengajar (Ketepatan) sebesar 70% dan Jurnal atau Penelitian (Penelitian) sebesar 2, maka didapatkan hasil defuzifikasi sebesar 7,64. 2. Dengan defuzifikasi sebesar 7,64 didapatkan hasil berupa kinerja sedang dan cenderung kinerja tinggi, sehingga pihak perguruan tinggi dapat menetapkan kebijakan reward kepada dosen tersebut untuk meningkatkan motifasi dan kinerja dosen lainnya. DAFTAR PUSTAKA [1]. Agung Setiawan (2013), Sistem Berbasis Pengetahuan untuk Kesehatan dan Perawatan bayi dengan Menggunakan Sistem Fuzzy, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang. [2]. Djunaidi, Much. and Munawir, Hafidh and Utami, Yogi Umi (2006). Evaluasi Kualitas Kinerja Proses Belajar Mengajar dengan Metode Focus, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol.05 No. 01. [3]. Sri Kusumadewi dan Hari Purnomo. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. Yogyakarta. Graha Ilmu. [4]. Yuni Widhiastiwi (2007), Model Fuzzy Dengan Metode Tsukamoto. Bina Widya Vol. 18 No. 02 juli 2007, Fakultas Ilmu Komputer UPN Veteran Jakarta 629