BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. siswa pada proses pembelajaran forehand drive tenis meja pada kelas VIII SMP

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. namun guru tersebut tidak mengarahkan siswa untuk merapikan kembali posisi

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. akan membahas hasil penelitian di lapangan antara lain: a. keadaan fasilitas

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : IX / 1 (Ganjil ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Dedi Asmajaya

Dedi Asmajaya

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Mungkid : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1. : SMPN 2 SilangkitangKabupatenLabuhanbatu Selatan. : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SDN 5

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Titidu Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Teknik dasar passing atas dalam permainan Bola Voli

BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditemukan rendahnya ketrampilan siswa dalam melakukan pukulan forehand top

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SURAT KETERANGANPENELITIAN Nomor : 800.2/20/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas mengenai prosedur penelitian serta hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan modifikasi raket sebagai upaya

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. A. Standar Kompetensi B. Kompetensi dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENERAPAN PEMBELAJARAN SERVIS ATAS BOLAVOLI MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS X DI SMK GRAFIKA PGRI- PAKIS IGIT AGUS SARA & MASHUD

Lampiran 1 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar Dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 7 Bulango Selatan Kabupaten Bone

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. orang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENERAPAN MODEL PKTB DAN PKDLB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI. Indra Kasih Irvan Darmawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP PENELITIAN. : VII / Ganjil. : 2x40 menit (2JP) : 3. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permainan kucing bola dalam lingkaran dapat meningkatkan kemampuan passing

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan servis atas bola voli

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Bola Voly)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi awal hasil belajar passing bawah bola voli siswa putra kelas V

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester : VIII/ 1 (Ganjil ) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan. Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. A. DESKRIPTIF PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLATANGAN di

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RPP PENELITIAN. : VII / Ganjil. : 2x40 menit (2JP) : 2. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI MINI MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA KARET

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2017/2018. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti menyusun lembar observasi guru dan siswa yang bertujuan untuk melihat dan merumuskan masalah yang diperoleh. Berikut ini adalah deskripsi data hasil observasi guru dan siswa pada proses pembelajaran forehand drive tenis meja pada kelas VIII SMP Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2017/2018 yang diambil dari tes siklus I dan tes siklus II berikut ini : Tabel 4.1 Data Hasil Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran forehand drive tenis meja No. Indikator Siklus I Siklus II 1. Penampilan 3 4 2. Membuka Pelajaran 3 4 3. Pengelolaan Kelas 3 3 4. Penyajian materi 3 4 5. Proses interaksi dengan siswa 3 4 6. Pemanfaatan metode latihan 2 3 7. Pengaturan waktu 3 4 8. Menutup pelajaran 3 4 Jumlah 23 30 Rata-rata 2,3 3,0 Persentase (%) 72 % 93,75 % 47

48 Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam dua siklus kegiatan pelaksanaan tindakan kelas diperoleh data bahwa aktivitas guru pendidikan jasmani dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Pada siklus I presentase guru adalah 72% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 93,75%. Tabel 4.1. Data Hasil Observasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Forehand Drive Tenis Meja No. Indikator Siklus I Siklus II 1. Pemahaman terhadap materi yang disampaikan 4 4 2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran 2 3 3. Keaktifan dalam proses pembelajaran 2 4 4. Kemampuan bertanya 2 3 5. Kemandirian 2 3 Jumlah 12 17 Rata-rata 2,4 3,4 Persentase (%) 60 % 85 % Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam dua siklus kegiatan pelaksanaan tindakan kelas diperoleh data bahwa aktivitas atau keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase aktivitas atau keaktifan siswa adalah 60 % sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 85 %.

49 Tabel 4.1. Daftar Nilai Pre-test, Siklus I Dan Siklus II No Hasil Tes Sikap Persiapan Aspek yang di nilai Sikap pelaksanaan Sikap Akhir Jumlah 1 Pre-Test Jumlah = 78 2,60 Jumlah = 66 2,20 Jumlah = 72 2,40 216 7,20 2 Siklus I Jumlah = 88 2,93 Jumlah = 81 2,70 Jumlah = 87 2,90 256 8,54 3 Siklus II Jumlah = 95 3,61 Jumlah = 89 2,96 Jumlah = 94 3,13 278 9,23 Berdasarkan data deskripsi hasil belajar forehand drive tenis meja diatas dapat dilihat bahwa pada pelaksanaan pre-test terdapat jumlah nilai 216 dengan rata-rata 7,20. Artinya hanya 7 orang siswa yang berhasil melakukan forehand drive tenis meja atau 23,33% dari seluruh siswa yang melakukan tes dan 23 orang siswa tidak berhasil melakukan forehand drive atau 76,67 % dari seluruh siswa yang melakukan tes. 4.2 Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II 4.2.1 Hasil Penelitian Siklus I 1. Tahap Perencanaan Pada tahap awal ini peneliti melakukan komunikasi guru bidang studi penjas yaitu tentang bagaimana pelaksanaan tindakan kelas dengan menerapkan metode latihan. Selanjutnya peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan

50 pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar, serta menyusun lembar observasi fortofolio penelitian. 1) Perencanaan tindakan siklus I Pada tahap ini peneliti dan guru pendidikan jasmani merencanakan mengenai pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diantaranya: a) Tim peneliti (guru penjas, peneliti dan mitra kerja) melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa dalam pembelajaran penjas. b) Membuat rencana pembelajaran bersama guru penjas dengan mengacu dalam tindakan dalam PTK, yaitu pembelajaran forehand drive tenis meja. c) Peneliti menyusun instrumen penilaian hasil belajar forehand drive yang digunakan dalam pelaksanaan PTK. d) Menyiapkan media yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran forehand drive tenis meja. e) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar disekolah tempat penelitian dan membuat hasil belajar. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I Setelah perencanaan disusun maka selanjutnya dilakukan tindakan atau pelaksanaan terhadap kesulitan yang dialami siswa. Pada tahap ini peneliti menggunakan metode latihan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa dan

51 untuk meningkatkan hasil belajar forehand drive. Alternatif yang dilakukan yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunankan metode latihan multiball untuk meningkatkan hasil forehand drive tenis mejapada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2017/2018. 3. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru dan siswa menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru digunakan lembar observasi guru dan untuk mengamati proses partisipasi belajar siswa dapat menggunakan lembar observasi siswa. Sedangkan untuk menilai hasil belajar forehand drive siswa digunakan lembar penilaian portofolio. 1. Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Forehand Drive Tenis meja Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran passing atas bola voli kategori cukup dengan persentase 72%. Untuk melihat kemampuan guru dalam proses pembelajaran dapat digambarkan berdasarkan indikator sebagai berikut: a) Penampilan guru dalam kategori baik. Sudah terpenuhi yaitu guru memakai baju dengan rapi, membuka pelajaran dengan baik, dan menggunankan seragam dengan benar. b) Kemampuan guru membuka pembelajaran dalam kategori baik. Sudah terpenuhi yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengarahkan siswa melakukan pemanasan.

52 c) Kemampuan guru mengelola kelas dalam kategori baik. Sudah terpenuhi yaitu upaya guru menertibkan siswa, upaya guru melibatkan siswa dan menangani perilaku. d) Kemampuan guru menyajikan materi dalam kategori baik. Sudah terpenuhi yaitu menguasai bahan, penyajiannya jelas, dan adanya pengayaan materi. e) Kemampuan guru dalam proses interaksi dengan siswa dalam kategori baik. Sudah terpenuhi yaitu guru bersikap terbuka kepada siswa, guru bersikap tegas, guru melihat kesungguhan kepada siswa. f) Kemampuan guru Pemanfaatan Metode latihan dalam kategori cukup baik. Sudah terpenuhi yaitu penjelasan tentang metode latihan, Guru melakukan metode latihan. g) Kemampuan guru dalam hal pengaturan waktu dalam kategori baik. Sudah terpenuhi yaitu ketepatan menyajikan pelajaran, ketepatan mengadakan evaluasi, dan ketepatan mengakhiri pelajaran. Dan belum maksimal dalam ketepatan memulai pelajaran. h) Kemampuan guru dalam hal menutup pelajaran dalam kategori baik. Sudah tercapai yaitu menyimpulkan materi yang telah dipelajari, mengarahkan siswa melakukan pendinginan, dan memimpin doa sebagai penutup pelajaran. Dan belum maksimal dalam menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya.

53 2. Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Forehand Drive Tenis Meja Berdasarkan observasi partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran forehand drive tenis meja siklus I didapatkan bahwa tingkat partisipasi siswa dalam kategori Kurang dengan persentase 60%. Untuk melihat partisipasi atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat menggunakan hasil observasi siswa. Partisipasi atau keterlibatan siswa tersebut dapat digambarkan berdasarkan indikator sebagai berikut: a) Pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam kategori sangat baik. Terlihat dari Cepat menangkap materi yang disampaikan guru, Timbulnya rasa ingin tahu, dan Tidak perlu dijelaskan berulang-ulang. b) Pemahaman siswa dalam Kemampuan melaksanakan pembelajaran metode latihan dalam kategori cukup baik. siswa terlihat kurang baik dalam mengikuti proses pembelajaran melalui metode latihan. c) Pemahaman siswa dalam keaktifan dalam proses dalam kategori baik. Terlihat dari adanya respon yang baik kepada guru, Ada umpan balik siswa kepada guru, dan kurang maksimal antusias siswa mengikuti proses pembelajaran. d) Pemahaman siswa dalam kemampuan bertanya dalam kategori cukup. yang telah terpenuhi yaitu berani bertanya tentang hal yang belum mengerti dan Selain bertanya, siswa juga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru. e) Pemahaman siswa dalam kemandirian dalam kategori cukup. Yang telah terpenuhi adalah mendengarkan dengan baik dan benar dan memperhatikan dengan baik dan benar.

54 3. Capaian Pembelajaran Forehand Drive Tenis Meja Berdasarkan dari hasil observasi kegiatan pembelajaran siklus I, proses pembelajaran melalui variasi pembelajaran dan pendekatan saintifik yang dilakukan guru dan siswa telah mengalami peningkatan. Walaupun pada siklus I masih terlihat kebanyakan siswa masih belum tepat pada saat melakukan proses gerakan forehand drive tenis meja. Jumlah keseluruhan yang diperoleh siswa pada saat melakukan sikap persiapan adalah 88 dengan nilai rata-rata 2,93 jumlah keseluruhan diperoleh siswa saat melakukan sikap pelaksanaan 81 dengan nilai rata-rata 2,70 dan jumlah keseluruhan yang diperoleh siswa pada saat melakukan sikap akhir adalah 87 dengan nilai rata-rata 2,90 dan nilai rata-rata kelas 71,1%. 1) Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran forehand drive sudah dikatakan mulai meningkat. Dari hasil tes siklus I diketahui bahwa dari 30 orang siswa, ada 17 siswa (56,67%) mencapai ketuntasan belajar dan 13 siswa (43,33%) yang belum bisa mencapai ketuntasan belajar. Ini dikarenakan ada beberapa faktor siswa tersebut belum bisa mencapai tingkat ketuntasan belajar yaitu kurang pahamnya siswa dengan proses melakukan teknik forehand drive tenis meja, terutama dalam hal melakukan sikap pelaksanaan dan sikap akhir (indikator) yang dimana deskriptor dari sikap pelaksanaan pada forehand drive adalah 1) Siswa masih banyak melakukan kesalahan pada saat memukul bola bet tidak sampai titik tertinggi.

55 Sikap akhir forehand drive adalah 2) Kebanyakan siswa setelah memukul bola posisi bet tidak tertutup, siswa sehingga sikap akhir tidak kelihatan. Tabel 4.2.1 Data Hasil Belajar Forehand Drive Siklus I No. Hasil Tes Keterangan Jumlah Siswa Persentase 1 0-74 Belum Tuntas 13 43,33% 2 75-100 Tuntas 17 56,67% Jumlah 30 100 % Dari hasil tes siklus I diketahui bahwa dari 30 orang siswa, ada 17 orang siswa (56,67%) mencapai ketuntasan belajar dan 17 orang siswa (43,33%) belum mencapai ketuntasan belajar 43.33% Siklus I 56,67% Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.2.1 Nilai Ketuntasan Belajar Siklus I

56 4. Hasil Refleksi siklus I Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, tercapai keberhasilan pembelajaran melalui metode latihan multiball terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran forehand drive tenis meja, dari data awal ke siklus I. Pada siklus I peningkatan yang diperoleh 17 siswa (56,67%) telah mencapai ketuntasan belajar, namun masih ada 13 siswa (43,33 %) yang belum mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu, peneliti perlu memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa untuk mendukung supaya terlaksananya pembelajaran dengan baik. Pada kegiatan ini siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan melakukan teknik forehand drive tenis meja. Siswa masih memerlukan tambahan waktu lagi dalam menguasai teknik forehand drive tenis meja. Kesulitan siswa tersebut terutama pada saat melakukan sikap pelaksanaan. Adapun permasalahan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Masih perlu meningkatkan pengelolaan kelas dan melaksanakan kegiatan belajar siswa dan menjelaskan teknik forehand drive tenis meja. 2. Masih ada 13 orang siswa (43,33%) belum mampu menguasai teknik forehand drive tenis meja terutama pada sikap pelaksanaan dan pada sikap akhir. 3. Hasil belajar siswa pada siklus I masih rendah, hal ini dapat di lihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 2,93 untuk sikap persiapan, 2,70 untuk sikap pelaksanaan dan 2,90 untuk sikap akhir.

57 Untuk memperbaiki permasalahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I maka dilanjutkan ke siklus II dengan perencanaan sebagai berikut: 1. Siswa: a) Siswa harus meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru b) Siswa harus tetap fokus dan aktif dalam proses pembelajaram c) Siswa tetap memberanikan diri untuk bertanya yang dimana dia belum mengerti dan tidak cepat merasa puas dengan materi yang belum mengerti. 2. Guru : a) Kemampuan guru untuk menampilkan media untuk diamati dalam proses pembelajaranperlu diperhatikan yaitu menampilkan media yang bersifat kreatif dan variatif, sehingga mampu menarik perhatian siswa. b) Kemampuan guru dalam memberi stimulus dalam fase menanya perlu ditingkatkan. Guru tidak terfokus kepada salah satu siswa saja, mampu memberi stimulus kepada siswa untuk bertanya. c) Kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran perlu ditingkatkan. Khususnya guru perlu memperbaiki kualitas media yang digunakan dalam pembelajaran.

58 4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II 1. Tahap Perencanaan Dari hasil analisa data refleksi I, maka dibuat kembali rencana tindakan II sebagai upaya mengatasi permasalahan yang belum terselesaikan pada siklus I. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan tetap membuat perencanaan tindakan sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar siswa dalam melakukan forehand drive tenis meja melalui metode latihan. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menyusun kembali RPP siklus II dan menyusun kembali tes hasil belajar siklus II. Berdasarkan permasalah yang terdapat pada siklus I, maka peneliti dan guru pendidikan jasmani melakukan upaya mengatasi masalah tersebut. Guru pendidikan jasmani terus memberikan motivasi secara langsung kepada siswa. Kemudian guru pendidikan jasmani dan peneliti melakukan tahap tindakan ini dilaksankan pada materi forehand drive tenis meja yang dilaksanakan 2 jam pelajaran (2x40 menit) dan pada akhir siklus dilakukan tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa. a) Perencanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil refleksi peneliti, maka rencana tindakan siklus II akan disusun untuk mengatasi masalah yang ditemukan pada siklus I dan mengatasi permasalahan yang dialami siswa selama pembelajaran forehand drive tenis meja. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Setelah perencanaan disusun maka dilakukan tindakan atau pelaksanaan terhadap kesulitan siswa yaitu guru pendidikan jasmani memberikan perlakuan dengan menggunakan metode latihan dalam proses pembelajaran. Sementara

59 peneliti berperan sebagai pengamat atau observer. Dalam hal ini, guru pendidikan jasmani memberikan materi pembelajaran pada siswa melalui metode latihan forehand drive. Pemberian tindakan II difokuskan pada proses belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar forehand drive tenis meja melalui metode latihan. Pada tahap pelaksanaan tindakan II, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan yaitu: Kegiatan Awal / Pendahuluan : 1. Guru membariskan siswa dilapangan dan siswa berbaris 2. Guru mengucap salam pembuka, membimbing siswa untuk berdoa sebelum masuk materi 3. Guru mengabsen siswa, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan dengan pemanasan statis dinamis, dan lari keliling lapangan. Kegiatan Inti : 1. Guru memberi motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran pukulan forehand drive tenis meja, menjelaskan jenis jenis pukulan dalam permainan tenis meja, dan menjelaskan apa fungsi dari pukulan forehand drive tenis meja (tahap orientasi). 2. Siswa menyimak motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran pukulan forehand drive tenis meja, apa fungsi dari pukulan forehand drive tenis meja dan memperhatikan penjelasan jenis-jenis pukulan dalam permainan tenis meja. 3. Guru mendemonstrasikan gerak teknik dasar Forehand drive pada permainan tenis meja melalui Tahapan awalan yaitu, berdiri dengan sikap persiapan di meja bagian kanan dan menghadap sektor kiri meja lawan. Tangan kanan

60 memegang bet berada di kanan badan dengan siku di tekuk sebesar Sembilan puluh derajat. Telapak tangan kiri memegang bola. Bola di lambungkan setinggi enam belas senti meter, kemudian di pukul dengan bet. Usahakan pantulan bola tidak begitu tinggi dari net. Berikut pelaksanaan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode latihan pada siklus II : 1. Siswa melakukan pembelajaran dengan metode latihan multiball Cara melakukan metode latihan multiball : Pada metode latihan multiball, terlebih dahulu guru menjelaskan dan mendemonstrasikan metode latihan multiball, guru memukul bola dari siswa dari depan meja melewati net dan memukul bola yang dioper dari sisi kanan meja. Seorang guru akan berdiri di samping meja dekat net, dengan kotak penuh bola tenis meja yang diletakkan diatas kursi disampingnya, sehingga mempermudah saat guru akan mengambil satu bola atau lebih dan tidak membuang-buang waktu. Beberapa siswa yang ditunjuk menjadi pengumpan mengambil beberapa bola sekaligus, sementara yang lain mengambil dua atau tiga bola dengan satu per satu, dan memungkinkan bola yang di tangan bisa saja jatuh sebelum di pukul. Kegiatan Penutup : 1. Guru membariskan siswa kemudian membuat evaluasi dan siswa berbaris 2. Mengevaluasi proses belajar yang telah dilaksanakan, memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi dan praktik yang telah di ajarkan

61 3. Melakukan pendinginan. 4. Menutup dengan doa. 3. Observasi Siklus II Pada tahap ini dilakukan observasi siklus II terhadap pelaksanaan tindakan yang menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Lembar observasi tersebut terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa guna mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran passing atas bola voli. 1. Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Forehand Drive Tenis Meja Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran forehand drive tenis meja maka proses pembelajaran yang dilakukan guru dapat digambarkan berdasarkan indikator sebagai berikut: a) Penampilan guru dalam kategori sangat baik. Telah terpenuhi yaitu guru memakai baju dengan rapi, membuka pelajaran dengan baik, dan menggunankan seragam dengan benar dan karismatik guru. b) Kemampuan guru membuka pembelajaran dalam kategori sangat baik. Telah terpenuhi yaitu guru memimpin doa bersama siswa, menyampaian tujuan pembelajaran, dan mengarahkan siswa melakukan pemanasan dan guru memberikan motivasi belajar kepada siswa. c) Kemampuan guru mengelola kelas dalam kategori baik. Telah terpenuhi yaitu upaya guru menertibkan siswa, upaya guru melibatkan siswa dan menangani perilaku.

62 d) Kemampuan guru menyajikan materi dalam kategori sangat baik. Telahterpenuhi yaitu menguasai bahan, penyajiannya jelas,adanya pengayaan materi dan penyajian sistematik. e) Kemampuan guru dalam proses interaksi dengan siswa dalam kategori sangat baik. Telah terpenuhi yaitu guru bersikap terbuka kepada siswa, guru bersikap tegas, guru melihat kesungguhan kepada siswa dan guru bersifat ojektif. f) Kemampuan guru Pemanfaatan Metode latihan dalam kategori sudah baik. Sudah terpenuhi yaitu penjelasan tentang metode latihan, Guru melakukan metode latihan. g) Kemampuan guru dalam hal pengaturan waktu dalam kategori sangat baik. Telah terpenuhi yaitu ketepatan menyajikan pelajaran, ketepatan mengadakan evaluasi, dan ketepatan mengakhiri pelajaran, serta ketepatan memulai pelajaran. h) Kemampuan guru dalam hal menutup pelajaran dalam kategori baik. Telah tercapai yaitu menyimpulkan materi yang telah dipelajari, mengarahkan siswa melakukan pendinginan, dan memimpin doa sebagai penutup pelajaran dan menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah meningkat dibandingkan dari siklus sebelumnya. Pada siklus II proses pembelajaran yang dilakukan guru mencapai persentase 93,75% atau Sangat Baik. 2. Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Forehand Drive Tenis Meja

63 Untuk melihat partisipasi atau keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dapat menggunakan hasil observasi siswa. Partisipasi atau keterlibatan siswa tersebut dapat digambarkan berdasarkan indikator sebagai berikut: a) Pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam kategori sangat baik. Terlihat daricepat menangkap materi yang disampaikan guru, Timbulnya rasa ingin tahu, dan tidak perlu dijelaskan berulang-ulang. b) Keterlibatan siswa dalam kemampuan melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan bermain dalam kategori baik. Siswa terlihat dapat mengikuti pembelajaran berbasis masala,siswa belajar dan bekerja sama serta berdiskusi sesuai kelompok. c) Keterlibatan siswa dalam keaktifan dalam proses dalam kategori sangat baik. Siswa terlihat ada respon yang baik kepada guru, Ada umpan balik siswa kepada guru, dan antusias siswa mengikuti proses pembelajaran dalam kelompok serta motivasi siswa yang tinggi dan kerjasama yang tinggi saat mengikuti proses pembelajaran. d) Keterlibatan siswa dalam kemampuan bertanya dalam kategori baik. Siswa terlihat berani bertanya tentang hal yang belum mengerti. Selain bertanya, siswa juga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru, serta pertanyaan yang diajukan tidak lari dari pembahasan. e) Keterlibatan siswa dalam kemandirian dalam kategori sangat baik.siswa dapat mendengarkan dengan baik dan benar dan memperhatikan dengan baik dan benar, serta fokus pada proses pembelajaran Dari hasil keseluruhan observasi siklus II, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran forehand drive tenis meja berada dalam kategori Baik dengan persentase 85%.

64 3. Capaian Pembelajaran Forehand Drive Tenis Meja Berdasarkan hasil tes gerakan forehand drive tenis meja pada siklus II yang dilakukan kemampuan siswa telah meningkat menjadi lebih baik jika dibandingkan pada tes awal dan siklus I. Pada siklus II di peroleh yaitu 26 orang siswa (86.67%) yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 orang siswa (13,33%). Jumlah keseluruhan yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan sikap persiapan adalah 95 dengan ratarata siswa 3.16, jumlah keseluruhan siswa yang melakukan tahap gerakan pelaksanaan adalah 89 dengan nilai rata-rata siswa 2,96 dan jumlah keseluruhan yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan tahap gerakan akhir adalah 94 dengan nilai rata-rata 3,13 Jumlah skor keseluruhan siswa adalah 278 dengan rata-rata nilai kelasnya 77,2%. Tabel 4.2.2 Data Hasil Belajar Forehand Drive Siklus II No. Hasil Tes Keterangan Jumlah Siswa Persentase 1 0-74 Belum Tuntas 4 13,33% 2 75-100 Tuntas 26 86,67% Jumlah 30 100 % Berdasarkan hasil tes forehand drive tenis meja pada siklus II yang dilakukan kemampuan siswa telah meningkat menjadi lebih baik jika dibandingkan pada tes awal dan siklus I. Pada siklus II di peroleh yaitu 26 orang siswa (86,67%) yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 orang siswa (13,33%).

65 Untuk mempermudah dalam melihat hasil belajar siswa dalam siklus II secara visual dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 13,33% Siklus II Tuntas Tidak Tuntas 86,67% Gambar 4.2.2 Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II 4. Refleksi Siklus II Hasil belajar siklus II ini digunakan sebagai acuan dalam memberikan tindakan pembelajaran forehand drive tenis meja bagi guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Medan. Berdasarkan hasil observasi pada pada siklus II, proses belajar mengajar sudah berjalan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran siklus I. Jika pada siklus I ketuntasan klasikal siswa secara keseluruhan mencapai 56,67%, maka pada siklus II ketuntasan klasikal siswa keseluruhan meningkat menjadi 86,67%. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, peneliti masih perlu memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang lebih baik lagi. Pada pelaksanaan kegiatan, siswa telah memahami gerakan forehand drive tenis meja dan telah mengetahui cara-cara memperbaiki kesalahan gerakan yang dilakukan. Adapun permasalahan yang ditemukan pada siklus II adalah:

66 1. Siswa: a) Masih ada siswa yang belum mampu melakukan forehand drive tenis meja dengan baik dan benar. b) Ada 5 siswa yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum. Kendala yang dialami relatif sama yaitu saat fase pelaksanaan dan fase akhir. Pada fase pelaksanaan: Siswa kesulitan memukul bola dengan bet tidak sampai titik tertinggi. Sedangkan pada fase akhir: Setelah kebanyakan siswa setelah memukul bola posisi bet tidak tertutup sehingga sikap akhirnya tidak kelihatan. 2. Guru: a) Stimulus yang diberikan perlu ditingkatkan agar siswa memberikan respon dalam bentuk pertanyaan. b) Kualitas media yang digunakan dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I maka dilanjutkan ke siklus II dengan perencanaan sebagai berikut: 1. Siswa a) Untuk mengatasinya yaitu dengan memperbanyak melakukan gerakan forehand drive tenis meja. 2. Guru: a) Guru perlu membangun komunikasi yang baik dengan siswa sehingga tercipta suasana akrab, nyaman, dan penuh kasih sayang dalam proses pembelajaran.

67 b) Kemampuan guru dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran harus diperhatikan dan ditingkatkan. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus I Dari analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode latihan multiball, dapat memberikan pengaruh serta meningkatkan hasil belajar forehand drive tenis meja. Dari analisis data juga dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dari tes hasil belajar siswa sebelum menggunakan penerapan metode latihan multiball masih sangat rendah. Maka dilakukan pembelajaran dengan menggunakan penerapan metode latihan multiball pada proses pembelajaran. Dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dari tes hasil belajar siklus I menggunakan metode latihan multiball juga masih rendah. Hal ini dikarenakan terdapat kesulitan-kesulitan yang di alami siswa selama pembelajaran, antara lain sebagai berikut : 1. Siswa kurang mengerti saat melakukan gerakan kontak/pukulan dengan bola, dimana lengan kanan atas turun bergerak ke depan dengan sendirinya bersamaan juga berpindahnya berat badan ke kaki bagian depan (kaki kiri). Untuk mengatasinya peneliti dan guru pendidikan jasmani harus mencontohkan gerakan. 2. Siswa kelihatan bingung saat mengakhiri gerakan dimana setelah melakukan kontak/pukulan dengan bola, gerakan lengan diteruskan dengan relaks ke depan bersamaan juga dengan gerakan kaki kanan dengan relaks ke depan. Berdasarkan hasil dari penelitian data Siklus I dan Siklus II di atas, diperoleh hasil tes forehand drive tenis meja melalui metode latihan multiball

68 pada Siklus I dengan nilai rata - rata kelas mencapai 71,1%. Rata - rata ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan saat pre-test yang hanya mencapai rata-rata 60,0%. Kemudian mengalami peningkatan lagi pada Siklus II dengan nilai ratarata kelas mencapai 77,2%. Hal ini juga dibuktikan melalui hasil pengamatan guru dan peneliti dapat dilihat bahwa keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran pada Siklus I dan Siklus II sangat tinggi. Selain itu dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus II juga meningkat menjadi 26 siswa (86,67%) dibandingkan dengan Siklus I dengan siswa yang memiliki ketuntasan hasil belajar berjumlah 17 siswa (56,67%) dari 30 siswa. Dapat dilihat bahwa pembelajaran teknik pukulan forehand drive tenis meja melalui metode latihan multiball yang tertuang pada siklus I dan II mengalami peningkatan ketuntasan belajar baik secara individual maupun klasikal. Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik adalah melalui metode latihan dapat meningkatkan hasil belajar teknik pukulan forehand drive tenis meja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2017/2018. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar perbandingan dari pre - test, Siklus I dan Siklus II dibawah ini : Perbandingan Hasil Nilai Tuntas Tidak Tuntas 23.33% 76.67% 56.67% 43.33% 86.67% 13.33% Pre test Siklus I Siklus II

69 Gambar 4.3. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus Walaupun pada Siklus II siswa sudah tuntas secara klasikal, akan tetapi dari hasil tes Siklus II masih ada 4 orang siswa yang tidak tuntas dalam teknik pukulan forehand drive tenis meja. Hal ini dikarenakan kesulitan yang dialami beberapa siswa yaitu, siswa masih belum paham tentang teknik pukulan forehand drive tenis meja yang diajarkan. Penguasaan teknik dalam setiap cabang olahraga merupakan kunci utama dalam meraih keberhasilan, demikian pula halnya dalam Tenis Meja khususnya pukulan forehand drive dengan baik maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat sebagai bahan untuk memberikan materi pelajaran teknik pukulan forehand drive tenis meja agar dapat diterima dengan baik dan mudah dimengerti oleh siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan siswa, yaitu metode latihan multiball. Dalam pembelajaran ini siswa diajarkan memahami bagaimana cara belajar dengan bermain sehingga siswa dapat menyerap dan menguasai materi proses pembelajaran teknik dasar pukulan forehand drive tenis meja dengan suasana pembelajaran yang efektif, lebih menyenangkan serta lebih bermakna dan dapat meningkatkan teknik-teknik dalam bermain tenis meja.