BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan mengemukakan beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa dengan didasarkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga. formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Sosial pada siswa di Sekolah Dasar dapat dimulai dengan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Guru mengajar hendaknya memiliki kemampuan yang cukup, ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mengatasi berbagai problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD. social studies, seperti di Amerika. Sardjiyo (repository. upi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, guna menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera. Tujuan pembelajaran IPS pada sekolah dasar secara umum untuk menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar berkehidupan dalam masyarakat serta sebagai bekal dalam kehidupan seharihari, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya dengan baik. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPS diatas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan hakikat proses pembelajaran yang pada dasarnya adalah untuk mengembangkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil observasi tersebut, penulis menemukan permasalahan bahwa tingkat keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi perkembangam teknologi transportasi masih tergolong kurang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan rekan observer, diketahui bahwa kondisi awal rata-rata keaktifan siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran sebesar 26,92% atau masuk pada kategori kurang. Dari 26 orang siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran hanya 7 orang siswa yang masuk ke dalam kategori aktif. Gejala-gejala permasalahan tersebut bisa terlihat dari rendahnya intensitas siswa dalam melakukan aktivitas verbal seperti kegitan tanya jawab dan diskusi. Selain itu, kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses

2 pembelajaran IPS menjadi salah satu faktor pemicu rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keaktifan siswa nyatanya berasal dari guru maupun siswa itu sendiri. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa siswa tidak tertarik dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran IPS. Materi-materi dalam pembelajaran IPS cenderung membosankan bagi para siswa, karena materi dalam pembelajaran IPS bersifat teoritis dan terlalu banyak hapalan. Sehingga hal ini berdampak pada rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengkuti proses pembelajaran IPS. Disamping itu, kurangnya budaya kerjasama antar siswa menjadi faktor yang mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut. Mengingat bahwa kerjasama merupakan fondasi bagi keberhasilan suatu proses pembelajaran. Adapun kegiatan kerjasama itu terjalin hanya karena ada rasa ketergantungan siswa di dalam kegiatan kelompok. Siswa yang tingkat kognitifnya rendah sangat berharap terhadap siswa-siswa yang tingkat kognitifnya di atas rata-rata di dalam melakukan tugas-tugas kelompok. Pun demikian dengan siswa-siswa yang biasa dibebankan dengan tanggungan kelompok tersebut, mereka mau bekerjasama karena ada rasa tidak percaya terhadap anggota-anggota yang lain dalam menyelesaikan tugas kelompok. Namun terlepas dari permasalahan-permasalahan siswa diatas, pada dasarnya faktor yang paling utama adalah dari guru itu sendiri. Faktanya, pada saat pembelajaran berlangsung guru cenderung menguasai kelas (teacher centered) dan hanya menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa tidak dapat membangun pengetahuannya sendiri. Guru pun tidak menyertakan pertanyaan/balikan kepada siswa, sehingga tidak diketahui apakah siswa sudah mengerti atau belum akan materi yang sedang diajarkan. Selain itu, ketidakmampuan guru dalam memanfaatkan sarana dan fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah seperti buku, alat peraga, poster

3 dan lain-lain, masih menjadi masalah yang mendasar pada saat pemebalajaran berlangsung. Hal ini berdampak pada tidak terselenggaranya proses pembelajaran yang menarik dan interaktif. Pembelajaran cenderung monoton dan berjalan satu arah, akibatnya siswa pun tidak terstimulus untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang dilangsungkan. Berdasarkan penjabaran diatas, dapat diketahui bahwa faktor utama penyebab rendahnya tingkat keaktifan siswa adalah tidak bervariatifnya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Terdapat beberapa altenatif tindakan untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan siswa tersebut, diantaranya adalah model pembelajaran group investigetion, student teams achievment division (STAD), think pair and share, kooperatif tipe jigsaw, teams game tournament (TGT), dan problem solving. Model-model pembelajaran tersebut nyatanya dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, karena berdasarkan prinsip dan fungsinya model-model pembelajaran tersebut dapat menstimulus siswa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif. Setelah menganalisis faktor penyebab rendahnya keaktifan siswa kelas IV di SD Negeri Ciburial pada mata pelajaran IPS mengenai materi perkembangan teknologi transportasi, serta analisis beberapa alternatif tindakan untuk mengatasi masalah keaktifan siswa maka alternatif tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Arends, (1997) mengungkapkan bahwa: Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan murid belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

4 Prinsip-prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu kepemimpinan dan tanggung jawab, bentuk kerjasama serta penghargaan kelompok. Secara umum tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah penyajian materi, pembentukan kelompok asal, diskusi kelompok ahli, laporan kelompok asal, evaluasi tentang hasil kerja kelompok dan penghargaan tim. Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena model pembelajaran tersebut memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individual. Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kerjasama antar siswa, rasa tanggung jawab, serta kemampuan dalam memecahkan masalah. Selain itu, terjadi proses belajar dan mengajarkan diantara setiap siswa. Tidak hanya harus mempelajari materi yang diterima, tetapi mereka juga harus mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Mengacu pada prinsip-prinsip dasar, fungsi, serta keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka diharapkan penerapan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV di SD Negeri Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi perkembangan teknologi transportasi. Oleh karena itu, dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengajukan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa kelas IV setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? C. Tujuan Penelitian Dalam rangka memperoleh data/material riset, maka berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV SD Negeri Ciburial. 2. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai tingkat keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Ciburial setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretik Memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, khususnya pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan input pemikiranpemikiran baru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga memungkinkan dirinya untuk menguasai materi lebih, serta meningkatkan minat, keberanian dan rasa solidaritas siswa dalam mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan maupun saran. b. Bagi Guru Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara membelajarkan materi perkembangan teknologi transportasi dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar kualitas serta kinerja guru dalam mengajar dapat meningkat, dan secara bersamaan hasil belajar siswa pun akan meningkat. c. Bagi Pihak Lain yang Berkepentingan Memperoleh ilmu pengetahuan serta pengalaman baru mengenai keterampilan belajar mengajar di sekolah, dansebagai bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. E. Fokus Penelitian Dalam fokus penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai variabel bebas dan keaktifan siswa sebagai variabel terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam pengambilan data maka diperlukan adanya batasan operasional dalam penelitian, yang meliputi: 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah model pembelajaran dimana siswa dengan kelompok yang berbeda-beda menyusun kelompok ahli yang terdiri dari perwakilan kelompok asal

7 untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah kelompok ahli selesai melaksanakan tugas maka anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka ke anggota kelompok asal. 2. Keaktifan Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan (listening activities), mengungkapkan pendapat, berdiskusi, bertanya, menganalisa dan memecahkan soal (mental activities). Keaktifan siswa dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan: a) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; b) terlibat dalam pemecahan masalah; c) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; d) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; e) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. 3. Pembelajaran IPS Di Kelas IV Materi Perkembangan Teknologi Pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV semester 2 tahun ajaran 2013/2014 adalah pembelajaran yang mempelajari tentang perkembangan teknologi transportasi darat, air dan udara yang terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar (KD) 2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. F. Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Jika model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi, maka keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial akan meningkat.