DUKUNGAN SOSIAL PADA PENDERITA HIV/AIDS ATAU ODHA. Kurnia Attari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deviciency Syndrome, yang

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Penyuluhan/pendidikan kesehatan adalah penambahan pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia menginginkan kesejahteraan hidup dimana kesejahteraan

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

MANFAAT DUKUNGAN SOSIAL BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNANETRA DI YAYASAN SAYAP IBU

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, yaitu merupakan penyakit AIDS,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Mortalitas Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

Laporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1. Minggu ke-1 (18 Desember 2014)

: Dukungan Sosial Pada ODHA : Farah Nurbani/ : Anita Zulkaida, SPsi., MSi. ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immunne Deficiency Syndrome) merupakan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

DUKUNGAN KELUARGA DAN DEPRESI PADA PENDERITA HIV/AIDS DI YOGYAKARTA. Panji Andhika Pratama Rr. Indahria Sulistyarini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Adaptational Outcomes pada Remaja di SMA X Ciamis yang Mengalami Stres Pasca Aborsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency

Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

DUKUNGAN SOSIAL DAN POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER PADA REMAJA PENYINTAS GUNUNG MERAPI

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

PENYESUAIAN DIRI PADA ORANG DENGAN HIV DAN AIDS (ODHA) DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, stabilitas dan keamanan pada negara-negara berkembang. HIV dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

1. Pendahuluan PENINGKATAN PENGETAHUAN HIV/AIDS DENGAN MEMANFAATKAN APLIKASI MOBILE ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

Lecture 6 Response to Illness

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017 PROFIL DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BATANG KAPAS PESISIR SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

ABSTRAK. Kata kunci: ODHA (Orang Dengan HIV AIDS), Hak Asasi Manusia, Stigma, Diskriminasi dan Dukungan Sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

Transkripsi:

DUKUNGAN SOSIAL PADA PENDERITA HIV/AIDS ATAU ODHA Kurnia Attari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan kurniaattari@gmail.com Abstrak Permasalahan sosial di Indonesia semakin hari semakain meningkat. Permasalahan sosial yang berhubungan dengan perilaku dan kesehatan seperti HIV dan AIDS menjadi suatu hal yang sebaiknya mendapatkan penanganan serius. AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu suatu kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh virus kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus). Perlu adanya dukungan sosial untuk meningkatkan rasa percaya diri dan untuk mengembangkan kualitas hidup Odha. Seperti yang didefinisikan oleh Sarafino bahwa ukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun dari kelompok. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu subjek penderita Odha bahwa dukungan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sangat membatu kelancaran aktivitasnya seharihari. Adanya dukungan keluarga terutama yang membangkitkan kembali mental individu dalam menghadapi kehidupan, dukungan lingkungan yang memberikan tempat untuk bersosialisasi membuat individu bersemngat lagi. Kata Kunci: dukungan sosial, HIV, AIDS, ODHA PENDAHULUAN Permasalahan sosial di Indonesia semakin hari semakain meningkat. Permasalahan sosial yang berhubungan dengan perilaku dan kesehatan seperti HIV dan AIDS menjadi suatu hal yang sebaiknya mendapatkan penanganan serius. Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional menunjukan, tahun 1987 jumlah penderita AIDS di Indonesia masih lima kasus. Dalam rentang waktu 10 tahun, hanya bertambah menjadi 44 kasus. Tetapi sejak 2007, kasus AIDS tiba-tiba melonjak menjadi 2.947 kasus dan periode Juni 2009 meningkat hingga delapan kali lipat, menjadi 17.699 kasus. Dari jumlah tersebut, yang meninggal dunia mencapai 3.586 orang. Sedangkan, di Provinsi DIY pada tahun 2016 tercatat 1.314 penderita AIDS dan 3.334 penderita HIV (AIDS Yogya, 2018). AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu suatu kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh virus kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut

dinamakan HIV (Human Immunodeficiency virus). Kedua permasalahan sosial ini memepengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem kekebalan atau yang biasa disebut sebagai sistem imun merupakan suatu sistem pertahanan sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasite. Akan tetapi, orang yang terinfeksi oleh HIV AIDS akan mengalami penurunan terhadap sistem kekebalan tubuh sehingga berakibat mudahnya terserang berbagai macam penyakit. Ketika ODHA terserang suatu penyakit yang biasanya tidak berbahaya pada manusia dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, hal ini tidak berlaku untuk mereka. Penyakit yang tidak berbahaya dapat menjadi suatu hal yang membahayakan bahkan membuat penderitanya meninggal (AIDS Yogya, 2018). Bagi ODHA atau orang dengan HIV/AIDS, mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial sangat membantu mereka dalam mengembangkan dirinya. Salah satu cara terbaik untuk member dukungan kepada odha ialah dengan cara menerima dan tidak melihatnya sebagai sesuatu yang mekakutkan. Emery dan Oltmanns (2012) mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan bantuan secara emosional dan langsung yang diberikan kepada seseorang. Dukungan ini bisa berasal dari pihak manapun yang merupakan significant others bagi orang yang menghadapi masalah atau situasi stres, seperti orang tua, pasangan, sahabat, rekan kerja ataupun dokter dan komunitas organisasi. ODHA bukan berarti mereka tidak dapat berkembang dan tidak mampu hidup dalam lingkungan masyarakat. Untuk hidup mereka sangat membutuhkan dukungan sosial dari keluarga, masyarakat maupun lingkungan sekitarnya karena mereka merupakan sekelompok individu yang tidak seperti orang sehat pada umumnya. Berdasarkan uraian permasalah diatas, maka penulis akan membahas mengenai dukungan sosial pada penderita HIV/AIDS atau ODHA di Yogyakarta. PEMBAHASAN Baron dan Byrne (2000) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan anggota keluarga. Dukungan sosial didefinisikan sebagai dukungan dari ruang lingkup kecil maupun besar yang berupa kenyamanan fisik dan psikologis. Tentama (2014) menyatakan bahwa dukungan sosial

sangat berharga dan penting bagi remaja ketika mengalami post traumatic strees disorder (PTSD) karena remaja membutuhkan orang-orang terdekat yang dapat dipercaya untuk membantu dalam mengatasi gangguan tersebut. Menurut Sarafino (Smet, 1994) dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian, atau menerima bantuan dari orang-orang atau kelompok-kelompok lain. Dukungan sosial diartikan sebagai bantuan bersifat positif yang didapatkan individu dari orang maupun kelompok. Tentama (2012) menyatakan bahwa dukungan sosial salah satunya yaitu peran orangtua dalam mendidik anak, orangtua memiliki peranan penting untuk keberhasilan dalam mendidik anak harus didasarkan pada keyakinan bahwa anak dapat disembuhkan. Maka hal yang harus dihindari adalah kecemasan dan ketakutan orangtua terhadap anak yang menderita ADHD. Dukungan sosial adalah suatu pemikiran terbaik sebagai suatu konstruk multidimensional yang terdiri dari komponen fungsional dan struktural. DePanfillis (Andita, 2012). Dukungan sosial merujuk kepada tindakan yang orang lain lakukan ketika mereka menyampaikan bantuan. Dukungan sosial didefinisikan sebagai suatu rangkaian dukungan yang berfungsi sebagai pendukung individu yang membutuhkan bantuan. Tentama (2014) menyatakan bahwa dukungan sosial diperlukan sebagai dorongan untuk individu mengendalikan emosi/perasaan (mudah marah, mudah tersinggung, sedih yang berlarut-larut), kesulitan untuk berkonsentrasi atau berfikir jernih (melamun saat pelajaran), ketakutan, menyendiri, sering mengalami mimpi buruk dan gangguan tidur. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun dari kelompok (Sarafino, 2006). Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial dibagi menjadi 4 yaitu dukungan emosional dan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan. Dukungan emosional dan penghargaan. Kedua dukungan ini mengarah pada pemberian perhatian, kepedulian, ekpresi empati, dan kasih sayang pada Odha. Selain itu, Kita juga bisa memberikan dorongan yang positif serta menghargai ide, keputusan, dan perilaku yang Odha lakukan. Dukungan Instrumental. Dukungan ini

mengarah pada pemberian bantuan secara langsung atau tidak langsung yang dapat berupa jasa atau benda. Misalnya, memberikan perlengkapan hidup, kebutuhan rumah tangga, dan membantu Odha mengurus kehidupan mereka. Dukungan Informasi. Dukungan ini mengarah pada pemberian saran, nasihat, kritikan, dan petuah yang dapat membantu Odha untuk menghadapi kerasnya hidup dan perlakuan diskriminatif yang mungkin diterima dengan sabar dan tabah. Dukungan persahabatan. Dukungan ini erat kaitannya dengan hakikat kita sebagai makhluk sosial. Dukungan ini mengarah pada pemberian dukungan berupa penerimaan dalam sebuah kelompok atau lingkungan sehingga Odha merasa diterima sebagai bagian dari masyarakat. Dukungan dari orangtua, orang terdekat akan bermanfaatbagi penderita Odha, Tentama (2009) dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa pentingnya peran orang tua dan guru dalam menangani anak saat ini, orang tua dan guru dapat menjadi dukungan dalam penanganan anak atau remaja yang mengalami kelainan atau berbeda dengan individu pada umumnya. SIMPULAN AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu suatu kumpulan gejala yang ditimbulkan oleh virus kekebalan tubuh manusia. Virus tersebut dinamakan HIV (Human Immunodeficiency Virus). Perlu adanya dukungan sosial untuk meningkatkan rasa percaya diri dan untuk mengembangkan kualitas hidup Odha. Seperti yang didefinisikan oleh Sarafino bahwa ukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang diterimanya individu dari orang lain ataupun dari kelompok. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu subjek penderita Odha bahwa dukungan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sangat membatu kelancaran aktivitasnya sehari-hari. Adanya dukungan keluarga terutama yang membangkitkan kembali mental individu dalam menghadapi kehidupan, dukungan lingkungan yang memberikan tempat untuk bersosialisasi membuat individu bersemngat lagi.

DAFTAR PUSTAKA AIDS Yogya. (2018). Info HIV/AIDS, apa itu HIV/AIDS?. diunduh tanggal 6 Januari 2018. Sumber: http://aidsyogya.or.id/info-hiv-aids/apa-itu-hiv-aids. Sarafino, E. P. (2004). Health psychology: Biopsychosocial interanction. New York: John Willey & Sons Inc Sarafino, E. P. (2006). Health Psychology: Biopsychosocial interactions. fifth edition. USA: John Wiley & Sons. Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Tentama, F. (2009). Peran orangtua dan guru dalam menangani perilaku hiperaktifitas pada anak ADHD di SLB Negeri 3 Yogyakarta. Jurnal Kes Mas, 3(1), 51-57. Tentama, F. (2012). Peran orangtua mendidik anak ADHD. Republika. No.116. Tentama, F. (2014). Peran dukungan sosial pada gangguan stress pascatrauma. Republika. No.95. Tentama, F. (2014). dukungan sosial dan post-traumatic stress disorder pada remaja penyintas Gunung Merapi. Jurnal Psikologi Undip. 13(2), 133-138