perbedaan menjadi pemicu konflik antar etnis yang tinggal di suatu daerah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu instansi atau organisasi Pemerintah Kota. (Kesbangpol dan Linmas) Kota Tanjungbalai memiliki tugas melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. melainkan kebutuhan untuk meredakan ketegangan konflik dari salah satu pihak.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya etnis yang mendiami wilayah Indonesia. ciri khas itu adalah tingkat perubahan. Setidaknya dua komponen yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia dimana perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB IV ANALISIS DATA. Bahwasanya kehidupan di dunia ini pada kodratnya diciptakan dalam bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUMLOKASI PENELITIAN. Kecamatan Lima puluh adalah sebuah kecamatan dikota Pekanbaru, propinsi Riau.

UKDW BAB I. (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data yang ada penduduk Kabupaten Lampung Selatan secara garis

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF FORKOMPINDA KABUPATEN SEMARANG BERSAMA FKUB, TOKOH MASYARAKAT DAN LINTAS AGAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Arab, Melayu, China, Persia, India dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. serta berbeda kepentingan. Akan tetapi perbedaan-perbedaan itu disatukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. meranti provinsi riau. Jarak Desa Tanjung bunga dengan ibu kota kecamatan

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pekarangan pada dasarnya merupakan lahan di sekitar rumah yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

KESERASIAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT BERBILANG KAUM DI KOTA SIBOLGA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Deskripsi Kelurahan Titi Papan Kecamatan Medan Deli Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan di Indonesia telah berlangsung kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Kelima butir sila yang

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : DOKUMENTASI PENELITIAN. Keterangan: Peta Kelurahan Tigabinanga. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menciptakan suatu keadaan yang baik dan kondusif bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan, apalagi bila disuatu daerah memiliki keragaman budaya dan agama. Suatu keadaan yang kondusif bisa dibentuk apabila adanya suatu sikap keterbukaan antar etnis dimana etnis yang satu dengan etnis yang lainnya bisa menerima perbedaan yang ada. Interaksi positif serta sikap empati juga menjadi faktor penentu untuk menciptakan keadaan yang kondusif dengan memandang baik etnis yang lain dan peduli terhadap keadaan suatu etnis yang ada di dalam suatu daerah tersebut. Tentu dengan adanya faktor pendorong ini bisa menciptakan hubungan sosial yang baik antar etnis yang berbeda di suatu daerah. Namun sebaliknya apabila suatu etnis tidak bisa menerima budaya dan agama dari etnis yang lain dan tidak adanya suatu sikap yang terbuka dari etnis tertentu maka perbedaan menjadi pemicu konflik antar etnis yang tinggal di suatu daerah. Kasus ketidak kondusifan antar etnis sudah sangat sering kita dengar utamanya di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari konflik pembakaran Mesjid yang terjadi di Tolikara Papua, konflik pembakaran Gereja di Aceh Singkil, sampai konflik yang terbaru saat ini yaitu pembakaran Vihara di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Kasus konflik yang terjadi di Indonesia selama ini pada dasarnya sama, yaitu karena perbedaan kepentingan dan tidak adanya keterbukaan dari suatu etnis 1

2 yang tidak bisa menerima etnis yang lain. Seperti kasus yang baru terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Kasus ini bermula dari adanya teguran dari salah satu masyarakat Tionghoa yang merasa terganggu dengan suara Adzan di Mesjid. Karena menurutnya mengganggu ketenangan di malam hari, sikap demikian dianggap tidak menghargai Agama Islam untuk beribadah yang kemudian berujung pada tindak anarkis yang dilakukan oleh umat Muslim yang ada di daerah tersebut. Ini merupakan salah satu unjuk ketidak terbukaan antar etnis yang mengakibatkan terjadinya pembakaran Vihara tempat beribadah Agama Budha yang pada umumnya adalah etnis Tionghoa. Walaupun di beberapa daerah yang berbeda etnis sering terjadi konflik, namun tidak menutup kemungkinan di daerah lain yang memiliki keberagaman etnis bisa hidup dengan kondusif, seperti hal nya yang ada di Kecamatan Manduamas. Salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah ini memiliki keragaman etnis yang tinggal dan hidup bersama tanpa pernah adanya konflik yang berbau SARA. Etnis yang ada di Kecamatan ini pada dasarnya adalah etnis pendatang dari berbagai daerah, ada yang dari Pulau Nias dan juga Pulau Jawa dengan etnis mayoritasnya adalah Melayu (pesisir). Kekondusifan antar etnis terlihat dari hal yang sederhana, yaitu hidup bertetangga walau berbeda agama dan budaya. Selanjutnya terlihat apabila suatu etnis yang sedang melakukan pesta pernikahan, maka etnis yang lain datang untuk membantu kegiatan tersebut. Bentuk lain dari hubungan sosial antar etnis di daerah ini terlihat dari segi pertanian dan perkebunannya, dimana etnis yang berbeda saling membuka lahan

3 disatu tempat yang sama dan tidak pernah ada masalah dalam membuat setapak sawah, saling membantu dalam irigasi, etnis yang satu dengan etnis yang lainnya juga bahu membahu dalam masa panen. Begitu juga dari perkebunannya, banyak etnis yang memiliki lahan mempekerjakan etnis lainnya untuk menjaga lahan yang dimiliki. Hubungan sosial yang terjalin dengan baik juga terlihat dari segi perikanannya, ini terlihat dari banyaknya tambak dengan pekerja dari etnis yang berbeda. Bukan hanya di Kecamatan Manduamas, hubungan sosial yang terjalin dengan baik juga terjadi di daerah lain di Kabupaten Tapanuli Tengah, ini terlihat dari segi politik dimana pasangan pasangan calon bupati tidak hanya berasal dari satu etnis atau satu agama, melainkan dari berbeda agama dan etnis, seperti salah satu calon bupati PAUS (Pastor dan Ustadz), hal ini menjadi salah satu simbol terjadinya hubungan sosial yang baik. Inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk melihat bagaimana hubungan sosial antar etnis, Pola Kehidupan, serta faktor pendukung terciptanya hubungan sosial yang baik di Kecamatan Manduamas. Dari latar belakang diatas maka judul yang penulis ambil yaitu Hubungan Sosial Antar Etnis di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah.

4 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belg diatas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah, yaitu: 1. Hubungan Sosial Antar Etnis di Kecamatan Manduamas 2. Akulturasi dan Adaptasi Budaya Antar Etnis 3. Interaksi Antar Etnis Dalam Kegiatan Sosial 4. Persepsi Masyarakat Terhadap Perbedaan Etnis 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar Penelitian ini lebih terarah maka penulis perlu membatasi masalah dengan hanya mengambil masalah tentang Hubungan Sosial Antar Etnis di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah 1.4 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam Penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Hubungan Sosial Antar Etnis di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah? 2. Bagaimana Kehidupan Antar Etnis di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah? 3. Apa saja faktor yang mendukung terciptanya Hubungan Sosial Yang Baik Antar Etnis di Kecamatan Manduamas?

5 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan diatas yaitu: 1. Untuk Melihat dan Mengetahui Bagaimana Hubungan Sosial Antar Etnis di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah Terbentuk 2. Untuk Melihat dan Mngetahui Pola Kehidupan Antar Etnis di Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli tengah. 3. Untuk Melihat dan Mengetahui faktor apa saja yang mendukung terciptanya Hubungan Sosial Yang Baik Antar Etnis di Kecamatan Manduamas 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya Penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam kajian sosiologi dan antropologi dalam mewujudkan hubungan sosial yang baik dalam keberagaman etnis dan agama yang tinggal bersama 2. Manfaat Praktis Dari adanya Penelitian ini diharapkan agar etnis etnis mengetahui dan sekaligus bisa menjaga hubungan sosial yang baik agar terciptanya keharmonisan dalam setiap wilayah yang di dalamnya hidup etnis yang berbeda