Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis

dokumen-dokumen yang mirip
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) TOMPEYAN TEGALREJO DI KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Penta Hidayatussidiqah Ardin

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Annissa Rizkianti, FKM UI, Universitas Indonesia

Peranan Petugas Kesehatan dan Ketersediaan Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

Castanea Cintya Dewi. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Silvia Rane 1, Yusri Dianne Jurnalis 2, Djusmaini Ismail 3

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT ( ISPA) PADA BALITADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) HARAPAN BUNDATAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

Purnama Sinaga 1, Zulhaida Lubis 2, Mhd Arifin Siregar 3

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

ABSTRACT. Keywords: severe acute malnutrition, child, nutrition status, economic status

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.4, November 2017, hal

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

Transkripsi:

Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis Neli Sunarni 1*, Resna Litasari 2, Lela Deis 3 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis INFORMASI ARTIKEL: Riwayat Artikel: Tanggal diterima: 28 September 2017 Tanggal di revisi : 14 November 2017 Tanggal dipublikasi: 29 Desember 2017 Kata kunci: Lingkungan pergaulan, Perilaku, Seks pranikah. Keyword: Social environment, Behavior, Pre-marital sex. INFORMASI ARTIKEL: Latar belakang: Proporsi kesakitan balita akibat ISPA masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA diantaranya yaitu status gizi. Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor risiko penting terjadinya ISPA. Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis Tahun 2013. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif pendekatan cross sectional. Populasi seluruh ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja sebanyak 1.684 orang. Sampel diambil secara accidental sampling sebanyak 94 ibu yang mempunyai balita. Hasil: Penelitian menunjukkan status gizi balita sebagian besar kategori gizi kurang sebanyak 47 orang (50%). Sebagian besar balita mengalami ISPA sebanyak 63 orang (67%). Hasil uji menunjukkan p-value 0,000 ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis Tahun 2013. Background: The proportion of infant suffering due to acute respiratory infections becomes the leading cause of infant mortality. Many factors that influence the high incidence of acute respiratory infections include nutritional status. Poor nutrition emerges as an important risk factor for acute respiratory infections. Objective: To know the correlation between nutritional status and acute respiratory infections occurrence in under-five years baby at Margaharja Community Health Center, Sukadana Sub-district, Ciamis Regency, 2013. Method: This research used quantitative analytic method of cross sectional approach. The populations of all under-five years baby in the working area of Margaharja Health Center were 1,684 people. Samples were taken by accidental sampling as many as 94 mothers with babies. Result: The research showed the nutritional status of children under five year nutrition category was less than 47 people (50%). Most of children under five year had acute respiratory infections of 63 people (67%). The test result showed that there was a significant correlation between nutritional status and the incidence of acute respiratory infection. Conclusion: There is a significant correlation between nutritional status and the incidence of acute respiratory infections in the working area of Margaharja Health Center of Sukadana Subdistrict, Ciamis Regency in 2013. * Korespondensi penulis. Alamat e-mail: sunan_puan@yahoo.com

Neli Sunarni, dkk., Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA... 71 Pendahuluan World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%- 20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO sebanyak 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara berkembang, dimana ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh sebanyak 4 juta anak balita setiap tahun (Asrun 2010). Angka kematian bayi, balita dan anak merupakan salah satu indikator kesehatan yang sangat mendasar. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007, menunjukkan bahwa proporsi kematian bayi akibat ISPA di Indonesia adalah sebesar 30,8%, artinya dari 100 bayi meninggal, 30 diantaranya meninggal karena ISPA. ISPA masih merupakan penyebab kematian terbanyak pada balita, yakni sebesar 22,8 % atau sebesar 4,6 kematian per 1000 balita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang utama di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada anakanak balita. Di negara berkembang kesakitan dan kematian akibat ISPA bagian bawah mencapai 25%-50%, angka kesakitan ini lebih tinggi lagi. Beberapa diantaranya adalah pneumonia dan bronkiolitis yang terbanyak menimbulkan kematian pada balita, penyakit pneumonia bukanlah penyakit yang baru terdeteksi saat ini. Di Indonesia sendiri, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah cardiovaskuler dan TBC. Hal ini diakibatkan karena faktor sosial ekonomi yang rendah, sehingga meningkatnya angka kematian. Penyakit ISPA sementara ini masih menimbulkan permasalahan kesehatan masyarakat. Jawa Barat merupakan provinsi yang menempati posisi pertama angka kesakitan dan kematian balita terbanyak dibandingkan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Jumlah balita di Jawa Barat pada tahun 2010 yaitu sebesar 3.975.070 balita, dan yang menderita ISPA yaitu sebanyak 199.285 balita atau 50,13%, dengan rincian balita kurang dari 1 tahun sebanyak 70.786 balita, balita 1-4 tahun sebanyak 128.499 balita, dan yang meninggal sebanyak 82 balita dengan rincian, balita kurang dari 1 tahun sebanyak 63 balita, dan balita 1-4 tahun sebanyak 19 balita (Profil Kesehatan, 2011). Tingginya angka kejadian ISPA pada balita disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keadaan gizi yang buruk pada balita. Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA dibandingkan balita dengan gizi normal, karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan berakibat kekurangan gizi. Pada keadaan gizi kurang, balita akan lebih mudah terserang ISPA berat bahkan serangannya lebih lama. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh keluarga agar balita tidak terkena penyakit ISPA antara lain dengan menjaga kondisi lingkungan tetap bersih dan sehat, imunisasi lengkap dan pemberian ASI (eksklusif selama 6 bulan) sampai usia anak 2 tahun. Selain itu, perawatan di rumah sangat penting bagi penatalaksanaan anak dengan ISPA. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA pada anak bayi dan balita yakni faktor intrinsik (umur, status gizi, status imunisasi, jenis kelamin) dan faktor ekstrinsik (perumahan, sosial eko-

72 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, Vol. 1, No. 2, Desember 2017: 70-75 nomi, pendidikan). Risiko akan berlipat pada anak usia dibawah dua tahun yang daya tahan tubuhnya belum sempurna. ISPA pada anak dibawah dua tahun harus diwaspadai oleh orang tua, karena dapat menyebabkan kematian (Yulia, 2010). Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta energi. Kecukupan gizi balita dapat dilihat dari status gizinya (Anwar 2009). Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis berdasarkan laporan tahunan seksi P4B (Pengendalian, Pemberantasan, dan Penanganan Bencana). Penemuan jumlah penderita ISPA pada tahun 2012 mencapai 5.823 balita dari 111.927 sasaran balita. Hal ini menunjukan bahwa ISPA merupakan permasalahan serius yang perlu ditangani. Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Tahun 2013 bahwa jumlah balita sebanyak 1.684 orang, yang mengalami kejadian ISPA sebanyak 208 orang dari 168 sasaran balita dibandingkan dengan Puskesmas lain yang berada di Kabupaten Ciamis (Profil Puskesmas Margaharja, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kepada 10 orang ibu balita dengan teknik wawancara di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja, diketahui bahwa sebanyak 8 orang ibu memiliki balita dengan status gizi kurang serta mengalami kejadian ISPA dan sebanyak 2 orang memiliki balita dengan status gizi baik serta tidak mengalami kejadian ISPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Margaharja Kecamatan Sukadana Kabupaten Ciamis periode Januari-September 2013 sebanyak 1.684 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini accidental sampling sebanyak 94 orang. Pengumpulan data berupa data primer dengan menggunakan lembar chek list. Data status gizi didapatkan dengan melihat catatan, dan penimbangan secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan timbangan yang disiapkan oleh peneliti. Untuk kejadian ISPA didapatkan dengan melihat rekam medik dari hasil pemeriksaan klinis oleh tenaga kesehatan. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi (frekuensi setiap variabel diubah dalam satuan persen (%)). Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji statistic Chi Square Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita Status Gizi F % Gizi Lebih 3 3,2 Gizi Baik 39 41,5 Gizi Kurang Gizi Buruk 47 5 50 5,3 Jumlah 94 100

Neli Sunarni, dkk., Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA... 73 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa bahwa status gizi terbanyak adalah status gizi kurang sebanyak 47 balita (50%), sedangkan paling sedikit status gizi lebih sebanyak 3 balita (3,2%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA pada Balita Kejadian ISPA F % ISPA 63 67 Tidak ISPA 31 33 Jumlah 94 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan kejadian ISPA sebanyak 63 balita (67%) dan yang tidak mengalami ISPA sebanyak 31 balita (33%). Tabel 3. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita Status Gizi Kejadian ISPA Balita ISPA Tidak ISPA Gizi Lebih 1 2 33,3% 66,7% Gizi Baik 11 28 28,2% 71,8% Gizi Kurang 46 1 97,9% 2,1% Gizi Buruk 5 0 0% Total 63 67% 31 33% Total 3 39 47 5 94 Hasil uji Chi Square = 50,825, p-value = 0,000 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 47 balita dengan gizi kurang didapatkan sebanyak 46 balita (97,9%) mengalami ISPA dan sisanya 1 balita (2,1%) tidak mengalami ISPA Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square menunjukkan ada hubungan status gizi dengan kejadian ISPA dengan nilai = 50,825 dan p-value = 0,000 ( P< 0,05). Status Gizi Balita Hasil penelitian menunjukan balita dengan gizi kurang sebanyak 47 balita (50%), gizi baik 39 balita (41,5%) sedangkan balita dengan gizi buruk sebanyak 5 balita (5,3%) dan balita gizi lebih 3 balita (3,2%). Keadaan status gizi dipengaruhi oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung adalah faktor makanan anak dan penyakit infeksi yang diderita anak. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, serta pelayanan kesehatan lingkungan. Keadaan status gizi yang baik dipengaruhi keadaan kesehatan yang baik (tidak menderita penyakit infeksi) dan status sosial ekonomi yang akan mempengaruhi daya beli dan ketersediaan pangan dalam rumah serta konsumsi makanan dalam keluarga. Peningkatan pendapatan memungkinkan orang untuk memilih makan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhannya (Supariasa 2010). Kejadian ISPA pada Balita Dari hasil penelitian diketahui bahwa balita yang mengalami ISPA sebanyak 63 balita (67%), dan sisanya 31 balita (33%) tidak mengalami ISPA. Depkes RI (2010) menyebutkan faktor penyebab ISPA pada balita antara lain berat badan bayi rendah (BBLR), status gizi buruk, imunisasi yang tidak lengkap, kepadatan tempat tinggal dan lingkungan fisik. Lingkungan yang berpengaruh dalam proses terjadinya ISPA adalah lingkungan perumahan, dimana kualitas rumah berdampak terhadap kesehatan anggotanya. Kualitas rumah dapat dilihat dari jenis atap, jenis lantai, jenis dinding, kepadatan hunian dan jenis bahan bakar masak yang dipakai.

74 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, Vol. 1, No. 2, Desember 2017: 70-75 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA pada Balita Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa balita dengan status gizi kurang sebanyak 97,9% mengalami ISPA, sedangkan balita dengan gizi baik 71,8% tidak mengalami ISPA. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan status gizi dengan kejadian ISPA pada balita. Faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian ISPA pada anak bayi dan balita yaitu status gizi. Risiko akan berlipat ganda pada anak usia dibawah dua tahun yang daya tahan tubuhnya masih belum sempurna. ISPA pada anak dibawah dua tahun harus diwaspadai oleh orang tua, karena dapat menyebabkan kematian (Yulia, 2010). Balita dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA dibandingkan balita dengan gizi normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan dan mengakibatkan kekurangan gizi. Pada keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang ISPA berat bahkan serangannya lebih lama (Anwar, 2009). Berdasarkan penelitian Kartasasmita (2005), diketahui bahwa prevalensi ISPA cendrung lebih tinggi pada anak dengan status gizi buruk. Status gizi merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh dalam kejadian ISPA pada balita. Status gizi yang buruk akan lebih mudah terserang ISPA dan balita yang menderita ISPA dapat menyebabkan balita mengalami gangguan status gizi akibat gangguan metabolisme tubuh. Tingkat keparahan ISPA sangat mempengaruhi terjadinya gangguan status gizi pada balita, semakin parah ISPA yang diderita balita maka akan dapat mengakibatkan status gizi yang buruk pada balita dan sebaliknya balita yang mengalami gizi buruk maka ISPA yang diderita akan semakin parah. Simpulan Status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis setengahnya adalah gizi kurang sebanyak 47 balita (50%). Kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis sebagian besar mengalami ISPA sebanyak 63 balita (67%). Ada hubungan status gizi dengan kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis dimana p- value = 0,000 (p<0,005). Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis, dan seluruh balita serta ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Margaharja Sukadana Ciamis yang telah bersedia menjadi responden. Daftar Pustaka Anwar, 2009. Pentingnya Gizi bagi Manusia. Available at: www.digilib. unila.ac.id/178/3/ [Accessed August 15, 2014] Asrun, 2010. Kasus Kematian Pada Anak. Available at: http://depkes.go.id/ [Accessed August 10, 2014] Dinas Kesehatan Ciamis, 2012. Laporan Tahunan Seksi P4B (Pengendalian, Pemberantasan dan Penanganan Bencana), Ciamis. Departemen Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2011. Available

Neli Sunarni, dkk., Hubungan Status Gizi dengan Kejadian ISPA... 75 at: http://www.depkes.go.id/down loads/profil_data_kesehatan_ INDONESIA_TAHUN_2011 [Accessed August 10, 2014] Departmen Kesehatan RI, 2010. Klasifikasi Status Gizi. Available at : http:// www.depkes.go.id [Accessed August 8 th, 2014] Puskesmas Margaharja, 2013. Profil Puskesmas Margaharja. Sukadana Kabupaten Ciamis. Supariasa, 2010. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Yulia, 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian ISPA. Available at: http://www.depkesri.com. [Accessed August 15, 2014]