LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL : Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa SMP N 10 Denpasar Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS OLEH : 1. I.B.Nyoman Putra Dwija,S.Si,M.Biotech (197906052005011002) 2. dr.made Agus Hendrayana,M.Ked (197807172006041004) 3. dr.ni Nengah Dwi Fatmawati,PhD,Sp.MK (197801142002122003) 4. DR.dr.I Dewa Made Sukrama,M.Si,Sp.MK(K) (195810101987021001) 5. dr.komang Januartha P.Pinatih,M.Kes (196701221996011001) 6. DR.dr.Ni Nyoman Sri Budayanti,Sp.MK(K) (196810231998022001) 7. dr.ni Made Adi Tarini,Sp.MK (197605142003122002) 8. dr.putu Yuliandari 9. dr.putu Bayu Mayura PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017 1
A. JUDUL : Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa SMP N 10 Denpasar Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS B. ANALISIS SITUASI Penyakit menular seksual (PMS) atau yang juga disebut infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit yang ditularkan dari orang ke orang melalui semua jenis kontak seksual baik itu melalui vagina, anus, maupun mulut (oral). Sarana penularannya yaitu darah, sperma, atau cairan vagina maupun cairan tubuh lainnya. Selain melalui kontak seksual, beberapa PMS juga bisa ditularkan secara non-seksual, seperti penularan dari ibu ke bayi selama masa kehamilan atau ketika melahirkan, melalui transfusi darah atau akibat berbagi jarum suntik. Beberapa bentuk PMS yang umum adalah klamidia, gonore, herpes genital, infeksi HPV (human papilloma virus), sifilis, dan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Banyak orang tidak menyadari dirinya memiliki PMS, karena memang PMS tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas dan gejala seringkali baru tampak setelah kondisi menjadi parah. Secara global, kasus PMS lebih sering terjadi pada kalangan muda (usia remaja). Ini terkait perilaku seks bebas yang semakin umum saja di kalangan remaja. Peningkatan perilaku seks bebas ini juga terkait dengan peningkatan kasus kehamilan yang tidak diinginkan yang pada akhirnya berujung aborsi. Secara umum, siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena PMS. Remaja menjadi lebih berisiko terkena PMS jika melakukan hubungan seksual terlalu dini C. RUMUSAN MASALAH Semakin dini usia seorang remaja melakukan hubungan seksual pertama kali, masa keaktifan seksnya pun juga semakin lama, sehingga mereka cenderung bergonta-ganti pasangan seks. Tubuh remaja perempuan secara biologis lebih rentan PMS. Serviks (leher rahim) remaja perempuan belum sepenuhnya matang sehingga rentan terhadap organisme tertentu yang menjadi penyebab PMS. Remaja cenderung melakukan hubungan seks tanpa kondom. Seringkali, ini disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya kondom. Kebanyakan remaja tidak mengetahui apalagi melakukan pemeriksaan PMS. 2
Kebanyakan remaja tidak terbuka dan jujur bahwa ia telah melakukan hubungan seks sehingga ia enggan melakukan pemeriksaan PMS. Beberapa bentuk PMS dapat diobati, namun ada juga yang sampai kini belum ditemukan obatnya. PMS merupakan penyakit yang memalukan secara sosial sehingga bisa mengakibatkan penderitaan seumur hidup, bahkan hingga berujung dengan kematian yang mengenaskan. Beberapa PMS yang dapat disembuhkan bila tidak segera ditangani dengan tepat bisa membahayakan, diperlukan suatu upaya Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS di masyarakat khususnya di Kota Denpasar yang menyasar usia produktif yaitu remaja. Maka perlu kiranya diadakan suatu kegiatan program pengabdian masyarakat berupa Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa SMP N 10 Denpasar Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS. Dengan adanya upaya kewaspadaan para remaja, maka upaya pencegahan meluasnya penyebaran bahaya penyakit menular seksual terutama di kalangan remaja dapat terlaksana sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat. D. TUJUAN Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi kepada usia remaja sehingga diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku serta kewaspadaan anak usia remaja terhadap penyebaran bahaya penyakit menular seksual di Daerah Denpasar. E. MANFAAT KEGIATAN Dari pemberian penyuluhan bahaya penyakit menular seksual dan upaya pencegahannya kepada anak-anak usia remaja terutama SMP mengenai informasi bahaya bahaya penyakit menular seksual serta cara-cara pencegahannya, mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat terhindar dari penyakit bahaya penyakit menular seksual. Hasil kegiatan ini juga dapat memberi contoh kepada remaja-remaja lain, keluarganya dan masyarakat lainnya sehingga anggota masyarakat lain juga menjadi tergerak untuk melakukan upaya pencegahan bahaya penyakit menular seksual 3
F. PEMECAHAN MASALAH Untuk turut membantu memecahkan masalah masalah kesehatan di Kota Denpasar seperti yang telah diuraikan di atas, maka langkah langkah yang dapat ditempuh antara lain : Penyuluhan dengan disertai diskusi dan Tanya jawab untuk meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi kepada usia remaja sehingga diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku serta kewaspadaan anak usia remaja terhadap bahaya penyakit menular seksual. G. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS Anak-anak usia remaja terutama anak SMP di kota Denpasar H. METODE KEGIATAN 1. Mengukur tingkat pengetahuan anak usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 2. Penyuluhan kepada anak usia usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 3. Mengubah sikap dan perilaku anak usia usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 4. Meningkatkan kewaspadaan anak usia usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 4
LAPORAN KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai beikut : 1. Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah SMP N 10 Denpasar untuk menginformasikan maksud dan tujuan kegiatan ini dan mohon kerjasama melakukan kegiatan ini 2. Berkoordinasi dengan Kepala Pukesmas Denpasar Utara I untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan serta menyerahkan surat permohonan dan proposal kegiatan. Kepala Puskesmas menyambut dengan baik Kegiatan Program ini dan bersedia untuk mendukung dan membantu sepenuhnya. Kepala Puskesmas kemudian mengkoordinasikan dengan stafnya yang bertugas di Program, kemudian pelaksana kegiatan mengkoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan dengan Petugas Puskesmas mengenai kerja selanjutnya 3. Menghubungi aparat di Kelurahan untuk permakluman melakukan kegiatan ini serta serta meminta ijin melakukan kegiatan penyuluhan kepada Masyarakat 4. Melakukan kegiatan penyuluhan terhadap anak-anak sekolah SMP N 10 Denpasar Kriteria yang dipakai dalam mengevaluasi kegiatan adalah: Banyaknya anak anak SMP N 10 Denpasar yang memahami bahaya penyakit menular seksual. 5
DOKUMENTASI KEGIATAN 6
7
8
9
10