LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tinggal dalam darah atau cairan tubuh, bisa merupakan virus, mikoplasma, bakteri,

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Menular Seksual (PMS) disebut juga veneral (dari kata venus yang

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa sembuh, menimbulkan kecacatan dan juga bisa mengakibatkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DAN HIV / AIDS

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Menular Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan masalah

Situasi HIV & AIDS di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sifilis merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh

APLIKASI SISTEM PAKAR MENDIAGNOSIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SISWI KELAS XI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA NEGERI 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I: PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome atau

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu mulai berkembang dan pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan modal awal seseorang untuk dapat beraktifitas dan

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexual transmitted disease. (STD) atau penyakit menular seksual (Fahmi dkk, 2014).

MAKALAH. Di susun oleh MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI IIA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.2. Sifilis. Epididimitis. Kanker prostat. Keputihan

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan insidens dan penyebaran infeksi menular seksual (IMS) di seluruh dunia,

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. paling sulit dikendalikan, apalagi di tengah dunia yang makin bebas

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh : PUJI YATMI J

Statistics. Total skor sikap responden. N Valid Missing Mean Median Std. Deviation

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Pasfoto 3x4

HUBUNGAN ANTARA USIA, PEKERJAAN, PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

Sugiri Syarief, Ketua BKKBN

I. PENDAHULUAN. pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan remaja di perkotaan. Dimana wanita dengan pendidikan yang

IMS Dan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang utuh bukan hanya bebas penyakit atau kelemahan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan reproduksi remaja (Kemenkes RI, 2015). reproduksi. Perilaku seks berisiko antara lain seks pranikah yang

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP BAGI WANITA PENGHUNI PANTI KARYA WANITA WANITA UTAMA SURAKARTA TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu kala lebih menitik beratkan kepada upaya kuratif, sekarang sudah

BAB I PENDAHULUAN. uterus. Pada organ reproduksi wanita, kelenjar serviks bertugas sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL : Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa SMP N 10 Denpasar Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS OLEH : 1. I.B.Nyoman Putra Dwija,S.Si,M.Biotech (197906052005011002) 2. dr.made Agus Hendrayana,M.Ked (197807172006041004) 3. dr.ni Nengah Dwi Fatmawati,PhD,Sp.MK (197801142002122003) 4. DR.dr.I Dewa Made Sukrama,M.Si,Sp.MK(K) (195810101987021001) 5. dr.komang Januartha P.Pinatih,M.Kes (196701221996011001) 6. DR.dr.Ni Nyoman Sri Budayanti,Sp.MK(K) (196810231998022001) 7. dr.ni Made Adi Tarini,Sp.MK (197605142003122002) 8. dr.putu Yuliandari 9. dr.putu Bayu Mayura PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017 1

A. JUDUL : Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa SMP N 10 Denpasar Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS B. ANALISIS SITUASI Penyakit menular seksual (PMS) atau yang juga disebut infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyakit yang ditularkan dari orang ke orang melalui semua jenis kontak seksual baik itu melalui vagina, anus, maupun mulut (oral). Sarana penularannya yaitu darah, sperma, atau cairan vagina maupun cairan tubuh lainnya. Selain melalui kontak seksual, beberapa PMS juga bisa ditularkan secara non-seksual, seperti penularan dari ibu ke bayi selama masa kehamilan atau ketika melahirkan, melalui transfusi darah atau akibat berbagi jarum suntik. Beberapa bentuk PMS yang umum adalah klamidia, gonore, herpes genital, infeksi HPV (human papilloma virus), sifilis, dan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Banyak orang tidak menyadari dirinya memiliki PMS, karena memang PMS tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas dan gejala seringkali baru tampak setelah kondisi menjadi parah. Secara global, kasus PMS lebih sering terjadi pada kalangan muda (usia remaja). Ini terkait perilaku seks bebas yang semakin umum saja di kalangan remaja. Peningkatan perilaku seks bebas ini juga terkait dengan peningkatan kasus kehamilan yang tidak diinginkan yang pada akhirnya berujung aborsi. Secara umum, siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena PMS. Remaja menjadi lebih berisiko terkena PMS jika melakukan hubungan seksual terlalu dini C. RUMUSAN MASALAH Semakin dini usia seorang remaja melakukan hubungan seksual pertama kali, masa keaktifan seksnya pun juga semakin lama, sehingga mereka cenderung bergonta-ganti pasangan seks. Tubuh remaja perempuan secara biologis lebih rentan PMS. Serviks (leher rahim) remaja perempuan belum sepenuhnya matang sehingga rentan terhadap organisme tertentu yang menjadi penyebab PMS. Remaja cenderung melakukan hubungan seks tanpa kondom. Seringkali, ini disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya kondom. Kebanyakan remaja tidak mengetahui apalagi melakukan pemeriksaan PMS. 2

Kebanyakan remaja tidak terbuka dan jujur bahwa ia telah melakukan hubungan seks sehingga ia enggan melakukan pemeriksaan PMS. Beberapa bentuk PMS dapat diobati, namun ada juga yang sampai kini belum ditemukan obatnya. PMS merupakan penyakit yang memalukan secara sosial sehingga bisa mengakibatkan penderitaan seumur hidup, bahkan hingga berujung dengan kematian yang mengenaskan. Beberapa PMS yang dapat disembuhkan bila tidak segera ditangani dengan tepat bisa membahayakan, diperlukan suatu upaya Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS di masyarakat khususnya di Kota Denpasar yang menyasar usia produktif yaitu remaja. Maka perlu kiranya diadakan suatu kegiatan program pengabdian masyarakat berupa Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Siswa SMP N 10 Denpasar Terhadap Resiko Penyebaran Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS. Dengan adanya upaya kewaspadaan para remaja, maka upaya pencegahan meluasnya penyebaran bahaya penyakit menular seksual terutama di kalangan remaja dapat terlaksana sehingga tercapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat. D. TUJUAN Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi kepada usia remaja sehingga diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku serta kewaspadaan anak usia remaja terhadap penyebaran bahaya penyakit menular seksual di Daerah Denpasar. E. MANFAAT KEGIATAN Dari pemberian penyuluhan bahaya penyakit menular seksual dan upaya pencegahannya kepada anak-anak usia remaja terutama SMP mengenai informasi bahaya bahaya penyakit menular seksual serta cara-cara pencegahannya, mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat terhindar dari penyakit bahaya penyakit menular seksual. Hasil kegiatan ini juga dapat memberi contoh kepada remaja-remaja lain, keluarganya dan masyarakat lainnya sehingga anggota masyarakat lain juga menjadi tergerak untuk melakukan upaya pencegahan bahaya penyakit menular seksual 3

F. PEMECAHAN MASALAH Untuk turut membantu memecahkan masalah masalah kesehatan di Kota Denpasar seperti yang telah diuraikan di atas, maka langkah langkah yang dapat ditempuh antara lain : Penyuluhan dengan disertai diskusi dan Tanya jawab untuk meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi kepada usia remaja sehingga diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku serta kewaspadaan anak usia remaja terhadap bahaya penyakit menular seksual. G. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS Anak-anak usia remaja terutama anak SMP di kota Denpasar H. METODE KEGIATAN 1. Mengukur tingkat pengetahuan anak usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 2. Penyuluhan kepada anak usia usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 3. Mengubah sikap dan perilaku anak usia usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 4. Meningkatkan kewaspadaan anak usia usia remaja di SMP N 10 Denpasar terhadap bahaya penyakit menular seksual. 4

LAPORAN KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai beikut : 1. Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah SMP N 10 Denpasar untuk menginformasikan maksud dan tujuan kegiatan ini dan mohon kerjasama melakukan kegiatan ini 2. Berkoordinasi dengan Kepala Pukesmas Denpasar Utara I untuk menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan serta menyerahkan surat permohonan dan proposal kegiatan. Kepala Puskesmas menyambut dengan baik Kegiatan Program ini dan bersedia untuk mendukung dan membantu sepenuhnya. Kepala Puskesmas kemudian mengkoordinasikan dengan stafnya yang bertugas di Program, kemudian pelaksana kegiatan mengkoordinasikan kegiatan yang akan dilakukan dengan Petugas Puskesmas mengenai kerja selanjutnya 3. Menghubungi aparat di Kelurahan untuk permakluman melakukan kegiatan ini serta serta meminta ijin melakukan kegiatan penyuluhan kepada Masyarakat 4. Melakukan kegiatan penyuluhan terhadap anak-anak sekolah SMP N 10 Denpasar Kriteria yang dipakai dalam mengevaluasi kegiatan adalah: Banyaknya anak anak SMP N 10 Denpasar yang memahami bahaya penyakit menular seksual. 5

DOKUMENTASI KEGIATAN 6

7

8

9

10