BAB I PENDAHULUAN. oleh investor adalah return (tingkat pengembalian) yang diharapkan di masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (surplus fund). Dalam pasar modal, investor sebagai pihak yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. berharga di era perekonomian sekarang ini, dapat juga diartikan sebagai pasar

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Didalam perekonomian negara yang maju dan berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin bertumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. alam, perusahaan-perusahaan Properti dan Real Estate pun turut mendaftarkan diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. jangka pendeknya saja, tetapi juga harus memiliki ketersediaan modal yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam berbagai aktivitas investasi hal utama yang sering dipertimbangkan oleh investor adalah return (tingkat pengembalian) yang diharapkan di masa mendatang dan risiko tertentu yang berkaitan dengan investasi tersebut. Pada pasar modal khususnya pada perdagangan sekuritas, saham merupakan investasi yang selalu dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sulit diprediksikan oleh investor. Oleh karena itu, investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan, serta prospek pertumbuhan perusahaan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara di masa yang akan datang. Ada dua aspek yang melekat dalam suatu investasi saham, yaitu return yang diharapkan dan risiko tidak tercapainya return yang diharapkan. Dalam konsep return dan risiko, investor tidak boleh hanya memperhatikan besarnya return suatu aset, tetapi juga harus melihat seberapa besar risiko yang harus ditanggung. Untuk meminimalkan risiko investasi, investor harus mampu mendiversifikasikan dananya pada berbagai pilihan aset dengan membentuk portofolio yang terdiri dari banyak aset. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor 1

berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return dan risiko secara teoritis pada berbagai sekuritas mempunyai hubungan yang positif. Semakin tinggi risiko akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan, begitu juga sebaliknya. Return atas pemilikan sekuritas khususnya saham, dapat diperoleh dalam dua bentuk yaitu deviden dan capital gain. Dalam penelitian ini konsep return yang digunakan adalah capital gain. Capital gain adalah suatu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari suatu instrumen investasi. Capital gain sangat tergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan capital gain. Untuk memperoleh capital gain yang maksimal, seorang investor harus dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan baik sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi informasi dalam laporan keuangan tersebut tidak akan memberi manfaat yang optimal sebelum pengguna melakukan analisis lebih lanjut, misalnya ke dalam bentuk rasio keuangan. Beberapa rasio keuangan akan membantu investor dalam menilai kinerja keuangan perusahaan dan membuat keputusan investasi. Rasio keuangan perusahaan yang baik umumnya akan meningkatkan nilai capital gain, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan buruk maka hal ini akan mempengaruhi nilai capital gain tersebut karena hilangnya kepercayaan dari investor. Rasio keuangan dalam 2

penelitian ini diukur melalui Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Current Ratio (CR). Sudana (2011:22) mengemukakan bahwa Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya untuk menghasilkan laba setelah pajak. Jika ROA semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat (Ang, 1997:33). Harahap (2008:303) mengemukakan DER menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar (kreditor). Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan semakin besar total utang terhadap total ekuitas (Ang, 1997:35), hal ini juga akan menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Bringham dan Houston (2006:17) mengemukakan Semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang cenderung akan menurunkan harga saham. Penurunan harga saham akan berakibat pada penurunan nilai capital gain. Rasio selanjutnya adalah Price Earning Ratio (PER), rasio ini merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham (market price) dengan Earning Per Share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Sulaiman dan Handi (2008) menjelaskan bahwa PER digunakan oleh para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang. Arifin (2002:87) menyatakan bahwa Perusahaan yang memiliki PER yang tinggi biasanya memiliki peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, begitu juga 3

sebaliknya perusahaan yang memiliki PER yang rendah biasanya memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah. Semakin tinggi PER menunjukkan prospektus harga saham dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, sehingga PER yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham tersebut terhadap pendapatannya. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin besar, sehingga capital gain juga semakin meningkat. Ang (1997:44) mengemukakan PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Price to Book Value (PBV) yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2001:120). Rasio terakhir yang peneliti gunakan adalah Current Ratio (CR), Kasmir (2010:134) menyatakan bahwa current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Semakin besar current ratio yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki 4

saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan nilai capital gain dari saham yang bersangkutan. Kenyataannya, tidak semua teori yang telah dipaparkan diatas sejalan dengan bukti empiris yang ada. Seperti yang terjadi dalam perkembangan perusahaan properti & real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. Adapun besarnya rata-rata capital gain perusahaan properti & real estate yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Rata-Rata Capital Gain, ROA, DER, PER, PBV dan CR Pada Perusahaan Properti & Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014 Variabel Periode 2012 2013 2014 Capital Gain 0,35 0,51 0,37 ROA 6,69 8,35 7,61 DER 0,81 1,10 0,85 PER 19,87 17,36 26,92 PBV 1,63 1,56 2,03 CR 1,96 2,07 2,11 Sumber : www.idx.co.id, data diolah Berdasarkan tabel 1.1 diatas terlihat bahwa perkembangan capital gain perusahaan properti & real estate yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 mengalami fluktuasi. Besarnya capital gain tertinggi terjadi pada tahun 2013 5

sebesar 0,51, sedangkan capital gain terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar- 0,37. Berdasarkan tabel 1.1 di atas juga terlihat bahwa hanya ROA yang menunjukkan kondisi yang sejalan dengan teori yang telah di paparkan sebelumnya terkait pengaruhnya terhadap capital gain, sedangkan rasio DER, PER, PBV dan CR menunjukkan kondisi yang tidak sejalan dengan teori. Dimana terlihat bahwa kenaikan ROA pada periode 2013 diikuti oleh kenaikan capital gain, begitu pula menurunnya nilai ROA pada periode 2014 diikuti oleh penurunan nilai capital gain. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi pada rasio DER, PER, PBV dan CR terkait pengaruhnya terhadap capital gain. Peningkatan nilai DER pada periode 2013 diikuti oleh kenaikan nilai capital gain, kemudian penurunan nilai DER pada periode 2014 menyebabkan penurunan pada nilai capital gain. Kondisi ini tidak sejalan dengan teori yang mengatakan peningkatan nilai DER akan menyebabkan penurunan nilai capital gain dan sebaliknya. Selanjutnya fenomena yang terjadi pada Price Earning Ratio (PER) terkait pengaruhnya terhadap capital gain. Dimana seharusnya mempunyai hubungan yang berbanding lurus. Permasalahan yang terjadi adalah pada periode 2013, PER mengalami penurunan akan tetapi capital gain menunjukkan peningkatan. Begitu pula pada periode 2014, PER mengalami kenaikan akan tetapi nilai capital gain menunjukkan penurunan. Hal yang serupa juga terjadi pada rasio Price to Book Value (PBV), dimana secara teori seharusnya hubungan antara PBV dengan capital gain berbanding lurus, akan tetapi pada periode 2013 dan 2014 terjadi hal yang sebaliknya. Current ratio juga menunjukkan fenomena yang tidak jauh 6

berbeda dengan rasio PBV, dimana kondisi yang tidak sejalan dengan teori terlihat pada periode 2014, yaitu peningkatan CR yang terjadi akan tetapi nilai capital gain menurun. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu peningkatan current ratio akan diikuti oleh peningkatan nilai capital gain. Penelitian mengenai capital gain telah banyak dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu seperti Affinanda (2015) dan Pardamean (2006) yang menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap capital gain, hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Robu dkk (2014) yang menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap capital gain. Selain ROA, penelitian mengenai pengaruh DER dan CR terhadap capital gain juga memiliki hasil yang berbeda-beda. Seperti hasil penelitian Puspitasari (2012) yang menyatakan bahwa DER mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan, sedangkan CR mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap capital gain. Hal ini berbeda dengan penelitian Petcharabul dan Roprasert (2014) yang menyatakan bahwa CR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap capital gain. Selanjutnya Asiah (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap capital gain. Hal ini bertentangan dengan penelitian Indriani (2014) dan Astutik (2005) yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh signifikan terhadap capital gain. Kemudian Nathaniel (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa PBV mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap capital gain, akan tetapi hal ini 7

bertentangan dengan hasil penelitian Sulaiman dan Handi (2008) yang menemukan bahwa Price to Book Value (PBV) berhubungan negatif tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Melihat fenomena capital gain dalam kaitannya dengan rasio rasio keuangan yang tampak pada tabel 1.1, serta adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu (research gap) dengan variabel yang sama mendorong peneliti untuk melakukan pengujian kembali mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap capital gain. Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian Pardamean (2006) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi capital gain. Sebagai pembeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti menambah variabel lain seperti current ratio dan pertumbuhan laba sebagai variabel intervening. Pertumbuhan laba dijadikan sebagai variabel intervening karena sebelum investor memutuskan untuk membeli saham, investor perlu juga melihat bagaimana pertumbuhan laba suatu emiten. Jika pertumbuhan laba per tahun selalu naik maka perusahaan dipandang investor akan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian kenaikan capital gain akan proporsional dengan pertumbuhan laba. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan properti & real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012, 2013, dan 2014. Alasan peneliti memilih perusahaan properti & real estate karena perkembangan industri properti dan real estate saat ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan maraknya pembangunan perumahan, 8

apartemen, perkantoran dan perhotelan. Perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estate membutuhkan dana yang cukup besar, memiliki tingkat resiko yang relatif tinggi, namun tidak begitu terpengaruh oleh kondisi perekonomian dan cenderung lebih stabil dibandingkan dengan perusahaan bidang lainnya. Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan bahwa sektor properti & real estate merupakan sektor yang cukup berprospek untuk kegiatan investasi, terlihat dari pertumbuhan investasi di sektor properti pada tahun 2015 optimis mencapai 40 % per tahun. (Bisnis.com diakses tanggal 19 Desember 2015) Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Properti & Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: 1. Apakah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Current Ratio (CR) berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap Capital Gain? 9

2. Apakah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Current Ratio (CR) berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap Pertumbuhan Laba? 3. Apakah Pertumbuhan Laba berpengaruh terhadap Capital Gain? 4. Apakah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Current Ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai variabel intervening? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Current Ratio (CR) terhadap Capital Gain baik secara parsial maupun simultan. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Current Ratio (CR) terhadap Pertumbuhan Laba baik secara parsial maupun simultan. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Capital Gain. 10

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV) dan Current Ratio (CR) secara parsial terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai variabel intervening. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai rasio keuangan yang mempengaruhi capital gain. 2. Bagi emiten, digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan financial guna meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga lebih meningkatkan nilai (value added) perusahaan. 3. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi tambahan dalam berinvestasi di pasar modal sehingga bisa meminimalisasi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi dan dapat memperoleh imbalan hasil (return) berupa capital gain yang memuaskan. 4. Bagi calon peneliti, sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang sejenis dan sebagai tambahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. 11