PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA Siti Sulastri Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: sitisulastri037@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan LKS di SMP. Mengetahui kevalidan, kepraktisan dan keefektifan LKS berbasis kontekstual yang ditujukan untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII pada materi himpunan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan LKS matematika. Penelitian ini menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation). Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah Lembar Kerja Siswa berbasis kontekstual. Hasil analisis tingkat kualitas LKS berbasis kontekstual yaitu; (1) Uji validitas untuk ahli materi menunjukkan rerata 3,46, ahli media menunjukkan rerata 3,24, sehingga LKS masuk ke dalam kategori Valid ; (2) Uji kepraktisan dinyatakan praktis oleh respon guru dengan respon positif dan lebih dari 80% memberikan respon dengan positif (3) Uji keefektifan diperoleh 80% siswa tuntas. Dari ketiga uji yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis kontekstual mampu memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar. Kata Kunci: LKS, kontekstual, pemecahan masalah. PENDAHULUAN Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep matematika selalu digunakan dalam aspek kehidupan, dan juga memberi manfaat bagi ilmu yang lain. Proses pembelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan sangat penting maka dibutuhkan peran guru dalam mewujudkan terlaksananya proses pembelajaran yang menyenangkan dan tercapainya tujuan pembelajaran matematika yaitu siswa dapat memecahkan masalah. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Salah satu bahan ajar yang bisa digunakan untuk menunjang proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Depdiknas (2008: 25) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kerja Siswa adalah salah satu bahan ajar 1
inovatif yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran khususnya implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan LKS diharapkan pembelajaran lebih terarah dan dapat membantu siswa mengimplementasikan pengetahuan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari, Karena tujuan pembelajaran mudah tercapai jika siswa mengalami langsung apa yang diberikan. Pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapan dalam kehidupan mereka adalah pembelajaran kontekstual (Daryano dan Rahardjo Mulyo, 2012: 156). Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan memecahkan masalah dari apa yang dipelajarinya. Sumarmo dalam Tina Sri Sumartini (2016: 13) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dalam wawancara yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Poncowarno, menemukan fakta bahwa bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran masih terbatas, sehingga guru masih kesulitan dalam menyampaikan pembelajaran secara kontekstual. Selain itu LKS yang beredar saat ini mengemas materi cenderung kurang bermakna bagi siswa yang mengakibatkan siswa hanya menghafal materi tanpa memahami konsep yang ada. Hal tersebut berakibat pada kemampuan pemecahan masalah siswa kurang terfasilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kebutuhan LKS di SMP, (2) mengetahui Lembar Kerja Siswa berbasis kontekstual yang valid, praktis dan efektif untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development) yaitu pengembangan LKS matematika. Penelitian ini menggunakan model ADDIE. Menurut Dick and Carry dalam Endang Mulyatiningsih (2014: 200) model 2
pembelajaran ADDIE melalui lima langkah yaitu Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Pada proses penelitian dan pengembangan ini menilai kualitas LKS berbasis kontekstual dengan tiga kriteria yaitu valid, praktis dan efektif. Tingkat kevalidan LKS diukur dari ahli materi dan ahli media. Tingkat kepraktisan LKS diukur oleh respon siswa dan guru dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemudahan LKS dapat digunakan dalam pembelajaran pada uji coba lapangan. Analisis tingkat keefektifan dilakukan dengan cara mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa setelah menggunakan LKS berbasis kontekstual. Menurut Yuni Yamasari (2010) media dikatakan efektif jika hasil tes prestasi siswa lebih besar atau sama dengan 80% dari seluruh subyek uji coba mencapai skor tuntas. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Poncowarno pada bulan April tahun 2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan tes. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menghasilkan suatu produk yang diberi nama LKS berbasis kontekstual. Pengembangan produk berupa LKS ini mengikuti model pengembangan ADDIE yang meliputi: (1) tahap analysis yakni diperoleh data bahwa siswa membutuhkan suatu bahan ajar yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika; (2) tahap design berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka peneliti membuat suatu rancangan produk berupa LKS yang sesuai dengan hasil analisis sebelumnya yaitu LKS berbasis kontekstual. Pada tahap ini dilakukan perancangan desain produk dan penyusunan Lay out, Cover, materi, gambar, soal, dan jawaban; (3) tahap development kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pembuatan produk yang sesuai pada tahap desain menggunakan Ms. Word kemudian LKS dicetak dalam bentuk buku dengan kertas HVS dengan desain cover beberapa gambar yang telah disesuaikan dengan materi himpunan, LKS yang telah dibuat selanjutnya divalidasi oleh ahli materi dan ahli media; (4) tahap implementation pada tahap ini dilakukan implementasi produk kepada siswa dengan dua tahap yaitu uji coba lapangan terbatas dan uji coba lapangan perluas. Pada uji coba lapangan terbatas dilakukan di kelas VII dengan 5 3
siswa yang dipilih acak oleh peneliti. Uji coba lapangan perluas dilakukan di kelas VII H dengan 30 siswa. Pada tahap ini diperoleh hasil rekapitulasi skor yaitu 81,04% menunjukkan bahwa LKS tersebut masuk ke dalam kategori positif ; (5) tahap evaluation pada tahap ini siswa diberikan soal tes berupa soal uraian yang terdiri dari 4 item butir. Soal tes hasil belajar untuk mengukur keefektifan dari LKS berbasis kontekstual. Menurut Khabibah dalam Trianto Ibnu Badar al-tabany (2014: 26) suatu media pembelajaran dikatakan layak jika memenuhi 3 aspek yaitu: aspek validitas dari ahli atau praktisi, aspek kepraktisan, dan aspek keefektifan. Bahan ajar ini telah melalui 3 macam uji yang terdiri dari uji validitas, uji kepraktisan, dan uji efektifitas. Pada tahap uji validasi, dilakukan proses pengisian lembar validasi yang telah tersedia. Hasil penilaian dari ahli materi ditampilkan pada Tabel 1 dan penilaian ahli media ditampilkan pada Tabel 2. Dari proses validasi tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa LKS masuk dalam kategori valid dengan rerata 3,24 oleh ahli media dan rerata 3,46 dengan kategori valid oleh ahli materi, sehingga LKS dapat digunakan dalam uji coba selanjutnya. Dari proses validasi LKS, penulis memperoleh masukan dari ahli media dan ahli materi. Masukan tersebut adalah memperbaiki sampul yang masih abstrak serta mengganti soal-soal agar mengarah ke kontekstual. Sedangkan dari ahli materi memperoleh masukan diantaranya melengkapi materi dan memperbaiki gambar yang belum kontekstual agar sesuai dengan soal. Dari masukan tersebut, penulis melakukan revisi pada LKS agar menjadi lebih baik dan dapat diujicobakan. Dari hasil analisis lembar validasi ahli materi dan ahli media menunjukkan bahwa bahan ajar sudah valid digunakan karena telah memenuhi syarat dan kriteria bahan ajar, bentuk dan warna menarik, sederhana dan mudah dikelola, ukuran sesuai. Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian Ahli Materi No Aspek Validator Nilai rerata Kriteria 1 2 1. Kompetensi 3 4 3,5 Valid 2. Kualitas Materi 3 3,86 3,43 Valid Rerata 3 3,93 3,46 Valid 4
Tabel 2. Rekapitulasi Penilaian Ahli Media Pada uji kepraktisan dilakukan penyebaran angket respon siswa dan respon guru pada akhir pembelajaran. Untuk mengukur respon tersebut, penulis menggunakan angket respon siswa dan guru. Dari uji kepraktisan tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa LKS berbasis kontekstual memperoleh respon positif dari 80% jumlah seluruh siswa diperoleh rerata 81,04%, termasuk kategori positif, dengan persentase dan respon guru rerata 83,75% termasuk kategori positif sehingga LKS berbasis kontekstual dikatakan praktis karena memenuhi klasifikasi 80% memberikan respon positif. Dari hasil analisis tingkat kepraktisan menunjukkan bahwa LKS berbasis kontekstual mudah digunakan bagi guru dan siswa dalam memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga praktis digunakan sebagai bahan ajar. Pada uji efektivitas, penulis melakukan proses pembelajaran menggunakan LKS berbasis kontekstual. Kelas yang dipilih adalah kelas VII H SMP Negeri 1 Poncowarno, dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Penulis memberikan soal post test untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa setelah menggunakan LKS. Dari jumlah siswa yang tuntas dalam post test, diperoleh tingkat keefektifan sebanyak 80% siswa dapat mengerjakan soal pemecahan masalah setelah menggunakan LKS. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis kontekstual terbukti efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran untuk memfasilitasi siswa dalam memecahkan masalah. No Aspek Nilai rerata 1. Tata Bahasa 3 2. Gambar 3,4 3. Kemasan atau Cover 3,2 4. Kelengkapan Komponen LKS 3,6 5. Kesusaian dengan CTL 3,3 6. Memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah 3 Rerata 3,24 5
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan dapat disimpulkan; 1) lembar kerja siswa berbasis kontekstual ini dibutuhkan di SMP untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah siswa; 2) LKS tersebut layak digunakan sebagai bahan ajar karena memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Saran pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dapat dikemas dalam bentuk digital yang lebih menarik perhatian siswa untuk belajar dengan cara yang menyenangkan serta ditambah latihan soal. DAFTAR PUSTAKA Daryanto dan Rahardjo Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Endang Mulyatiningsih. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tina Sri Sumartini. 2016. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. STKIP Garut. Jurnal Mosharafa Vol 8 No 3. Diunduh dari http://online-jurnal.stkipgarut.ac.id pada tanggal 5 Februari 2017. Trianto Ibnu Badar al-tabany. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group Yuni Yamasari. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Artikel disajikan dalam Seminar Nasional Pascasarjana X-ITS, Surabaya, 4 Agustus 2010. Diunduh dari http://www.snps.its.ac.id pada tanggal 12 Oktober 2016. 6