1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) pada saat sekarang ini menjadi masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. penderita mengalami komplikasi pada organ vital seperti jantung, otak, maupun ginjal.

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) pada saat sekarang ini menjadi masalah kesehatan yang sangat serius. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 mendatang, 60% kematian dari seluruh angka kesakitan di dunia disebabkan oleh PTM dan 80% diantaranya terjadi di negara berkembang. Penyakit tidak menular yang menjadi pembunuh utama di dunia yaitu kardiovaskuler (19%), diikuti setelahnya kanker (9%) dan pernapasan kronik (5%). Diperkirakan pada tahun 2030 akan terjadi kenaikan hingga 24% kematian di dunia disebabkan oleh kardiovaskuler. Faktor resiko yang berperan menurut WHO adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurang aktifitas fisik, obesitas dan Hipertensi. Menurut WHO (2013) 17 milyar kematian didunia disebabkan oleh kardiovaskuler dan 9,4 milyar kematian diakibatkan komplikasi hipertensi setiap tahunnya Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas normal. Seseorang dikatakan Hipertensi apabila tekanan darah sistolik/distoliknya 140/90 mmhg yang diukur ketika sedang duduk. Penyakit ini diakibatkan meningkatnya tekanan darah secara kronis. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tergolong silent killer yaitu penyakit yang dapat membunuh manusia secara tidak terduga. Sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari telah menderita hipertensi sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah. Penyakit ini dapat meningkatkan resiko seseorang terkena PTM lainnya seperti stroke, aneurisma, gagal jantung, sampai kerusakan (3, 4) organ ginjal. (1, 2) 1

2 Secara global kasus hipertensi terus meningkat diberbagai negara. Jumlah penderita hipertensi diseluruh dunia pada tahun 2000 mencapai 957 958 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah kasus hipertensi akan mencapai 156 milyar orang atau sama dengan 60% dari 43% angka kesakitan populasi penduduk dewasa di dunia. Pada Tahun 2011 WHO mencatat satu miliar orang di dunia menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi tertinggi didunia yaitu sebesar 46% terjadi di wilayah Afrika, menyusul wilayah Timur Mediterania 42%, wilayah Eropa 40%, wilayah barat pasifik 38%, Asia 36% dan prevalensi terendah wilayah Amerika dengan prevalensi 35%. Berdasarkan pemaparan data tersebut dapat diketahui persentase angka penderita hipertensi di negara berkembang lebih tinggi (2, 3) dibandingkan negara maju. Hipertensi (6,8%) termasuk dalam tiga penyakit yang menjadi penyebab kematian semua umur di Indonesia setelah stroke (15,4%) dan Tuberkulosi (7,5%). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi (25,8%) dibandingkan penyakit kardiovaskuler lainnya (jantung koroner 2,0%, gagal jantung 0,16% dan stroke 19,1 permil) dan diestimasi akan meningkat menjadi 42% pada tahun 2025. Prevalensi hipertensi di Indonesia cenderung tinggi pada perempuan (28,8%) daripada laki-laki (22,8%). Jumlah penderita hipertensi yang ditangani oleh tenaga kesehatan hanya 36,8% sedangkan 63,25% hipertensi di Indonesia tidak terdiagnosis tenaga kasehatan. Penderita hipertensi pada umumnya adalah yang berusia 40 tahun keatas namun pada saat ini hipertensi juga dapat terjadi pada usia subur (15-49) tahun. Persentase hipertensi di Indonesia pada usia subur (15-49) tahun adalah sebanyak ±28,2% dari (5, 6) jumlah prevalensi hipertensi di Indonesia.

3 Prevalensi hipertensi di Sumatera Barat (Sumbar) adalah sebesar 22,6%. Sumatera Barat termasuk 21 provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi di banding provinsi lainnya di Indonesia. Hipertensi di Sumbar pada tahun 2015 adalah 62466 kasus, cenderung tinggi pada wanita (71,4%) dibanding laki-laki (28,5%) dan 10% terjadi pada usia subur (15-49). Persentase hipertensi pada wanita usia subur di Sumatera Barat adalah (50,5%). Wanita Usia Subur (WUS) lebih beresiko menderita hipertensi dengan tingkat hipertensi berat karena keterpaparan wanita lebih tinggi terhadap faktor resiko dibandingkan laki-laki, seperti penggunaan obat-obat hormonal sedangkan laki-laki lebih banyak menderita hipertensi pada usia 40 tahun keatas. (6-8) Hipertensi pada wanita usia subur akan mempercepat munculnya komplikasi penyakit kardiovaskular (seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung dan kerusakan ginjal kronik) dan dapat mempercepat terjadinya penurunan fungsi kognitif seseorang. Dampak hipertensi pada wanita usia subur adalah berhubungan dengan masalah kehamilan. Wanita usia subur yang mengalami mengalami hipertensi kronik sebelum kehamilannya beresiko menyebabkan pre-eklamsi-eklamsi (PE-E) dan pendarahan. Angka pre eklamsi di Indonesia 3,4%-8,5%. Pre-eklamsi dapat berujung pada kematian ibu. Berdasarkan penelitian Apriliani (2009) menyatakan bahwa ibu yang mempunyai riwayat hipertensi sebelum kehamilannya (4, 9) beresiko 4,125 kali mengalami preeklamsia. Menurut Kemenkes RI Tahun 2013, faktor risiko hipertensi terbagi dalam dua kelompok. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol (umur, riwayat keluarga, jenis kelamin) dan dan faktor yang dapat diubah/dikontrol (kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas,

4 aktivitas fisik, stress dan penggunaan esterogen). Sementara itu menurut Bustan 2003, hipertensi kian menjadi masalah global karena penambahan faktor resiko yang dengan wanita pasangan usia subur yaitu faktor reninangiotensin-aldosteron (hormone-hormon yang mempengaruhi tekanan darah) seperti penggunaan kontrasepsi hormonal (suntik, pil, dan implant). Hipertensi tidak hanya disebabkan (4, 6, 7) oleh satu faktor yang spesifik terutama hipertensi esensial. Elvyrah Faisal dkk, 2012 menemukan bahwa faktor resiko yang berpengaruh terhadap hipertensi pada wanita adalah aktvitas fisik OR=4,23, stres OR=4,33, obesitas OR=4,67, pendidikan OR=2,3, penggunaa alat kontrasepsi hormonal OR=2,62. Sedangkan menurut Ceidy Silva Tamunu dkk, 2015 menyebutkan terdapat hubungan antara kontrasepsi hormonal dan riwayat keluarga dengan hipertensi pada wanita usia subur, dimana wanita usia subur yang memakai kontrasepsi hormonal jenis pil 14 kali beresiko terkena hipertensi dan yang memiliki riwayat keluarga (10, 11) hipertensi beresiko 4,5 kali dibandingkan yang tida memiliki riwayat keluarga. Dinas Kesehatan Kota Padang mencatat bahwa hipertensi lima tahun terakhir hingga tahun 2015 termasuk dalam 10 penyakit terbanyak di Kota Padang. Kasus hipertensi di Kota Padang cenderung tinggi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan kejadian hipertensi yang cukup signifikan dari tahun sebelummya yaitu sebanyak 41768 (4,76%) kasus pada tahun 2013 dan sebanyak 46759 (5,3%) pada tahun 2014, tahun 2015 kasus hipertensi mengalami penurunan namun tetap tinggi yaitu 47051 (5,21%). Kasus hipertensi di Kota Padang cenderung tinggi pada wanita (62%) dan 11% terjadi pada wanita usia subur. Puskesmas dengan kasus hipertensi tertinggi di Kota Padang tahun 2015 berturut-turut adalah Puskesmas Andalas 5116 (6,6%), Puskesmas Pauh 1899 (2,8%) dan Puskesmas Lb.Buaya 2646 (2,6%) (8)

5 Puskesmas Andalas adalah Puskesmas dengan kasus hipertensi tertinggi di Kota Padang yaitu 5116 (6,6%). Kasus hipertensi di Puskesmas Andalas pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6607 (8,2%) dan pada tahun 2015 sebanyak 5116 (6,6%). Telah terjadi penurunan kasus hipertensi dari tahun 2014-2015 namun pada tahun 2015 hipertensi masih merupakan kasus tertinggi pada jenis penyakit tidak menular. Berdasarkan survey awal ke Puskesmas Andalas didapatkan jumlah kasus hipertensi dari bulan Januari-Agustus 2016 sebanyak 541 kasus baru. Kasus hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Andalas adalah 183 (73,4%) dari seluruh kasus (12, 13) hipertensi pada usia subur (15-49) tahun, jumlah ini tergolong tinggi. Berdasarkan uraian diatas dan tren perkembangan kejadian hipertensi yanga terjadi secara global hingga Puskesmas Andalas Kota Padang, maka peneliti ingin melihat faktor resiko yang berperan terhadap hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Apa Sajakah Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan hipertensi pada wanita Usia subur di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2016 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi riwayat keluarga, status ekonomi, riwayat diabetes melitus dan penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap hipertensi wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Andalas Tahun 2016.

6 2. Mengetahui hubungan riwayat keluarga dengan hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2016 3. Mengetahui hubungan status ekonomi dengan hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2016. 4. Mengetahui hubungan riwayat diabetes melitus dengan hipertensi pada wanita usia subur di Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2016 5. Mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan hipetensi pada wanita usia subur di Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2016 6. Mengetahui variabel independen dominan yang berhubungan dengan hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2016. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam menganalisis suatu permasalahan dalam penelitian. 2. Tambahan sumber informasi berkaitan dengan faktor risiko hipertensi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Manfaat bagi puskesmas Andalas/dinas kesehatan setempat. Bahan masukan bagi petugas Puskesmas/dinas setempat untuk menyusun kebijakan dan strategi dalam pencegahan dan mengatasi hipertensi. 2. Manfaat bagi FKM Unand

7 Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi FKM Unand mengenai hal-hal terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada wanita usia subur. 3. Manfaat bagi Masyarakat Memberikan pengetahuan mengenai faktor risiko dan upaya pencegahan hipertensi supaya dapat menghindari maupun mencegah segala hal yang bisa meningkatkan angka kejadian hipertensi. 4. Manfaat bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang penyakit hipertensi dan faktor risikonya terutama hipertensi pada usia subur. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengenai faktor risiko yang berperan terhadap hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi pada wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Andalas dengan desain case control study. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang menderita hipertensi dan tercatat di Puskesmas Andalas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hipertensi, sedangkan variabel independen adalah riwayat keluarga, status ekonomi, riwayat DM, penggunaan kontrasepsi hormonal.

8