BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mencapai suatu tujuan yang

Pendapat lain diutarakan oleh Rosdiani (2013, hlm. 72)yang menyatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah bagian dari sistem pendidikan secara

Berbeda dengan bidang lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

Kata kunci: Pendekatan perlombaan dengan media sasaran, passing dada dalam bola basket.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. aspek kepribadian dan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan isi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR DIAGRAM...

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang melakukan tindakan atau aktifitas. Seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah


BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDN Sukamanah yang beralamat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

Pendidikan Jasmani Berbasis Masalah Gerak

di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

Prof. Wawan S. Suherman, M.Ed. FIK UNY 2010

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDEKATAN BERMAIN PADA POKOK BAHASAN LEMPAR CAKRAM UNTUK KETUNTASAN HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Munzir*)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aline Noor Fajrina,2014

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

I. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELAKUKAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING DENGAN PERMAINAN MODIFIKASI SISWA KELAS VIII A MTs NEGERI JOMBANG KAUMAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

baik, dengan aktivitas jasmanai sebagai wahananya.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sebagai pendidikan atau dengan istilah pendidikan merupakan salah satu

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Pengertian Pendidikan jasmani Menurut Husdarta, (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan yang utuh, dari pada hanya menggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.yang menjadi titik perhatian dalam pendidikan jasmani adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, Pendidikan Jasmani berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya, yaitu hubungan dari perkembangan fisik dengan pikiran dan jiwanya.jadi kesimpulannya pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan manusia. Dengan kata lain diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosionalpun turut terkembangkan. Menurut Mahendra, (2003, hlm.5) bahwa, Pendekatan holistik tubuh dan jiwa ini termasuk pula perkenaan pada ketiga domain pendidikan yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Sedangkan Lutan, (2001, hlm. 15) mengemukakan bahwa, Secara sederhana pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untuk gerak, dan belajar melalui gerak. Sehingga dalam pendidikan jasmani sangatlah menekankan pada proses secara afektif, kognitif dan psikomotor yang ditempuh siswa dalam pembelajaran bukan hanya hasil. Setelah melihat pengertian-pengertian para ahli saya pribadi menyimpulkan Pendidikan Jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum. 11

12 Tentunya proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 2. Tujuan Pembelajaran Penjas Tujuan pembelajaran jasmani di sekolah dasar adalah mengembangkan keterampilan pengolahan diri, meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri,dan demokratis. Mengembangkan keterampilan, memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki sikap positif. Berkaitan dengan tujuan Pendidikan Jasmani secara umum di tingkat sekolah dasar Rosdiani (2012, hlm. 123) mengemukakan bahwa Tujuan Pendidikan Jasmani yang memacu perkembangan fisik, perkembangan sistem syaraf otot (neuromascular), perkembangan kognitif, dan perkembangan sosialafektif-emosional. Berkenaan dengan tujuan pendidikan jasmani, Rosdiani (2012, hlm. 34) telah mengemukakan bahwa secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk: a) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas, estetika, dan sosial, b) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, c) memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal, d) mengembangkan nilai nilai pribadi melalui partisipasi aktivitas jasmani melalui kelompok atau perorangan, e) dapat mengembangkan keterampilan sosial, f) menikmati kesenangan dan keriangan, termasuk permainan dan olahraga. Dengan demikian, melalui Pendidikan Jasmani peserta didik dapat mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang diharapkan. Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tentang pemahaman gerak,

13 memperoleh derajat kebugaran jasmani, mengembangkan nilai-nilai pribadi, mengembangkan keterampilan dan kebiasaan hidup sehat. Kiranya permainan dan olahraga bola besar, khususnya permainan bola voli, menjadi wadah bagi peserta didik untuk meraih tujuan pendidikan. Diringkaskan dalam terminologi populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani harus mencakup domain psikomotorik, domain kognitif, dan domain afektif. 3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) yang dikeluarkan oleh Departeman Pendidikan Nasional Ditjen Dikdasmen, ruang lingkupmata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspeksebagai berikut. a. Permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional, permainan,eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor dan manipulatif,atletik, kasti, rounders, kieppers, sepakbola, bola basket, bola voli, tenismeja, tenis lapang, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. b. Aktivitas pengembangan meliputi mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. c. Aktivitas senam meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. d. Aktivitas ritmik meliputi gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya. e. Aktivitas air meliputi permainan di air, keselamatan di air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. f. Pendidikan luar kelas meliputi piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, mendaki gunung. g. Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetapsehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat

14 dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatanmerupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. 4. Perkembangan dan Karakteristik Anak Periode masa perkembangan gerak dasar untuk usia sekolah dasar, menurut Yudha (Skripsi Suhaeni 2009, hlm. 24) di bagi menjadi tiga periode yaitu: 1. Fase perkembangan gerak dasar usia 2-7 tahun. 2. Fase transisi usia 7-10 tahun 3. Fase spesifikasi 10-13 tahun Kalau dilihat dari segi usia, anak kelas limayang berkisar antara 11 tahunan termasuk masa spesifikasi. Pada fase ini secara individu anak mulai dapat mengkombinasikan dan menerapkan keterampilan gerak dasar yang terkait dengan performanya dalam aktivitas jasmani. Gerakan yang dilakukan sama seperti gerak dasar, tapi dalam pelaksanaanya lebih akurat dan terkendali. Ini dijelaskan pula menurut Husdarta dan Kusmaedi (2010, hlm. 109) bahwa : Gerak-gerak dasar yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa anak kecil makin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi pola geraknya. Sampai usia kurang lebih 11 tahun keterampilan anak laki-laki dengan anak perempuan relative belum besar perbedaannya, namun ada kecenderungan bahwa anak laki-laki lebih baik dalam keterampilan yang memerlukan kekuatan atau melibatkan otot-otot besar, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam melakukan keterampilan yang memerlukan kecermatan atau otot-otot halus. Setelah 11 tahun perbedaan keterampilan semakin besar. Dengan melihat kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan anak laki-laki usia 11 tahun lebih menonjol pada aspek kemampuan otot-otot besar, sedangkan anak perempuan usia 11 tahun lebih menonjol kepada kemampuan otot-otot halus. Kemampuan gerak dasar dikembangkan dan diperhalus, dapat diterapkan dalam situasi bermain dan situasi olahraga kecabangan.keterampilan berolahraga pada masa transisi merupakan suatu penerapan sederhana dari gerak dasar, menuju bentuk-bentuk gerakan yang lebih kompleks dan spesifik.pada masa ini adalah masa yang tepat untuk menentukan kecabangan olahraga yang diinginkan oleh anak. Pada umumnya kemampuan anak akan meningkat.

15 5. Teori Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar Pengajaran olahraga atau pendidikan jasmani di sekolah dasar, khususnya cabang olahraga bola voli, masih sulit untuk diajarkan dalam bentuk aturan cabang olahraga yang sesungguhnya, karena tingkat perkembangan fisik anak masih belum mengatasi beban seberat itu.oleh sebab itu hampir semua cabang olahraga termasuk permainan bola voli diberikan dalam bentuk yang disederhanakan atau juga dimodifikasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak di sekolah dasar.dengan pengenalan bentuk yang sedini mungkin diharapkan bagi anak yang berpotensi dapat mencapai prestasi puncaknya setelah berlatih secara teratur tahap demi tahap. Mengenai kemampuan dan keterampilan gerak dasar pada setiap anak akan mengalami peningkatan secara berangsur-angsur dan bertahap sesuai dengan tingkat usia. Semakin bertambah usia semakin meningkat pula kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh anak. Dalam hal ini Lutan (2001, hlm. 21) mengemukakan bahwa: Perkembangan keterampilan gerak bagi anak-anak SD, diartikan sebagai perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar dan keterampilan gerak yang berkaitan dengan olahraga.apabila anak sudah mencapai kematangan, kemampuan gerak dasar itu dapat diterapkan dalam aneka permainan, olahraga dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penyampaian materi kepada anak didik, seorang guru penjas harus memahami bentuk penyajian baik dalam bentuk yang disederhanakan ataupun dimodifikasi.dan dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan karakteristik pendidikan jasmani itu. 6. Permainan Bola Voli 1. Pengertian permainan Bola Voli Pengajaran olahraga atau pendidikan jasmani di SD, khususnya cabang olahraga bola voli masih sulit diajarkan dalam bentuk aturan cabang olahraga yang sesungguhnya, karena tingkat perkembangan fisik anak masih belum mampu

16 mengatasi beban seberat itu.oleh sebab itu hampir semua cabang olahraga diberikan dalam bentuk yang disederhanakan atau dimodifikasi sesuai dengan tingkat perkembangan anak di SD. Adapun pengertian bola voli menurut Anandita (2010, hlm. 18) menyatakan bahwa Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan.setiap grup memiliki enam orang pemain.dalam permainan bola voli, perlu memiliki kelengkapan lapangan.oleh karena itu, dalam permainan ini tidak dapat dilakukan oleh seorang pemain saja atau individu namun harus adanya kekompakan tim untuk memperoleh poin atau skor sebanyak-banyaknya. Dalam permainan ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja namun siswa sekolah dasar khususnya kelas V SDN Ganeas 1 sangat menyukainya. 2. Komponen-Komponen Permainan Bola Voli Lapangan dan perlengkapan permainan bola voli yang harus diketahui adalah sebagai berikut: a. Lapangan permainan bola voli Lapangan, merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam permainan bola voli. Lapangan yang digunakan untuk permainan bola voli dapat dibuat dimana saja dan kapan saja, selama tersedia tempat seluas kira-kira minimal 10 m x 20 m. Lapangan yang digunakan untuk permainan bola voli dapat dbuat diatas tanah, di atas lapangan yang dilapisi kayu, semen atau pelapis lainnya. Untuk daerah-daerah pedesaan, umumnya diatas tanah tanpa di ploor, dan ada pula yang di ploor dengan semen. Permainan bola voli di mainkan sebuah lapangan berbentuk persegi panjang, yang dimainkan oleh dua tim. Secara internasional, total ukuran lapangan bola voli adalah panjang 18 meter dan lebar 9 lapangan bola voli dikenal istilah garis 3 meter dari net.garis tersebut berfungsi sebagai batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter ini kemudian membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan barisan depan (front row). Pada masing-masing bagian tersebut (back row dan front row) dibagi menjadi 6 area atau 6 titik.keenam area atau titik itulah yang merupakan posisi pemain bola voli. Area 1 merupakan posisi pemain yang

17 akanmelalukan servis berikutnya. Setiap pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan giliran melakukan servis. Dengan melakukan putaran searah dengan putaran jarum jam, maka pemain pada posisi pertama akan digantikan oleh pemain yang sebelumnya menempati posisi kedua. Sedangkan pemain yang awalnya menempati posisi 1 akan bergeser ke posisi 6, begitupun seterusnya. Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Bola Voli (Taufik Muhamad, 2014, http://sealkazzsoftware.blogspot.com) b. Perlengkapan permainan bola voli Persyaratan untuk bola standar adalah: 1) Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan massa 260 hingga 280 gram. 2) Tekanan dalam dari bola tersebut memiliki hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hpa). Gambar 2.2 Bola Voli (Abbas, 2012, http://sports-center.indonetwork.co.id /)

18 Peralatan lain yang tidak juga kalah penting dalam permainan bola voli adalah sepatu serta pakaian (kaos dan celana). Pada dasarnya dalam permainan bola voli, setiap pemain dapat menggunakan sepatu dan pakaian apa saja. Namun demikian, agar pemain tersebut mersa nyaman dalam bermain, maka ia harus menggunakan sepatu dan pakaian yang khusus untuk permainan bola voli. Sepatu yang digunakan untuk bola voli berbeda dengan sepatu yang digunakan untuk permainan lain seperti untuk jogging atau bulutangkis. Sepatu untuk bola voli harus ringan namun kuat.biasanya sepatu yang digunakan untuk bola voli tersebut dari bahan kain nilon yang bagian bawahnya dilapisi dengan karet. Hal ini dimaksudkan agar para pemain tidak terpeleset ketika akan mengejar bola. Sama halnyadengan sepatu, pakaian untuk bola voli juga pada dasarnya boleh menggunakan pakaian apa saja. Namun demikian, pakaian yang umumnya digunakan oleh para pemain bola voli terbuat dari bahan kaos yang mudah menyerap keringat.selain itu, celana yang digunakan juga harus khusus, yaitu dari bahan kain katun atau dari bahan parasut yang tahan serta mudah menyerap air. Gambar 2.3 Perlengkapan Pemain Bola Voli (Faizul, 2012, http://sprotymode.blogspot.com) Dengan pengenalan dan pembentukan teknik-teknik dasar yang sedini mungkin.diharapkan bagi anak yang berpotensi dapat mencapai prestasi

19 puncaknya setelah berlatih secara teratur. Adapun teknik-teknik dalam permainan bola voli menurut Somantri dan Sujana (2009, hlm.23): 1) Teknik dasar servis. 2) Teknik dasar passing. 3) Teknik dasar umpan( set-up). 4) Teknik dasar smash (spike). 5) Teknik dasar bendungan (block). Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang teknik dasar servis bawah bola voli pada siswa kelas V SDN Ganeas 1. Adapun teknik dasar dalam servis bawah bolavoli menurutsomantri dan Sujana (2009, hlm. 23-24) terdiri dari: 1) Servis bawah. 2) Servis atas. 3) Servis mengapung. 3. Teknik DasarServis Bawah Terdapat tiga teknik dalam melakukan servis bawah bola voli namun dalam pelaksanaan pembelajaran bola besar khususnya bola voli guru pendidikan jasmani kelas V SDN Ganeas 1 mengajarkan teknik dasar servis bawah adapun cara-cara melakukan teknik dasar servis bawah bola voli menurut Somantri H dan Sujana A (2009, hlm. 23-24): Sesuai dengan namanya, servis bawah merupakan servis dengan awalan bola berada di tangan yang tidak memukul bola.tangan yang memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah maupun dari samping. Gambar 2.4 Servis Bawah Bola Voli (Abdulloh, 2014, http://dodolanweb.blogspot.com)

20 Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran di SD, terdapat tiga aspek dalam melakukan teknik dasar servis bawah yaitu gerakan awal, pelaksanaan, dan gerakan akhir. Dalam gerakan sikap awal badan berdiri di daerah servis menghadap ke lapangan, bagi yang tidak kidal kaki kiri berada di depan dan bagi yang kidal sebaliknya. Bola dipegang pada tangan kiri, tangan kanan boleh menggenggam atau dengan telapak tangan terbuka, lutut agak ditekuk sedikit dan berat badan berada di tengah. Gerakan pelaksanaan bola dilambungkan di depan pundak kanan, setinggi 10 sampai 20 cm, pada saat yang bersamaan tangan kanan ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke arah depan atas dan mengenai bagian belakang bawah bola. Gerakan lanjutan setelah memukul diikuti dengan memindahkan berat badan ke depan, dengan melangkah kaki kanan ke depan dan segera masuk ke lapangan untuk mengambil posisi sikap siap normal, siap untuk menerima pengembalian atau serangan dari pihak lawan. 4. Modifikasi a. Pengertian Modifikasi Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak biasa menjadi biasa, Dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi.cholik dan Luthan (Skripsi Asep Somantri, 2008 hlm. 17) mengatakan, Seharusnya modifikasi baik dalam aturan, ukuran, alat, dan lapangan maupun jumlah pemain perlu dilakukan agar sesuai dengan kemampuan anak. Oleh karena itu dengan diadakannya modifikasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.adapun modifikasi dapat berupa modifikasi peraturan permainan, modifikasi lapang, modifikasi target, modifikasi alat, dan modifikasi lainnya yang dapat mendukung pembelajaran di SD. b. Modifikasi Alat Tersedianya fasilitas pembelajaran yang memadai dapat mengoptimalkan kemampuan guru dalam menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pembelajaran pendidikan Jasmani. Apalagi pembelajaran pendidikan

21 jasmani sangat membutuhkan dukungan fasilitas yang memadai guna menghasilkan proses pembelajaran yang optimal. Fasilitas menurut Rink (dalam Husdarta, 2011, hlm. 86) adalah sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah guna mendukung proses pendidikan yang lebih bermutu dan meraih sasaran pendidikan secara optimal. Modifikasi dalam bentuk alat khususnya modifikasi bola dianjurkan menggunakan bola yang lebih ringan namun dengan ukuran yang menyerupai aslinya.sependapat dengan Yunus (Skripsi Suhaeni, 2010 hlm. 17) mengatakan, Bola yang digunakan lebih kecil dan lebih ringan, berat dan lingkaran bola disesuaikan dengan tingkat umur anak-anak.dengan melihat pernyataan di atas artinya tugas ajar yang di berikan kepada anak harus sesuai dengan tingkat perkembanagn anak didik yang sedang belajar, sehingga bahan ajar yang di sajikan tidak membosankan dan akan menarik minat anak untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan modifikasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah modifikasi bola yaitu bola karet, bola yang dibungkus oleh kain, dan bola pelangi.. B. Hasil Penelitian yang Relevan a. Meningkatkan Gerak Dasar Servis Bawah Bola Voli Melalui Latihan Berpasangan Di Batasi Net Dengan Jarak Bertahap Pada Siswa Kelas V SDN Cikondang III Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang yang disusun oleh Nandang Supriatin 1008470 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Tahun 2011. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada proses pembelajaran pendidikan jasmani di kelas V Sekolah Dasar Negeri Cikondang III Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, yang mempelajari tentang indicator pembelajaran melakukan gerak dasar servis bawah bola voli, mengalami permasalahan pada kinerja guru yaitu tidak diterapkannya suatu teknik mendasar dalam melakukan servis bawah dengan memperhatikan posisi tangan, kaki dan badan pada saat gerakan awal, inti dan sikap akhir. Permasalahan yang timbul pada aktivitas siswa yaitu siswa mengalami

22 kesulitan dalam melakukan servis bawah dengan posisi kaki, tangan dan badan pada sikap awal, inti dan sikap akhir, sehingga bola mengarah tidak tepat di lapangan lawan.pada hasil belajar persentase ketuntasan hanya mencapai 25%. Dari permasalahan tersebut dapat mengakibatkan keterampilan siswa dalam melakukan gerak dasar servis bawah akan mengalami suatu permasalahan.maka ditentukan suatu tindakan dengan menerapkan teknik latihan berpasangan dibatasi net dengan jarak bertahap. Metode yang digunakan dalam proses penelitian adalah dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), dan desain penelitian yang digunakan pada metode penelitian tindakan kelas ini adalah desain yang mengacu kepada model siral Kemmis dan Mc.Taggart, untuk mengumpulkan data proses dan data hasil belajar maka digunakan instrumen dalam bentuk tes, pedoman observasi, kamera foto, pedoman wawancara dan catatan lapangan, sedangkan untuk mengukur validitas data yang dihasilkan dilakukan dengan cara member chek, triangulasi, Audit Trail,dan Expert Opinion. Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, pada siklus I tahap perencanaan kinerja guru memperoleh persentase 92 %,sedangkan pada siklus II 94 % dan siklus III 97% pencapaian target, kinerja guru tahap pelaksanaan persentase pencapaian target Siklus I 87%, siklus II 89% dan siklus III 97 %. Pada aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan servis bawah, persentase pencapaian target dengan tafsiran baik pada siklus I 55 %, siklus II 80%, siklus III 95 %. Hasil belajar siswa, pencapaian target pada siklus I 55% ketuntasan, siklus II 80% ketuntasan, siklus III 95%.Dari paparan data tersebut maka dapat dibuktikan bahwa penerapan teknik latihan berpasangan dibatasi net dengan jarak bertahap dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas V SDN Cikondang III Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang dalam melakukan gerak dasar servis bawah pada bola voli. b. Meningkatkan Gerak Dasar Servis Bawah Pada Permainan Bola Voli Melalui Modifikasi permainan Kippers PTK Pada Kelas IV SDN Cikondang II

23 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang yang disusun oleh Iman Permana 1008418Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang Tahun 2013. Kemampuan siswa kelas IV SDN Cikondang II Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani materi tentang servis bawah bola voli, belum sesuai dengan yang diharapkan.berdasarkan penelitian awal diketahui adanya permasalahan dalam pembelajaran servis bawah bola voli pada siswa kelas IV SDN Cikondang II, permasalahan tersebut adalah suasana belajar kurang kondusif, siswa kurang berminat dan kurang mampu, sehingga penguasaan cukup lama.penelitian ini dilandasi dengan teori tentang modifikasi permainan kippers, dalam pembelajaran servis bawah bola voli. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan prosedur yang mempunyai dampak langsung untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelolaproses pembelajaran di kelas. Desain yang digunakan adalah desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang mengacu model Spiral menurut Kemmis dan Taggart. Model ini meliputi empat langkah yaitu perencanaan(plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Alat untuk mengumpulkan data yang akurat dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi, lembar catatan lapangan, dan lembar evaluasi siswa. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan sebanyak tiga siklus, jumlah siswa yang lulus mengalami peningkatan. Dari data hasil penelitian awal diketahui bahwa dari 26 orang siswa yang dinyatakan tuntas dalam melakukan gerak dasar servis bawah bola voli hanya ada 8 orang atau 31%. Setelah diterakannya melalui modifikasi permainan kippers, pada tindakan siklus I yang dinyatakan tuntas dalam pembelajaran servis bawah bola voli meningkat menjadi 14 orang atau 54%.Pada siklus II meningkat menjadi 17 orang atau 65%, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 21 orang atau 81%.Dengan demikian, implementasi melalui modifikasi permainan kippers dalam permainan bola voli telah memberikan dampak yang positif dalam melakukan gerak dasar servis bawah bola voli pada siswa kelas IV SDN Cikondang II Kecamatan Ganeas

24 Kabupaten Sumedang. Namun demikian, memungkinkan dapat menggunakan metode-metode pembelajaran yang lain. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang berdasarkan kajian pustaka maka diajukan dalam penelitian ini adalah jika modifikasi bola diterapkan dalam permainanbola voli pada peserta didik kelas V SD Negeri Ganeas 1 Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka, maka kemampuan peserta didik dalam melakukan gerak dasar servis bawah bola voli akan meningkat.