BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Keberadaan hutan di Indonesia mempunyai banyak fungsi dan

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterkaitan dan ketergantungan dengan hutan dalam. pemenuhan bahan pangan langsung dari dalam hutan seperti berburu hewan,

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berbagai tipe vegetasi dan ekosistem hutan hujan tropis yang tersebar di

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2016 ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UNTUK TANAMAN ENDEMIK JAWA BARAT MENGGUNAKAN GISARCVIEW

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kekayaaan sumber daya dan keanekaragaman hayati berupa jenis-jenis satwa maupun

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. benua dan dua samudera mendorong terciptanya kekayaan alam yang luar biasa

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

BAB I PENDAHULUAN. Kukang di Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Nycticebus coucang

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki beragam jenis flora dan fauna. Septianella (2015, hlm.1) mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan jenis hewan dan tanaman yang sangat tinggi, sehingga dikenal dengan sebutan Megabiodiversity. Salah satu kekayaan jenis fauna di Indonesia adalah burung. Iskandar (2017, hlm. 42) mengatakan, Indonesia memiliki jumlah jenis burung yaitu 1.598 jenis burung dari sejumlah burung tersebut. Pulau Papua total jenisnya tertinggi, tercatat 671 jenis, Sumatra 628 jenis, Kalimantan 522 jenis dan di Jawa 507 jenis. BPLDH (2008 hlm. 21) mengatakan, Jawa Barat memiliki jenis burung sebanyak 245 jenis burung yang ada di Jawa Barat, sebanyak 119 burung yang dilindungi, burung endemik Jawa dan Bali sebanyak 22, burung terancam kepunahan International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) terdapat 9 jenis burung. Burung merupakan satwa liar yang hidup bebas di alam. Campbel (2008, hlm. 292) mengatakan, Burung merupakan kelompok vetebrata (memiliki tulang belakang) yang termasuk kedalam kelas aves, memiliki ciri merupakan adaptasi yang memfasilitasi kemampuan terbang, adaptasi burung paling jelas untuk terbang adalah sayap dan bulunya. Dewi ( 2005, hlm. 1) mengatakan, Burung merupakan satwa liar yang memiliki kemampuan hidup di hampir semua tipe habitat, dari kutub sampai gurun, dari hutan kornifer sampai hutan tropis, dari sungai, rawa-rawa sampai lautan. Saefulah ( 2015, hlm.117) mengatakan, Burung memiliki kemampuan untuk menyebarkan biji, membantu penyerbukan, predator alami satwa lain. Burung ditinjau dari aspek ekosistem memiliki peranan penting. Fachrul (2007, hlm. 56 ) 1

2 mengatakan, Berperan dalam mendukung berlangsungnya suatu siklus kehidupan organisme, keadaan ini dapat dilihat dari rantai makanan dan jaring-jaring kehidupan yang membentuk sistem kehidupannya dengan komponen ekosistem lainnya seperti tumbuhan dan serangga. Fungsi utama burung disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai hama. Burung dalam melakukan aktivitasnya membutuhkan habitat, namun akhir-akhir ini keberadaan burung semakin terdesak yang sebagian besar disebabkan oleh manusia, dengan merusak dan mengubah fungsi habitat burung. salah satu contoh yang terjadi di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat ini terjadi konversi lahan dan pemburuan liar, berdasarkan hasil wawancara pemburuan liar yang terjadi di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat dilakukan oleh warga setempat bertujuan untuk diperjual belikan, kurangnya informasi mengenai Undang-Undang perburuan liar sehingga warga setempat melakukan perburuan liar secara bebas di Bukit Kembar Puncak Pinus. Peruburuan liar yang terjadi terusmenerus ini dapat menyebabkan penurunan jenis-jenis burung yang terdapat di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jaw Barat. Tekanan-tekanan terhadap kehidupan berbagai spesies dan kerusakan habitat akan terus berlanjut. Atmoko (2017, hlm. 3 ) menjelaskan tentang tekanan terhadap kehidupan spesies sebagai berikut: Apabila tidak segera dilakukan studi ilmiah sebagai dasar pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati, kerusakan habitat akan terus berlanjut, langkah pertama yang dilakukan studi ilmiah yang dapat ditempuh untuk mengupayakan perlindungan, pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati adalah dengan melakukan identifikasi jenis-jenis hewan di daerah-daerah informasi dan datadata yang akurat dari identifikasi ini sangat penting sebagai dasar dalam menyusun strategi pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.

3 Dilakukan Studi identifikasi jenis burung ini untuk mengetahui jenisjenis burung yang berada di Bukit Kembar Puncak Pinus, dengan melakukan identifikasi jenis ini dapat teramati ciri khas, penampakan umum dan suara. dari data tersebut dapat diklasifikan kedalam taksonominya. dengan pendataan jenis dapat di gunakan sebagai bahan refensi atau informasi keberadaan jenis burung di daerah tersebut khusunya di Bukit Kembar Puncak Pinus. Hasil kajian wawancara yang dilaksanakan di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat menyatakan di Bukit Kembar Puncak Pinus ini terdapat jenis-jenis burung yaitu Elang Putih, Tekukur, Perkutut, Kutilang, dan lain-lain, jenis burung kutilang yang paling banyak di temukan. namun sampai saat ini belum ada yang menginformasikan atau penelitian untuk data-data jenis burung di Bukit Kembar Puncak Pinus, hanya melihat secara visual saja terdapat jenis-jenis burung dan yang paling banyak ditemukan yaitu burung kutilang. Hasil dari kajian wawancara bahwa di Bukit kembar Puncak Pinus belum ada informasi mengerai jenis-jenis burung. Penelitian ini dilakukan di Bukit Kembar Puncak Pinus ini karena burung merupakan dapat hidup di berbagai habitat, salah satu habitat burung adalah hutan yang merupakan habitat aslinya. Burung dalam melakukan aktivitasnya membutuhkan habitat, Bukit kembar Puncak Pinus di duga dapat dijadikan habitat yang baik untuk burung. Bukit kembar Puncak Pinus berada di Kecamatan Tegal Waru, Kabupaten Karawang memiliki luas sembilan hektar. Jenis pohon yang ada di Bukit Kembar Puncak Pinus diantaranya pohon pisang, pohon cengkeh, pohon jati, pohon puspa, pohon kosambi, pohon johar, pohon bambu, pohon pinus, pohon mangga, pohon pete, pohon rasamala, dan masih banyak jenis pohon lainnya. Terdapatnya jenis pohon-pohon yang dapat menjadikan burung sebagai tempat burung untuk bertengger, bersarang dan mencari makanan, keberadaan pohon pinus di Bukit kembar dapat dijadikan sebagai habitat, ketinggian pohon

4 pinus ini < 20 m. Widodo (2013, hlm. 8) mengatakan, Pohon pinus cukup rapat dapat dijadikan habitat sehingga burung cukup aman bagi burung untuk bersembunyi dari serangan predator, nyaman pula sebagai tempat bersarang bagi jenis-jenis tertentu. Serta di Bukit kembar Puncak ini belum dijadikan sebagai labolatorium alam yang dapat di dijadikan ruang belajar yang menarik bagi siswa SMA ( sekolah Menengah Atas ). Potensi biota hewan di Bukit Kembar Puncak Pinus ini masih belum tergali, Salah satu hewan yang belum tersedia datanya yaitu mengenai jenis burung. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengenai burung belum pernah dilakukan di Bukit Kembar Puncak Pinus. Dikarenakan belum adanya data mengenai burung di Bukit Kembar Puncak Pinus, maka dilakukan penelitian denga judul Studi Identifikasi Jenis Burung di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat Sebagai Sumber Belajar Biologi. Data hasil penelitian identifikasi jenis burung yang akan dilaksanakan diharapkan dapat menambahkan informasi bagi peneliti burung lainnya dan dan hasil penelitian dapat dijadikan sumber belajar untuk siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) sehingga bisa dijadikan bahan referensi bagi Pembelajaran tentang burung biasanya dilakukan di dalam kelas terpaku pada konsep yang abstrak dan bersumber pada buku yang membahas jenis burung yang tidak ada di daerah sekitar mengingat sumber belajar tentang jenis burung, kebanyakan berbahasa asing. Adapun pengertian sumber belajar yang diberikan oleh Purnomo (2013, hlm. 60) mengatakan Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memudahkan peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka masalah yang akan di identifikasi adalah sebagai berikut: 1. Belum adanya penelitian mengenai jenis burung Bukit kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat. 2. Belum adanya informasi mengenai jenis burung Bukit kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat. 3. Perlu adanya data tertulis mengenai mengenai jenis burung di Bukit kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat. 4. Belum diketahui apa saja jenis jenis burung-burung yang ada di Bukit Kembar Puncak Pinus 5. Perlunya mempertahankan wilayah Bukit kembar puncak pinus yang ada di Kecamatan Tegal Waru Kabupaten Karawang agar bisa menjadi habitat hidup bagi Burung yang ada di sana 6. Belum dijadikannya potensi Bukit kembar puncak pinus di Karawang sebagai laboratorium alam yang dapat dijadikan ruang belajar yang menarik bagi siswa SMA 7. Belum dilakukannya cara meningkatkan interaksi antara siswa dengan objek belajar agar siswa mendapatkan pengetahuan yang utuh dan pengalaman belajar secara langsung 8. Belum dilakukannya cara meningkatkan kemampuan guru agar peran guru sebagai mediator yang mampu mengintegrasikan antara kegiatan belajar dengan fenomena yang ada di lingkungan sekitar dapat terlaksana 9. Belum dimanfaatkannya potensi jenis-jenis burung di Karawang sebagai sumber belajar biologi dalam rangka mempelajari materi dunia hewan bagi siswa SMA 10. Belum dilakukan penyusunan bahan ajar siswa identifikasi jenis burung di Karawang untuk mempelajari materi dunia hewan bagi siswa SMA

6 C. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada hal yang diharapkan maka ruang lingkup batasan masalah meliputi: 1. Lokasi penelitian dilakukan pada Bukit Kembar Pinus kabupaten Karawang Jawa Barat 2. Waktu penelitian dilakukan 3 hari 3. Objek yang ditelitinya adalah semua burung yang ada di Bukit kembar Puncak Pinus Kabupaten Karawang Jawa Barat 4. Parameter utama yang diteliti adalah jenis burung yang ada di Bukit Kembar Puncak Pinus Kabupaten Karawang Jawa Barat 5. Faktor lingkungan diukur meliputi suhu udara, kelembaban udara dan intensitas cahaya. 6. Pengamatan lapangan dilakukan pada saat tidak turun hujan sesuai dengan waktu direncanakan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah utama dalam penelitian ini Bagaimana jenis dan jumlah burung di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat? E. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian spesies aves yang dilakukan di kawasan Hutan Puncak Pinus Karawang Jawa Barat, peneliti telah membuat beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui jenis burung di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang, Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui kondisi faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi jenis burung di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui keberadaan jenis burung di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat. 7 F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya: 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi mengenai Jenis-Jenis Burung di Bukit Kembar Puncak Pinus yang masih belum terungkap yang nantinya akan menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai sumber belajar yang dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. 2. Manfaat Kebijakan Menambah potensi hutan pinus di Bukit Kembar Puncak Pinus sebagai sumber belajar bagi masyarakat luas terutama siswa SMA yang berkunjung, selain itu juga memberi alternatif sumber belajar yang inovatif sehingga dapat memotivasi wisatawan untuk belajar sambil berwisata. 3. Manfaat Praktis Sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk melakukan kegiatan belajar biologi dengan menghadap objek secara langsung di lapangan. G. Definisi Operasional Definsi operasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Idenfikasi burung berdasarkan pada kombinasi dari beberapa ciri khas, penampakan umum, suara, dan sifat yang mencolok. 2. Burung merupakan kelas aves yang memiliki tulang belakang ( vetebrata) yang memiliki sayap dan bulu.

8 H. Sistematika Penulisan Skripsi 1. Bab I Pendahuluan Bab I merupakan bagian awal dari skripsi yang berisi latar belakang dilakukannya penelitian mengenai Identifikasi jenis burung di Bukit Kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat. Selain itu dalam bagian ini terdapat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan skripsi. 2. Bab II Kajian Teori Bab II berisi kajian teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori yang terdapat dalam bagian ini untuk menunjang dalam penelitian dan pengolahan data yang didapatkan dari proses penelitian. Teori yang terdapat pada bagian ini meliputi Identifikasi jenis burung, habitat burung, klasifikasi burung Selain itu terdapat hasil penelitian terdahulu yang dapat menjadi gambaran dan acuan terhadap penelitian ini. Kajian teori yang mendukung penelitian ini kemudian dikembangkan menjadi kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan antara variabel yang diteliti dengan teori-teori tersebut. Kerangka pemikiran ini menjadi gambaran umum dilakukannya penelitian tentang Identifikasi jenis burung di Bukit kembar Puncak Pinus Karawang Jawa Barat 3. Bab III Metode Penelitian Bab III merupakan deskripsi tentang metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. Dalam bab ini juga terdapat desain penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data dan instrumen penelitian, rancangan analisis data dan prosedur penelitian.

9 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang didapatkan dari hasil pengolahan dan analisis data hasil cuplikan dan pembahasan dari hasil penelitian tersebut 5. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan saran penulis sebagai pemaknaan terhadap hasil analisis penelitian.