BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi seseorang menjadi lebih baik. tumbuh dan berkembang dengan memiliki kemampuan atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT AGRESIVITAS SISWA SMA MUHAMMADIYAH BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, terutama sumber daya manusianya. Sulit untuk dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai derajat Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh : Endah Widyaningsih Rahayu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

Bab I. Pendahuluan. yang saling menghormati dan menghargai tidak akan terbentuk jika tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak lepas dari berbagai halangan dan tantangan. Banyak usaha yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tercantum dalam al-qur`an:

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN SIKAP BULLYING SISWA KELAS V SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai arti penting pada kehidupan manusia. Sangat pentingnya pendidikan sehingga tidak seorangpun yang dapat lepas dari proses pendidikan karena dengan mengikuti proses inilah seseorang dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada individu tersebut agar dapat bertahan di kehidupan dengan layak. Antara pendidikan secara umum maupun nasional mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dalam membentuk karakter atau kepribadian yang bagus kepada peserta didik (Ainissyifa, 2014: 1). Dari pernyataan yang diungkapkan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan yaitu suatu usaha atau upaya yang dilaksanakan dan bertujuan untuk mengembangkan potensi seseorang menjadi lebih baik. Senada dengan jurnal (Ali, 2014: 32) berpendapat bahwa pendidikan yaitu seluruh usaha yang dilakukan untuk mendidik seseorang sehingga mampu tumbuh dan berkembang dengan memiliki kemampuan atau potensi semestinya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan mempuyai pengaruh yang sangat penting pada manusia dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada. Kegiatan pembelajaran Agama Islam yang sudah berlagsung perlu diadakan monitoring dan evaluasi serta dilihat apakah 1

sudah memberikan pegaruh atau belum terhadap siswanya, khususnya pada siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta. Motivasi belajar pada siswa dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor iternal seperti yang timbul dari dalam dirinya sendiri, sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan sekolah meliputi kualitas pembelajaran, metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa. Persoalan peserta didik di SMA ketika memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, tidak setiap masalah bisa diselesaikan dengan menggunakan akal, adakalanya masalah harus diselesaikan dengan pendekatan spiritual, untuk itu perlu dikembangkan kecerdasan spiritual untuk memecahkan masalah yang dihadapi, banyak faktor yang menjadikan tingginya kecerdasan spiritual siswa salah satunya dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Pendidikan agama melalui pelajaran Al-Qur an, Tauhid, Hadis, Fiqh, Kebudayaan Islam, Tafsir, Akidah, Akhlak, dan lain sebagainya. Semua materi tersebut disusun dengan bertujuan untuk menyempurnakan kondisi psikologis, spiritual, sosial, penalaran siswa, dan perilaku supaya terdapat kesempurnaan wujud penghambaan diri kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT. Masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa SMA adalah masalah keyakinan yang kebanyakan para remaja menganut suatu keyakinan yang dirumuskan dalam kepercayaan-kepercayaan yang tidak diutarakan, kemudian 2

masalah pencarian akan makna sesuatu dimana para remaja ingin sekali mendapatkan kepastian tentang arti atau makna dari segala sesuatu, begitupun masalah pilihan yang mana mereka yang sedang bersiap-siap ingin ikut kedalam kehidupan terus-menerus dihadapkan dengan suatu keharusan untuk mengambil pilihan dalam segala sesuatu, dan masalah tujuan yang berkaitan dengan usaha dalam mencari makna dari sesuatu serta membuat pilihan-pilihan, mereka menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Selain itu, masalah yang timbul berhubungan dengan perilaku, sosial, moralitas, dan keagamaan para remaja adalah ketertarikan hidup dalam geng (berkelompok-kelompok) yang tidak terbimbing akhirnya menimbulkan kenakalan remaja yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian, dan perilaku kenakalan lainnya. Konflik dengan orangtua yang menyebabkan anak tidak senang di rumah, bahkan sering kabur dari rumah. Kemudian melakukan kegiatan-kegiatan yang justru bertentangan dengan nilai dan norma dengan masyarakat atau agamanya seperti, memakai narkoba, menghisap ganja, dan lain sebagainya. Dari masalah-masalah remaja diatas, maka kewajiban sekolahlah salah satunya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja SMA saat ini. Guru yang berperan penting di sekolah dalam membina siswa menjadi manusia yang sesuai dengan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan 3

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, berfungsi agar berkembangnya potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, mandiri, kreatif, cakap, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Christina, 2016: 302). Selaras dengan tujuan pendidikan nasional, pendidikan Islam merupakan aktivitas pendidikan yang dilakukan atau didirikan dengan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam (Muhaimin, 2009: 14). Tujuan dari pendidikan agama Islam bukan sekedar memenuhi kebutuhan intelektual saja, tetapi segi penghayatan, pengaplikasiannya dalam kehidupan sebagai pegangan hidup (Hawi, 2013: 20). Selama ini siswa dalam proses pembelajaran hanya diasah pada aspek intelektualnya saja untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Sedangkan pada kenyataannya siswa belum mencapai apa yang diharapkan pada aspek spiritualnya. Akibatnya, banyak siswa yang pintar ilmu pengetahuannya. Mereka cerdas ketika harus mengerjakan sejumlah soal atau menerapkan prosedur teknis tertentu, namun dibalik kecerdasan itu mereka memiliki ketrampilan sosial, emosi serta spiritual yang rendah. Pada akhirnya siswa sulit mengendalikan aspek moralitasnya, norma, kepercayaan diri yang rendah, sulit bergaul, depresi dan sulit untuk beradaptasi di lingkungan masyarakat. Sebagaimana tujuan pendidikan nasional maka penting membina siswa bukan 4

hanya mengasah kemampuan intelektual dan emosionalnya saja, tetapi penting juga untuk mengasah kecerdasan spiritual (SQ) untuk mencapai pendidikan tersebut dan mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan. Visi SMA Muhammadiyah 6 yaitu terbentuknya kader Muhammadiyah yang unggul, berakhlak mulia, mandiri, terampil, dan cakap menggunakan teknologi. Sedangkan salah satu misi di SMA Muhamadiyah 6 Yogyakarta yaitu menyelenggarakan pembelajaran untuk meghasilkan kader yang berakhlak mulia seperti shalat dhuhur berjama ah yang dilakukan setiap hari, pengajian yang dilakukan setiap hari Jum at untuk guru perempuan dan para siswi, serta membiasakan mengaji sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kegiatan-kegiatan tersebut dijalankan dan bertujuan ingin membentuk kebiasaan yang baik seperti kebiasaan beribadah. Kegiatan tersebut juga bertujuan secara khusus dalam hal membentuk karakter siswa supaya memiliki kemampuan kecerdasan spiritual yang tinggi. Namun pada kenyataannya, terdapat masalah di SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta ini yaitu terdapat peserta didik yang enggan mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh sekolah tersebut dengan baik. Kebanyakan siswa yang enggan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut kebanyakan dari kelas XI IPA maupun IPS. Perilaku yang mencerminkan bahwa siswa-siswa tersebut enggan melakukan kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh sekolah antara lain : tidak sedikit siswa yang menimbulkan keramaian atau kegaduhan ketika 5

kegiatan sedang dilaksanakan, ketika mengaji banyak siswa yang berbicara sendiri sehingga kegiatan menjadi tidak kondusif, dan ketika kegiatan pengajian di mushola banyak siswi yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut. Melihat kejadian seperti ini, apabila siswa SMA Muhammadiyah 6 memiliki kecerdasan spiritual yang bagus, perilaku yang buruk tersebut bisa diminimalisir atau dikurangi. Dengan kecerdasan spiritual yang baik, seseorang dapat taat kepada Tuha Yang Maha Esa pada etika atau moral serta memiliki kejujuran dan dapat dipercaya. Apabila siswa dihadapkan degan sejumlah masalah yang cukup sulit dicarikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut, maka kembalikanlah semua permasalahan pada Allah SWT sebagaimana firmannya dalam QS. An-Nisa ayat 59 : ي أ ي ه ا ال ذ ي ن ا م ن و ا أ ط ي ع وا الل و و أ ط ي ع وا الر س و ل و أ و ل ا ل م ر م ن ك م ش ي ء ف ر د و ه إ ل الل و و الر س و ل إ ن ك ن ت م ت ؤ م ن و ن ب الل و و ال ي و م ا ل خ ر و أ ح س ن ت أ و ي ا ل ف إ ن ت ن از ع ت م ف ذ ل ك خ ي ر Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (An-Nisa ayat 59). ٩٥ Ayat diatas Allah memerintahkan agar kaum muslimin patuh dan taat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang yang mempunyai kekuasaan diantara mereka supaya tercipta kemaslahatan umum, untuk kesempurnaan pelaksanaan 6

hukum dan amanat sebaik dan seadil-adilnya. Al-Banna berpendapat bahwa kami sangat yakin bahwa Islam mengandung makna yang sempurna, mengatur semua sistem dan urusan kehidupan, memberikan jalan keluar dari semua hal, memberikan sistem yang tegas dan detail. Islam adalah agama Allah SWT dan Allah SWT tidak akan pernah membiarkan sesuatu apapun kecuali Dia jelaskan hikmahnya (Hawwa, 2006: 9). Oleh karena itu, Islam selalu memberikan solusi terhadap semua problema kehidupan dalam rangka memperbaiki manusia. Zohar dan Marshall mengungkapkan bahwa Kecerdasan spiritual adalah penyatu dari kecerdasan yang lain seperti IQ dan EQ, dimana SQ memiliki frekuensi osilasi 40 Hz dalam otak manusi. Fungsi dari osilasi ini yaitu menggabungkan proses indrawi dan intelektual pada semua bagian otak (Zohar, Marshall, 2001: 65). Dengan kata lain osilasi-osilasi ini menempatkan aktivitas neuron terangsang ke dalam konteks yang lebih besar dan lebih bermakna. Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ) berdasarkan 1 Ihsan, 6 Rukun Iman, dan 5 Rukun Islam mengatakan : pendidikan agama semestinya bisa diandalkan dan diharapkan untuk memberi solusi dalam permasalahan hidup ini, namun lebih dipahami dan diartikan sebagai ajaran Fiqih. Tidak dipahami dan dimaknai dengan mendalam, lebih dari pendekatan ritual dan simbol-simbol serta pemisah diantara kehidupan dunia dan akhirat. Ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar, Rukun Iman dan Rukun Islam diajarkan kepada saya dengan cara yang amat sangat sederhana, hanya sebatas bentuk hafalan di otak kiri, tanpa memahami maknanya. Padahal, sebenarnya dari Rukun Iman dan Rukun Islamlah pembentukan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang begitu menakjubkan itu bermula. (Agustian, 2006: 398) 7

Kecerdasan spiritual yaitu kecerdasan yang bertujuan untuk menghadapi persoalan-persoalan makna, lebih tepatnya yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku pada hidup kita dalam konteks yang lebih luas, kecerdasan yang menilai bahwasannya jalan hidup atau tindakan seseorang lebih berarti dibanding yang lain (Agustian, 2001: 46-47). Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual yaitu kemampuan dalam memberi pengertian ibadah pada segala perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah fitrah menuju manusia yang seutuhnya, mempunyai pemikiran tauhid serta berprinsip karena Allah. Penelitian yang dilakukan Zohar dan Marshall terhadap siswa SMA Swedia, ditemukan para siswa SMA di Swedia banyak mengalami masalah spiritual yang mengakibatkan kebingungan akan masa depannya, gagap menjalani hidup secara bermakna dan mereka sudah gelap terhadap diri mereka sendiri. Hal ini menunjukan bahwa kecerdasan spiritual sangat diperlukan oleh para remaja. Gerbang kecerdasan spiritual berhubungan dengan ekspresi dan emosi seseorang melalui kata-kata dan suara sehingga apa yang akan dikatakan harus dikendalikan. Sebab, kata-kata dan suara adalah cerminan emosi diri (Hidayat, 2008: 114). Semakin sadar dengan kata-kata yang dikeluarkan maka seseorang lebih memilih untuk diam daripada melontarkan banyak kata-kata dan ucapan yang tidak berfaedah atau merugikan. Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting untuk membentuk pola karakter anak yang baik. Pentingnya pendidikan keagamaan bagi anak yakni mampu memfungsikan kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual secara 8

efektif dan kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam sangat penting. Peran guru dan orangtua sangat diperlukan untuk memberikan motivasi dan wawasan tentang Islam. Kepercayaan-kepercayaan merupakan simbol yang mengungkapkan hakikat hal-hal yang sakral dan relasi-relasi yang dipertahankan baik antara satu sama lain maupun hal-hal yang duniawi. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam sangatlah berpengaruh pada siswa. Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah mencakup pendidikan Aqidah Akhlak, Fiqh, dan Al-Qur an Hadist. Pada penelitian ini difokuskan pada pembelajaran Akidah dan Akhlak. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kualitas pembelajaran siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta pada mata pelajaran Akidah Akhlak? 2. Bagaimanakah tingkat kecerdasan spiritual pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta? 3. Adakah pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kecerdasan spiritual pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta? 9

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kualitas pembelajaran siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta pada mata pelajaran Akidah Akhlak. 2. Mengetahui tingkat kecerdasan spiritual pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta. 3. Mengetahui ada dan tidaknya pengaruh kualitas pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kecerdasan spiritual pada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ada 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktisi, sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dan masyarakat serta memberi manfaat secara teoritis di dunia pendidikan khususnya para pendidik. 10

2. Manfaat Praktisi a. Bagi guru Akidah Akhlak Dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai pengaruh kualitas pembelajaran akidah akhlak terhadap kecerdasan spiritual siswa di SMA 6 Yogyakarta. b. Bagi peneliti yang lain Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menindak lanjuti penelitian ini agar semakin berkembang serta dapat dijadikan rujukan. c. Bagi Masyarakat Agar bisa memilih sekolah yang baik untuk mendukung dan mencapai kecerdasan spiritual, tidak hanya kecerdasan emosional dan intelektualnya saja. bukan hanya sekedar melihat sekolahannya, melainkan lingkungan sekolah yang dirasakan nyaman oleh anak sehingga memberi pengaruh positif untuk kecerdasan spiritual. 11

E. Sistematika Pembahasan Dalam membahas suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Langkahlangkahnya adalah: 1. Bagian Awal Bagian awal terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman nota dinas, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, dan halaman abstrak. 2. Bagian Pokok Bagian pokok terdiri dari lima bab dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan. a. Bab I adalah pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. b. Bab II adalah tinjauan pustaka, landasan teori dan kerangka pikir serta hipotesis dalam penelitian ini. c. Bab III adalah metode penelitian yang menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan penulis seperti: jenis penelitian, konsep dan variabel penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen dan teknik analisis data. 12

d. Bab IV adalah hasil dan pembahasan penelitian yang berisi tentang gambaran umum sekolah, analisis hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. e. Bab V adalah penutup yang berisi kesimpulan, rekomendasi atau saran-saran. Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh dari hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Saran-saran dirumuskan berdasarkan hasil penelitian yang berisi untuk langkah-langkah apa yang perlu diambil oleh pihak terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Lampiran terdiri dari: (a) curriculum vitae (CV) (b) instrumen pengumpulan data penelitian. Misalnya angket (c) surat perijinan dan surat keterangan telah melakukan penelitian dari instansi yang diteliti (d) penghitungan statistik (e) bukti bimbingan yang ditandatangani oleh Dosen Pembimbing Skripsi (f) hasil foto-foto ketika membagikan angket dan instansi yang diteliti. 13