BAB II KAJIAN PUSTAKA. otot-otot tubuh dan meningkatnya koordinasi fisik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

NAMA : ELNI NIM : :

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN PAPAN PASAK KARET GELANG DI PAUD MAWADDAH KOTA PADANG PANJANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK B TK DHARMAWANITA LABUAN PANIMBA

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TK KELOMPOK B KELURAHAN BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB VII MENEMPEL UNTUK ANAK USIA DINI. Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

SKRIPSI. Oleh Fitria Indriyani NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARYA ILMIAH. Oleh : SUSIWATI A1/111186

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA JONO OGE KECAMATAN SIGI BIROMARU

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK MENGGUNAKAN MEDIA TANAH LIAT DI KELOMPOK A TK GITA INSANI SLEMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK A DI TK AISYIYAH 2 PANDEYAN NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

KARYA ILMIAH OLEH JUWITA OVITA SARI NPM A1I111014

SKRIPSI. Oleh Ninda Febriana NIM

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan motorik Hurlock (1978) perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Menurut Widiastuti dan Wijayaningsih (2014) pertumbuhan fisik tidak hanya berupa pertambahan berat badan dan tinggi badan, ini juga termasuk mengembangkan kendali terhadap otot-otot tubuh dan meningkatnya koordinasi fisik. Menurut Sujiono (2008) menyatakan motorik adalah semua gerakan yang didapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar tumbuh terampil menggerakan tubuhnya. Sedangkan menurut Sujion (dalam Rahayu 2013), motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otototot kecil pada tangan dan jari-jari. Gerakan motorik halus yang melibatkan otot tangan dan jari-jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi mata dan otot kecil. 2.2 Motorik halus Widiastuti dan Wijayaningsih (2014) keterampilan-keterampilan motorik halus melibatkan otot kecil yang memungkinkan fungsi-fungsi seperti menggenggam dan memanipulasi objek-objek kecil. Keterampilan-keterampilan ini melibatkan kekuatan pengendalian motorik halus dan kecekatan, contohnya menulis, menggambar, 5

mengenakan pakaian, dan sebagainya. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010). Lerner (1981) menyatakan bahwa motorik halus adalah keterampilan menggunakan alat yang memerlukan koordinasi antara mata dan tangan, sehingga gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik. Keterampilan gerakan dasar untuk menulis dapat diberikan secara bertahap melihat kemampuan dan kesiapan anak. Contoh gerakan dasar adalah cara anak membuat garis tegak, garis datar, garis miring ke kiri, garis miring kekanan, setengah lingkaran. Alat yang digunakan bervariasi seperti lego, gunting untuk menggunting kertas. Yudha M Saputra dan Rudyanto (2005) menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menggenggam, menyusun balok dan memasukan kelereng. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan pengertian motorik halus adalah keterampilan yag memerlukan koordinasi mata da tangan yang menggunakan otot-otot halus seperti keterampilan 6

menggunakan jari jemari tangan dengan gerakan seperti menggenggam, meremas, menggambar, menggunting, dan menulis. 2.3 Tingkat pencapaian motorik halus Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus untuk usia 5-6 tahun, menurut Permendiknas no 58 Tahun (2009) adalah sebagai berikut: a. Menggambar sesuai gagasanya b. Meniru bentuk c. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan d. Menggunakan alat tulis dengan benar e. Menggunting sesuai dengan pola f. Menempel gambar dengan tepat g. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail. 2.4 Tujuan perkembangan motorik halus berikut: Nuryani (2005) tujuan pengembangan motorik halus adalah sebagai a. Mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan. b. Memperkenalkan gerakan jari seperti menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda dengan jari jemari, sehingga anak menjadi terampil dan matang. 7

c. Mampu mengkoordinasi kecepatan, kecakapan, tanpa dengan gerakan mata. d. Penguasaan emosi. 2.5 Fungsi perkembangan motorik Nuryani (2005) fungsi pengembangan motorik halus adalah sebagai berikut: a. Sebagai alat untuk melatih ketelitian dan kerapian. b. Sebagai alat untuk mengembangkan fantasi dan kreatifitas. c. Sebagai alat untuk melatih motorik halus. d. Sebagai alat untuk mengembangkan imajinasi anak. e. Sebagai alat untuk mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui ciptaanya dengan menggunakan teknik yang telah dikuasai. f. Sebagai alat melatih kerjasama dan tenggang rasa kepada teman. 2.6 Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak, menurut Kartini Kartono (1995), mengemukakan bahwa fator-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak sebagai berikut: a. Faktor hereditas (warisan sejak lahir atau bawaan) b. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi psikis. 8

c. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan, punya emosi serta mempunyai usaha untuk membangun diri sendiri. 2.7 Upaya meningkatkan kemampuan motorik halus Arifah (2013) kemampuan motorik halus anak dapat dikembangkan dengan pola kegiatan menggunting gambar, menggunting pola, menggunting dengan berbagai yaitu menggunting garis lurus, lengkung, setengah lingkaran, zig zag, menciptakan berbagai bentuk dengan bermacam-macam bahan seperti kertas. Kemampuan motorik halus anak dapat juga dikembangkan dengan cara sebagai berikut: a. Melipat kertas/origami b. Menyambung titik-titik c. Meronce dan menjahit d. Mewarnai gambar 2.8 Kegiatan menggunting 2.8.1. Pengertian menggunting Pengertian menggunting dalam buku metode pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia dini (2008), menggunting adalah melakukan kegiatan dengan menggunakan gunting. Pamadhi, dkk (2010) menggunting adalah kegiatan menggunakan peralatan dengan menggunakan proses dan pengendalian tangan serta koordinasi tangan, maka kegiatan ini akan dapat memberikan rasa percaya diri pada anak. 9

Tahapan dasar menggunting adalah jenis kegiatan yang sangat menarik bagi anak, karena dengan menggunting anak dapat membuat bentuk yang baru dan dilakukan secara bertahap dari yang mudah ke yang sulit. Indikator dalam kegiatan menggunting meliputi menggunting kertas mengikuti pola garis tegak, menggunting kertas mengikuti pola garis miring, mengikuti kertas pola garis lengkung, Depdiknas (2006). 2.8.2 Fungsi dan manfaat menggunting Fungsi dan manfaat dari kegiatan menggunting, Arifah (2014) adalah sebagai berikut: a. Melatih motorik halus b. Melatih koordinasi tangan, mata dan konsentrasi c. Meningkatkan kepercayaan diri d. Lancara menulis e. Ungkapan ekspresi f. Mengasah kemampuan kognitif 2.8.3 Tahap perkembangan menggunting Tahap perkembangan menggunting yang dilakukan anak usia dini, Depdiknas (2004) adalah sebagai berikut: a. Menggunting sekitar pinggiran kertas b. Membuka dan menggunting terus menerus c. Menggunting di antara dua garis pada kertas d. Menggunting pada garis tebal dengan rapi dan terkendali 10

2.9 Pengertian menempel Menurut Beal, Nancy (2003) menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus pada anak. Menempel sering disebut kolase. Kegiatan menempel adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak-anak karena berkaitan dengan meletakan dan merekatkan sesuatu sesuka mereka. Dari pengertian kolase adalah penyusunan berbagai bahan pada sehelai kertas yang datar. Bahan yang digunakan untuk direkatkan terdiri dari berbagai bentuk kertas, kain, bahan-bahan bertekstur dan bendabenda menarik lainnya, bisa 2 dimensi atau 3 dimensi. Koordinasi mata tangan saat mengguntingdan menempel dapat merangsang kerja otak si kecil. Kegiatan menempel guntingan-guntingan kertas menurut gambar yang dibuatnya yaitu dengan memberi rangsangan, bantuan, dan dorongan kepada anak apabila diperlukan, disesuaikan kemampuan dan perkembangan anak dalam membuat gambar maupun bentuk (Rahayuningsih 2011). 2.10 Kerangka berpikir Pada anak kelompok TK B Satya Wacana Children Centre menunjukan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam kegiatan menggunting. Pada umumnya perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun sudah berkembang dengan baik, akan tetapi perkembangan yang terjadi pada semua anak itu berbeda-beda ada yang cepat dan ada 11

yang lambat yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah bakat dan perkembangan fisik motorik anak sedangkan faktor luar adalah pengaruh dari lingkungan disekitar anak. Anak akan lebih tertarik bila media dan metode serta cara penyampaian guru yang digunakan unik, kreatif, dan inovatif. Menggunting dan menempel yang dirancang oleh guru merupakan jenis kegiatan dan permainan yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan untuk bermain sambil belajar. 12

Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting dan Menempel di Satya Wacana Children Centre Kondisi awal siswa Anak belum mampu menggunting dan menempel Perkembangan motorik halus anak masih rendah Tindakan oleh guru Penerapan kegiatan menggunting dan menempel Diharapkan dengan kegiatan menggunting dan menempel dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak Kondisi akhir siswa Melalui kegiatan menggunting dan menempel dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak Meningkatnya keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dan menempel 13

2.11 Penelitian Yang Relevan Penelitian Arifah (2013) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan menggunting gambar di TK Perintis Mongkrong Wonosegoro kelompok B. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat kolabor antara peneliti dengan kepala sekolah dan teman sejawat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada peningkatan perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting gambar, dari kemampuan pra siklus yang hanya sebesar 42% meningkat menjadi 71% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 89%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan menggunting gambar dapat menigkatkan perkembangan motorik halus anak. Tujuan penelitian Sari (2011) adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B di TK Bulakrejo 02 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui bermain pola dengan menggunakan media kertas berwarna. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian sebelum pelaksanaan siklus diperoleh hasil sebesar 37,33%, Siklus I mencapai 57,54% dan siklus II mencapai 83,72%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa melalui bermain pola dengan menggunakan media kertas berwarna dapat meningkatkan motorik halus anak di TK Bulakrejo 02 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013. 14

2.12 Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan melalui kegiatan menggunting dan menempel dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Satya Wacana Children Centre. 15