BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan meja dan kursi yang ergonomis. Bukan hanya menciptakan kenyamanan,

dokumen-dokumen yang mirip
ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KELUHAN MUSKULO SKELETAL SISWAAKIBAT PENGGUNAAN MEJA KURSI YANG TIDAK ERGONOMIS DI SDN 13 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 5% per tahun. Sementara pada anak-anak dan remaja kejadiannya

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari. pembangunan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merugikan terhadap kesehatan pekerja ( Naiem, 2010).

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

Desain Kursi Kerja Ergonomis bagi Perajin Karawo

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami nyeri pinggang dan Indonesia sendiri diperkirakan jumlahnya lebih

BAB II LANDASAN TEORI

Solichul H.A. BAKRI UNIBA

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah bagi produk sehingga dapat dijual dengan harga kompetitif di

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Azhar, 2011). Banyak ditemui keluhan dari para pekerja terkait masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan menjamur penggunaannya terutama perkantoran. Penggunaan personal computer (PC) secara global saat ini terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen merupakan salah satu industri kerajinan. Industri ini,

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

BAB I PENDAHULUAN. sakit akibat pekerjaanya itu, baik itu berupa cedera, luka-luka atau bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITAN... ABSTRAK... ABSTRACT... SUMMARY...

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap harinya siswa sekolah dasar menghabiskan sebagian besar waktunya belajar dan menerima pelajaran di dalam kelas. Mereka menggunakan meja dan kursi untuk menulis, membaca dan menerima materi dari guru. Untuk membantu siswa menerima pelajaran dengan baik dibutuhkan meja dan kursi yang ergonomis. Bukan hanya menciptakan kenyamanan, kesesuaian meja kursi dengan pengguna yaitu siswa akan menghindarkan timbulnya berbagai dampak antara lain keluhan rasa sakit. Terkait dengan hasil produk (meja dan kursi) yang tidak didasarkan pada antropometri siswa, menurut hasil penelitian Suhardiono (2005) terdapat ketidaksesuaian (tidakergonomis) antara meja kursi sekolah (meja = 100% dan kursi = 81,11%) dengan ukuran tubuh anak sekolah. Ergonomi adalah sebuah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi engineering, manajemen dan perancangan desain. Ergonomi di anggap penting karena dimaksudkan untuk menjamin kebutuhan manusia akan kemanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan efektifitas dan efisiensi dalam dia bekerja. Rata-rata manusia dalam kehidupan sehari-hari beraktifitas menggunakan alat atau mesin yang tidak efektif dan efisien penggunaanya. Bukan hanya berlaku pada pekerja seperti pegawai kantor atau pekerja pabrik, penerapan sarana kerja yang ergonomi juga harus diterapkan dalam lingkungan sekolah terutama kepada murid-muridnya. Dampak dari ketidakerogonomisan antara meja dengan ukuruan tubuh siswa merupakan salah satu hambatan dalam meningkatkan prestasi belajar anak bahkan bisa menimbulkan masalah kesehatan. Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci. Sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas sekolah yang 1

2 digunakan untuk duduk serta memiliki beberapa kaki untuk mendukung berat tubuh pengguna dan ada yang memiliki sandaran kursi. Meja dan kursi merupakan sarana pendukung yang menunjang aktivitas belajar mengajar di sekolah. Anak menggunakan meja dan kursi sekolah selama kurang lebih 6 jam setiap harinya. Jika anak menggunakan meja kursi yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh (tidak ergonomis) dan itu berlangsung dalam waktu yang lama maka dampak yang akan terjadi adalah timbulnya keluhan kesehatan bahkan bisa mengakibatkan kelainan postur pada anak saat tumbuh dewasa nanti. Meja dan kursi sekolah yang ergonomis akan membuat anak merasa aman, nyaman dan sehat sehingga tidak menimbulkan keluhan musculoskeletal. Sebaiknya, jika meja dan kursi tidak ergonomis akan menimbulkan beberapa dampak negatif baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek seperti pemakainya akan merasa cepat lelah, nyeri dan mengalami keluhan musculoskeletal (keluhan pada otot skeletal). Hasil penelitian 30% siswa di Amerika umur 11 tahun menderita cedera jaringan otot tulang belakang, siswa di Eropa menderita sakit jaringan otot: leher, bahu dan tulang belakang (Inger Wiliam, 2011). Hasil penelitian lain membuktikan bahwa dengan analisa fenemona dasar ergonomis fasilitas di sekolah anatara lain meja-bangku ergonomis untuk murid kelas 1, 2 dan 3, akan mengurangi gejala penyakit atau cedera jaringan otot (Linton, 2011). Salah satu penyebab cedera jaringan otot adalah jaringan tersebut diberikan beban melebihi kapasitas beban yang diperbolehkannya. Tidak hanya di luar negeri, di dalam negeri pun permasalahan meja kursi yang tidak ergonomis masih banyak dijumpai. Dari penelitian yang dilakukan oleh Mustain (2012) mengenai pengaruh kesesuaian ukuran meja dengan ukuran antropometri mahasiswa dapat disimpulkan bahwa sebanyak 79,1 % populasi mahasiswa memiliki ukuran tubuh yang tidak sesuai dengan ukuran meja praktikum dan mereka mengungkapkan keluhan nyeri punggung yang lebih berat, lebih besar dari mahasiswa yang ukuran tubuhnya ergonomis.

3 Penelitian lainnya dilakukan oleh sutafa et al. (2012) di Bali yang menyatakan bahwa anak mengalami keluhan muskulesketal utamanya pada leher, bahu, tulang belakang, pinggang, pantat, siku, paha dan pangkal kaki serta mampu mengurangi konsentrasi anak selama belajar yang di akibatkan oleh ketidakergonomisan meja dan kursi sekolah. Penerapan meja dan kursi yang ergonomis dapat memberikan dampak positif bagi siswa di antaranya mengurangi kelelahan, meningkatkan konsentrasi, membentuk sikap duduk yang benar sehingga tidak mengganggu postur tubuh anak saat dewasa nanti. Maka dari itu perlu di terapkannya meja dan kursi yang ergonomis untuk anak sekolah dasar yaitu dengan mengukur kesesuaian antara meja kursi dengan ukuran tubuh siswa serta dampaknya terhadap kesehatan. Di Gorontalo tepatnya di Sekolah Dasar Negeri 13 Kabila terdapat masalah ketidaksesuaian antara meja kursi dengan ukuran tubuh siswa terutama siswa kelas 1 yang ratarata memiliki postur tubuh kecil-kecil. Melihat permasalahan seperti ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keluhan kesehatan berdasarkan keadaan meja dan kursi pada anak kelas 1, 2 dan 3 di Sekolah Dasar Negeri 13 Kabila. Sekolah Dasar Negeri 13 Kabila merupakan salah satu dari 15 sekolah yang berada di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango yang masih menggunakan meja kursi yang berbeda dengan sekolah dasar negeri lainnya, yaitu dalam 1 meja ditempati oleh 2 anak bahkan ada yang sampai 3 anak. Kondisi meja dan kursi seperti ini dapat ditemukan pada kelas 1, 2 dan 3. Sementara untuk kelas 4, 5 dan 6 menggunakan 1 meja dan kursi yang khusus untuk di tempati masing-masing anak, seperti yang digunakan pada sekolah dasar lainnya di Provinsi Gorontalo. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standard Sarana dan Prasarana Sekolah bahwa meja dan kursi siswa harus Kuat, stabil, dan mudah dipindahkan oleh siswa. Ukuran sesuai dengan kelompok usia siswa dan mendukung pembentukan postur tubuh yang

4 baik, minimum dibedakan untuk kelas 1-3 dan kelas 4-6. Desain dudukan dan sandaran membuat siswa nyaman belajar. Setelah dilakukan studi penelitian di temukan bahwa masih ada beberapa kursi yang tidak memiliki sandaran serta meja yang tidak dilengkapi tempat penahan kaki. Beberapa anak juga mengeluh sakit belakang, sakit kaki, sakit bahu, sakit pergelangan dan sakit pinggang karena belajar di meja kursi tersebut, keluhan seperti itu merupakan keluhan kesehatan musculoskeletal, yaitu keluhan pada bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringat sampai sangat sakit. Hal ini menandakan bahwa meja dan kursi tersebut tidak ergonomis karena sesuai pengertiannya ergonomi adalah aturan kerja antara manusia dan alat kerja dimana alat kerja dapat membantu kenyamanan (kondisi alamiah dari posisi pekerja dalam melakukan pekerjaannya, misalnya duduk dengan kondisi enak tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah, tangan, punggung ada sandaran). Dalam setiap harinya mereka belajar sekitar 4 sampai 6 jam yang sebagian besar waktu belajarnya berada di dalam kelas menggunakan meja dan kursi tersebut. Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti tentang keluhan siswa terhadap keadaan meja dan kursi pada anak siswa kelas 1, 2 dan 3 di Sekolah Dasar Negeri 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan dalam latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah Apakah penggunaan meja dan kursi yang tidak ergonomis mengakibatkan adanya keluhan kesehatan pada anak kelas 1, 2 dan 3 di Sekolah Dasar Negeri 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk menganalisis keluhan siswa terhadap penggunaan meja dan kursi yang tidak ergonomis dengan pengukuran antropometri pada siswa kelas 1, 2 dan 3 di Sekolah Dasar Negeri 13 Kabila Kabupaten Bone Bolango. 1.3.2 Tujuan khusus 1) Menganalisis keadaan meja dan kursi yang ergonomis dan tidak ergonomis 2) Menganalisis jenis keluhan siswa berdasarkan meja kursi yang tidak ergonomis 3) Menganalisis nilai antropometri siswa 4) Menentukan ukuran anatomi siswa sebagai acuan pembuatan meja dan kursi yang ergonomis 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja. 1.4.2 Manfaat praktis 1. Manfaat untuk masyarakat

6 Memberikan sumbang pemikiran tentang kajian penggunaan meja dan kursi yang sesuai (ergonomis) untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan kesehatan dan konsentrasi belajar pada anak. 2. Manfaat untuk Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan masukan dalam rangka penerapan meja kursi yang ergonomis pada anak Sekolah Dasar Negeri. 3. Manfaat untuk anak Untuk melakukan pencegahan atas gangguan keluhan siswa terhadap meja kursi yang tidak ergonomis