BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalibombong, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara. Desa Kalibombong adalah desa yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Berdasarkan data monografi Desa Kalibombong tahun 2010 diketahui bahwa sebanyak 57,22 persen dari total luas desa dimanfaatkan sebagai lahan persawahan. Tanaman padi yang paling banyak dibudidayakan adalah varietas morneng. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) semester atau 6 (enam) bulan. Adapun waktu pengambilan data yaitu pada tanggal 26 November sampai 25 Desember 2010. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Menurut Nazir (2003), metode survei adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok maupun daerah. Survei bertujuan untuk mengkaji masalah sehingga mendapatkan pembenaran atas masalah yang dihadapi, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel, artinya tidak semua
individu dalam populasi digunakan sebagai responden, melainkan hanya sebagian saja yang hasilnya diharapkan dapat menjelaskan sifat populasi secara keseluruhan. Metode penelitian ini dipilih karena dianggap paling sesuai dengan permasalahan di Desa Kalibombong. C. Metode Pengambilan Sampel 1. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik ini termasuk dalam metode penarikan sampel probabilitas yang lebih menekankan pada pertimbangan kemungkinan terjadi atau tidaknya suatu peristiwa dengan dasar metode ilmiah. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Teguh, 1999). Selain petani sebagai sampel terdapat juga informan kunci yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu pedagang. Informan kunci ditentukan dengan teknik non probabillitas sampling yaitu dengan sampling pertimbangan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling bertitik tolak pada penilaian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa pedagang benar-benar representatif untuk dijadikan informan kunci. 2. Penentuan Sampel a. Sampel (Petani) Jumlah sampel yang diambil sebanyak 6 persen dari keseluruhan populasi. Jumlah petani penghasil beras varietas morneng di Desa Kalibombong adalah sebanyak 400 sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 24 petani. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara undian (tanpa pengembalian).
Sebelum diundi anggota populasi telah didata dan dikelompokkan berdasarkan tempat tinggal yang terbagi dalam 4 dusun, kemudian dari setiap dusun diambil beberapa sampel secara proporsional sesuai jumlah anggota populasi pada masing-masing dusun. Untuk menghitungnya digunakan rumus (Sugiharto, 2003): n h = Keterangan: N N n n h N h N n = jumlah sampel di setiap dusun = jumlah anggota populasi di setiap dusun = jumlah anggota populasi keseluruhan (satu desa) = jumlah sampel keseluruhan (satu desa) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel untuk masing-masing dusun adalah sebagai berikut: Dusun I (Bandingan) : 2 Dusun II (Kalibombong) : 8 Dusun III (Margasari) : 12 Dusun IV (Panumping) : 2 b. Informan kunci (Pedagang) Informan kunci ditentukan berdasarkan penilaian pribadi peneliti yang menyatakan bahwa pedagang benar-benar representatif untuk dijadikan informan. Informan kunci adalah para pedagang yang memperjualbelikan beras varietas morneng dari Desa Kalibombong. Jumlah informan kunci dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 orang pedagang.
D. Metode Pengambilan Data 1. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang diamati secara langsung (Teguh, 1999). Observasi dilakukan dengan partisipasi yaitu peneliti terlibat langsung ke dalam obyek yang diamati agar dapat mengetahui fenomena yang diamati secara lebih mendalam dan rinci, dalam hal ini yaitu terkait kegiatan tataniaga beras varietas morneng di Desa Kalibombong. 2. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan tanya jawab langsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden dan informan kunci. Responden dalam penelitian ini adalah petani penghasil beras varietas morneng di Desa Kalibombong dan informan kuncinya adalah pedagang yang membeli dan menjual beras varietas morneng dari Desa Kalibombong sampai ke konsumen akhir. Wawancara dilakukan dengan cara terstruktur yaitu menggunakan daftar pertanyaan (quesioner) pada saat wawancara dan tidak terstruktur yaitu tanpa menggunakan daftar pertanyaan (quesioner) pada saat wawancara. Hasil wawancara ditulis langsung pada buku yang telah disiapkan dan atau direkam menggunakan tape recorder. 3. Analisis Literatur Analisis literatur adalah kegiatan mengumpulkan data dari berbagai sumber selain obyek kajian utama, seperti data monografi Desa Kalibombong dan lain-lain.
E. Jenis Sumber Data 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dengan observasi, wawancara serta pencatatan yang dilakukan secara langsung dari sumber data pertama (primer). 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan studi pustaka dan studi literatur lain dari sumber data kedua (sekunder) yang dapat digunakan untuk mendukung permasalahan. F. Metode Analisis 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui pola saluran tataniaga dan mengkaji permasalahan sosial ekonomi dalam proses tataniaga beras varietas morneng di Desa Kalibombong. Analisis deskriptif dilakukan dengan mengidentifikasi dan memberikan gambaran mengenai proses tataniaga beras varietas morneng di Desa Kalibombong. 2. Analisis Margin Analisis margin digunakan untuk menghitung besarnya margin tataniaga, penyebarannya pada masing-masing lembaga di setiap jalur tataniaga dan persentase yang diterima petani (farmer share) dari harga tingkat konsumen. Untuk menghitung besarnya margin tataniaga digunakan rumus sebagai berikut: M = Pr Pf Keterangan: M = margin pemasaran
Pr Pf = harga di tingkat konsumen = harga di tingkat petani Untuk menghitung besarnya bagian biaya dan bagian keuntungan pada masing-masing lembaga di setiap jalur tataniaga digunakan rumus sebagai berikut: SB ij = [C ij / (Pr-Pf)] [100%] C ij = H jj H bj π SK j = [π / (Pr-Pf)] [100%] π = H jj H bj C ij Keterangan: SB ij = bagian biaya untuk melaksanakan fungsi tataniaga ke-i oleh lembaga tataniaga ke-j C ij = biaya untuk melaksanakan fungsi tataniaga ke-i oleh lembaga tataniaga ke-j Pr Pf H jj H bj π = harga di tingkat konsumen = harga di tingkat petani = harga jual lembaga tataniaga ke-j = harga beli lembaga tataniaga ke-j = keuntungan lembaga tataniaga ke-j SK j = bagian keuntungan lembaga tataniaga ke-j Untuk menghitung besarnya persentase yang diterima petani (farmer share) dari harga tingkat konsumen digunakan rumus: Sp = P 100% P
Keterangan: Sp Pf Pr = farmer share = harga di tingkat petani = harga di tingkat konsumen 3. Analisis Profit Margin Analisis profit margin digunakan untuk menghitung besarnya laba bersih yang diterima oleh masing-masing lembaga tataniaga pada setiap saluran. Besarnya profit margin dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Profit margin laba bersih nilai penjualan 100% G. Definisi Operasional Variabel 1. Tataniaga Tataniaga adalah kegiatan menyalurkan (perdagangan) barang (beras) dari produsen (petani) sampai ke konsumen. 2. Margin Tataniaga Margin tataniaga adalah perbedaan harga antara yang dibayar konsumen dengan yang diterima oleh podusen untuk produk pertaniannya (Anindita, 2004). Nilai dinyatakan dalam rupiah per kilogram (Rp/kg). 3. Biaya Tataniaga Biaya tataniaga adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tataniaga (Soekartawi, 2002). Biaya tataniaga diantaranya meliputi biaya angkut, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, biaya retribusi, biaya pengemasan dan lain-lain. Nilai dinyatakan dalam rupiah per kilogram (Rp/kg).
4. Harga Harga adalah sejumlah uang atau barang yang dibutuhkan untuk memenuhi pertukaran (Anindita, 2004). Nilai dinyatakan dalam rupiah per kilogram (Rp/kg). 5. Keuntungan Keuntungan adalah hasil yang diperoleh pelaku pemasaran setelah dikurangi harga beli dan biaya pemasaran. Anindita (2004), menyatakan bahwa keuntungan adalah perbedaan antara margin dengan biaya tataniaga. Nilai dinyatakan dalam rupiah per kilogram (Rp/kg). 6. Farmer Share Farmer share adalah bagian yang diterima petani dari harga tingkat eceran (konsumen akhir), yang dinyatakan dalam persen. 7. Profit Margin Profit margin adalah perbandingan antara keuntungan dengan harga jual, yang dinyatakan dalam persen. 8. Volume Penjualan Volume penjualan adalah jumlah atau banyaknya produk (beras) yang dijual. Nilai dinyatakan dalam kilogram (kg). 9. Lembaga Tataniaga Lembaga tataniaga adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan produk dari produsen ke konsumen akhir dan mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya (Sudiyono, 2004).
10. Saluran Tataniaga Saluran tataniaga adalah mata rantai pemasaran yang terbentuk dari berbagai pola pemasaran. Menurut Kotler (1998), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. 11. Produsen Produsen adalah petani penghasil beras varietas morneng di Desa Kalibombong. 12. Pedagang Pengumpul Pedagang pengumpul adalah pedagang yang mengumpulkan beras dari petani/produsen yang ada di Desa Kalibombong. 13. Pedagang Besar Pedagang besar adalah pedagang yang memperoleh/mengumpulkan beras dari para pedagang pengumpul dan akan menjual/mendistribusikan beras ke pedagang pengecer (Sudiyono, 2004). 14. Pedagang Pengecer Pedagang pengecer adalah lembaga tataniaga yang berhadapan langsung dengan konsumen (Sudiyono, 2004). 15. Konsumen Konsumen adalah pembeli beras varietas morneng dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri.
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Penelitian skripsi ini dilaksanakan selama 1 (satu) semester atau 6 (enam) bulan. Adapun jadwal pelaksanaannya tercamtum pada Tabel 1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Skripsi NO KEGIATAN Bulan Ke 1 2 3 4 5 6 1 Pencarian dan Perijinan Tempat x 2 Survei Pendahuluan x 3 Pembuatan Proposal Penelitian x 4 Pelaksanaan Penelitian x 5 Analisis Data x 6 Pembuatan Laporan Penelitian x