BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitan eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research) dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam ( Nigella

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. The Posttest Only Control Group Design, yaitu subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun widuri (Calotropis

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). bulan November sampai dengan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak biji klabet (Trigonella foenumgraecum

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji

keterangan: T = jumlah perlakuan R= jumlah replikasi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. 246 Malang. Penelitian dilaksanakan selama 3 Februari Februari 2017.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan

Transkripsi:

38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan, yaitu penelitian tahap I merupakan penelitan eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research) dan penelitian tahap II adalah studi pengembangan.penelitian eksperimen akan melihat pengaruh pemberian berbagai dosis ekstrak daun kelor terhadap histologi ginjal tikus putih jantan yang dipapar oleh timbal. Tahap II akan dilakukan pengembangan hasil penelitian eksperimen, yang akan dikembangkan menjadi media poster pada materistruktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Ekskresi kelas XI SMA. 3.1.1 Penelitian Tahap I Jenis penelitian pada tahap ini eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research). Penelitian eksperimen sesungguhnya (true eksperimental research)yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan terhadap subjek penelitian. Disebut True Experiment karena peneliti mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.ciri utamanya yaitu sampel eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari kelompok populasi (Nursyahidah, 2012 dalam Khaniviyah, 2015). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Factorial Design yang terdiri dari 2 faktor. Faktor A, yaitu dosis ekstrak daun kelor dan faktor B yaitu dosistimbal. Pada Tabel 3.1. akan ditunjukkan skema rancangan penelitian pada penelitian ini. 38

39 Tabel 3.1 Skema Rancangan Factorial Design Faktor A A0 A1 A2 A3 A4 A5 B B0 A0B0 A1B0 A2B0 A3B0 A4B0 A5B0 B1 A0B1 A1B1 A2B1 A3B1 A4B1 A5B1 Keterangan: a. Faktor A adalah dosis ekstrak daun kelor yang terdiri dari enam kategori, yaitu: A0 = Kontrol A1 = Dosis ekstrak daun kelor 2,1 mg A2 = Dosis ekstrak daun kelor 2,8 mg A3 = Dosis ekstrak daun kelor 3,5 mg A4 = Dosis ekstrak daun kelor 4,2 mg A5 = Dosis ekstrak daun kelor 4,9 mg b. Faktor B adalah dosis pemaparan timbal yang terdiri dua kategori, yaitu: B0 = Dosis Pb 0 mg B1 = Dosis Pb 50 mg c. Dua belas (kombinasi) tersebut adalah A 0B 0 = Kontrol tanpa ekstrak daun kelor dengan dosis timbal 0 mg A1B0= Dosis ekstrak daun kelor 2,1 mg dengan dosis timbal 0 mg A2B0= Dosis ekstrak daun kelor 2,8 mg dengan dosis timbal 0 mg A3B0= Dosis ekstrak daun kelor 3,5 mg dengan dosis timbal 0 mg A4B0= Dosis ekstrak daun kelor 4,2 mg dengan dosis timbal 0 mg A5B0= Dosis ekstrak daun kelor 4,9 mg dengan dosis timbal 0 mg A0B1 = Kontrol tanpa ekstrak daun kelor dengan dosis timbal 50 mg A1B1 = Dosis ekstrak daun kelor 2,1 mg dengan dosis timbal 50 mg A2B1 = Dosis ekstrak daun kelor 2,8 mg dengan dosis timbal 50 mg A3B1 = Dosis ekstrak daun kelor 3,5 mg dengan dosis timbal 50 mg A4B1 = Dosis ekstrak daun kelor 4,2 mg dengan dosis timbal 50 mg A5B1 = Dosis ekstrak daun kelor 4,9 mg dengan dosis timbal 50 mg Penempatan satuan-satuan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap.Rancangan Acak Lengkap merupakan jenis rancangan percobaan dimana perlakuan diberikan secara acak kepada seluruh unit percobaan.hal ini dapat dilakukan karena lingkungan tempat percobaan diadakan relatif homogen sehingga media atau tempat percobaan tidak memberikan pengaruh berarti pada respon yang diamati (Akhmadi, 2012).Pengacakan pada unit-unit percobaan dapat dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan acak, sistem lotere atau dengan

40 bantuan software komputer.pengacakan perlakuan pada satuan-satuan percobaan dalam penelitian ini menggunakan sistem lotere. Tabel 3.2 Denah RAL (Rancangan Acak Lengkap) A0B0 I A0B1 II A3B1 I A2B0 I A2B1 II A4B1 I A3B0 II A3B1 I A2B1 I A0B1 I A5B0 I A1B0 II A4B1 II A4B0 I A1B0 I A0B0 II A1B1 II A2B0 II A1B1 I A5B0 II A5B1 II A4B0 II A5B1 II A3B1 II Keterangan: I : Ulangan ke- 1 II : Ulangan ke-2 3.1.2 Penelitian Tahap II Penelitian tahap II adalah studi pengembangan. Pada tahap ini akan dilakukan pengembangan hasil penelitian eksperimen, yang akan dikembangkan menjadi media poster ilmiah pada materistruktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Ekskresi kelas XI SMA. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 29 Juli 27 September 2016bertempat di Laboratorium Farmakologi Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malangyang beralamat di Jl. Bendungan Sutami No. 188A Malang.

41 3.3 Populasi dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti yang memiliki kualitas dan karakter tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2013).Populasi dari penelitian ini adalah tikus putih jantan yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 gram. 3.3.2 Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, dimana teknik ini digunakan karena setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogen, sehingga anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian (Khaniviyah, 2015). Skema pengambilan sampel yang dilakukan secara simple random sampling adalah sebagai berikut: ++++++++++ ++++++++++ ++++++++++ ++++++++++ ++++++++++ Keseluruhan tikus putih jantan dengan karakteristik sehat yang ditandai dengan mata bening, gerakan lincah, umur 2 3 bulan dengan berat badan 150 200 gram yang di peroleh dari Laboratorium Farmakologi Universitas Muhammadiyah Malang Unit populasi Randomisasi (pengambilan sampel dilakukan secara acak) yaitu tikus diambil secara acak untuk dijadikan sampel dan diberi nomor sesuai dengan perlakuan yang ada sehingga diperoleh: + + + +++ +++ 24 ekor tikus putih jantan dengan karakteristik sehat yang ditandai dengan mata bening, gerakan lincah, umur 2 3 bulan dengan berat badan rata-rata 150 200 gram

42 Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 24 tikus putih jantan yang dibagi menjadi 12 kelompok perlakuan.untuk menentukan banyaknya ulangan pada penelitian ini, maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan, yaitu: (t 1) (r 1) 15 t( 1) (r 1) 15 Keterangan : r = replikasi (jumlah pengulangan) t = treatment (jumlah perlakuan) n= jumlah sampel (perlakuan) (12 1) (r 1) 15 11r 11 15 r 15+11 11 r 2,36 r 2 pengulangan Jadi pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan yang dibagi menjadi 12 kelompok (kombinasi), masing-masing kelompok terdiri dari 2 kali ulangan, sehingga jumlah sampel tikus pada penelitian ini adalah: n = banyaknya perlakuan x ulangan = 12 x 2 = 24 jumlah sampel (perlakuan) 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang dipilih dan sengaja diukur dan diubah-ubah oleh peneliti untuk diketahui hubungannya dengan variabel terikat.

43 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L) dan dosis timbal. 3.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang diobservasi dan diukur untuk mmenentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul dan berubah sesuai dengan yang ditentukan oleh peneliti. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah gambaran histologi hialin cast pada ginjal. 3.4.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat dengan konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan, pakan, air minum dan waktu pemberian perlakuan. 3.4.4 Definisi Operasional Variabel Agar tidak terjadi kesalahan makna pada setiap variabel, maka setiap variabel perlu didefinisikan, adapun definisi dari setiap variabel yaitu: 1. Dosis ekstrak Moringa oleifera L yang digunakan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hazani (2014) pada mencit, yaitu ekstrak daun Moringa oleifera L dengan dosis 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 dan 0,7 mg. Kemudian dosis tersebut dikonversi menjadi dosis tikus, yaitu: 2,1; 2,8; 3,5; 4,2 dan 4,9 mg. 2. Dosis paparan timbal yang digunakan berdasarkan studi literatur jurnal yang dilakukan oleh Arifuddin (2016) adalah 50 mg, pemberian dosis tersebut sudah dapat menyebabkan efek toksik pada ginjal. 3. Histologi ginjal adalah gambaran mikroskopis sel ginjal dengan

44 pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Bagian yang diamati khususnya adalah adanya hialin cast. Hialin cast adalah massa amorf merah muda yang terdapat dalam lumen tubulus. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hialin cast pada 5 lapang pandang, yaitu keempat sudut preparat dan bagian tengah preparat. 4. Jenis kelamin dan umur tikus yang digunakan adalah tikus putih jantan yang berumur 2-3 bulan. 5. Berat badan tikus yang digunakan adalah 150-200 gram. 6. Jenis makanan yang digunakan adalah BR1 dan air minum yang digunakan adalah air PAM. 7. Sanitasi kandang yaitu membersihkan kandang mengganti sekam setiap hari Rabu dan Sabtu. 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. 1. Alat a. Bak plastik (kandang tikus) b. Tempat minum c. Alat pencekok oral (sonde) d. Timbangan analitik e. Gelas ukur f. Beaker glass g. Botol kaca h. Botol plastik i. Kaca preparat j. Alat bedah k. Mikroskop l. Sarung tangan 2. Bahan a. Tikus putih jantan b. Daun kelor

45 c. Timbal asetat d. Alkohol 70% e. Aquades f. Pakan tikus g. Infus NaCl 0,9% h. Formalin 3.5.2 Persiapan Hewan Coba Sebelum melakukan penelitian, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain mempersiapkan kandang tikus, sekam dan tempat minum. Sebelum mulai perlakuan, tikus diadaptasikan selama satu minggu. Selama proses adaptasi tikus hanya diberi makanan dan minuman tanpa tambahan apapun. 3.5.3 Pembuatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L) Bahan yang digunakan sebagai ekstrak dalam penelitian ini adalah daun kelor (Moringa oleifera L).Pembuatan ekstrak dilakukan di UPT Materia Medica Batu. Adapun proses pembuatan dilakukan di Laboratorium Fitokimia UPT Materia Medica Batu dengan cara: 1. Menimbang serbuk daun kelor sebanyak 200 gram. 2. Memasukkan serbuk yang telah ditimbang ke dalam toples, diratakan dan sambil ditambahkan pelarut etanol 70% sampai bahan terendam, total yang ditambahkan sebanyak 1 liter. 3. Menutup toples dengan rapat selama 72 jam. 4. Kemudian dishaker di atas shaker digital 50 rpm. 5. Menyaring ekstrak cair dengan penyaring kain dan ditampung dalam Erlenmeyer. 6. Hasil ekstrak cair diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator. Diperlukan waktu 1 jam 30 menit untuk evaporasi. 7. Ekstrak cair yang dihasilkan kemudian dievaporasi/diuapkan kembali di atas

46 water bath selama 2 jam. 3.5.4 Perhitungan Dosis Timbal Asetat dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L) 3.5.4.1 Perhitungan Dosis Timbal Asetat Timbal dapat menyebabkan efek toksik pada ginjal. Hasil penelitian dari Farhan (2013) menunjukkan bahwa terjadi perubahan mikroskopis pada ginjal tikus Wistar yang terpapar plumbum asetat dengan dosis 50mg/kgbb/hari. Pada penelitian ini dosis timbal yang digunakan adalah: Dosis I Dosis II : 0 mg/kgbb/hari : 50 mg/kgbb/hari Sedangkan volume sonde yang digunakan adalah 2 ml, volume tersebut merupakan volume yang boleh diberikan berdasarkan volume normal lambung tikus, yaitu 3-5 ml. Jika volume sonde yang diberikan melebihi volume lambung maka dapat mengakibatkan dilatasi lambung secara akut yang dapat menyebabkan robeknya saluran cerna. Dosis stok timbal yang dibutuhkan: volume sonde (ml) x jumlah tikus (ekor) x lama pemberian (hari) 2 ml x 12 x 30 = 720 ml 3.5.4.2 Perhitungan Dosis Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hazani (2014) pemberian ekstrak daun kelor 0,5 mg/gr mencit dapat memperbaiki kualitas spermatozoa dan epididimis mencit jantan yang dipapar oleh Pb. Konversi dari mencit ke tikus

47 adalah 0,5 x 7 = 3,5 mg/gr BB. Pada penelitian ini menggunakan 5 rentang dosis ekstrak daun kelor yang berbeda. Dosis I : 0,3 mg/gr x 7 = 2,1 mg/gr BB per hari = 0,0021 gr/gr BB Dosis II : 0,4 mg/gr x 7 = 2,8 mg/gr BB per hari = 0,0028 gr/gr BB Dosis III : 0,5 mg/gr x 7 = 3,5 mg/gr BB per hari = 0,0035 gr/gr BB Dosis IV : 0,6 mg/gr x 7 = 4,2 mg/gr BB per hari = 0,0042 gr/gr BB Dosis V : 0,7 mg/gr x 7 = 4,9 mg/gr BB per hari = 0,0049 gr/gr BB a. Dosis stok ekstrak daun kelor yang dibutuhkan: volume sonde (ml) x jumlah tikus (ekor) x lama pemberian (hari) 2 ml x 4 x 14 = 112 ml b. Perhitungan ekstrak daun kelor setiap dosis perlakuan: Dosis I Dosis II : 0.0021 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.1176 gr : 0.0028 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.1568 gr Dosis III : 0.0035 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.196 gr Dosis IV : 0.0042 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.2352 gr Dosis V : 0.0049 g/2 ml = y g/112 ml, maka y = 0.2744 gr Total kebutuhan ekstrak: 0.1176 gr + 0.1568 gr + 0.196 gr + 0.2352 gr + 0.2744 gr = 0.98 gr Jadi stok yang dibutuhkan selama 14 hari adalah 0.98 gr c. Perhitungan larutan stok ekstrak daun kelor 1. Dosis V : 0.98 gr x 2 ml = 0.0049 gr x k ml k = 400 ml

48 Jadi 0.98 gr ekstrak dilarutkan dengan aquades hingga volume 400 ml, kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis V untuk perlakuan selama 14 hari. Sisa stok sebanyak 288 ml akan diencerkan dan digunakan untuk dosis selanjutnya. 2. Dosis IV :0.0049 gr x 288 ml = 0.0042 gr x k ml k = 336 ml Jadi sisa dosis V sebanyak 228 ml diencerkan dengan aquades hingga volume 336 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis IV untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar 224 ml. 3. Dosis III : 0.0042 gr x 224 ml = 0.0035 gr x k ml k = 268.8 ml Jadi sisa dosis IV sebanyak 224 ml diencerkan dengan aquades hingga volume 268.8 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis III untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar 156.8 ml. 4. Dosis II : 0.0035 gr x 156.8 ml = 0.0028 gr x k ml k = 196 ml Jadi sisa dosis III sebanyak 156.8 ml diencerkan dengan aquades hingga volume 196 ml kemudian di ambil 112 ml untuk stok ekstrak dosis II untuk perlakuan selama 14 hari. Sehingga sisa larutan sebesar 84 ml. 5. Dosis I : 0.0028 gr x 84 ml = 0.0021 gr x k ml k = 112 ml

49 Jadi sisa dosis V sebanyak 84 ml diencerkan dengan aquades hingga volume 112 ml kemudian di gunakan untuk stok ekstrak dosis I untuk perlakuan selama 14 hari sehingga tidak tersisa larutan. 3.5.5 Tahap Pelaksanaan 1. Membagi 24 ekor tiks menjadi 12 kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 2 ekor tikus. 2. Menandai tikus dengan menggunakan spidol untuk mempermudah dalam memberi perlakuan. 3. Memberi perlakuan timbal asetat dengan menggunakan sonde selama 4 minggu. 4. Memberi perlakuan ekstrak daun kelor dengan berbagai dosis selama 2 minggu. 5. Melakukan pembedahan setelah semua perlakuan selesai untuk diambil organ ginjalnya. 3.5.6 Tahap Pengambilan Data Pada tahap ini peneliti melakukan pengambilan data dengan cara membedah dan mengambil organ ginjal terlebih dahulu. Data diperoleh dengan cara menghitung jumlah sel abnormal yang terdapat pada organ ginjal khususnya pada bagian tubulus proksimal. Sel dikatakan abnormal apabila terdapat pembengkakan pada sel-sel penyusun epitel, sehingga lumen tubulus proksimal menyempit bahkan menutup, terdapat hialin cast.penghitungan dilihat dari 5 lapang pandang, yaitukeempat sudut preparat dan bagian tengah preparat. 1. Tahap Pengambilan Ginjal Pada hari ke-45 dilakukan pembedahan tikus untuk diambil ginjalnya.

50 Ginjal dibersihkan menggunakan cairan infus NaCl 0,9%.Kemudian ginjal dimasukkan ke dalam botol plastik yang sebelumnya sudah diberi larutan formalin. 2. Tahap Pembuatan Preparat Ginjal a. Tahap pertama Coatingyaitu memulai dengan menandai obyek glass yang akan digunakan dengan kikir kaca pada area tepi lalu direndam dalam alkohol 70% minimal semalam, kemudian mengeringkan obyek glass dengan tisu dan melakukan perendaman dalam larutan gelatin 0,5% selama 30 40 detik per slide lalu mengeringkan dengan posisi menyandar sehingga gelatin yang melapisi kaca dapat merata. b. Tahap kedua, mengambil organ ginjal yang sebelumnya telah disimpan dalam larutan formalin. c. Tahap ketiga adalah menyiapkan bahan embeddingbeserta parafin dan mengatur pada cetakan sehingga tidak ada udara yang terperangkap. d. Tahap keempat adalah proses infiltrasi yaitu dengan menambahkan parafin 3 kali selama 15 menit. Menyimpan cetakan parafin selama 24 jam dalam suhu ruang kemudian diinkubasi dalam freezer sehingga benarbenar keras. e. Tahap pemotongan dengan menggunakan mikrotom, memasang cutter pada tempatnya, menjepitkan holder pada mikrotom dan menata sejajar dengan pisau mikrotom. Pengirisan atau penyayatan dimulai dengan mengatur ketebalan. Kemudian mengambil pita hasil irisan dengan menggunakan kuas dan memasukkan ke dalam air dingin untuk membuka

51 lipatan, kemudian memasukkan ke dalam air hangat dan melakukan pemilihan irisan yang terbaik. f. Tahap deparanisasi yakni memasukkan preparatkedalam larutan xylol sebanyak 2 kali selama 5 menit. g. Tahap rehidrasi, memasukkan preparat ke dalam larutan etanol bertingkat mulai dari etanol absolut (2 kali) etanol 95%, 90%, 80% dan 70% masingmasing selama 5 menit. Kemudian merendam preparat ke dalam aquades selama 10 menit. h. Tahap pewarnaan, menggunakan hematoxilin selama 3 menit atau sampai mendapatkan hasil warna yang terbaik. Selanjutnya mencuci dengan air mengalir selama 10 menit dan membilas dengan aquades selama 5 menit. i. Tahap dehidrasi, merendam preparat dengan etanol 80%, 90% dan 95% dan etanol absolut (2 kali) masing-masing selama 5 menit. j. Tahap clearing dalam larutan xylol 2 kali selama 5 menit k. Mounting dengan entelen,mengamatimenggunakan mikroskop kemudian memfoto dan mencatat hasilnya. 3.6 Alur Penelitian Timbal merupakan logam berat beracun yang bersifat kumulatif. Apabila terhirup atau tertelan oleh manusia di dalam tubuh akan mengikuti aliran darah, diserap lagi di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi. Selain itu timbal juga merupakan unsur yang dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas dan menurunkan kemampuan antioksidan tubuh sehingga dapat menyebabkan kerusakan organ.organ-organ tubuh yang menjadi tempat akumulasi timbal adalah liver, ginjal dan otak.timbal yang digunakan dalam

52 penelitian ini adalah timbal buatan yang dapat diperoleh dari toko kimia.kemudian timbal ditimbang dan diencerkan untuk memperoleh dosis yang akan digunakan sebagai bahan penelitian Daun kelor merupakan obat alternatif yang mengandung berbagai macam vitamin dan kandungan lainnya yang dapat digunakan sebagai antioksidan alami. Antioksidan dipercaya mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat dicegah. Pada penelitian ini ekstrak daun kelor dibuat di UPT Materia Medica Batu, untuk melakukan pembuatan ekstrak maka terlebih dahulu dilakukan pencucian dan penimbangan daun kelor dan kemudian membuatnya menjadi ekstrak hingga mencapai dosis yang diinginkan untuk diteliti. Selanjutnya dilakukan pembagian kelompok perlakuan, dimana setiap kelompok terdiri dari 2 ekor tikus. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan timbal pada 6 kelompok perlakuan tikus selama 4 minggu. Setelah 4 minggu perlakuan timbal dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 2,1 mg; 2,8 mg; 3,5 mg; 4,2 mg dan 4,9 mg selama 2 minggu. Tahap pengambilan data dilakukan pada hari ke- 45, yaitu dengan melakukan pembedahan pada tikus yang kemudian diambil ginjalnya.setelah itu dilakukan pembuatan preparat untuk melihat gambaran histologi dari ginjal tikus.kemudian melakukan penghitungan jumlah sel abnormal pada ginjal khususnya pada bagian tubulus proksimal.sel dikatakan abnormal apabila terdapat pembengkakan sel-sel penyusun epitel, sehingga lumen tubulus menjadi menyempit bahkan menutup, dan adanya hialin cast.hasil dari pengamatan kemudian dikembangkan menjadi sumber belajar pada materi Struktur dan Fungsi

53 Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Ekskresi yang berbentuk poster. Pada gambar 3.1 akan ditunjukkan alur penelitian, mulai dari persiapan bahan-bahan sampai didapatkan hasilnya. Daun kelor Timbal Pembuatan ekstrak daun kelor Pengenceran 1. 0 mg (kontrol) 2. 2,1 mg 3. 2,8 mg 4. 3,5 mg 5. 4,2 mg 6. 4,9 mg 50 mg Kontrol Pemaparan Pb dengan dosis 50 mg Air PAM Pemberian ekstrak daun kelor dengan dosis 2,1 mg, 2,8 mg, 3,5 mg 4,2 mg, 4,9 mg Hari ke 45 melakukan pembedahan tikus dan mengambil ginjal Membuat preparat histologi Menghitung jumlah sel abnormal dengan 5 lapang pandang Pengembangan hasil penelitian menjadi sumber belajar Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji Analisis Varians (Anava) 2 jalan.sebelumnya perlu dilakukan Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas, bila data telah menyebar normal maka pengujian dapat dilanjutkan ke Anava 2-Jalan, tetapi apabila sebaliknya data tidak homogen

54 maka dapat diganti dengan uji statistik non-parametrik, jenis statistiknya adalah Uji Friedman. Pengolahan data menggunakan program SPSS 21. Langkahlangkah uji statistik yang digunakan dalam pengolahan data sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data normal atau tidak, pertama dilakukan uji distribusi frekwensi, dimana prosedur ini digunakan untuk menguji kenormalan data dengan skewness (nilai kemiringan) dan kurtosis (titik kemiringan). Syarat nilai skewness dan nilai kurtosis terletak diantara ± 2. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1. Mengklik Analyze Descriptive Statistics Frequencies, maka akan muncul kotak dialog Frequencies 2. Memindahkan variabel yang akan diuji kenormalan datanya, kemudian mengklik Statistics. 3. Memilih Skewness dan Kurtosis kemudian mengklik Continue 4. Mengklik OK, maka akan muncul Output hasil analisis pada tabel Statistics 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas varian merupakan asumsi paling penting dalam perhitungan analisis varian. Uji ini dilakukan untuk memastikan asumsi masingmasing data sudah terpenuhi atau belum. Adapun data dapat dikatakan homogen apabila nilai signifikasi > 0,05. Adapun langkah-langkah uji homogenitas yaitu: 1. Mengklik menu Analyze General linear model Univariate Optians. 2. Memasukkan variabel yang akan diuji ke dalam menu descriptive statistic dan Homogenity test.

55 3. Mengklik Ok, maka akan muncul Output hasil analisis yang terdiri dari beberapa sub-tabel 3. Analisis Varian 2 Arah Analisis dua arah merupakan salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata antara kelompok yang telah dibagi menjadi dua faktor. Adapun langkah-langkah analisis yaitu: 1. Mengklik Analyze General Linear Model Univariate, maka akan muncul kotak dialog univariate. 2. Memasukkan variabel ke kotak Dependent Variabel dan memasukkan variabel lainnya ke kotak Fixed factor (s). 3. Mengklik Plot, maka akan muncul kotak dialog Univariate Profile Plots 4. Memasukkan variabel-variabel ke kotak Horizontal Axis dan kotak Separate Lines, kemudian mengklik add dan mengklik continue untuk kembali ke kotak dialog univariate. 5. Mengklik Post Hoc, dan memasukkan variabel pada Factor (s) ke dalam Post Hoc Test For dan pada Equal Variance Assumed mengklik tukey. Kemudian melanjutkan mengklik Continue untuk kembali ke kotak dialog Univariate. 6. Mengklik Option, maka akan muncul kotak dialog Univariate Options. 7. Memindahkan variabel pada factor (s) and Factor Interactions ke kotak Display Means For. 8. Mengklik Descriptive statistics dan Homogenity test kemudian mengklik Continue. 9. Mengklik OK, maka akan muncul Output hasil analisis yang terdiri dari beberapa sub-tabel.

56 3.8 Pemanfaatan Hasil Penelitian Menjadi Sumber Belajar Pemanfaatan hasil penelitian dilakukan setelah didapatkan hasil penelitian. Pada penelitian ini hasil penelitian akan dikembangkan menjadi sumber belajar. Pemanfaatan hasil penelitian menjadi sumber belajar harus memenuhi persyaratan antara lain kejelasan potensi, kesesuaian dengan tujuan, kejelasan sasaran, kejelasan informasi yang diungkap, kejelasan pedoman eksplorasi dan kejelasan perolehan yang diharapkan. Pemanfaatan menjadi sumber belajar tersebut disesuaikan dengan hasil yang didapatkan dari penelitian. Penelitian ini akan dikembangkan sesuai dengan materi Struktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan Epitel pada Sistem Ekskresi kelas XI SMA. Hal tersebut juga sesuai dengan kompetensi dasar 3.9 yaitu menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Diharapkan dari hasil penelitian ini siswa dapat mengetahui fungsi, proses mekanisme dan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi.