PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG



dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG

I. Unit Kerja : Direktorat Jenderal Perhubungan Udara II. Nama Jabatan : Direktur Jenderal Perhubungan Udara III. Standar Kompetensi :

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA NOMOR 193 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/K/I-XIII.2/7/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI

2016, No Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 tentang Badan Pengelola Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Lembaran

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

*) Perubahan Pertama **) Perubahan Kedua

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN TENTANG

DAFTAR ISI BAB I : KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI... 3 BAB II : SUSUNAN ORGANISASI... 4

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN MENTER! KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 1 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 1 Tahun 2008, telah diatur Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. bahwa dalam rangka lebih meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai regulator di bidang transportasi udara, perlu menata kembali Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 1

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf b, perlu mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 1 Tahun 2008; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara tahun 1992 Nomor 53, tambahan lembaran Negara Nomor 3481); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (lembaran Negara tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146); 4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006; 5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2007; 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 1 Tahun 2008; Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B/1241/M.PAN/5/2008 tanggal 12 Mei 2008; KM 20 TAHUN 2008.doc 2

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 1 TAHUN 2008. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan yang telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan : a. Nomor KM. 62 Tahun 2005; b. Nomor KM. 35 Tahun 2006; c. Nomor KM. 37 Tahun 2006; d. Nomor KM. 1 Tahun 2008; Diubah pada BAB VI dan ketentuan Pasal 368 sampai dengan Pasal 512 sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut : BAB VI DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Bagian Pertama Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Pasal 368 (1) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Departemen Perhubungan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan. (2) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dipimpin oleh Direktur Jenderal. KM 20 TAHUN 2008.doc 3

Pasal 369 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perhubungan udara. Pasal 370 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 369, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan Departemen Perhubungan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; b. pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; c. penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; d. pelaksanaan sertifikasi dan/atau perijinan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; e. pengawasan (dalam arti pemantauan dan penilaian) terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 4

f. pengendalian (dalam arti pemberian arahan, petunjuk bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; g. penegakan hukum / tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang angkutan udara, bandar udara, keamanan penerbangan, navigasi penerbangan, kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara; i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 371 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terdiri dari : a. Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. Direktorat Angkutan Udara; c. Direktorat Bandar Udara; d. Direktorat Keamanan Penerbangan; e. Direktorat Navigasi Penerbangan; f. Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara. KM 20 TAHUN 2008.doc 5

Bagian Ketiga Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Pasal 372 Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Pasal 373 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, penyiapan bahan perumusan kebijakan, serta evaluasi dan pelaporan, organisasi dan tata laksana di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. pengelolaan urusan tata usaha keuangan, akuntansi, penerimaan negara bukan pajak dan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; c. penyusunan rancangan peraturan perundangundangan, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, penyuluhan hukum serta kerjasama luar negeri di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; d. pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha, rumah tangga dan hubungan masyarakat serta hubungan antar lembaga; e. penelaahan, evaluasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan fungsional dan laporan masyarakat. KM 20 TAHUN 2008.doc 6

Pasal 374 Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terdiri dari : a. Bagian Perencanaan; b. Bagian Keuangan; c. Bagian Hukum; d. Bagian Kepegawaian dan Umum. Pasal 375 Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana jangka panjang dan menengah, penyusunan dan revisi rencana program dan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), evaluasi kinerja dan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan, bimbingan pelaksanaan program, penataan organisasi dan tata laksana, akuntabilitas kinerja unit kerja, dan pengelolaan sistem informasi manajemen di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Pasal 376 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 375, Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan pelaksanaan koordinasi, penelaahan, penyusunan dan tinjau ulang rencana kebijakan dibidang transportasi udara, tinjau ulang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) / rencana strategis, cetak biru, pengelolaan sistem informasi manajemen pemerintahan dan E-goverment, penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI), standar pelayanan minimal, standar pelayanan publik serta penyiapan bahan kebijakan di bidang organisasi dan tata laksana; KM 20 TAHUN 2008.doc 7

b. penyiapan pelaksanaan koordinasi, penelaahan, penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Rencana Kerja (RENJA), prioritas program tahunan dan bantuan / pinjaman luar negeri; c. penyiapan bahan dan pelaksanaan analisis dan evaluasi kinerja, revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), penyusunan Petunjuk Operasional Kegiatan dan revisi Petunjuk Operasional Kegiatan, pemberian bimbingan pelaksanaan program dan anggaran serta evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan program. Pasal 377 Bagian Perencanaan, terdiri dari : a. Subbagian Rencana; b. Subbagian Program; c. Subbagian Analisa dan Evaluasi. Pasal 378 (1) Subbagian Rencana mempunyai tugas : a. pengelolaan data dan informasi sebagai bahan penyusunan rencana dalam rangka penyiapan pengambilan kebijakan di bidang transportasi udara, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Strategis (Renstra) serta cetak biru; b. penyiapan bahan koordinasi penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan Publik, studi dan kajian kebijakan di bidang transportasi udara; c. penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan sistem informasi manajemen pemerintahan dan E-goverment; KM 20 TAHUN 2008.doc 8

d. evaluasi, analisis dan penelaahan serta penyiapan bahan penyusunan rancangan penataan kelembagaan dan tata laksana di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (2) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan : a. penyiapan bahan penyusunan rencana pembangunan jangka pendek/rencana Kerja (RENJA) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP); b. penyiapan bahan koordinasi, penyusunan kajian, penelaahan prioritas program tahunan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; c. penyiapan bahan koordinasi, penelaahan dan penyusunan daftar usulan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; d. penyiapan bahan koordinasi penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan penyiapan proses pengesahan konsep DIPA; e. penyiapan bahan koordinasi serta pembahasan usulan program dan rencana anggaran di tingkat Departemen Perhubungan; f. penyiapan bahan koordinasi, penelaahan dan penyusunan kegiatan program bantuan / pinjaman luar negeri (green book and blue book) di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. KM 20 TAHUN 2008.doc 9

(3) Subbagian Analisa dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan : a. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan dokumen penetapan kinerja tahunan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. penyiapan bahan koordinasi, penelaahan dan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; c. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan laporan tahunan dan nota keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; d. evaluasi pelaksanaan program terhadap sasaran program yang telah ditentukan; e. penyiapan bahan pelaporan dan rapat koordinasi antar lembaga; f. penyiapan bahan koordinasi usulan pembahasan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA); g. penyiapan bahan koordinasi penyusunan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) serta revisi POK. Pasal 379 Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan Barang Milik Negara (BMN), koordinasi pelaksanaan tindak lanjut Laporan Hasil Audit (LHA), penyusunan dan pengusulan pengelola anggaran, penatausahaan dan penyusunan penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), penatausahaan pelaksanaan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, penyusunan laporan keuangan, evaluasi dan pemantauan anggaran serta verifikasi keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. KM 20 TAHUN 2008.doc 10

Pasal 380 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 379, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan penatausahaan, pembinaan, penyusunan laporan keuangan berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI), evaluasi, pemantauan pelaksanaan anggaran dan pelaksanaan verifikasi laporan keuangan, penatausahaan pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. penatausahaan, pemantauan, evaluasi dan penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), koordinasi tindak lanjut Laporan Hasil Audit (LHA) dan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR), penyusunan dan pengusulan pengelola anggaran; c. penyiapan bahan pembinaan penatausahaan, inventarisasi, pengelolaan, pemanfaatan dan penghapusan barang milik negara serta penyusunan laporan barang milik negara. Pasal 381 Bagian Keuangan, terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha Barang Milik Negara; b. Subbagian Tata Usaha Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Laporan Hasil Audit; c. Subbagian Akuntansi. KM 20 TAHUN 2008.doc 11

Pasal 382 (1) Subbagian Tata Usaha Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan : a. penyiapan bahan pembinaan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN); b. penatausahaan Barang Milik Negara (BMN); c. inventarisasi Barang Milik Negara (BMN); d. penatausahaan pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN); e. penyiapan bahan pelaksanaan penghapusan Barang Milik Negara (BMN); f. penyusunan laporan Barang Milik Negara (BMN) berdasarkan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN); g. penatausahaan serah terima hasil kegiatan. (2) Subbagian Tata Usaha Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Laporan Hasil Audit mempunyai tugas melakukan : a. penyiapan bahan pembinaan dan penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); b. penyiapan bahan penyusunan rencana dan pemantauan penerimaan dan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); c. analisis dan evaluasi pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); d. penyiapan bahan koordinasi serta analisis dan evaluasi penetapan besaran tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); KM 20 TAHUN 2008.doc 12

e. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan penggunaan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); f. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan laporan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); g. penyiapan bahan koordinasi tindak lanjut Laporan Hasil Audit (LHA) dan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP- TGR); h. penyiapan bahan koordinasi dan pengusulan pengelola anggaran. (3) Subbagian Akuntansi mempunyai tugas melakukan : a. penyiapan bahan penatausahaan pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. pelaksanaan fiatering / penelitian dokumen keuangan DIPA Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; c. pelaksanaan pengelolaan gaji pegawai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; d. pemantauan, evaluasi dan verifikasi anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; e. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan laporan realisasi anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; f. penyiapan bahan pembinaan dan penatausahaan laporan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 13

g. penyusunan laporan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; h. rekonsiliasi penyusunan laporan keuangan. Pasal 383 Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan telaahan hukum dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan dan penyuluhan hukum, penyelesaian masalah hukum serta koordinasi pelaksanaan kerjasama luar negeri dan hubungan masyarakat. Pasal 384 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 383, Bagian Hukum menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan telaahan hukum dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan penyuluhan peraturan perundang-undangan serta dokumentasi hukum; b. penyiapan bahan pertimbangan hukum, pembuatan perjanjian, kontrak serta penyelesaian perselisihan dan permasalahan hukum serta Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK); c. pemantauan, analisis dan penyiapan bahan penilaian opini masyarakat, publikasi serta pelaksanaan urusan kerjasama luar negeri. Bagian Hukum, terdiri dari : Pasal 385 a. Subbagian Peraturan Perundang-undangan; b. Subbagian Bantuan Hukum; c. Subbagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri. KM 20 TAHUN 2008.doc 14

Pasal 386 (1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan : a. penyiapan bahan telaahan hukum; b. penyiapan bahan dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan; c. dokumentasi hukum dan peraturan perundangundangan; d. sosialisasi peraturan perundang-undangan. (2) Subbagian Bantuan Hukum mempunyai tugas melakukan : a. penyiapan dan penyusunan bahan pertimbangan hukum; b. penyiapan naskah perjanjian / kontrak dan kesepahaman / kesepakatan bersama (MoU); c. penyiapan bahan pemrosesan dan pemberian bantuan penyelesaian kasus sengketa tata usaha negara, kepidanaan, keperdataan di lembaga peradilan; d. penyiapan bahan pemantauan dan pelaporan terhadap pelaksanaan aturan perundangundangan dan pelaksanaan naskah perjanjian / kontrak serta kesepahaman / kesepakatan bersama (MoU); e. penyiapan program dan pemantauan rencana aksi nasional pemberantasan korupsi (RAN- PK); f. penyiapan bahan pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang penerbangan sipil. KM 20 TAHUN 2008.doc 15

(3) Subbagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas melakukan: a. penyiapan bahan pemantauan, analisis dan penilaian masyarakat terhadap kebijakan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. penyiapan bahan publikasi kegiatan dan kebijakan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; c. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan materi dan administrasi pelaksanaan kegiatan kerjasama luar negeri baik bilateral, multilateral dan lembaga internasional di bidang penerbangan; d. penyiapan bahan pendapat hukum (legal opinion) dan pemantauan pelaksanaan kegiatan kerjasama luar negeri; e. penyiapan bahan tanggapan dan koordinasi perkembangan ketentuan internasional di bidang penerbangan;. f. penyiapan bahan penyusunan rencana, penelaahan dan penyiapan materi ratifikasi konvensi, persetujuan dan perjanjian internasional di bidang penerbangan. Pasal 387 Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi kepegawaian, pengadaan, pengangkatan, kepangkatan, pengembangan, mutasi, pemberhentian dan pensiun pegawai serta tata usaha dan rumah tangga. KM 20 TAHUN 2008.doc 16

Pasal 388 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 387, Bagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan usulan formasi dan pengadaan pegawai, penyiapan bahan pengangkatan, kepangkatan, mutasi, pemberhentian, dan pensiun pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; b. penyusunan rencana pengembangan dan pembinaan karier dan kesejahteraan pegawai; c. pelaksanaan tata usaha, kearsipan, pemeliharaan, pengadaan, analisis kebutuhan, pendistribusian, pengelolaan barang, dan pengelolaan rumah tangga. Pasal 389 Bagian Kepegawaian dan Umum, terdiri dari : a. Subbagian Pengangkatan dan Kepangkatan; b. Subbagian Pengembangan dan Kesejahteraan; c. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. Pasal 390 (1) Subbagian Pengangkatan dan Kepangkatan mempunyai tugas : a. pelaksanaan evaluasi dan analisis terhadap kebutuhan pegawai; b. penyiapan bahan formasi pegawai; c. penyiapan bahan rencana pengadaan dan usulan pengangkatan calon PNS; KM 20 TAHUN 2008.doc 17

d. pelaksanaan administrasi kepangkatan bagi PNS; e. penyiapan bahan rencana mutasi bagi pejabat dan PNS; f. penyiapan bahan pemberhentian dan pensiun pegawai; g. pengelolaan data base, sistem dan informasi kepegawaian. (2) Subbagian Pengembangan dan Kesejahteraan mempunyai tugas : a. penyiapan bahan usulan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan pegawai; b. penyiapan bahan pelaksanaan ujian dinas dan ujian penyesuaian ijasah; c. penyiapan bahan pembinaan dan pengelolaan kesejahteraan pegawai dan pemberian tanda penghargaan; d. penyiapan bahan pembinaan disiplin pegawai dan pencatatan prestasi kerja pegawai; e. pelaksanaan administrasi dan penyiapan bahan pembinaan jabatan fungsional; f. pelaksanaan tata usaha kepegawaian. (3) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai tugas : a. pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, pendistribusian surat dan pengelolaan takah; b. pengelolaan dan pelaksanaan pemeliharaan gedung kantor, serta sarana dan prasarana gedung; KM 20 TAHUN 2008.doc 18

c. pelaksanaan urusan perjalanan dinas di dalam dan luar negeri; d. pelaksanaan kegiatan protokoler; e. pengelolaan pemeliharaan kendaraan dinas / antar jemput pegawai; f. pengelolaan perpustakaan; g. pelaksanaan keamanan dalam kantor; h. pelaksanaan kegiatan rapat dinas; i. analisis kebutuhan, pengadaan barang, pendistribusian, serta pengelolaan barang / pergudangan di lingkungan kantor pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; j. pengelolaan administrasi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang di lingkungan kantor pusat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; Bagian Keempat Direktorat Angkutan Udara Pasal 391 Direktorat Angkutan Udara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur, perizinan, pengawasan, pengendalian, penegakan hukum/tindakan korektif serta evaluasi dan pelaporan dibidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara. KM 20 TAHUN 2008.doc 19

Pasal 392 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 391, Direktorat Angkutan Udara menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara; b. penyusunan standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara; c. pelaksanaan pemberian izin di bidang penyelenggaraan pelayanan angkutan udara; d. pelaksanaan dan perumusan naskah perjanjian dan kerja sama bilateral dan multilateral di bidang angkutan udara; e. pelaksanaan perjanjian angkutan udara bilateral dan multilateral serta kerjasama lembaga internasional di bidang angkutan udara; f. pelaksanaan penerbitan persetujuan kerjasama perusahaan angkutan udara; g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk fasilitasi pelayanan angkutan udara internasional; h. pelaksanaan pertemuan di bidang fasilitasi pelayanan angkutan udara internasional; i. pelaksanaan tanggapan dan masukan terhadap perubahan annex 9 Organisasi Penerbangan Sipil Internasional tentang Facilitation j. pelaksanaan audit kinerja pelayanan angkutan udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 20

k. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara; l. penegakan hukum / tindakan korektif terhadap pelanggaran pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara; m. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara, angkutan udara niaga berjadwal, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan udara non niaga, kerjasama angkutan udara serta pengembangan dan pembinaan usaha angkutan udara; n. pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga Direktorat. Pasal 393 Direktorat Angkutan Udara terdiri dari : a. Subdirektorat Sistem Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara; b. Subdirektorat Angkutan Udara Niaga Berjadwal; c. Subdirektorat Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal dan Non Niaga; d. Subdirektorat Kerjasama Angkutan Udara; e. Subdirektorat Pengembangan dan Pembinaan Usaha Angkutan Udara; f. Subbagian Tata Usaha. KM 20 TAHUN 2008.doc 21

Pasal 394 Subdirektorat Sistem Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur, pengawasan, pengendalian, penegakan hukum/tindakan korektif serta evaluasi dan pelaporan di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara. Pasal 395 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 394, Subdirektorat Sistem Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang sistem dan data angkutan udara serta standarisasi pelayanan angkutan udara; b. penyiapan bahan standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem data dan informasi angkutan udara serta standarisasi pelayanan angkutan udara yang meliputi pelayanan angkutan udara, pelayanan penunjang angkutan udara, pelayanan pengangkutan kargo dan penumpang, dan pelayanan jasa penumpang pesawat udara di bandar udara; c. penyiapan pelaksanaan evaluasi data lalu lintas angkutan udara dalam rangka pengembangan jaringan angkutan udara dan pengembangan bandar udara; d. penyiapan bahan penetapan sistem, rute dan jaringan penerbangan serta kapasitas angkutan udara dan bandar udara; e. penyiapan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di bidang angkutan udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 22

f. pengawasan (dalam arti pemantauan dan penilaian) berkelanjutan terhadap pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara; g. pengendalian (dalam arti pemberian arahan, petunjuk bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara; h. penegakan hukum berupa tindakan korektif dan penerapan sanksi administratif terhadap pelanggaran pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara; i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang sistem data dan standarisasi pelayanan angkutan udara. Pasal 396 Subdirektorat Sistem Data dan Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara, terdiri dari : a. Seksi Sistem dan Data Angkutan Udara; b. Seksi Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara. Pasal 397 (1) Seksi Sistem dan Data Angkutan Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan : a. perumusan kebijakan di bidang sistem, rute, jaringan penerbangan, kapasitas angkutan udara, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di bidang angkutan udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 23

b. penyusunan standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem, rute dan jaringan penerbangan, kapasitas angkutan udara dan bandar udara, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di bidang angkutan udara; c. pelaksanaan evaluasi data lalu lintas angkutan udara dalam rangka pengembangan jaringan angkutan udara dan pengembangan bandar udara; d. penetapan sistem, rute dan jaringan penerbangan serta kapasitas angkutan udara dan bandar udara; e. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di bidang angkutan udara; f. pengawasan (dalam arti pemantauan dan penilaian) berkelanjutan di bidang sistem, rute dan jaringan penerbangan, kapasitas angkutan udara dan bandar udara, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di bidang angkutan udara; g. pengendalian (dalam arti pemberian arahan, petunjuk bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem, rute dan jaringan penerbangan serta kapasitas angkutan udara dan bandar udara, pengumpulan, pengolahan serta penyajian data dan informasi di bidang angkutan udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 24

h. penegakan hukum berupa tindakan korektif dan penerapan sanksi administratif terhadap pelanggaran pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang sistem, rute dan jaringan penerbangan serta kapasitas angkutan udara dan bandar udara, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di bidang angkutan udara; i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang sistem data angkutan udara. (2) Seksi Standarisasi Pelayanan Angkutan Udara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan : a. perumusan kebijakan di bidang pelayanan angkutan udara, pelayanan penunjang angkutan udara, on time performance perusahaan angkutan udara, pelayanan jasa penumpang pesawat udara di bandar udara; b. penyusunan standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang pelayanan angkutan udara, pelayanan penunjang angkutan udara, on time performance perusahaan angkutan udara, pelayanan jasa penumpang pesawat udara di bandar udara; c. pengawasan (dalam arti pemantauan atau penilaian) berkelanjutan di bidang pelayanan angkutan udara, pelayanan penunjang angkutan udara, on time performance perusahaan angkutan udara, pelayanan jasa penumpang pesawat udara di bandar udara; d. pengendalian (dalam arti pemberian arahan, petunjuk bimbingan teknis) terhadap pelaksanaan kebijakan, standarisasi, norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di bidang pelayanan angkutan udara, pelayanan penunjang angkutan udara, on time performance perusahaan angkutan udara, pelayanan jasa penumpang pesawat udara di bandar udara; KM 20 TAHUN 2008.doc 25