KAJIAN KEPUSTAKAAN. banyak diperlihara di Indonesia. Pada awalnya puyuh ini disebut burung Jepang liar

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Kampung Super

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Ransum. Tabel 8. Rataan Konsumsi Ransum Per Ekor Puyuh Selama Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aaaaapuyuh secara ilmiah dikelompokkan dalam kelas Aves, ordo Galliformes,

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki keunggulan yaitu produksi telur dan daging yang tinggi dan masa

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Bagian Edible Ayam Sentul. Tabel 4. Bobot Edible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

PENDAHULUAN. Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing. Istilah "Ayam kampung" semula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telurnya. Jenis puyuh yang biasa diternakkan di Indonesia yaitu jenis Coturnix

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh merupakan sebangsa burung liar. Burung puyuh merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Negara China, Amerika maupun Australia. Itik Peking merupakan itik yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

I PENDAHULUAN. satu jenis ayam lokal di antaranya adalah ayam sentul yang merupakan ayam asli

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia berasal dari Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

1. PENDAHULUAN. Produktivitas ayam petelur selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bobot tubuh yang dapat dicapai oleh ayam, maka dikenal tiga tipe

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

Tabel 1. Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina Dewasa Kelamin. Morfologi Jantan Betina Kepala (Muka) Berwarna coklat gelap dan rahang bawah gelap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan jumlah konsumsi pakan pada setiap perlakuan selama penelitian dapat. Perlakuan R1 R2 R3 R4 R5

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

Transkripsi:

6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Puyuh Coturnix coturnix japonica Coturnix coturnix japonica merupakan jenis puyuh yang populer dan banyak diperlihara di Indonesia. Pada awalnya puyuh ini disebut burung Jepang liar yang di temukan pada abad ke-delapan di Jepang. Puyuh ini mulai dikembangkan dan diternakkan di Indonesia sejak akhir 1979 (Saputro, 2011). Jenis kelamin puyuh dapat dibedakan berdasarkan warna bulu, suara dan berat badannya. Puyuh betina dewasa memiliki bulu dengan bintik-bintik gelap, sedangkan puyuh jantan dewasa memiliki bulu warna coklat kekuning-kuningan dan seragam pada bagian dada (Vali, 2008). Puyuh jantan mengeluarkan suara sejak berumur 6 minggu, suara puyuh betina lebih kecil dibandingkan jantan. Puyuh betina memiliki bentuk tubuh lebih besar dan berbentuk bulat dengan ekor dan paruh pendek. Coturnix cotunix japonica mempunyai beberapa manfaat yaitu (1) dari segi ekonomi puyuh dijadikan sebagai penghasil telur dan daging dengan cita rasa yang unik. Di Jepang dan Asia Tenggara puyuh ini digunakan sebagai penghasil telur, sedangkan di Eropa digunakan sebagai penghasil daging, (2) biaya pemeliharaan rendah (3) memiliki selang generasi yang pendek (3-4 generasi per tahun), (4) resisten terhadap penyakit, (5) memiliki produksi telur yang tinggi, (6) dapat digunakan sebagai hewan percobaan, dan (7) Coturnix coturnix japonica merupakan unggas dengan ukuran terkecil yang diternakkan untuk menghasilkan telur dan daging (Vali, 2008). 6

7 2.2. Potensi Puyuh Pedaging Coturnix coturnix japonica merupakan puyuh yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil protein hewani. Hasil budidaya puyuh tidak hanya telur, tetapi juga daging. Puyuh jantan biasanya dimanfaatkan sebagai penghasil daging. Bobot badan Coturnix coturnix japonica jantan dewasa terseleksi adalah 240,80 ±17,42 (Sujana dkk., 2017). Tingginya protein yang terdapat pada daging puyuh menyebabkan daging puyuh dapat dijadikan pilihan untuk kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Harga daging puyuh dipasaran dapat mencapai Rp 50.000/kg. Manajemen pemeliharaan burung puyuh pedaging tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan puyuh petelur. Pemeliharaan puyuh pedaging lebih difokuskan pada pemberian pakan yang tepat dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan sehingga menghasilkan produksi daging yang maksimal. Potensi permintaan daging puyuh semakin tinggi setiap tahunnya. Rasa yang khas dari daging puyuh memiliki penggemar tersendiri, meskipun tidak banyak dari masyarakat yang terbiasa mengonsumsi daging puyuh. Kandungan lemak dan kolestrol yang terdapat pada daging puyuh rendah sehingga daging puyuh dapat dikonsumsi semua kalangan usia. 2.3. Bobot Potong Bobot potong adalah bobot yang diperoleh dengan menimbang ternak sesaat sebelum dipotong setelah dipuasakan selama kurang lebih 10 jam (Syadiah, 2006). Fungsi dari ternak dipuasakan adalah untuk mendapatkan saluran pencernaan yang lebih bersih sehingga tidak akan banyak mengkontaminasi karkas. Semakin tinggi bobot akhir, maka bobot potong akan semakin meningkat. Bobot potong tinggi 7

8 mempunyai pengaruh besar terhadap produksi karkas, meskipun tergantung pada bangsa, jenis kelamin dan pakan (Hardjasworo, 1987). Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk dan komponen tubuh. Komponen tubuh meliputi otot, lemak, tulang, daging dan organ. Pola pertumbuhan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan cepat, terjadi sebelum ternak mencapai dewasa kelamin dan berat hidup terus menerus bertambah dengan cepat. Tahap kedua kecepatan pertumbuhan semakin menurun sampai dengan ternak mencapai dewasa kelamin (Garnida, 1998). Puyuh mempunyai dua fase pemeliharaan, yaitu fase pertumbuhan dan fase produksi (layer). Pertumbuhan pada puyuh terdiri dari fase percepatan pertumbuhan (accelerating phase) yaitu umur 0-56 hari dan fase penghambatan pertumbuhan (retarding phase), kemudian pada fase percepatan pertumbuhan (accelerating phase) puyuh dibagi atas tiga bagian yaitu umur 0-12 hari, 12-40 hari dan 40-56 hari (Garnida, 1998). Kecepatan pertumbuhan tergantung pada kualitas dan kuantitas pakan karena ternak yang kekurangan nutrient akan mengakibatkan berkurangnya pembentukan daging untuk mempertahankan kerangka yang normal (Wahyu, 1997). Energi yang masuk kedalam tubuh ternak akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi bagi semua aktivitas dan metabolisme. Ternak mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat makanan bagi tubuh. Jumlah konsumsi ransum pada unggas tidak tergantung pada rasa tetapi pada tingkat energi yang tegantung dalam ransum (Wahyu, 1997). Ransum yang dapat diberikan untuk puyuh berbentuk mash dan crumble. 8

9 Konsumsi ransum akan meningkat bila diberi ransum dengan kandungan energi yang rendah dan akan menurun bila diberi ransum dengan kandungan energi yang tinggi. Ternak yang sedang mengalami masa pertumbuhan membutuhkan energi untuk memenuhi kebutuhan energi aktifitas mekanik yang akan digunakan untuk gerak otot dan sintesis jaringan-jaringan baru (Tillman dkk., 1989). Konsumsi ransum burung puyuh dipengaruhi oleh faktor umur, palatabilitas, kesehatan, aktivitas, energi ransum dan tingkat produksi. Ransum yang diberikan pada ternak harus sesuai dengan umur kebutuhan ternak untuk mengefisiensikan penggunaan pakan (Anggorodi, 1994). Konversi ransum adalah banyaknya ransum yang dihabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertumbuhan bobot badan. Nilai konversi pakan mencerminkan efisiensi dalam penggunaan pakan. Hasil penelitian yang dilakukan Hardian (2017) menyatakan bahwa nilai konversi ransum rata-rata Puyuh Malon jantan selama 7 minggu sebesar 6,44. Nilai konversi ransum Puyuh Malon jantan terus meningkat dari minggu pertama sampai minggu ke lima dan mengalami peningkatan secara drastis pada minggu ke 6 dan 7. Protein terkandung dalam bahan pakan asal nabati dan hewani antara lain bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, tepung ikan, tepung hati, tepung cacing dan berbagai macam butiran-butiran (Listyowati dan Roospitasari, 2001). Ternak yang masih muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan, sedangkan ternak dewasa membutuhkan protein untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak dan untuk keperluan produksi. Jika protein yang diberikan tidak cukup, maka pertumbuhan menjadi tidak normal dan apabila keadaan tersebut dibiarkan akan menyebabkan kematian (Listyowati dan Roospitasari, 2001). 9

10 Pada Fase starter (0-3 minggu) puyuh membutuhkan ransum dengan kandungan protein sekitar 25% dan fase grower (3-5 minggu) yang membutuhkan ransum dengan kandungan protein sekitar 20%. Jumlah ransum yang dikonsumsi puyuh fase layer berkisar antara 20-25g per ekor per hari (Kusumoastuti, 1992). 2.4. Bobot Karkas Karkas adalah bagian tubuh dari ternak tanpa bulu, darah, leher, kepala, kaki dan jeroan. Karkas puyuh adalah hasil pemotongan yang terdiri dari daging bersama tulang hasil pemotongan, tanpa darah, setelah dipisahkan dari kepala sampai leher dan kaki sampai batas lutut serta tanpa jeroan. Karkas terdiri dari atas tiga jaringan yaitu daging, tulang dan lemak (Soeparno, 1992). Puyuh dengan bobot badan tinggi akan menghasilkan bobot karkas yang tinggi pula. Bobot karkas berkolerasi dengan bobot badan puyuh. Bobot karkas puyuh pejantan muda yang dijual dipasaran memiliki bobot karkas diatas 102 gram/ekor dan untuk puyuh afkir bobot karkas 90-120 gram/ekor. Bobot karkas yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, bobot potong, besar dan konformasi tubuh, perlemakan, kualitas dan kuantitas ransum (Resnawati, 2004). 2.5. Persentase Karkas Persentase karkas diperoleh dengan cara menimbang bobot karkas dibagi bobot potong dikalikan seratus persen. Faktor yang mempengaruhi persentase karkas yaitu bangsa, jenis kelamin, umur, makanan, kondisi fisiknya dan lemak abdominal (Williamson dan Payne, 1993). 10

11 Produksi karkas kaitannya dengan bobot badan, bobot badan yang besar akan diikuti oleh bobot karkas yang tinggi dan sebaliknya. Tingginya bobot karkas ditunjang dari bobot hidup akhir sebagai akibat pertambahan bobot hidup ternak bersangkutan (Wahju, 1992). Bobot badan puyuh Malon jantan umur 7 minggu mencapai 264,67 gram (Hardian, 2017). 2.6. Persentase Lemak Abdominal Lemak abdominal merupakan lemak yang terletak pada rongga tubuh. Lemak abdominal adalah lemak yang berada di sekitar gizzard, organ reproduksi, otot abdominal, usus dan sekitar kloaka. Lemak merupakan penyusun jaringan yang berfungsi untuk menyimpan energi didalam tubuh. Laju penimbunan lemak pada puyuh jantan terjadi pada umur 6-8 minggu (Rasyaf, 1983). Penimbunan lemak abdominal dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suhu lingkungan, tingkat energi dalam ransum, umur dan jenis kelamin. Bertambahnya umur puyuh dan meningkatnya energi dalam ransum akan meningkatkan lemak abdominal. Puyuh yang berumur muda memiliki bobot lemak abdominal lebih kecil bila dibandingkan dengan puyuh dewasa (Pratiwi, 1984). Kelebihan energi didalam tubuh akan akan disimpan dalam bentuk lemak. Lemak yang tinggi merupakan akibat dari pemberian ransum yang berenergi tinggi. Perlemakan di dalam tubuh yang berlebih akan disimpan pada jaringan tubuh yaitu instramuscular, subkutan dan abdominal. Kualitas karkas yang baik adalah yang mengandung kadar lemak sedikit karena lemak abdominal pada karkas menentukan kualitas daging yang dihasilkan. 11