HUBUNGAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN PHBS ORANG TUA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASANAKUT PADA ANAK DI PUSKESMAS PATTALLASSANG KAB. TAKALAR Wisda Amalia.s 1, Alfiah.A 2, St. Nurbaya 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK merupakan proses infeksi akut yang berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan andeksnya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara sikap, pegetahuan, dan PHBS orang tua terhadap kejadian pada anak di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang kab.takalar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional, populasi pada penelitian ini adalah semua orang tua yang membawa anaknya melakukan pemeriksaan di Puskesmas pattallassang Kab. Takalar dengan umur 5-14 tahun. Pengambilan sampel menggunakan tehnik aksidental sampling, dan didapatkan sebanyak 42 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kusioner. Data yang telah dikumpul kemudian di olah dan dianalisis dengan menggunakan computer program Microsoft excel dan program statistic (SPSS) versi 17.0. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi square(ρ < 0,05) untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil analisis bivariat didapatkan hubungan antara sikap orang tua dengan kejadian pada anak (ρ= 0,014), terdapat hubungan pengetahuan orang tua dengan kejadian pada anak (ρ = 0.034), terdapat hubungan antara PHBS orang tua dengan kejadian pada anak (ρ = 0,016). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara sikap, pengetahuan, dan PHBS orang tua dengan kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang kab. Takalar. Kata kunci : Sikap, Pengetauan, dan PHBS Orang Tua, Kejadian PENDAHULUAN Infeksi Saluran Pernafasan Akut () merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan angka kematian karen khususnya pnemonia, terutama pada balita. adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaff dan Mukty, 2010). merupakan suatu penyakit yang terbanyak dan tersering diderita oleh balita karena sistem pertahanan tubuh masih rendah, terjadi baik dinegara berkembang negara yang sudah mampu (Klinikita, 2009). yang terjadi pada anak akan memberikan gambaran klinik yang lebih jelek bila dibandingkan degan orang dewasa. Gambaran klinik yang jelek dan tampak lebih berat tersebut terutama disebabkan oleh infeksi virus pada anak yang belum memperoleh kekebalan alamiah (Alasagaff dan Mukty, 2010). Berdasarkan laporan WHO tahun 2010 menyatakn kematian balita akibat pnemonia di seluruh dunia sekitar 19 % atau berkisar 1,6 2,2 juta, dimana sekitar 70% terjadi di negaranegar berkembang terutama di Afrika dan Asia tenggara. Data yang dihimpun WHO memperkirakan insiden di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% pertahun pada golongan usia balita. Indonesia menduduki peringkat ke 6 di dunia untuk kasus pnemonia pada anak pada tahun 2009 dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok anak, selain itu juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak. Sedangkan menurut data yag dikumpulkan melalui profil kesehatan kabupaten/kota tahun 2009, tercatat bahwa 1
jumlah kasus pnemonia di sulawesi selatan sebanyak 34.000 penderita, dengan jumlah anak pnemonia sebanyak 7.181 balita dan yang tertangani seluruh jumalh anak pnemonia, sebanyak 7.181 (100%). Pada tahun 2010, tercatat sebanyak 26.551 penderita, jumlah anak pnemonia sebanyak 10.002 anak dan yang tertangani anak sebanyak 9.289 (92,87%). Menurut Soetjiningsi (2009), peranan orang tua dalam mendampingi proses tumbuh kembang anak-anak ialah memfasilitasi tiga kebutuhan dasar tumbuh kembang anak, faktor yang mempengaruhi perilaku orang tua terhadap anak yang menderita yaitu : Pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas dalam rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat istiadat, normanorma, agama, urbanisasi, kehidupan politik. Menurut laporan tahunan puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar, Penyakit Infeksi Saluran pernapasan akut () menduduki urutan pertama. Jumlah kasus, pada tahun 2010 adalah 3241, pada tahun 2011 adalah 3300 anak, pada tahun 2012, pada bulan januari sampai dengan oktober dengan umur 5-14 tahun sebanyak 924 anak jadi rata-rata perbulan sekitar 72 anak. (Buku laporan SP2TP puskesmas Pattallassang, 2012). Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut hubungan sikap, pengetahuan, dan PHBS orang tua dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut () pada anak di Puskesmas Pattallasang Kabupaten Takalar. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 sampai dengan akhir Januari 2013 berlokasi di Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memilik anak usia 5 14 tahun perbulan yang ada di Puskesmas Pattallassang kira-kira sebanyak 72 anak periode tahun 2012. Jumlah responden di Puskesmas pattallassang Kab. Takalar yang sesuai dengan criteria inklusi sebanyak 42 orang yang dia ambil dengan menggunakan rumus Taroyamane, jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 42 responden. 1. Kriteria inklusi pada penelitian ini : a. Orang tua yang mempunyai anak usia 5-14 tahun. b. Orang tua yang berobat di Puskesmas Pattalassang c. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini : a. Orang tua yang mempunyai anak usia 1-5 tahun b. Orang tua yang tidak datang berobat di Puskesmas Pattalassang c. Tidak bersedia menjadi responden Pengumpulan data a. Data primer berupa data tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku orang tua terhadap penyakit diambil langsung dari responden dengan menggunakan dan membagikan kuesioner. b. Data Sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini yakni data demografi dan geografis. Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Editing Untuk memeriksa kuesioner apakah sudah diterima semua, kelengkapan data, cara mengisi, keseragaman data, serta sesuai dengan petunjuk pengisisan. 2. Coding Memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud memudahkan dalam pengolahan data. 3. Tabulating Menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang hubungannya antara variabel independen dan dependen. Analisa data Setelah data terkumpul kemudian di olah dalam bentuk tabulasi dalam table dengan variable yang hendak di ukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulating dan uji statistic. Analisis univariat dilakukan dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi. Menggunakan bantuan program SPSS for windows 17,0 melalui tahapan tahapan, kemudian data fianalisis dengan menggunakan metode uji statistic univariat dilakukan untuk variabel tunggal yang dianggap terkait dengan penelitian dan analisis bivariat untuk melihat distrbusi atau ada hubungan beberapa variabel yang dianggap terkait dengan menggunakan uji chisquare. 2
Analisis data dilakukan dengan pengujian hipotesis Nol (HO) atau hipotesis yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji chi square. Batas kemaknaan = 0,05 ρ<α (0,05). HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat a. Tabel sikap orang tua Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Orang TuaDi Puskesmas Pattallassang kab. Takalar Sikap Orang Tua n % Baik Kurang 22 20 52,4 47,6 Berdasarkan tabel 5.6 berdasarkan sikap orang tua yang menunjukkan bahwa dari 42 responden, 22 responden (52,4%) mempunyai sikap yang baik sedangkan 20 responden (47,6%) mempunyai sikap kurang. b. Tabel pengetahuan orang tua Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Orang TuaDi Puskesmas pattallassang Kab. Takalar Pengetahuan Orang Tua n % Baik Cukup 23 19 54,8 45,2 Berdasarkan tabel 5.7 berdasarkan pengetahuan menunjukkan bahwa dari 42 responden menunjukkan 23 responden (54,8%) mempunyai pengetahuan baik dan 19 responden (45,2%) mempunyai pengetahuan cukup. c. Tabel PHBS Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan PHBS Orang TuaDi Puskesmas pattallassang Kab. Takalar PHBS Orang Tua n % Baik Kurang 18 24 42,9 57,1 Berdasarkan tabel 5.8 berdasarkan perilaku hidup bersih dan sehat menunjukkan bahwa dari 42 responden,18 responden (42,9%) mempunyai PBHS yang baik dan 24 responden (57,1%) mempunyai PHBS yang kurang. d. Tabel Kejadian Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian pada AnakDi Puskesmas Pattallassang kab. Takalar Kejadian n % Penyakit lain 23 19 54,8 45,2 Berdasarkan tabel 5.9 berdasarkan kejadian menunjukkan bahwa dari 42 responden,23 anak yang di bawa berobat ke puskesmas mengalami penyakit dan 19 anak mengalami penyakit lain. 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat untuk melihat adanya hubungan antara pengetahuan dan perilaku orang tus terhadap kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang kab. Takalar dengan menggunakan uji statistik fisher s Exact Test dengan tingkat kemaknaan (ρ<0,05). a. Hubungan sikap orang tua terhadap kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar. Tabel 5.10. Distribusi Hubungan Sikap Orang Tua dengan Kejadian pada Anak Di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar Kejadian pada Anak Jumlah Sikap Penyakit lain N % N % n % Baik 16 38,1 6 14,3 22 52,4 Kurang 7 16,7 13 31,0 20 47,6 Jumlah 23 54,8 19 45,2 42 100,0 ρ = 0.014 Berdasarkan tabel 5.10 dari 42 responden, 22 responden yang yang memiliki sikap baik sebagian memiliki anak yang mengalami penyakit sebanyak 6 orang (14,3%) sedangkan responden yang memiliki sikap baik tetapi memiliki anak yang tidak mengalami sebanyak 16 orang (38,1%). Sebanyak 20 responden yang memiliki sikap kurang sebagian besar memiliki anak yang mengalami penyakit sebanyak 13 orang (31,0%) sedangkan responden yang memiliki sikap kurang tetapi memiliki anak yang 3
tidak mengalami sebanyak 7 orang (16,7%). Hasil uji diperlihatkan oleh tabel diperoleh nilai ρ = 0,014 yang berarti ρ < 0,05. Dengan demikian berarti hipotesis alternatif diterima artinya terdapat hubungan yang bermakna antara sikap orang tua degan kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar. b. Hubungan pengetahuan orang tua dengan kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang kab. Takalar Tabel 5.11. Distribusi Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Kejadian pada Anak di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar Kejadian pada Anak Pengeta Jumlah Penyakit huan lain N % N % N % Baik 16 38,1 7 16,7 23 54,8 Cukup 7 16,7 12 28,6 19 45,2 Jumlah 23 54,8 19 45,2 42 100,0 ρ = 0.034 Berdasarkan tabel 5.11 dari 42 responden, 23 responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian memiliki anak yang mengalami penyakit sebanyak 7 orang (16,7%) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi memiliki anak yang tidak mengalami sebanyak 16 orang (38,1%). Sebanyak 19 responden yang memiliki pengetahuan cukup sebagian besar memiliki anak yang mengalami penyakit sebanyak 12 orang (28,6%) sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup tetapi memiliki anak yang tidak mengalami sebanyak 7 orang (16,7%). Hasil uji diperlihatkan oleh tabel diperoleh nilai ρ = 0,034 yang berarti ρ < 0,05. Dengan demikian berarti hipotesis alternatif diterima artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua degan kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar. c. PHBS orang tua dengan kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar Tabel 5.12. Distribusi Hubungan PHBS Orang Tua dengan Kejadian Pada Anak di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar Kejadian PHBS pada Anak Jumlah Penyakit lain n % n % N % Baik 6 14,3 12 28,6 18 42,9 Kurang 17 14,3 7 28,6 24 42,9 Jumlah 23 54,8 19 45,2 42 100,0 ρ = 0,016 Berdasarkan tabel 5.12 dari 42 responden, 18 responden yang memiliki PHBS baik sebagian memiliki anak yang mengalami penyakit sebanyak 12 orang (28,6%) sedangkan responden yang memiliki PHBS baik tetapi memiliki anak yang tidak mengalami sebanyak 6 orang (14,3%). Sebanyak 24 responden yang memiliki PHBS kurang sebagian besar memiliki anak yang mengalami penyakit sebanyak 7 orang (28,6%) sedangkan responden yang memiliki PHBS kurang tetapi memiliki anak yang tidak mengalami sebanyak 17 orang (14,3%). Hasil uji diperlihatkan oleh tabel diperoleh nilai ρ = 0,016 yang berarti ρ < 0,05. Dengan demikian berarti hipotesis alternatif diterima artinya terdapat hubungan yang bermakna antara PHBS orang tua dengan kejadian pada anak di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar. PEMBAHASAN 1. Hubungan Sikap Orang Tua Dengan Kejadian Pada Anak Di Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari 42 responden menunjukkan bahwa sikap orang tua adalah sebagian besar memiliki sikap yang baik, dimana 22 orang tua mempunyai sikap baik dan 20 orang tua mempunyai sikap kurang. Penderita sering dijumpai pada responden yang memiliki sikap yang kurang dari pada yang mempunyai sikap baik, hal ini dibuktikan dengan uji chi-square dengan nilai ρ = 0,014 < α 0,05, hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara 4
sikap orang tua dengan kejadian pada anak di wilayah kejra Puskesmas Pattallassang kab. Takalar. Penelitian ini didukung oleh Teori Budiyanto (2009) yang mengatakan bahwa orang tua yang memiliki sikap yang kurang baik anaknya akan cenderung menderita dibanding dengan orang tua yang memiliki sikap baik ini karena factor keyakinan, pengetahuan dan factor pendidikan orang tua adalah salah satu faktor dari. Menurut asumsi peneliti, orang tua merupakan sasaran utama dalam pencegahan suatu penyakit. Peran orang tua dalam menjaga kesehatan keluarga akan mempengaruhi angka kesehatan anggota keluarga terutama anak. Pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan. 2. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Kejadian Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari 42 responden menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua adalah sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik, dimana 23 orang tua mempunyai pengetahuan baik dan 19 orang tua mempunyai pengetahuan cukup. Penderita sering dijumpai pada responden yang mempunyai pengetahuan yang cukup dari pada yang mempunyai pengetahuan baik, hal ini dibuktikan dengan uji chi-square dengan nilai ρ = 0,034 < α 0,05, hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan orang tua dengan kejadian pada anak di wilayah kejra Puskesmas Pattallassang kab. Takalar. Penelitian ini juga di dukung oleh teori (Notoatmodjo 2010) Seseorang berperilaku didasari oleh adanya pengetahuan dan kesadaran sehingga perilakunya dapat bersifat long lasting dan pentingnya pengetahuan merubah perilaku. Semakin tahu seseoarang maka seseorang akan lebih termotivasi untuk melakukan yang positif untuk dirinya. Sehingga berdasarkan pada pengamatan peneliti bahwa hampir sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup sehingga mempunyai pengetahuan yang baik. Orang tua yang mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih cenderung sudah mengetahui apa itu, tanda dan gejala, cara pencegahannya dan cara penularannya sehingga lebih memudahkan dalam pengobatan. Pada pengamatan peneliti bahwa orang tua yang mempunyai pengetahuan cukup lebih cenderung anaknya terkena disbanding dengan orang tua yang mempunyai pengetahuan baik karena salah satu factor yang melatar belakangi pengetahuan orang tua terhadap kejadian yaitu pendidikan, pekerjaan, usia, minat, pengalaman, dan informasi yang di dapat tentang penyakit. 3. Hubungan PHBS Orang Tua Dengan Kejadian Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar Dari hasil analisa univariat menunjukkan bahwa dari 42 responden menunjukkan bahwa PHBS orang tua adalah sebagian besar memiliki PHBS yang kurang, dimana 18 orang tua mempunyai PHBS baik dan 24 orang tua mempunyai PHBS kurang. Penderita sering dijumpai pada responden yang mempunyai PHBS yang kurang dari pada yang mempunyai PHBS baik, hal ini dibuktikan dengan uji chi-square dengan nilai ρ = 0,016 < α 0,05, hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara PHBS orang tua dengan kejadian pada anak di wilayah kejra Puskesmas Pattallassang kab. Takalar. Sehingga berdasarkan pada pengamatan peneliti bahwa hampir sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup sehingga mempunyai PHBS yang baik. Orang tua yang mempunyai PHBS baik lebih cenderung sudah mengetahui apa itu, lebih cenderung dapat mencegah penularan penyakit dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis univariat dan analisis bivariat yang telah dijelaskan pada Bab V, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan bermakna antara sikap orang tua dengan kejadian pada anak di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang Kab. Takalar. 2. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan orang tua dengan kejadian pada anak di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang kab. Takalar. 3. Ada hubungan bermakna antara PHBS orang tua dengan kejadian pada anak 5
di wilayah kerja Puskesmas Pattallassang kab. Takalar. Saran 1. Bagi petugas Puskesmas a. Sebaiknya petugas kesehatan memberikan pemahaman tentang pentingnya sikap yang baik agar anak terhindar dari penyakit. b. Sebaiknya para orang tua di beri pengetahuan tentang penyakit yang di derita anak sehingga orang tua dapat mencegah penyakit tersebut. c. Kepada pihak Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan pelayanan terutama penyuluhan kepada masyarakat khususnya tentang pentingnya perilaku hibup bersih dan sehat, sehingga orang tua akan lebih sadar akan kesehatan anaknya. 2. Bagi institusi pendidikan Disarankan agar hasil penelitian daapt menjadi acuan untuk mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang baik dalam keperawatan yang professional. 3. Kepada peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini agar dapat meneliti lebih lanjut dengan mencari variable lain yang berhubungan dengan. DAFTAR PUSTAKA DInas Kesehatan Sul-Sel (2009), http://dkk.sulsel.go.co.id/09/profil//dinkessulsel/ 3-pencapaian- program kesehatan.httm. di akses 14 pebruari 2012 Depkes RI (2010), Tempat Pelayanan Kesehatan Tingkat Puskesmas :EGC : Jakarta Depkes RI (2011), Ilmu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat : Elex media komputindo : Jakarta Hidayat, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis data, Jakarta Horrison (2011), Ilmu Penyakit Inpeksi Pernapasan Akut pada Anak : PT. Gramedia Justin, (2010), Ilmu Penyakit Inpeksi Pernapasan Akut pada Anak : EGC : Jakarta Karna, (2009), Analisis Faktor Resiko Terjadinya Pneumonia Pada Balita di Klaten, Tesis. UGM Yogyakarta. Laporan SP2TP (2012), Puskesmas Pattalassang Kabupaten Takalar Misnadarli, (2009), Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Pada Anak, Jakarta. Mustika (2009), Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamangngapa, Skripsi tidak diplubikasikan. Stikes Tanawali, Takalar. Notoatmodjo, S (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Cetakan Ketiga PT. Asdi Mahasatya : Jakarta Prabu (2009), Faktor Resiko Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut () Pada Anak http:/penyakit Menular. Info. Santoso, (2010), Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 17 : Jakarta : P.T.Elex Media Komputindo. Stikes nani Hasanuddin Makassar, (2012), Buku Panduan Skripsi, Makassar : Stikes Nani Hasanuddin Makassar. Silalahi (2010), Profil Kesehatan Jawa Tengah angka kesakitan : PROPENAS Sugiyono, (2009), metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Jakarta : Alfabeta. Prabu (2009), Pelayanan Kesehatan Tingkat Puskesmas dan Rumah Sakit, Jakarta WHO (2008), Penyakit Ispa pada Anak. EGC :Jakarta Yuswianto (2009), Ilmu penyakit Ispa pada anak. Gunung Mulia : Jakarta (2009), Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 6