BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen utama kebutuhan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

Puger Honggowiyono, Dedy Arif Budiawan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengatakan Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pendidikan pada setiap jenjang satuan pendidikan seharusnya dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003, mengatakan, Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Setiap lembaga pendidikan dipastikan ingin memberikan dan memperoleh mutu pendidikan yang baik kepada siswanya, sudah tentu hal ini perlu ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pendidikan di dalamnya lembaga pendidikan itu sendiri, yakni melalui keprofesional pendidikan (Guru), materi pelajaran dan juga kurikulum sebagai sistem yang mengatur pelaksanan pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Semua ini menjadi barometer dalam mengetahui kualitas mutu pendidikan. 1

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, baik secara kelompok maupun klasikal. Jika penggunaan model pembelajaran diperhatikan guru dengan saksama maka akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar secara optimal sesuai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan. Persoalan yang dihadapi, masih banyak guru yang menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran. Sebagian guru yang ditemui melaksanakan pembelajaran hanya sekedar ceramah dan kemudian memberikan tugas pada siswa untuk mencatat materi sampai selesai. Dalam hal ini guru belum mengkolaborasiakan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Prakarya dan Kewirausahaan merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memulai usaha yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada. Melalui pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ini peserta didik akan mendapatkan pengetahuan dan bekal yang cukup ketika mereka terjun ke dalam masyarakat, sehingga dapat memehcahkan masalah-masalah ekonomi yang akan dihadapinya dimasa yang akan datang. Kenyataannya di SMK Pasundan 2 Bandung masih banyak peserta didik yang kurang meminati mata pelajaran ekonomi ini, seperti di kelas Tehnik Komputer Jaringan (TKJ) masih banyak peserta didik yang hanya diam dan memperhatikan saja tanpa memperhatikan atau ikut aktif dalam dalam proses pembelajaran hanya beberapa peserta didik saja yang bertanya dan juga ikut aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang sering digunakan pun adalah model pembelajaran yang monoton, penggunaan metode diskusi pun belum mampu melibatkan setiap siswanya ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Hanya beberapa siswa tertentu saja yang terlibata dalam proses diskusi. Berdasarkan data dokumentasi awal yang didapatkan peneliti di kelas XI TKJ I dan TKJ G SMK Pasundan 2 Bandung didapatkan nilai rata-rata siswa sebagai berikut: 2

Table 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Akhir Sekolah Semester Ganjil Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas XI TKJ SMK Pasundan 2 Bandung Tahun Pelajaran 2017/2018 No Kelas Nilai Rata-Rata KKM 1 XI TKJ I 74 75 2 XI TKJ G 73 75 Sumber : SMK Pasundan 2 Bandung. Rendahnya hasil belajar di kelas XI TKJ SMK Pasundan 2 Bandung, disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa, dan metode pembelajaran yang digunakan guru berupa metode pembelajaran klasik, merupakan metode umum yang selalu di gunakan guru dalam proses pembelajaran yang tidak menarik bagi siswa. Melihat dari permasalahan diatas maka pemilihan model pembelajaran dan variasi model pembelajaran yang dilakukan itu perlu untuk mengatasi masalah proses belajar dan kemandirian belajar peserta didik. Model pembelajaran akan coba diterapkan untuk mendorong peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran sehingga bisa menghasilkan hasil belajar yang lebih efektif agar peserta didik lebih bisa memahami pada proses pembelajaran tersebut. Model pembelajaran kooperatif adalah model yang mengharuskan peserta didiknya bekerja sama dalam proses pembelajaran agar peserta didik bisa lebih aktif dan mendapatkan hasil belajar yang baik. Salah satu model pembelajaran Kooperatif adalah tipe Think Pair Share (TPS) merupakan teknik sederhana yang mempunyai keuntungan dapat mengoptimalkan partisipasi peserta didik dalam mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan pengetahuan. Peserta didik meningkatkan daya pikir (thinking) terlebih dahulu, sebelum masuk ke dalam kelompok berpasangan (pairing), kemudian di bagi ke dalam kelompok (sharing). Pada tipe TPS setiap peserta didik saling berbagi ide, pemikiran atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan yang diberikan oleh guru, dan bersama-sama mencari solusinya. Dengan model pembeljaran Cooperative Learning Tipe TPS dapat membuat peserta didik menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, serta meningkatkan pemahaman peserta didik, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi bahan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Dikelas XI TKJ H SMK Pasundan 2 Bandung (sub pokok bahasan pengolahan makanan) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Peserta didik dalam proses pembelajaran masih pasif. 2. Guru dalam melakukan pembelajaran lebih dominan menggunakan metode ceramah (teacher center). 3. Penggunaan model pembelajaran yang masih belum bervariasi. 4. Kurangnya rasa ingin tahu peserta didik. C. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan tidak menyimpang maka penulis membatasi permasalahan, yaitu penerapan model cooperative think pair share (TPS) terhadap hasil belajar atau dalam ranah kognitif saja. D. Rumusan Masalah Untuk memudahkan penelitian diperlukan rumusan yang jelas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional pada kelas control pada mata pelajaran prakarya ddan kewirausahaan kelas XI TKJ SMK Pasundan 2 Bandung? 2. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Share pada kelas ekperimen pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas XI TKJ di SMK Pasundan 2 Bandung? 3. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Share dan di kelas control dengan metode konvensial pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas XI TKJ di SMK Pasundan 2 Bandung? 4

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka peneliti ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional pada kelas control pada mata pelajaran prakarya ddan kewirausahaan kelas XI TKJ SMK Pasundan 2 Bandung. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Share pada kelas ekperimen pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas XI TKJ di SMK Pasundan 2 Bandung 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Share dan di kelas control dengan metode konvensial pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas XI TKJ di SMK Pasundan 2 Bandung F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun manfaat praktis: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi dunia pendidikan mengenai pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) terhadap keaktifan pembelajaran pesertadidik dan hasil penelitian dapat memberi kekuatan baru untuk mendukung teori yang telah ada. 2. Manfaat dari Segi Kebijakan Manfaat dari segi kebijkan, memberikan arahan bagi peserta didik dalam mengumpulkan informasi saat belajar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan tidak hanya dari buku dan guru saja, melaikan dari teman mereka bisa mendapatkan informasi, model pembelajaran kooperatif tipe think paer share bertujuan agar peserta didik bisa berbagi informasi satu dengan yang lainnya sesuai dengan pengalaman yg pernah mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. 3. Manfaat Praktis a) Bagi siswa Untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal dan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran prakarya dan lewirausahaan dengan mudah serta dapat 5

meningkatkan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. b) Bagi Guru Sebagai bahan masukan dalam menyusun dan mengembangkan model-model pembelajaran yang lebih bervariasi dan efektif sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan dan dapat melatih kemandirian belajar siswa. c) Bagi Sekolah Sebagai bahan referensi dalam pengembangan dan pembinaan siswa sekolah dan memberi motivasi untuk peningkatan mutu proses maupun mutu hasil pembelajaran ekonomi disekolah. d) Bagi Peneliti Sebagai bekal pengalaman ketika nanti terjun dalam bidang pendidikan, serta sebagai penambah pengetahuan tentang berbagai model-model pembelajaran terutama model pembelajaran cooperative learning. 4. Manfaat Dari Segi Isu dan Aksisosial Manfaat dari segi isu dan aksi sosial, memberikan informasi kepada semua pihak mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think paer share pada anak SMK, sehingga bisa menjadi bahan masukan untuk lembaga-lembaga formal maupun non formal mengenalkan dan mempelajari model pembelajaran kooperatif. G. Definisi Operasional Definisi operasional secara tidak langsung dapat didefinisikan sebagai alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Supaya tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan, maka beberapa istilah perlu didefi nisikan secara operasional. Berikut ini istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini: 1. Penerapan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011, h. 399), penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan atau mempraktikan 2. Model Pembelajaran Zarkasyi (2015, hlm. 37) mengatakan, model pembelajaran adalah pola interaksi antara siswa dan guru di dalam kelas yang terdiri dari strategi, pendekatan, metode, dan 6

teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. 3. Pembelajaran Cooperative Learning Komalasari (2014, hlm. 62) mengatakan pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. 4. Think Pair Share (TPS) Aris Shoimin (2014, hlm. 208) mengatakan Think Pair Share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide waktu berpikir atau ide yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespons pertanyaan. Pembelajaran kooperatif model Think Pair Share ini relative lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur waktu tempat duduk atau mengelompokkan siswa. Pembelajaran imi melatih siswa untuk berani berependapat dan menghargai pendapat teman. 5. Hasil Belajar Menurut Winkel dalam Purwanto, (2014, hal. 38). hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan materi berbasis peta konsep visual yang lebih menarik dan penjelasan secara singkat dapat memudahakan pemahaman materi lebih dimengerti oleh siswa. H. Sistematika Skripsi Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah b. Identifikasi Masalah 7

c. Rumusan Masalah d. Tujuan penelitian e. Manfaat Penelitian f. Definisi Operasional g. Sistematika Skripsi Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran a) Kajian Teori b) Penelitian Terdahulu c) Kerangka Pemikiran d) Asumsi dan Hipotesis Bab III Metode Penelitian a) Metode Penelitian b) Desain Penelitian c) Subjek dan Objek Penelitian d) Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian e) Tehnik Analisis Data f) Prosedur Penelitian Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil b. Pembahasan Bab V Simpulan dan Saran a. Simpulan b. Saran 8