BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat umum merupakan penyakit yang banyak diderita terutama oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Spiritual Emotional Freedom Technique ( SEFT )

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

berkembang akibat peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan perkapita dan perkembangan gaya hidup

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis adalah Diabetes Melitus (DM). Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus adalah penyakit yang sering diderita masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam penyakit yang ada. Salah satu diantaranya adalah Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu diantaranya adalah apa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di negara-negara maju dan berkembang setiap tahunnya, sebagai akibat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) dikenal dengan penyakit gula/kencing manis di kalangan masyarakat umum merupakan penyakit yang banyak diderita terutama oleh masyarakat di Negara berkembang, penyakit ini ditandai dengan peningkatan gula darah karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat (Santoso M dkk, 2004). DM merupakan suatu penyakit metabolik penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahunnya 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh DM. Pada tahun 2008 terdapat 230 juta penduduk yang mengidap DM, angka ini naik 3% atau bertambah 7 juta jiwa setiap tahun. Pada tahun 2025 diperkirakan 350 juta orang yang terkena DM (Tandra, 2008), survey yang dilakukan WHO Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika serikat. Sedangkan jumlah pasien DM rawat inap maupun rawat jalan menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin (Depkes, 2009). Peningkatan DM yang sangat tinggi tentu akan diikuti oleh meningkatnya kemungkinan terjadinya komplikasi kronis, termasuk komplikasi kaki diabetes jika DM tidak ditangani dengan baik (Waspadji, 2006). Termasuk diantaranya yaitu komplikasi metabolik akut, mirovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata), neuropati (pada syaraf), Infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler lainnya (Brunner & Suddarth, 2001). Dengan komplikasi-komplikasi yang berbahaya itu,

2 penderita harus melakukan pengobatan secara rutin. Beban ekonomi untuk DM terus meningkat akibat besarnya biaya medis dan meningkatnya penderita DM. Beban biaya yang berhubungan langsung dengan penyakit diabetes diperkirakan paling sedikit 20 juta US$ /tahun (Brunner & Suddarth, 2001). Oleh karena itu penderita juga menggunakan pengobatan non-medis yang biayanya sesuai dengan tingkat ekonominya. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) adalah sebuah metode terapi yang bertujuan menghilangkan dan membuang energi negatif dari dalam tubuh. Sehingga seseorang akan menjadi sehat fisik dan psikis. Meski metode ini bisa dibilang baru, namun bagi praktisi, SEFT disebut-sebut sebagai metode yang paling efektif mengatasi berbagai masalah kesehatan. Prinsip SEFT kurang lebih sama dengan akupuntur dan akupressur yang dipadu dengan doa. Ketiganya berusaha merangsang titik-titik kunci di sepanjang 12 jalur energi (energy meridian) tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan. (Zainuddin,2008) SEFT dikembangkan oleh Ahmad Faiz Zainudin, sarjana Psikologi lulusan Universitas Airlangga Surabaya. Metode ini dikembangkan dari metode EFT (Emotional Freedom Technique) yang ditemukan oleh Dr. Roger J Callahan, Ph D dari Amerika Serikat. SEFT berguna untuk mengatasi berbagai macam masalah fisik, emosi, pikiran, sikap, motivasi, perilaku dan peak performance secara cepat, mudah dan universal. SEFT bekerja dengan mengaktifkan jalur-jalur meredian tubuh dengan cara ketukan ringan (tapping) di 9 atau 18 titik meridian tubuh, sambil pikiran dan hati dikosentrasi pada tempat dan rasa sakit dan disertai dengan berdoa. SEFT juga dipakai untuk masalah psikologis seperti takut yang berlebihan (phobia), trauma,

3 depresi, kelelahan, cemas, kecanduan rokok, stress, tekanan darah tinggi, mudah marah atau sedih, gugup menjelang ujian atau presentasi, kesulitan belajar, tidak percaya diri, dan beragam masalah emosi (Zainudin,2008). Terapi SEFT bukan hanya masalah psikologis saja, tetapi termasuk masalah kesehatan seperti diabetes mellitus, kanker rahim, patah tulang, sesak napas, perut kembung dan lain-lain (http://terapiseft.com/seft-for-free-from-diabetes.html diakses pada tanggal 1 oktober 2011). Diabetes mellitus didefinisikan sebagai sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa atau gula secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah dan dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin merupakan hormon yang diproduksi oleh pancreas yang mengendalikan kadar glukosa dalam darah. Pada diabetes melitus, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin menurun (Brunner & Suddarth, 2001). Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern, pola makan, stress dan aktivitas sehari-hari (Charles & Anne, 2011). Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan menurunkan kadar gula dalam darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler dan neuropatik. Tujuan terapeutik pada DM adalah mencapai kadar gula normal tanpa terjadinya hipoglikemi dan gangguan serius pada aktivitas pasien. Penanganan sepanjang perjalanan penyakit DM akan bervariasi karena terjadi perubahan pada gaya hidup, keadaan fisik dan mental penderitanya di samping karena kemajuan dalam metode terapi yang dihasilkan dari riset. Pengobatan DM selama ini didasarkan pada penyebabnya. Penanganan DM meliputi kombinasi

4 pemberian obat, pengaturan diet, dan latihan. Penderita pun perlu mengontrol gula darah secara rutin. Peningkatan gula darah akibat insulin yang tidak adekuat pada DM terjadi karena gangguan sistem energi tubuh. Karena para ahli akupuntur dan akupressur percaya bahwa gangguan sistem energi tubuh bisa menyebabkan penyakit fisik, seperti penyakit jantung, sesak napas, DM, sakit kepala dan berbagai penyakit lainnya. Energi tubuh mengalir di sepanjang 12 jalur energi, dan jika terhambat atau kacau maka timbulah penyakit fisik. Sebanyak 12 jalur energi tersebut berperan penting dalam penyembuhan pasien (Zainudin, 2008). Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), pada penderita DM menggunakan tapping (ketukan ringan) dilakukan pada 18 titik kunci di sepanjang 12 jalur energi. SEFT langsung berurusan dengan gangguan sistem energi tubuh. Tujuannya sama seperti akupuntur dan akupressur yaitu mengatasi gangguan sistem energi tubuh atau membuang energi negatif tubuh dari dalam tubuh. Terapi ini sangat efektif dengan diperkuat do a, karena tanpa campur tangan Tuhan, tentu segala sesuatu tidak akan berjalan sesuai kehendak dan campur tangan Tuhan itu bisa terjadi dari do a yang dipanjatkan. Ahmad Faiz Zainuddin (2008) mengatakan bahwa : awalnya saya tidak tahu penjelasan ilmiahnya, saya hanya tahu bahwa jika kita menghubungkan segala tindakan dengan Allah SWT, maka kekuatannya akan berlipat ganda. Pendapat ini didukung oleh Larry Dossey MD (dokter ahli penyakit dalam Amerika Serikat) dalam bukunya The Healing Words : The Power of Prayer an The Practice of Medicine. Intinya bahwa do a dan spiritualitas terbukti dalam penelitian ilmiah, ternyata memiliki kekuatan yang sama besar dengan pengobatan dan pembedahan.

5 Pada penyakit yang umum sekalipun, kondisi pikiran, emosi, sikap, kesadaran, dan doa-doa yang dipanjatkan oleh atau untuk pasien sangat berpengaruh bagi kesembuhannya (Zainuddin, 2008). Berdasarkan uraian diatas telah banyak cara pengobatan dilakukan. Salah satu upaya tersebut adalah mengontrol gula darah. Terapi modern dilakukan dengan menggunakan obat dan diet. Namun, terapi tersebut menimbulkan pengaruh yang berbeda pada setiap orang. Pengobatan farmakologi memiliki efek samping yang dapat membahayakan terhadap kesehatan penderita. Selain pengobatan modern/medis, SEFT menjadi salah satu cara bagi perawat sebagai pelengkap pengobatan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dengan menggunakan diri sendiri sebagai alat atau media penyembuh dalam rangka menolong orang lain dari masalah kesehatan. Perawat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual) dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien. SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) merupakan terapi yang cepat, aman dan efektif dalam melakukannnya. Terapi SEFT bisa dilakukan dimana saja, siapa saja dan kapan saja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan gula darah pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Dinoyo.

6 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang, maka peneliti menemukan masalah yaitu bagaimana pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan gula darah pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Dinoyo? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui pengaruh terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan gula darah pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Dinoyo 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi gula darah sebelum dilakukan terapi SEFT pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Dinoyo. 2. Mengidentifikasi gula darah sesudah dilakukan terapi SEFT pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Dinoyo 3. Membandingkan pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi SEFT dalam menurunkan gula darah pada penderita diabetes mellitus di Wilayah Puskesmas Dinoyo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Merupakan wadah untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan teori yang telah diterima. Serta membuktikan teori dan

7 kenyataan di lapangan tentang pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan gula darah pada penderita diabetes mellitus. 1.4.2 Bagi Praktisi Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan perawat tentang terapi SEFT, terutama terapi SEFT dalam menurunkan gula darah pada penderita diabetes mellitus. 1.4.3 Bagi akademis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan atau sumber data untuk penelitian berikutnya, serta pendorong bagi pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai terapi SEFT terhadap penurunan gula darah pada penderita diabetes mellitus 1.4.4 Bagi Penderita DM Menambah pengetahuan penderita dalam menurunkan gula darah dengan menggunakan metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom technique). 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Namun, dari segi variabel dan subjek penelitian ini benar-benar asli dan belum pernah diteliti sebelumnya. Menurut penelitian Oris (2011) mengenai pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tekanan darah pada lansia Hipertensi di Panti Werdha Malang dengan menggunakan Uji-T terdapat hubungan yaitu terapi SEFT efektif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi.

8 Menurut Bambang (2010) pada penelitian tentang teknologi pengobatan komplementer alternatif untuk penyakit diabetes mellitus yaitu terdapat pengaruh terapi akupunktur maupun sham akupunktur dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa maupun glukosa darah setelah OGTT. Http://km.ristek.go.id/assets/files/469.pdf. Diakses pada tanggal 18 november 2011 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Bambang (2010) adalah penelitian ini menggunakan terapi SEFT dengan ketukan ringan (tapping) yang dipadukan dengan tehnik spiritual sedangkan akupuntur yang menggunakan jarum tanpa adanya tehnik spiritual. Penelitian yang dilakukan oleh Oris (2011) dengan menggunakan terapi SEFT pada lansia hipertensi dengan penelitian ini berbeda dalam subjek yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan penderita diabetes mellitus yang berada di Wilayah Puskesmas Dinoyo sebagai subjek penelitian. 1.6 Karakteristik penelitian Peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya pada pengaruh terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan gula darah pada penderita diabetes mellitus.