BAB I PENDAHULUAN. dilakukan terhadap bursa saham yang telah berada pada posisi fully integrated market

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

PENGARUH KURS VALUTA ASING DAN DOW JONES

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Amerika Serikat yaitu subprime mortgage yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, batasan ekonomi antar negara telah menjadi

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan go publik. Harga saham terbentuk dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Imbas the U.S. subprime mortgage crisis ke perekonomian negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi membuka gerbang untuk masuknya teknologi informasi dan

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I. Pendahuluan. yang berbeda. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 1990, hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. September sampai Oktober Situasi ini membuat rekening modal dan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ardian Agung Witjaksono (2010) Sunariyah, (2006: 20-22).

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Pergerakan indikator ekonomi makro memiliki andil terhadap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, hampir semua negara menaruh perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terintegrasinya ekonomi domestik dengan ekonomi dunia membuat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

I. PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

Transkripsi:

25 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembentukan diversifikasi portofolio internasional dan regional dapat dilakukan terhadap bursa saham yang telah berada pada posisi fully integrated market dengan bursa saham global. Selanjutnya, dalam melakukan diversifikasi perlu dicermati negara-negara mana yang paling ekonomis untuk menjadi sasaran diversifikasi investasi. Meskipun bursa saham suatu negara telah berada pada fully integrated market dan menjadi efisien akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun searah dalam perjalanan waktu terlihat bahwa, setiap bursa saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda dalam merespon informasi dan komunikasi global, baik pada saat perdagangan saham berjalan normal maupun pada saat terjadi krisis. Sensitivitas setiap bursa saham terhadap informasi dan komunikasi global dapat dilihat pada pergerakan fluktuasi indeks bursa saham. Dalam prakteknya, pergerakan fluktuasi indeks bursa saham merupakan informasi yang sangat penting bagi investor dan fund manager perusahaan/intitusional baik secara teknikal maupun fundamental dalam melakukan diversifikasi portofolio internasional dan regional. Pada kajian teknikal tentang informasi dan komunikasi pasar modal, bahwa pasar modal yang lebih kuat dapat mempengaruhi pasar modal yang lebih lemah, atau dengan kata lain, informasi fluktuasi pergerakan indeks harga saham di bursa saham yang lebih kuat dapat mempengaruhi fluktuasi pergerakan indeks harga saham di

26 bursa saham yang lebih lemah. Berdasarkan kajian teknikal ini, berarti investor dan fund manager dapat dengan lebih mudah memprediksi pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui pergerakan indeks harga saham, misalnya: di New York Stock Exchange (NYSE). Selanjutnya investor dan fund manager akan dengan mudah mendapatkan keuntungan dari diversifikasi portofolio di Bursa Efek Indonesia. Tetapi kenyataannya tidak semudah asosiasi di atas. Adakalanya kenaikan indeks harga saham di New York Stock Exchange diikuti penurunan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia dan pelemahan indeks harga saham di New York Stock Exchange justeru direspon dengan penguatan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia. Untuk memperjelas uraian ini, disajikan Tabel I.1. dan Tabel I.2. yang memperlihatkan fluktuasi pergerakan beberapa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada saat terjadi krisis tahun 2008 dan pada saat perdagangan berjalan normal tahun 2006, sebagai berikut: Tabel I.1. Fluktuasi Pergerakan IHSG Beberapa Bursa Saham pada Saat Krisis Perdagangan Tahun 2008 IHSG Perubahan IHSG Dalam Persen (%) 02 Juni 03 Juni 04 Juni 05 Juni 06 Juni 09 Juni 10 Juni Regional IHSG BEI -0,678-0,987-1,715 1,570 0,107 0,326-1,505 Straits Times -0,143-1,070-0,607 0,290 0,090-1,993-1,653 KLSE -1,067-0,390-0,354-2,359 2,044-1,409-0,002 PSE CI -0,055-1,525-0,348-1,973 0,783 Na -3,422 SET Index Na Na Na Na Na Na Na Internasional/Indeks Utama (Major Indices) S&P 500-1,050-0,579-0,033 1,950-3,089 0,079-0,244 Nikkei-225 0,709-1,599 1,593-0,654 1,034-2,126-1,130 Hang Seng 1,216-1,835-1,036 0,547 0,606 Na -4,207 DAX 30-DA -1,240 0,148-0,765-0,339-1,988 0,174-0,653 FTSE100FTI -0,758 0,834-1,446 0,422-1,476-0,494-0,856 Sumber: http://www.econstats.com/eqty/eq_d_mi_0.htm dan http://www.econstats. com/eqty/eq_d_ap_0.htm

27 Tabel I.2. Fluktuasi Pergerakan IHSG Beberapa Bursa Saham pada Saat Perdagangan Berjalan Normal Tahun 2006 IHSG Perubahan IHSG Dalam Persen (%) 01 Juni 02 Juni 05 Juni 06 Juni 07 Juni 08 Juni 09 Juni Regional IHSG BEI -0,635 1,977 0,100-2,379-2,260-3,562 2,692 Straits Times 0,119 1,371-0,503-0,716-1,447-2,476 1,756 KLSE 0,288 0,029 0,127-0,688-0,207-0,684-0,202 PSE CI 0,611-0,259 0,010-0,634-3,117-2,738 0,084 SET Index Na Na Na Na Na Na Na Internasional/Indeks Utama (Major Indices) S&P 500 1,230 0,195-1,780-0,114-0,609 0,142-0,448 Nikkei-225 0,235 1,842-0,766-1,809-1,877-3,067 0,805 Hang Seng -1,341 1,709 0,651-0,269-0,980-0,980 1,156 DAX 30-DA 0,259-0,360-1,158-2,106 0,747-2,898 1,501 FTSE100FTI 0,453 0,259-0,043-1,602 0,644-2,513 1,659 Sumber: http://www.econstats.com/eqty/eq_d_mi_0.htm dan http://www.econstats. com/eqty/eq_d_ap_0.htm Pada Tabel I.1. dan Tabel I.2. dapat dilihat bahwa, indeks bursa saham regional yang dinyatakan sebagai bursa saham emerging market memberi respon pergerakan yang berfluktuasi dengan besaran yang beragam baik positif maupun negatif terhadap seluruh perubahan pergerakan indeks bursa saham internasional/indeks utama (major indices) baik pada saat menguat maupun melemah. Selanjutnya, di antara indeks bursa saham internasional yang dinyatakan sebagai bursa saham establish market, dapat dilihat bahwa, beberapa indeks bursa saham menunjukkan pergerakan yang tidak searah dari yang lainnya dalam merespon informasi dan komunikasi baik pada saat krisis perdagangan saham tahun 2008 maupun pada saat perdagangan berjalan normal tahun 2006. Secara fundamental, salah satu yang mempengaruhi fluktuasi pergerakan indeks harga saham pada suatu bursa saham adalah faktor fundamental perekonomian negara tersebut. Misalnya, pada saat terjadi subprime mortgage di Amerika Serikat

28 tahun 2007. Kasus subprime mortgage ini berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi dengan mengetatnya likuiditas perbankan dan institusi non bank, serta penurunan secara tajam indeks harga saham di berbagai bursa saham Amerika Serikat. Situasi ini secara langsung dan tidak langsung memicu terjadinya krisis pasar modal dengan anjloknya indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia. Meskipun demikian, bukan berarti subprime mortgage juga terjadi di Indonesia, melainkan fundamental perusahaan-perusahaan Indonesia yang menjadikan Amerika Serikat sebagai tujuan ekspor langsung maupun tidak langsung harus mengurangi produksinya, karena terjadinya penurunan permintaan, demikian pula dengan negaranegara lainnya, sehingga menjadi satu efek berantai dan berakhir pada depresi perekonomian global. Kondisi di atas mendorong investor-investor Amerika Serikat atau internasional mengalihkan dananya dalam jumlah yang cukup besar dari Bursa Efek Indonesia dengan berbagai alas an. Di antaranya, untuk menutupi kerugian penurunan harga saham di negara asal, memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan atau pesimistis terhadap return ekspektasi di Bursa Efek Indonesia. Akibatnya, bursa saham mengalami tekanan jual dan modal portofolio asing keluar dari Indonesia, sehingga Rupiah (Rp) mengalami tekanan jual dan terjadilah depresiasi nilai tukar yang cukup besar. Untuk memperjelas uraian ini, disajikan Tabel I.3. yang memperlihatkan fluktuasi nilai kepemilikan asing di Bursa Efek Indonesia dan kurs Dolar Amerika Serikat (US$), sebagai berikut:

29 Tabel I.3. Fluktuasi Nilai Kepemilikan Asing di Bursa Efek Indonesia dan Kurs Dolar Amerika Serikat (US$) Minggu Pertama, Bulan: Oktober, November dan Desember Tahun 2008 Tanggal/Bulan Nilai Asing (Miliar Rupiah) Persen (%) Selisih Beli/Jual Asing (Miliar Rupiah) Rupiah/Dolar Amerika Serikat Minggu I Oktober 2008 29/September 812,29 35,69 105,96 9.416,20 06/Oktober 1.716,42 37,43-117,96 9.469,70 07/Oktober 1.109,25 34,33 244,70 9.624,640 08/Oktober 236,66 23,94 46,31 9.532,890 Minggu I Nopember 2008 03/November 524,54 24,52-194,81 11.049,70 04/November 818,42 31,70-18,70 10.989,0 05/November 649,68 24,26-36,56 10.929,0 06/November 788,06 39,81 82,69 10.787,50 07/November 578,25 26,71-121,79 10.846,0 Minggu I Desember 2008 01/Desember 506,57 25,05 56,11 12.837,0 02/Desember 356,76 32,53-57,68 12.755,10 03/Desember 203,31 21,94-68,73 12.285,0 04/Desember 350,14 29,40-23,80 12.315,30 05/Desember 262,50 27,16-11,36 12.062,70 Sumber: http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/statistik_pm/inde.htm dan http://www.oanda.com/convert/fxhistory Pada Tabel I.3. dapat dilihat bahwa, terjadi penurunan dana investasi asing pada awal minggu pertama Oktober sebesar Rp. 812,29 Miliar menjadi Rp. 262,50 Miliar pada akhir Minggu pertama Desember 2008 atau dengan jumlah penurunan sebesar Rp. 549,79 miliar, hal ini berimbas pada terus terdepresiasinya Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, yaitu: dari posisi Rp. 9.416,20 di awal minggu pertama Oktober melemah ke posisi Rp. 12.062,70 di akhir minggu pertama Desember 2008. Tanda negatif (-) pada kolom Selisih Beli/Jual Asing (Miliar Rupiah) menunjukkan bahwa, penjualan saham oleh asing lebih besar dari pembelian saham oleh asing di Bursa Efek Indonesia.

30 Modal asing yang masuk ke Indonesia dengan tujuan untuk melakukan diversifikasi portofolio internasional sebagai mana pada uraian di atas, dihitung dalam bentuk Dolar Amerika Serikat. Sehingga kurs awal Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada saat investor dan fund manajer perusahaan berinvestasi di Bursa Efek Indonesia adalah catatan penting untuk mengambil tindakan di setiap pergerakan kurs terhadap indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia di masa yang akan datang. Dalam kurun waktu berjalan, pemerintah Indonesia telah menetapkan sistem manajemen kurs mengambang (managed floating), yang artinya: fluktuasi kurs valuta asing terhadap Rupiah di tentukan oleh mekanisme pasar, namun tidak sepenuhnya, di mana pemerintah akan melakukan intervensi pasar jika dianggap perlu. Meskipun demikian, dalam melakukan diversifikasi portofolio internasional, kenyataannya investor dan fund manager perusahaan akan tetap rentan menghadapi risiko fluktuasi kurs valuta asing, terutama pada saat terjadi krisis, seperti pengalaman pada tahun 1997 dan tahun 2008. Pada kajian teknikal menyatakan bahwa, asosiasi Dolar Amerika Serikat terhadap indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia berbanding terbalik, pada saat Dolar Amerika Serikat mengalami penguatan, indeks harga saham mengalami pelemahan. Sebaliknya, jika Dolar Amerika Serikat mengalami pelemahan maka indeks harga saham mengalami penguatan. Berdasarkan kajian teknikal ini, berarti investor dan fund manager akan dengan lebih mudah memprediksi pergerakan indeks harga saham, melalui pergerakan kurs Dolar Amerika Serikat di pasar uang. Kalau

31 asosiasi sesederhana ini terjadi, maka investor dan fund manager dapat dengan mudah menperoleh keuntungan dari Bursa Efek Indonesia dan pasar uang di Indonesia. Tetapi kenyataannya tidak demikian, terutama pada saat perdagangan berjalan normal. Untuk memperjelas uraian ini, disajikan Tabel I.4. yang menunjukkan fluktuasi IHSG dan Dolar Amerika Serikat, sebagai berikut: Tabel I.4. Fluktuasi IHSG dan Dolar Amerika Serikat (US$) pada Saat Perdagangan Saham Berjalan Normal Tahun 2006 dan Krisis Tahun 2008 Sampai dengan Tahun 2009 Tanggal/Bulan/Tahun 2006 2008-2009 Tanggal/Bulan/Tahun IHSG US$ IHSG US$ 08 Juni 2006 1.241,3 9.372,070 08 September 2008 2.038,00 9.337,070 10 Juli 2006 1.339,8 9.337,070 08 Oktober 2008 1.451,67 9.532,890 10 Agustus 2006 1.384,8 9.082,650 10 November 2008 1.340,68 11.098,80 11 September 2006 1.447,2 9.132,420 10 Desember 2008 1.315,90 11.286,70 10 Oktober 2006 1.554,9 9.276,440 09 Januari 2009 1.416,67 10.976,90 10 November 2006 1.664,8 9.107,470 09 Februari 2009 1.342,23 11.655,0 11 Desember 2006 1.759,6 9.140,770 10 Maret 2009 1.300,21 12.106,50 Sumber: http://www.econstats.com/eqty/eqem_ap_12.htm dan http://www.oanda. com/convert/fxhistory Pada Tabel I.4. dapat dilihat bahwa, pada saat perdagangan saham berjalan normal tahun 2006, pergerakan kurs Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah relatif stabil di kisaran Rp. 9.082,650 terendah sampai dengan Rp. 9.372,070 tertinggi, dan tampak IHSG terus mengalami penguatan dari posisi 1.241,33 poin ke posisi 1.759,67 poin atau dengan jumlah penguatan sebesar 518,34 poin. Sedangkan pada saat terjadi krisis perdagangan saham tahun 2008 dimana Dolar Amerika Serikat mengalami apresiasi terhadap Rupiah dari kisaran Rp. 9.337,070 terendah sampai dengan Rp. 12.106,50 tertinggi per Dolar Amerika Serikat, direspon negatif oleh IHSG Bursa

32 Efek Indonesia yang terus bergerak melemah dari posisi 2.038,00 poin ke posisi 1.300,21 poin, atau terjadi pelemahan sebesar 737,79 poin. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pengembangan diversifikasi portofolio internasional di Bursa Efek Indonesia, diperlukan kajian lebih lanjut oleh investor dan fund manager perusahaan, terhadap asosiasi yang lebih baik, antara: indeks bursa saham asing terhadap indeks Bursa Efek Indonesia dan Dolar Amerika Serikat terhadap indeks Bursa Efek Indonesia. Dari fenomena yang telah diuraikan di atas, maka investor dan fund manager yang berinvestasi pada saham khususnya yang di bentuk ke dalam portofolio internasional, akan menghadapi dua risiko, yaitu: risiko fluktuasi harga saham dan fluktuasi kurs, oleh karena di antara bursa saham mengandung pengaruh dan untuk meminimalisasi rugi, maka menarik untuk menganalisis pengaruh indeks bursa saham asing dan kurs Dolar Amerika Serikat (US$) terhadap indeks Bursa Efek Indonesia (BEI). I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh indeks bursa saham Internasional terhadap indeks Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh indeks bursa saham regional terhadap indeks Bursa Efek Indonesia?

33 3. Bagaimana pengaruh kurs Dolar Amerika Serikat terhadap indeks Bursa Efek Indonesia? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari pada penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh indeks bursa saham Internasional terhadap indeks Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh indeks bursa saham regional terhadap indeks Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kurs Dolar Amerika Serikat terhadap indeks Bursa Efek Indonesia. I.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan teoritis bagi setiap investor dan fund manager perusahaan/institusi baik domestik maupun internasional yang akan beinvestasi di Bursa Efek Indonesia. 2. Sebagai bahan masukan bagi Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia (BI) dalam menyusun regulasi dan promosi investasi portofolio internasional di Indonesia. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam pengembangan hal-hal yang berhubungan dengan investasi pada saham dalam bentuk portofolio internasional.

34 4. Menambah khazanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana. 5. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkenan mengembangkan penelitian tentang bursa saham dan diversifikasi portofolio internasional. I.5. Kerangka Berpikir Sampai saat ini, dalam perjalanan perekonomian global, merupakan suatu kenyataan bahwa, ada negara yang mempunyai kelebihan modal (capital abundant) dan ada pula yang mengalami kelangkaan modal (capital scarce). Oleh karena modal merupakan faktor produksi, maka modal akan mengalami marginal produk, dalam artian, semakin banyak modal berada dalam suatu negara, maka akan semakin kecil return modal yang akan di peroleh di dalam negara tersebut, demikian juga sebaliknya. Inilah salah satu dasar bagi para investor dan fund manager perusahaan untuk berinvestasi ke negara lain yang mengalami kelangkaan modal, baik melalui instrumen efek di pasar modal, maupun dengan melakukan investasi langsung oleh perusahaan Multi National Corporation s (MNC s), sehingga terjadi apa yang disebut dengan arus modal internasional. Hady (2004: 92) menyatakan bahwa, secara umum arus modal internasional dapat dibagi menjadi dua: 1. Portofolio investment, yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi aset-aset finansial, seperti saham (stock), obligasi (bond), dan commercial pepers lainnya. Arus portofolio investment inilah saat ini paling banyak dan cepat mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hong Kong, Singapura.

35 2. Direct investment, yaitu investasi rill dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan persedian dimana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut. Direct investment ini biasanya dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan. Selanjutnya, perbedaan satuan nilai mata uang melahirkan istilah yang disebut dengan kurs valuta asing. Pergerakan arus modal dari satu negara tentu harus disesuaikan dengan mata uang negara tujuan investasi. Di Bursa Efek Indonesia, modal asing yang terhimpun secara umum dihitung dengan Dolar Amerika Serikat, sehingga kurs awal Dolar Amerika Serikat pada saat awal investasi adalah catatan penting bagi investor dan fund manager perusahaan di setiap fluktuasi pergerakan Dolar Amerika Serikat terhadap indeks bursa saham di waktu-waktu yang akan datang. Fluktuasi pergerakan Kurs Dolar Amerika Serikat dan Indek Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia oleh investor dan fund manager dimanfaatkan untuk meminimalisasi risiko dan ambil untung. Setelah keuntungan tersebut dianggap optimal maka Dolar Amerika Serikat dikonversi kembali ke Rupiah untuk membeli saham yang telah murah harganya di Bursa Efek Indonesia. Karwiyani (2004: 34) dalam Siswaji (2005: 15) menyatakan bahwa: Melemahnya nilai tukar rupiah akan berakibat mengalirnya dana kepasar valuta asing, baik dana dari pasar uang maupun pasar modal. Pengalihan dana dari pasar uang akan mengakibatkan likuiditas ketat, sementara itu dipasar modal harga saham mengalami penurunan karena terjadi aksi jual. Sedangkan Fabozzi (1999: 17) menyatakan bahwa Pasar saham terbesar di dunia terdapat di AS dan Jepang. Karena nilai pasar tersebut dinyatakan dalam US$, maka ukuran relatifnya berbeda-beda sesuai dengan perubahan Yen terhadap US$: harga saham AS meningkat jika yen mengalami depresiasi dan menurun jika Yen mengalami apresiasi.

36 Secara garis besar, pengaruh indeks bursa saham asing (internasional dan domestik) dan Kurs Dolar Amerika Serikat terhadap Indeks Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan dalam Gambar I.1. sebagai berikut: Bursa Saham Internasional IHSG BEI Kurs US$ Bursa Saham Regional Gambar I.1. Kerangka Berpikir I.6. Hipotesis Adapun hipotesis dari pada penelitian ini adalah: 1. Indeks bursa saham internasional berpengaruh terhadap indeks Bursa Efek Indonesia. 2. Indeks bursa saham regional berpengaruh terhadap indeks Bursa Efek Indonesia. 3. Kurs Dolar Amerika Serikat berpengaruh terhadap indeks Bursa Efek Indonesia.