MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA BIDANG STUDI PKN KELAS V SD NEGERI 175 HUTATINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PKN KELAS V SDS MUHAMMADIYAH HUTABANGUN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU PADA KELAS VII-A SMP NEGERI 5 SINUNUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Muhammad Rizal SMA Negeri 1 Lubuk Basung

Jurnal Saintech Vol No.02-Juni 2014 ISSN No

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Dwi Ratnasari Dewi SMP Negeri 11 Madiun

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 PENYABUNGAN

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION PADA MATA PELAJARAN PAK SMP NEGERI 2 SIMPANG EMPAT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA BIDANG STUDI PKN KELAS V SD NEGERI 175 HUTATINGGI Rohani Guru SD Negeri 175 Hutatinggi Surel : rohani12@gmail.com Abstract : Improving Student Activity Activity By Applying Learning Model Talking Stick In Field Of PKN Class V SD Negeri 175 Hutatinggi. Research aims to improve student learning activities. With a classroom action research design for two cycles with two rounds each cycle. Subjects in the study of all students class V SDN 175 Hutatinggi 23 students. Student activity data on Cycle I: reading / reading (46%), working (21%), asking fellow friends (10%), asking teachers (6%), and irrelevant to KBM (16%). In Cycle II: reading / reading (18%), working (40%), asking fellow friends (21%), asking teachers (14%), and irrelevant to KBM (7%). The results showed that the learning model Talking Stick can improve students' learning completeness with learning completeness increased by 39.2%. Keywords : Learning Talking Stick Model, Learning Activities, Learning Outcomes Abstrak : Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Talking Stick Pada Bidang Studi PKN Kelas V SD Negeri 175 Hutatinggi. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dengan desain penelitian tindakan kelas selama dua siklus dengan dua kali petemuan setiap siklusnya. Subjek dalam penelitian seluruh siswa kelas V SDN 175 Hutatinggi yang berjumlah 23 siswa. Data aktivitas siswa pada Siklus I: membaca/membaca (46%), bekerja (21% ), bertanya sesama teman (10%), bertanya kepada guru (6%), dan yang tidak relevan dengan KBM (16%). Pada Siklus II: membaca/membaca (18%), bekerja (40 %), bertanya sesama teman (21%), bertanya kepada guru (14%), dan yang tidak relevan dengan KBM (7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan ketuntasan pembelajaran siswa dengan ketuntasan pembelajaran naik sebesar 39,2%. Kata Kunci : Model Pembelajaran Talking Stick, Aktivitas belajar, Hasil Belajar PENDAHULUAN Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang masyarakatnya sebagian masih merupakan masyarakat agraris, sebagian lagi merupakan masyarakat industri. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa tidak sedikit masyarakat kita yang sudah menjadi masyarakat informasi. Perkembangan suatu bangsa dapat dinilai melalui perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan ini tentunya haruslah perubahan yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi dan dalam rangka menyambut era perdagangan bebas di Negara kita, maka diperlukan SDM yang mampu menghadapi dan menjawab tantangan yang ada. Kualitas SDM tentunya diperoleh melalui suatu pendidikan yang bermutu dan dapat mengantarkan manusia-manusia menjadi tangguh, pintar, cerdas dan bermoral. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas besar dan berjangka waktu yang panjang karena masalahnya menyangkut pendidikan bangsa. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus 84 p-issn: 2548-8856

Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 84-93 melalui proses pendidikan yang baik dan terarah serta terprogram, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu pendukung utama tercapainya tujuan pendidikan adalah suasana kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya. Di kelaslah segala aspek pengajaran bertemu dan berproses, sehingga diharapkan di kelas akan terwujud suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Berbagai cara digunakan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya dari Kurikulum sampai ke hal yang menyangkut tata tertib sekolahnya, hingga ke model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan sumber daya pendidikan guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Hal ini berarti bahwa guru dituntut menguasai bidang studi yang diajarkan dan kemudian mengajarkan kepada siswa agar dapat efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, perlu adanya dukungan dari faktor-faktor yang saling terkait antara lain faktor guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan dan kondisi sosial. Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru. Jika model pembelajarannya menarik dan terpusat pada siswa (student-centered learning) maka motivasi dan perhatian siswa akan meningkat dan selanjutnya kualitas pembelajaran juga dapat meningkat. Pada kenyataannya saat ini masih banyak guru yang masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru (teacher oriented), dimana dalam proses belajar mengajar guru lebih sering menggunakan metode mengajar yang monoton, yaitu dengan metode ceramah, dan tanya jawab. Hal ini tentu akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu sudah selayaknya dalam kegiatan belajar mengajar, guru memvariasikan cara mengajarnya dengan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif digunakan untuk mempengaruhi perhatian siswa, agar sepenuhnya tertuju dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 175 Hutatinggi, materi yang diajarkan harus disesuaikan dengan kurikulim yang ada. Ketidaksesuaian materi dengan kurikulum yang ada dapat mempengaruhi ketidak optimalnya suatu tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan sumber belajar lainnya. Dengan demikian, seharusnya pembelajaran di sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru di SD Negeri Hutatinggi bahwa hasil belajar PKn siswa di kelas V masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa disinyalir disebabkan 85 p-issn: 2548-8856

Rohani, Meningkatkan Keaktifan Belajar oleh rendahnya aktivitas belajar siswa. Kondisi ini menggugah peneliti yang telah berupaya mengidentifikasi berbagai sebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa, agar mata pelajaran ini seharusnya disukai siswa. Bagi sebagian siswa belajar PKn merupakan sesuatu yang kurang menarik dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, perlu diketahui dan dipahami dengan benar bagaimana caranya agar peserta didik tertarik dan berminat mempelajari PKn misalnya dengan menerapkan pembelajaran yang dapat menarik minat mereka. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Kondisi ini di perparah dengan kurangnya variasi model yang meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran, akibatnya aktivitas belajar siswa lama-kelamaan memburuk disebabkan oleh kejenuhan siswa dan siswa menganggap pembelajaran tidak menyenangkan. Padahal aktivitas siswa akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, pada prinsipnya belajar adalah berbuat, untuk mengubah tingkah laku. Banyak cara untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dimana siswa dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas secara optimal sesuai dengan kemampuannya. Memperhatikan peramasalahan diatas maka penelitian ingin menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan menyimpulkan bahwa model tersebut meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 175 Hutatinggi. Untuk terus berinovasi dan menghindari kejenuhan siswa maka dalam penelitian ini akan dicobakan variasi lain model pembelajarn yakni menerapkan model pembelajaran Talking Stick yang diharapkan mampu mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah dan dapat dijadikan salah satu alternatif pemecahan masalah guna meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Model pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu model yang menekankan peserta didik untuk mampu menjawab pertanyaan yang dijukan guru, ketika tongkat (Stick) sudah ada pada peserta didik sehingga menyebabkan terbentuknya pemahaman yang lebih mantap pada diri siswa, dan juga pemahaman siswa tentang materi ekonomi yang sedang dipelajari dapat lebih dipahami dengan baik. Bedasarkan latar belakang masalah tesebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah aktivitas belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 175 Hutatinggi meningkat setelah menerapkan model Talking Stick?, 2) Apakah hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 175 Hutatinggi meningkat setelah menerapkan model pembelajaran Talking Stick? Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui aktivitas belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 175 Hutatinggi setelah menerapkan model Talking Stick. 2) Untuk mengetahui hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri 175 Hutatinggi setlah menerapkan model pembelajaran Talking Stick. 86 p-issn: 2548-8856

Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 84-93 METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 175 Hutatinggi yang beralamat di Desa Hutatinggi Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 sampai bulan April 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V di SD Negeri 175 Hutatinggi yang berjumlah 23 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), meliputi 4 tahapan tiap siklusnya sebagai berikut: a). Perencanaan tindakan, b). Pelaksanaan tindakan, c). Observasi, d). Refleksi dan Evaluasi, (Arikunto dkk, 2009:16). Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka peneliti ini memiliki tahapan penelitian yang berupa satu siklus sebagai berikut: Perencanaan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: a. Analisis kurikulum, b. Memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, c. Menyusun instrumen tes hasil belajar, d. Menyusun RPP, e. Menyusun lks, f. Menyusun lembar aktivitas belajar siswa, dan g. Menyusun lembar obeservasi tentang sikap selama siswa belajar dalam kelompok. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Masing-masing Siklus menerapkan dua kali kegiatan belajar mengajar, sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti apa yang telah direncanakan dalam faktor yang diselidiki, untuk dapat melihat perubahan kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran. Observasi. Pada tahap ini observasi dilakukan saat bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap observasi ini, pengamat menggunakan lembar pedoman aktivitas dan lembar observasi. Pada tahap pelaksanaan tindakan ada 2 orang pengamat (guru) menggunakan Instrumen aktivitas belajar siswa, mengamati aktivitas siswa selama bekerja dalam kelompok. Kedua pengamat dan peneliti sudah dibimbing oleh pembimbing cara-cara bagaimana menggunakan instrumen yang diterapkan selama pengambilan data di kelas. Sampel yang diamati 1 kelompok per pengamat dan kelompok yang diamati ditentukan oleh peneliti sendiri tanpa sepengetahuan kelompok siswa. Setelah data terkumpukul baik data hasil belajar siswa, aktivitas belajar, dan hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar, maka data tersebut dianalisis, sehingga dapat diketahui karakter siswa tentang pemahaman materi pembelajar, dan sikap siswa selama bekerja perindividu atau berkelompok. Refleksi. Tahap ini dilakukan untuk menganalisa dan memberi arti terhadap data yang diperoleh memperjelas data yang diperoleh sehingga diambil kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk perencanaan pada Siklus berikutnya. Dalam pelaksanaan penelitian ini, ada tiga bentuk instrumen pengumpulan data yaitu: a. Lembar Observasi Aktivitas, b. Tes hasil belajar PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan KBM Siklus I, peneliti melaksanakan tes hasil belajar pada siswa untuk mengetahui 87 p-issn: 2548-8856

Rohani, Meningkatkan Keaktifan Belajar kemampuan awal siswa. Hasil pemungutan data Pretes disajikan dalam tabel berikut. Tabel. Distribusi Hasil Pretes Nilai Frekuensi Rata-rata 20 5 30 7 40 7 34,3 50 4 Jumlah 23 Merujuk pada tabel diatas, nilai terendah untuk Pretes adalah 20 dan tertinggi adalah 50 dengan KKM (kriteria ketuntasan minimum) sebesar 70 maka tidak ada mendapat nilai diatas ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah 0%. Nilai rata-rata kelas adalah 34,3 yang juga juga di bawah ketuntasan minimum. Data Pretes menunjukkan bahwa prilaku belajar siswa adalah tidak mempersiapkan diri dengan belajar di rumah sebelum belajar disekolah. Siklus I. Perencanaan. Setelah dilaksanakan Pretes dan identifiksi masalah, maka peneliti bersama guru sejawat, pembimbing dan pendamping mendiskusikan perencanaan Siklus I sebagai berikut: a) Peneliti bersama pembimbing mendiskusikan skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran Talking Stick melalui lankah-langkah berikut: 1) menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi dalam penelitian, 2) membatasi indikator-indikator dalam penelitian sesuai waktui yang tersedia, 3) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b) Menyusun instrumen penelitian, yang berupa test. Instrumentest dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). c) Menyusun instrument observasi aktivitas siswa. d) Menyusun format dokumentasi penelitian. e) Mempersiapkan lembar kerja siswa. f) Menetapkan indikator ketercapaian. Indikator ketercapaian ini dinilai daribeberapa komponen, seperti merujuk pada KKM dan kriteria tertentu yang telah diungkapkan dalam bab III. Pelaksanaan. Dilaksanakan dengan kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Observasi. Data Observasi Aktivitas Siswa. Penilaian aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas dilakukan pada saat siswa bekerja dalam kelompok diskusi. Pengamatan dilakukan oleh dua pengamat selama 20 menit kerja kelompok dalam setiap kegiatan belajar mengajar (KBM). Tabel. Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aktivitas Skor Proporsi 1 Menulis,membaca 26,5 46% 2 Mengerjakan LKS 12,25 21% 3 Bertanya pada teman 5,75 10% 4 Bertanya pada guru 3,5 6% 5 Yang tidak relevan 9 16% Jumlah 32,5 100% Merujuk pada tabel diatas. aktivitas menulis dan membaca paling dominan dengan 26,5%, namun aktivitas bertanya pada guru cukup kecil 3,5%, disusul yang tidak relevan KBM 9%, kemudian bertanya pada teman 5,75% dan terakhir mengerjakan LKS sebesar 12,25%. Data Hasil Belajar Siswa. Nilai hasil Formatif 1 dalam Siklus I disajikan dalam tabel berikut. Tabel. Deskripsi Data Hasil Formatif Siklus I Nilai Frekuensi Rata-rata 60 9 76,5 80 9 88 p-issn: 2548-8856

Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 84-93 100 5 Jumlah 23 Merujuk pada tabel tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 60 dan tertinggi adalah 100. Rata-rata hasil Formatif I adalah 76,5. Sudah mencapai ketuntasan rata-rata namun ketuntasan secara klasikal belum tercapai hanya 14 siswa dari 23 siswa mendapat nilai memenuhi criteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 60,8 %. Dengan kriteria ketuntasan klasikal dianggap berhasil sebesar 85%, maka dapat dikatakan KBM Siklus I belum berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Refleksi. Meskipun pembelajaran siklus I telah meningkatkan hasil belajar siswa, namun ketuntasan secara klasikal dan nilai rata-rata belum tercapai karena masih di bawah ketuntasan klasikal 85%. Siklus II. Perencanaan. Berdasarkan pada permasalahanpermasalahan yang ditemui pada Siklus I maka guru sebagai peneliti merencanakan tindakan-tindakan perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan di Siklus II dengan mendiskusikannya dengan guru sejawat, pembimbing dan pendamping dalam penelitian. Pelaksanaan Tindakan. KBM Siklus II dilaksanakan sama seperti Siklus I dengan materi yang berbeda dengan perbaikan diantaranya: a) Lebih memberikan motivasi kepada siswa agar bersedia melakukan presentasi hasil diskusi di depan kelas tanpa harus ditunjuk atau dibujuk. b) Menyuruh siswa mempersiapkan diri dari rumah sebelum KBM berlangsung, yaitu dengan belajar/membaca materi yang akan dipelajari di sekolah. c) Memberiakn point/nilai tambahan jika siswa dapat menjawab pertanyaan guru, saat guru menyodorkan tongkat (Stick) pada siswa yang bersangkutan. d) Melakukan patokan pada LKS yang mengarahkan pada kesimpulan sehingga siswa dapat melakukan pengambilan kesimpulan secara runtun dan sistematis. e) Pada tahap diskusi guru memberikan tugas yang sifatnya mampu membuat setiap siswa dalam kelompok menjadi aktif dalam diskusi, misalnya pemberian tugas secara estafet dimana setiap siswa dalam kelompok saling melengkapi jawaban secara beruntun. Dengan demikian setiap siswa merasa perlu untuk bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Kemudian tugas bersifat kompetisi dimana kelompok tercepat, terbanyak dan tertepat adalah pemenangnya. f) Selanjutnya pada 25 menit terakhir diberikan tes hasil belajar pada siswa untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa selama pembelajaran Siklus II berlangsung. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. Observasi. Data Hasil Observasi. Data hasil observasi Siklus II ditunjukkan dalam tabel berikut, ada terjadi perubahan aktivitas belajar siswa dibandingkan Siklus I karena perubahan yang terjadi cukup signifikan. Tabel. Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 89 p-issn: 2548-8856

Rohani, Meningkatkan Keaktifan Belajar No Aktivitas Skor Proporsi 1 Menulis/membaca 10,25 18% 2 Mengerjakan LKS 23 40% 3 Bertanya pada teman 12 21% 4 Bertanya pada guru 8,25 14% 5 Yang tidak relevan 4 7% JUMLAH 57,5 100% Data Hasil Tes. Data hasil belajar siswa Siklus II merujuk pada tabel yang menunjukkan nilai terendah sebesar 80 untuk 3 siswa, tertinggi 100 untuk 10 siswa. Dengan KKM sebesar 7 untuk PKN maka siswa tuntas atau ketuntasan klasikal sebesar 100%. Data hasil belajar Siklus II disajikan dalam tabel berikut. Tabel. Deskripsi Hasil Formatif 2 Siklus II Nilai Frekuensi Rata-rata 80 7 100 16 Jumlah 23 93,9 Setelah berlangsungnya Siklus II, peneliti melakukan tes akhir Siklus II yakni Formatif II dengan perolehan nilai rata-rata 93,9 dan ketuntasan klasikal 100%. Dengan demikian hasil Formatif II menyatakan bahwa pembelajaran siklus II telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan ketuntasan rata-rata, dan ketuntasan klasikal secara baik. Refleksi. Setelah berlangsungnya Siklus II, peneliti melakukan tes akhir Siklus II yakni formatif II dengan perolehan nilai rata-rata 93,9 dan ketuntasan klasikal 100%. Dengan demikian hasil formatif II menyatakan bahwa pembelajaran Siklus II telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan ketuntasan ratarata, dan ketuntasan klasikal secara baik. Peningkatan hasil belajar siswa disajikan dalam gambar berikut. 120 100 80 60 40 20 0 Nilai Tertinggi Grafik Hasil Belajar Nilai terendah Gambar. Grafik Hasil Belajar Rata-rata nilai tes Pembelajaran Siklus II relative lebih baik dari pada Siklus I. Siwa mulai antusias mengikuti pembelajaran, siswa tidak malu mengungkapkan pendapat, jika mendapat giliran mendapat tongkat (stick) siswa sudah lancar menjawab pertanyaan yang diajukan guru, beberapa kelompok mengajukan diri dalam presentase, tidak ada kegaduhan dalam diskusi, namun masih ada kelompok yang salah menarik kesimpulan. Kemampuan siswa dalam menggali informasi secara mandiri cukup baik, ini terlihat dari hasil tugas yang baik. Hal ini sesuai dengan data aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dan didukung pula oleh dokumentasi penelitian. Peningkatan kualitas aktivitas belajar siswa disajikan dalam gambar berikut. Ketuntasan klasikal(%) Data Awal 50 20 34,3 0 Siklus 1 100 60 76,5 60,8 siklus 2 100 80 93,9 100 90 p-issn: 2548-8856

Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 84-93 Gambar. Grafik aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II Keterangan: 1. Menulis, menbaca 2. Mengerjakan 3. Bertanya pada teman 4. Bertanya pada guru 5. Yang tidak relevan Setelah dilakukan pembelajaran yang berimplementasi kurikulum berbasis kompetensi dengan model pembelajaran Talking Stick diperoleh perubahan baik suasana kelas maupun kemampuan siswa dalam merumuskan masalah, menyelesaikan LKS dan tes hasil belajar, hal ini dikarenakan dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup komponen-komponen yang terdapat dalam Talking Stick. Pada pertemuan pertama antusiasme siswa mengikuti proses pembelajaran di awal belum begitu baik, mungkin karena siswa merasa Talking Stick merupakan sesuatu yang baru bagi mereka, terutama pada saat diberikan tongkat (stick) dimana siswa harus menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Pada Siklus II kemampuan siswa membuat rangkuman materi lebih baik dari Siklus I. Siswa juga melakukan kegiatan konstruktivis dengan melengkapi LKS dan siswa membangun konsep yang tepat dalam benak mereka terlebih dahulu baru kemudian memecahkan masalahnya, selain itu siswa menjadi lebih kritis dalam menghadapi soal-soal yang menantang. Melalui belajar kelompok siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar. Setelah menganalisis kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes akhir Siklus, diperoleh rata-rata nilai siswa pada Siklus I adalah 76,5 dengan jumlah siswa yang tuntas atau mencapai nilai 70 adalah 14 siswa atau 60,8% dari 23 siswa. Berdasarkan pekerjaan siswa pada Siklus I masih ditemukan beberapa penyelesaian yang kurang teliti. Menanggapi hal ini maka guru mengungkapkan kembali kesalahan pengerjaan tersebut pada saat melakukan apersepsi di Siklus II. Pada Siklus II rata-rata nilai tes yang diperoleh siswa lebih baik dari pada Siklus I yaitu 93,9. Persentase ketuntasan kelas telah mencapai 100%, berarti telah tercapai ketuntasan belajar klasikal. Siswa dapat menyelesaikan soal Siklus II dikarenakan sebelumnya siswa serius melengkapi LKS. Melihat perkembangan dari Pretes, akhir Siklus I sampai II terlihat adanya peningkatan rata-rata nilai tes hasil belajar. Dengan ketuntasan kelas pada siklus II tercapai secara klasikal. Dari data pengamatan keaktifan siswa, merujuk pada gambar diatas, pada Siklus I rata-rata aktivitas menulis dan membaca memperoleh proporsi 46 %. Aktivitas mengerjakan dalam diskusi mencapai 21%. Aktivitas bertanya pada 91 p-issn: 2548-8856

Rohani, Meningkatkan Keaktifan Belajar teman sebesar 10%. Aktivitas bertanya kepada guru 6% dan aktivitas yang tidak relevan dengan KBM sebesar 16%. Nilai nilai ini memperlihatkan beberapa hal diantaranya, ketika siswa berdiskusi dalam kelompok banyak kelompok yang terlihat bingung dalam pelaksanaannya sehingga peneliti kewalahan melayani pembimbingan tiap kelompok. Sementara beberapa siswa tidak aktif dalam melaksanakan diskusi, siswa tersebut hanya berdiam diri, seolah-olah tidak mau tahu dan hanya melakukan kegiatan menulis dan membaca, meskipun ada beberapa siswa yang aktif dalam berargumen. Kemudian ada beberapa kelompok yang masih bingung dan tampak belum bisa menarik kesimpulan. Kebingungan siswa ini menimbulkan miskonsepsi terhadap materi pembelajaran seperti yang telah diungkapkan pada data hasil belajar siswa. Untuk Siklus II aktivitas menulis dan membaca turun menjadi 18% yang sepertinya mengindikasikan bahwa masih banyak siswa lebih tertarik berdiam diri dengan hanya duduk dan menuli-nulis tidak ikut bekerja. Aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang meningkat cukup tajam menjadi 40% menunjukkan perbaikan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Sementara aktivitas bertanya pada teman naik menjadi 21% dan bertanya pada guru turun menjadi 14%. Perbaiakan pembelajaran diperkuat dengan temuan bahwa aktivitas yang tidak relevan dengan KBM pada Siklus II menyusut mencapai 7%. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar PKn pada Siklus II, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi minat belajar siswa menunjukkan peningkatan. Semua indikator motivasi belajar baik menyukai mata pelajaran, keingintahuan terhadap materi sampai pada efek kooperatif saling membantu dalam pembelajaran pada kategori sangat tinggi. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi yang diberikan oleh guru. Siswa yang sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok dengan baik. Kegiatan presentasi dengan tanya jawab oleh guru juga lebih efektif. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar PKn. Masalah yang dihadapi pada pembelajaran PKn sudah dapat teratasi dengan cara penerapan model Talking Stick yang secara langsung dapat meningkatkan minat siswa, motivasi belajar siswa, pemahaman siswa, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, serta meningkatkan hasil belajar siswa. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan ketuntasan pembelajaran siswa. Pada Siklus I ratarata nilai tes 76,5 dengan ketuntasan pembelajaran sebesar 60,8% dan pada Siklus II rata-rata nilai tes 93,9 dengan ketuntasan pembelajaran naik menjadi 100%, dan berhasil memberikan ketuntasan hasil belajar secara klasikal secara baik. 92 p-issn: 2548-8856

Jurnal Sekolah (JS). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 84-93 Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I antara lain membaca/membaca (46%), bekerja (21%), bertanya sesama teman (10 %), bertanya kepada guru (6%), dan yang tidak relevan dengan KBM (16 %). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain membaca/membaca (18%), bekerja (40%), bertanya sesama teman (21%), bertanya kepada guru (14%), dan yang tidak relevan dengan KBM (7 %). Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: Untuk melaksanakan model pembelajaran Talking Stick memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model ini dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai model pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri 175 Hutatinggi Tahun Pelajaran 2015/2016. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikanperbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Harsanto, Radno. 2009. Melatih Anak Berfikir Analitis, Kritis dan Kreatif. Jakarta: Grasindo. Rochiati Wiriatmadja. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto. 2003. Belajar dan Faktorfaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan. R, dkk. 2010. Pengembangan perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Model Pembelajaran Kontruktivis Untuk Memperdayakan Kemampuan Berpikir Analitis, Kitis dan Kreatif Siswa SMA. (Tidak Diduplikasikan). Trianto. 2009. Mendesain model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 93 p-issn: 2548-8856