BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pun akan jauh lebih berkualitas, sehingga mampu menwujudkan cita cita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa (UU RI No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan fungsi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah Negara pendidikan merupakan hal yang penting untuk menentukan arah dan tujuan suatu Negara, karena jika kualitas pendidikan sudah baik, maka kualitas sumber daya manusia pun akan jauh lebih berkualitas, sehingga mampu menwujudkan cita cita bangsa yaitu menjadi Warga Negara yang baik dan bertanggung jawab pada kemajuan bangsanya. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tecantum bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan Undang Undang tersebut, maka dapat diartikan bahwa Proses pendidikan merupakan aspek yang penting bagi pembangunan suatu bangsa, karena dengan pendidikanlah negara ini akan menjadi negara yang memiliki Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang berkualitas. Pendidikan sebagaimana didefinisikan oleh Horne dalam (Lina,2012:1) bahwa pendidikan merupakan proses penyesuaian diri yang terbaik dari seseorang manusia yang sadar terhadap lingkungannya. Salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia adalah sekolah dasar. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun, sekolah dasar merupakan sekolah yang memberikan pendidikan dasar yang 1

pertama diterima siswa untuk dikembangkan dalam berbagai lingkungan sosial untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Menurut ayat ( 1 ) pasal 37 UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang system Pendidikan Nasional, kurikulum pendidikan dasar ( termasuk SD ) dan menengah wajib memuat Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD, sebagaimana dijelaskan oleh Kurniasih dalam(lina, 2012:2). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP) dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar salah satunya yaitu mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dari merancang pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran IPA yang kurang berkualitas, tidak efisien, dan kurang mempunyai daya tarik, dan cenderung membosankan, sehingga berdampak pada hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Dengan demikian untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, hal ini bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah akan tetapi menjadi tugas dan tanggung jawab segenap elemen bangsa, khususnya di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di atas, maka perlu adanya perbaikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Bukti adanya perbaikan sistem pendidikan di negara kita untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diantaranya, munculnya proses pembelajaran dimana siswa yang disebut sebgai subjek pendidikan, dituntut untuk aktif dalam belajar mencari

informasi dan mengeksplorasi sendiri atau berkelompok, serta adanya karakter bangasa yang harus ditanamkam kepada peserta didik, agar siswa mengenal dan memiliki karakter yang sejalan dengan karakter bangsa Indonesia. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pengoptimalan pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran siswa mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan. Demikian pula untuk pembelajaran IPA yang menjadi fokus adalah adanya interaksi siswa dengan objek atau alam secara langsung. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD harus dirancang sebaik mungkin agar pembelajaran IPA dapat diserap, dipahami, dan menarik perhatian siswa. Dalam kegiatan pembelajaran IPA guru sebagai pelaksana pembelajaran perlu meningkatkan keahlian dalam merancang kegiatan pembelajaran, diantaranya dengan memilih metode pembelajaran yang tepat dan relevan dengan kemampuan yang akan dicapai oleh siswa. Ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualias yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di sekolah peneliti tempat mengajar umumnya guru sudah menggunakan metode pembelajaran, akan tetapi penggunaannya belum tepat karena pada umumnya pembelajaran didominasi dengan metode ceramah, temasuk dalam pembelajran IPA, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru ( teacher centered ) dan kurangnya variasi dalam penyampaian materi pelajaran, sehingga siswa cenderung kurang aktif dalam mendapatkan pengetahuannya, ditambah lagi dengan kondisi siswa yang heterogen dan jumlah siswa yang melebihi kapasitas, yaitu hampir setiap kelas terdiri dari 40 orang, sehingga dengan kondisi

tersebut di atas, maka muncullah masalah yang dihadapi yaitu siswa kurang memahami materi ajar yang telah dipelajari dan dijelaskan oleh guru, yang akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa yang belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan adanya hasil ulangan harian yang diperoleh kelas IV C sangat rendah, masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Dari 40 orang siswa hanya 25 % ( 10 orang ) siswa yang telah mencapai nilai KKM sedangkan 75 % (30 orang ) siswa belum mampu mencapai nilai KKM dan harus diadakan remidial / pengulangan materi pembelajaran. Salah satu uapaya yang dapat ditempuh oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran IPA adalah menciptakan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, menarik, dan mecerahkan serta dapat mencapai tujuan yang pembelajaran, guru dapat menggunakan Metode Demonstrasi untuk pembelajaran IPA di sekolah. Penggunaan metode demonstrasi tentunya harus dirancang seoptimal mungkin agar pembelajaran lebih efektif dan mampu mencapai tujuan pembelajaran dan prestasi yang baik, baik individual maupun berkelompok. Berdasarkan urian di atas, maka peneliti mengadakan kolaborasi dengan teman sejawat, membaca referensi tentang metode demonnstrasi, dan melakukan konfirmasi dengan anak tentang pembelajaran dengan menggunakan metode demonsrasi, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul penelitian PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT BENDA PADAT, CAIR, DAN GAS B. Perumusan Masalah

Dilatarbelakangi permasalahan yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang sifat sifat benda padat, cair, dan gas dengan penerapan metode demonstrasi di SDN Cibeureum kelas IV tahun pelajaran 2012 / 2013. 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang sifat benda padat, cair, dan gas dengan penerapan metode demonstrasi di SDN Cibeureum kelas IV tahun pelajaran 2012 / 2013. 3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA tentang materi sifat benda padat, cair, dan gas pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Cibeurum semester 1 Tahun pelajaran 2012 / 2013. C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian sesuai dengan permasalahan yang diteliti serta informasi yang diharapkan, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengungkap perencanaan pembelajaran IPA tentang sifat benda padat, cair, dan gas dengan penerapan metode demonstrasi di SDN Cibeureum kelas IV tahun pelajaran 2012 / 2013. 2. Mengungkap pelaksanaan pembelajaran IPA tentang sifat benda padat, cair, dan gas dengan penerapan metode demonstrasi di SDN Cibeureum kelas IV tahun pelajaran 2012 / 2013. 3. Mengetahui besaran peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA tentang materi sifat benda padat, cair, dan gas pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Cibeurum semester 1 Tahun pelajaran 2012 / 2013.

D. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bagi Siswa a. Diharapkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menarik, dan terarah. b. Memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran c. Memotivasi siswa bahwasanya belajar IPA itu menyenangkan dan bermakna sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi sifat sifat benda padat, cair, dan gas. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara individu dan berkelompok dengan rekannya. 2. Bagi Guru a. Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPA di SD. b. Memperkaya pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang relevan dengan meteri sifat sifat benda padat, cair, dan gas dan tujuan pembelajaran sehingga dapat meenghasilkan perubahan yang signifikan khususnya pada hasil belajar siswa. 3. Bagi Lembaga a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya untuk pengembangan program dalam pembelajaran di sekolah, terutama dalam menyikapi kebijakan pemerintah tentang manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.

E. Definisi Operasional 1. Metode Demonstrasi Sagala (2003:2010) mengemukakan, Demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa cara atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui oleh peserta didik. Metode demonstrasi dalam pembelajaran ialah metode yang digunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk merpertunjukka gerakan gerakan suatu proses dengan proses yang benar. Dalam metode demonstrasi murid mengamati dengan teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi. 2. Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil ( product ) menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Morgan dalam Sagala (2003:13) mengatakan belajar adalah Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Artinya, melalui belajar siswa akan mengalami suatu perubahan yang terjadi dalam dirinya secara menetap sebagai akibat dari pengalaman dan latihan yang dialami dan ia rasakan. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa melalui tes tertulis (ulangan harian) tentang materi sifat benda padat, cair, dan gas, tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda.