BAB IV DATA DAN ANALISA. perencanaan yang dilakukan dengan membuat masing masing. komponen dengan menggunakan sketsa gambar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR KALI, CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM TERHADAP HASIL PRODUK FLANGE CORAN ALUMUNIUM (Al)

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

MATERIAL TEKNIK LOGAM

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

PROSES PEMBUATAN FLANGE DENGAN BAHAN ALUMUNIUM (AL) MENGGUNAKAN VARIASI MEDIA CETAKAN PASIR CO₂ DAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. atau mata bajak dengan menempa tembaga. Kemudian secara kebetulan

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan. Proses Pengecoran. Hasil Coran. Analisis. Pembahasan Hasil Pengujian

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan antara komposisi dan pemprosesan logam, dengan

PENGEMBANGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU KAMPAS REM KENDARAAN BERMOTOR BERBAHAN ALUMUINUM DAUR ULANG

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH VARIASI SUDUT KEMIRINGAN SALURAN TURUN (SPRUE) 90, 65 DAN 45 TERHADAP HASIL CORAN ALUMINIUM (AL) PADA PRODUK HANDLE REM DENGAN CETAKAN PASIR

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

PENGARUH MEDIA PENDINGINAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA BESI COR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Mesin

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

Analisis Sifat Fisis dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS (CrO 3 )

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

Masa berlaku: Alamat : Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Juli 2009 Telp. (022) ; Faks. (022) ,

ISSN hal

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

PEMBUATAN PRODUK COR SEPATU REM TROMOL DENGAN BAHAN ALUMUNIUM

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. karbon, dimana suhu cairnya yang rendah (1200 ). Besi cor. biasanya mengandung silicon sekitar 1% - 3%. Hal ini disebabkan

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

Transkripsi:

BAB IV DATA DAN ANALISA 3.3 Desain dan Pembuatan Tungku Sebelum memulainya penelitian dilakukan terlebih dahulu perencanaan yang dilakukan dengan membuat masing masing komponen dengan menggunakan sketsa gambar 2D yang kemudian di jadikan 3D agar menjadikan suatu penelitian yang baik, gambar 4.1 menunjukan hasil desain Tungku krusibel 3D, Perencanaan pembuatan tungku sesuai dengan desain dan pemilihan material kemudian dirakit menjadi satu sistem tungku peleburan aluminium seperti pada gambar 4.2 Gambar 4. 1 Desain Tungku Krusibel 3D 95

Komponen/part pada tungku penelitian : A. Tungku bahan bata api dan semen tahan api. B. Pipa penghangat gabungan dari beberapa pipa yang dilas. C. Pipa pembakaran yang dilas dengan pipa masuknya gas serta disatukan dengan blower D. Pipa gas sebagai jalur masuknya gas LPG ke pipa pembakaran. E. Drum sebagai tempat penampungan air dan tempat tabung gas. F. Tutup tungku G. Blower Gambar 4. 2 Tungku krusibel 4.2 Pengujian Tungku dan Pengamatan Tungku 4.2.1 Proses Peleburan Proses awal dilakukan terlebih dahulu mengukur suhu ruang dalam tungku sebelum dilakukan pengujian, peleburan dilakukan dengan cara membuka gas hingga mengalir kedalam pipa pembakaran dan menyalakannya dengan api, kemudian ditambah 96

tekanan dengan menggunakan angin yang diatur melalui blower, aluminium dimasukkan dan diukur suhu tungkunya. Hasil perubahan suhu yang terjadi pada tungku dilihat dari pengujian melalui alat uji infrared thermometer yang dilakukan setiap 5 menit sekali saat melakukan peleburan hingga aluminium mencair dan siap untuk dituangkan 700 o C, data tersebut dicatat dan dilihat perubahan suhu yang terjadi, dilihat pada tabel 4.1. Pada gambar 4.2 membuktikan bahwa semakin lama proses peleburan yang terjadi akan semakin panas yang dihasilkan sehingga merubah bentuk aluminium semakin cepat dari padat menjadi cair, membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai titik didih aluminium dan siap untuk dilakukan pencetakakan, suhu tertinggi yang diperoleh saat pengujian yaitu 850 o C pada menit ke 50. 97

Suhu( C) Tabel 4. 1 Diagram Perubahan Suhu Tungu dan Air Waktu suhu tungku suhu air (menit) ( o C) ( o C) 0 150,7 30 5 417,2 39,4 10 557,8 41,9 15 630,1 43,2 20 680 45 25 748,7 46,7 30 790 47,9 35 660 46,3 40 720,9 48,2 45 780,2 48 50 820 49,6 Diagram perubahan suhu tungku dan air 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0 10 20 30 40 50 60 Waktu (Menit) suhu tungku (oc) suhu air (oc) Gambar 4. 3 Grafik Perubahan Suhu Tungku dan Air 98

4.2.2 Pengamatan Tungku Konstruksi : konstruksi yang dibuat sesuai dengan standar pembuatan tungku krusibel menghasilkan bahwa tungku yang terbuat dari bata api dan semen tahan api dapat menahan panas hingga suhu 850 o C seperti pada tabel 4.1 sehingga telah sesuai dengan standar tungku yang dapat menahan panas hingga 1500 o C, tanpa adanya retakan pada dinding dinding tungku, serta pencampuran udara dan gas lpg yang menciptakan api bertekanan sesuai dengan jurnal dan gambar 4.3 yang menunjukan bahwa penambahan udara pada pembakaran akan meningkatkan tekkanan api dan suhu pembakaran serta proses pembakaran lebih cepat, pada tempat penampungan gas air yang dihasilkan adalah air hangat suhu yang bertambah naik dengan perlahan menandakan sirkulasi udara panas dari tungku melalui pipa penghangat dapat bekerja dengan baik. 4.3 Hasil Pengujian Pasir Hasil pada pengujian pasir merah pada proses pengecoran menunjukkan bahwa : 1) 99

Tabel 4. 2 Uji kadar Clay (lempung) Berat Awal Berat Kertas Berat Akhir Kadar Clay (Gram) ( Gram) (Gram) (%) 50,00 1,17 43,12 16,10 1. Uji bentuk butiran Bersudut tajam Gambar 4. 4 Bentuk Butiran Sesuai dengan karakteristik pasir merah yang mudah menggumpal serta rekatan lebih tinggi dibuktikan dengan pengujian yang menunjukkan kadar clay lebih tinggi 16,10% dari pada pasir hitam 4.4 Hasil Porositas Hasil porositas dapat dilihat dari kasat mata atau dapat dilihat dari permukaan yang berlubang-lubang, dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini : 100

Porositas 10 detik Porositas 1 jam Gambar 4. 5 Porositas yang terlihat pada hasil cor Hasil diatas dapat dilihat pada porositas 1 jam bahwa banyak lubang-lubang pada hasil pengecoran yang mengakibatkan hasilnya lebih lunak kekecrasan yang sedikit dibandingkan 10 detik. 4.5 Hasil pengujian Cacat Penyusutan Pada pengujian ini meneliti perbedaan perubahan bentuk dari cetakan asli dengan hasil pengecoran dengan cara menghitung presentase penyusutan hasil cor seperti hasil pada tabel 4.3 dan tabel 4.4. 101

Tabel 4. 3 Tabel Hasil Pengukuran Asli dan Hasil coran No Variasi Silinder Balok A B A B C 1 Asli 2 cm 30 cm 5 cm 5 cm 2 cm 2 10 detik 1,98cm 29,8 cm 4,97 cm 4,95 cm 1,98 cm 3 1 jam 1,92 cm 29,4 cm 4,95 cm 4,93 cm 1,90cm Perhitungan persentase penyusutan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Perhitungan pada Spesimen 10 Detik : Balok : V asli = PxLxT = 5cm x 5cm x 2cm = 50 cm 3 V produk = PxLxT = 4,97 cm x 4,95 cm x 1,98 cm = 48,71 cm 3 102

=2,58 % Silinder : V asli = Dt = 3,14 x 2 x 30 = 188,4 V produk = Dt = 3,14 x 1,98 cm x 29,8 cm = 185,2 cm = 1,69 % Perhitungan pada Spesimen 1 jam : Balok : V asli = PxLxT = 5cm x 5cm x 2cm = 50 cm 3 V produk = PxLxT = 4,95 cm x 4,93 cm x 1,90 cm 103

= 46,36 cm 3 = 7,28 % Silinder : V asli = Dt = 3,14 x 2 x 30 = 188,4 V produk = Dt = 3,14 x 1,92 cm x 29,47 cm = 177,66 cm = 5,70 % 104

Tabel 4. 4 Hasil penyusutan dalam persen (%) No Variasi Silinder A B (cm) (cm) S (%) A (cm) Balok B (cm) C (cm) S (%) 1 Asli 2 30 5 5 2 2 10 detik 1,98 29,8 1,69 4,97 4,95 1,98 2,58 3 1 jam 1,92 29,47 5,70 4,95 4,93 1,90 7,28 105

8,00% 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% Presentase Penyusutan silinder balok 10 detik 1 jam Gambar 4. 6 Presentase Hasil Penyusutan 4.6 Hasil Pengujian Komposisi Kimia Gambar 4. 7 Titik uji komposisi kimia Pengujian komposisi kimia dilakukan di Laboratorium POLMAN CEPER KLATEN dengan menggunakan alat uji Spectromete.Saat dilakukannya pengujian alat akan membaca otomatis hasil yang ada pada spesimen berupa jenis-jenis unsur kimia, berikut adalah hasilnya : 106

Tabel 4. 5 Tabel Unsur Komposisi Kimia No Unsur SAMPEL UJI 18/S317 (%) Deviasi 1 Al 88,33 0,1116 2 Si 7,01 0,309 3 Fe 1,54 0,185 4 Cu 0,137 0,0034 5 Mn 0,454 0,0641 6 Mg <0,0500 <0,0000 7 Cr *0,940 *0,215 8 Ni <0,0200 <0,0000 9 Zn 1,39 0,145 10 Sn 0,0546 0,0033 11 Ti 0,0386 0,022 12 Pb <0,0300 <0,0000 13 Be 0,0005 0,0001 14 Ca 0,0101 0,0036 15 Sr <0,0005 <0,0000 16 V <0,0100 <0,0000 17 Zr <0,0030 <0,0000 Dari hasil tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa terdapat 17 unsur, ada 5 unsur yang paling berpengaruh pada hasil pengecoran yaitu, (Si) 7,01%, (Fe) 1,54%, (Cu) 0,137%, (Mn) 107

0,454%, (Zn) 1,39%. Unsur yang paling berpengaruh disini adalah (Si) 7,01% sehingga material yang digunakan termasuk logam aluminium paduan silikon karena peresentasi nilainya yang tinggi selain Al. Pengaruh Silikon (Si) 7,01% pada aluminium mempunyai sifat yang baik untuk mempermudah proses pengecoran, memperbaiki sifat-sifat atau karaktaristik coran, menurunkan penyusutan pada hasil coran, meningkatkan ketahanan pada korosi. Sedangkan pengaruh buruknya ada pada menurunnya tingkat keuletan coran, mudah rapuh hasil coran jika kandungan tersebut sangat tinggi. Pengaruh Besi (Fe) 1,54% yaitu mencegah menempelnya logam cair pada cetakan selama proses pengecoran dan pengaruh buruknya adalah menurunnya sifat mekanis, keluarnya titik/ bintik keras pada hasil coran, meningkatnya porositan pada coran. Seng (Zn) 1,39% berpengaruh efek yang tidak berguna, paduan yang kurang dari 3% cenderung menaikkan kekuatan sangat tinggi sehingga mudah retak. Pengaruh Tembaga (Cu) 0,137% mempunyai tingkat kekerasan yang baik dan mudahnya proses pengerjaan dengan mesin dan mengurangi tahanan terhadap korosi secara umum. Dan kandungan Mangan (Mn) 0,454% pada hasil pengecoran aluminium adalah menaikkan kekuatan dalam temperatur yang tinggi. Dilihat dari uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa material yang digunakan pada 108

pengecoran adalah jenis aluminium paduan silikon (Al-Si). Menurut klasifikasi paduan aluminium cor (tabel 2..2) termasuk seri 4000 4.7 Hasil Pengujian Kekerasan (Brinell) Gambar 4. 8 Titik Uji kekerasan Tabel 4. 6 Hasil pengujian brinell pada variasi waktu 1 jam Titik d (mm) D (mm) P beban (Kg) HBN Rata-rata HBN 1 2,65 10 3000 <70,00 2 2,65 10 3000 <70,00 3 2,65 10 3000 <70,00 <70,00 4 2,55 10 3000 <70,00 5 2,65 10 3000 <70,00 109

Tabel 4. 7 Hasil pengujian brinell pada variasi waktu 10 detik Titik d (mm) D (mm) P beban (Kg) HBN Rata-rata HBN 1 2,5 10 3000 73 2 2,5 10 3000 73 3 2,5 10 3000 73 73 4 2,5 10 3000 73 5 2,5 10 3000 73 Pada hasil data 4.6 dan 4.7 diatas adalah hasil pengujian Brinell yang menunjukan pada pembongkaran 10 detik mempunyai nilai kekerasan 73,00 BHN, dibandingkan dengan pembongkaran pada waktu 1 jam yaitu <70,00 BHN. Hasil yang terlihat pada pembongkaran langsung 10 deting menghasilkan material yang keras dikarenakan porositas yang ada lebih sedikit dibandingkan hasil pada pembongkaran 1 jam yang mempunyai nilai porositas banyak menyebabkan material lebih lunak. 4.8 Hasil Pengujian Struktur Mikro Pengamatan struktur miro menurut standar metalografi untuk bahan aluminium dengan pembesaran 100x dan 200x baru didapatkan gambar seperti dibawah ini : 110

A Al B Al Si Si Gambar 4. 9 Perbandingan foto mikro pada spesimen 10detik(A) dan 1jam(B) Struktur mikro yang terdiri dari unsur Si (silikon) 7,01% dan Aluminium 88,33%. Unsur Si berbentuk hitam memanjang seperti jarum, sedangkan unsur Al berupa butiran besar berwarna putih dilihat dari gambar 4.9. Pada gambar 2.11 tentang foto mikro Al Si terlihat bahwa unsur Si lebih banyak 11,7% dari pada penelitian ini yang hanya 7,01% Si. 111