BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

PERANCANGAN ALAT/MESIN PENGEROL PIPA PROYEK AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

PERANCANGAN ALAT/MESIN PENGEROL PIPA PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT/MESIN PEMBENGKOK PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN ROLL PLAT SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang industri. Oleh karena itu, dunia industri dituntut

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN PAPAN REKLAME ELEKTRIK

Modifikasi Mesin Pengerol Pelat Menggunakan Motor Listrik 3 HP

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT MIE SKALA RUMAH TANGGA (PROSES PEMBUATAN) LAPORAN AKHIR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

BAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

Nama : Widdiyanto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Klaten adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB I PENDAHULUAN I-1

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

TRANSMISI RANTAI ROL

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 4 HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

MODIFIKASI MESIN PENANAM BIBIT PADI MANUAL DENGAN TRANSMISI RANTAI PENGGERAK MOTOR BENSIN 1.8 HP

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

Gambar 4.1 Motor Listrik

III. METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang mesin pemasta coklat dengan hasil perancangan sesuai kebutuhan.

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perekonomian nasional sejak terjadinya krisis moneter masih belum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

PERANCANGAN MESIN PENGEPRES GENTENG DENGAN UKURAN CETAK 270x360 mm SKRIPSI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk mengerol pipa yang semula dalam bentuk lonjoran lurus berubah menjadi melengkung dan melengkungnya pipa ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan. Alat/mesin pengerol pipa ini menggunakan daya motor sebagai alat penggeraknya. Untuk pengerolan ini dibutuhkan penekanan pada bagian pipa yang akan dibuat melengkung. Untuk konsep cara kerja alat/mesin ini memiliki persamaan dengan alat/mesin pengerol pipa secara manual. Dengan mempunyai dua roller sebagai penompang dan satu roller sebagai penekannya. Selain itu, penggunaan daya motor listrik pada mesin ini sangat membantu untuk mempermudah dalam proses pengerolannya karena hanya membutuhkan sedikit tenaga untuk memutar handle penekanannya. Pada roller penekan dihubungkan dengan handle oleh poros berulir sebagai penerus tekanannya. Handle ini akan diputar secara pelan-pelan saat alat/mesin dihidupkan. Penekanan pada roller ini lah yang nantinya akan menentukan hasil dari pengerolan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka dalam memutar handle ini harus pelan-pelan dan terus menerus. Proses kerja pada alat/mesin ini dilakukan secara searah. Prinsip kerja dalam proses pengerolan pipa ini ada beberapa tahap yaitu: 1. Pengukuran benda kerja, pada tahap ini benda kerja ditentukan bagian- bagian yang akan dilakukan proses pengerolan. Setelah itu, pada bagian yang akan dirol diberi tanda. 2. Pengerolan benda kerja, pada tahap ini benda kerja yang sudah diberi tanda selanjutnya akan dimulai proses pengerolan. Pada proses ini dilakukan secara berulang ulang dari kanan ke kiri.

3. Pemeriksaan benda kerja, pada tahap ini benda kerja yang sudah dirol akan diperiksa kelengkungannya apakah sudah sesuai keinginan atau masih ingin dilakukan proses pengerolan lagi. 4. Pemeriksaan akhir, pada tahap ini benda kerja yang sudah selesai dirol akan diperiksa kembali. Untuk memeriksa apakah bentuknya sudah baik dan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. 2.2 Analisis Morfologi Alat/Mesin Pengerol Pipa Analisis morfologi suatu alat/mesin dapat terselesaikan dengan memahami karateristik suatu alat/mesin dan mengerti akan berbagai fungsi komponen yang akan digunakan dalam alat/mesin. Dengan segala sumber informasi tersebut selanjutnya dapat dikembangkan untuk memilih komponen-komponen alat/mesin yang paling ekonomis, segala perhitungan teknis dan pembuatan bentuk dari alat/mesin. Analisis morfologi sangat diperlukan dalam perancangan alat/mesin pengerol pipa untuk mendapatkan sebuah hasil yang maksimal. Berdasarkan Tabel 1, morfologis alat/mesin pengerol pipa yang terpilih adalah: 1. Sistem tenaga yang terpilih adalah motor listrik atau yang ketiga karena alat/mesin ini di tempatkan di dalam ruangan sehingga tidak menimbulkan polusi udara yang berlebih jika dibanding dengan menggunakan motor bensin dan tidak menimbulkan suara yang berisik. Pekerjaan proses pengerolan semakin cepat menggunakan motor listrik jika dibanding dengan tenaga manual. Serta membuat nyaman bagi penggunanya dan lebih aman. 2. Pereduksi putaran tinggi menggunakan reduser vertikal atau yang pertama, karena posisi poros output yang sesuai dengan kebutuhan. 3. Sistem transmisi yang terpilih adalah rantai atau yang pertama, karena pada sistem transmisi rantai mampu meneruskan daya besar, tidak memerlukan tegangan awal, mudah memasangnya.

4. Profil bahan rangka yang dipilih adalah siku (L) atau yang kedua, karena profil siku (L) tersebut sudah dirasa cukup kuat untuk menompang bagian- bagian komponen dari alat/mesin pengerol pipa. 5. Roller atau alur tempat pipa yang terpilih adalah yang pertama atau rol bulat, karena pekerjaan pengerolan lebih banyak menggunakan bahan pipa bulat yang dirol dibanding pekerjaan pengerolan pipa kotak Tabel 1. Contoh Morfologis Alat/Mesin Pengerol Pipa No. Variabel Varian 1 2 3 1. Penggerak Motor bensin Manual/tenaga manusia Motor listrik 2. Mereduksi Tinggi (1:60) Reduser vertikal Reduser horisontal 3. Sistem transmisi Rantai Puli Roda gigi 4. Bahan profil rangka Kanal U Siku Pipa 5. Alur tempat pipa(roller) Roll bulat Roll kotak Sumber : eprints.uny.ac.id 1. Profil bahan rangka yang dipilih adalah siku (L) atau yang kedua, karena profil siku

(L) tersebut sudah dirasa cukup kuat untuk menompang bagian- bagian komponen dari alat/mesin pengerol pipa. 2. Roller atau alur tempat pipa yang terpilih adalah yang pertama atau rol bulat, karena pekerjaan pengerolan lebih banyak menggunakan bahan pipa bulat yang dirol dibanding pekerjaan pengerolan pipa kotak. 2.3 Desain Alat Pengerol Pipa Gambar 2. 1 Desain mesin pengerol pipa 1. Langkah Kerja Alat/Mesin Pengerol Pipa Langkah kerja dari alat/mesin pengerol pipa ini adalah: a. Pipa diletakan pada tengah-tengah roller 1 dan roller 3 b. Masukan jack pada stop kontak c. Pindahkan tuas dari Off ke ON pada saklar. d. Setelah motor hidup, maka poros akan berputar. Putaran motor ini adalah 1400 rpm. e. Putaran motor ini akan diteruskan ke reduser dengan perbandingan 1:60 maka putaran akan menjadi 23,33 rpm pada reducer output.

f. Putaran dari poros motor ini akan ditransmisikan dengan rantai untuk menggerakan poros utama yang terhubung dengan roller. Roda gigi sprocket ini mempunyai perbandingan 1:1,5 maka putaran output menjadi 15,55 rpm. g. Poros utama ini akan berputar ke arah kiri sehingga pipa pada roller akan berjalan ke arah kiri. h. Handle secara pelan-pelan diputar sehingga menekan roller kedua dengan pipa, kemudian pipa sedikit demi sedikit akan melengkung. i. Setelah pipa berjalan sampai ke batas ujung maka motordimatikan j. Tekan tombol OFF yang berada di tengah, maka mesinberhenti/mati k. Kemudian tekan tombol ON ke kanan pada motor l. Setelah motor hidup maka poros akan berputar m. Poros utama ini akan berputar ke arah kiri, sehingga pipa pada roller akan berjalan ke arah kiri. n. Handle secara pelan-pelan terus ditekan agar proses melengkungnya baik dan halus. o. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang ke kiri sampai proses melengkunya sesuai kebutuhan. p. Setelah selesai, motor dimatikan. 2. Prinsip Kerja Alat/Mesin Pengerol Pipa (lihat pada Gambar2.2) Dalam memahami kinerja dari alat/mesin terlebih dahulu harus mengetahui dasar penggunaan dari alat/mesin tersebut. Dasar penggunaan ialah tata cara atau prinsip kerja dalam pengoperasian dari suatu alat/mesin. Prinsip kerja alat/mesin pengerol pipa ini pada awalnya adalah menempatkan pipa di atas matras roll.

Gambar 2. 2 Posisi awal mulai pengerolan Kemudian pipa melewati roll 2 yang berada ditengah sampai berada di atas roll 3. Pada posisi ini pipa harus benar-benar berada di tengah dari roll 1 dan 3. Diameter pipa disesuaikan dengan diameter lubang roll yang digunakan agar dalam proses pengerolan pipa tidak cacat (lihat pada Gambar2.3). PENEKAN Roll 2 PIPA roll 1 roll 3 Gambar 2. 3 Pipa berada di atas roller 1 dan roller 3 selanjutnya penggerak/penekan diturunkan sampai menyentuh pipa dan diputar, sehingga terjadi bending di titik roll 2. Lihat pada gambar 2.4 dan gambar 2.5 :

PENEKAN PIPA roll 2 roll 1 roll 3 Gambar 2. 4 Penggerak/penekan diturunkan sampai menyentuh pipa. PENEKAN PIPA roll 2 roll 1 roll 3 Gambar 2. 5 Penggerak/penekan diputar satu kali putaran. Ketika motor menyala dan putaran motor ditransmisikan ke kopel yang terhubung dengan reducer kemudian dari reducer akan ditransmisikan ke poros melalui sprocket dan rantai. Ketika rantai pada poros berputar maka poros pun ikut berputar karena terpasang pasak pada gear dengan poros. Poros inilah yang memutar roller sehingga pipa akan bergerak dari kanan ke kiri. Bending yang terjadi di titik roll 2 akan terdistribusi pada tiap titik pipa, sehingga pipa akan melengkung akibat bending tersebut.

PENEKAN PIPA roll 2 roll 1 roll 3 Gambar 2. 6 Pipa bergerak dari kiri kekanan oleh putaran motor. Proses berakhir ketika ujung pipa tepat berada di atas roll 1 dan motor dimatikan. Langkah yang terkhir ini dilakukan agar hasil pengerollan lebih sempurna. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sampai bending pada pipa sesuai keinginan dan kegunaan. 2.4 Gambar Alat/Mesin Pengerol Pipa Gambar 2. 7 Mesin pengerol pipa semi otomatis Keterangan :

1. Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (HP) maupun kilowatt (KW). Motor listrik berfungsi sebagai penggerak utama mesin pengerol pipa, motor listrik ini mempunyai daya sebesar 1 HP. 2. Reducer atau Gear Box Reducer adalah alat yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran tinggi menjadi putaran rendah, sehingga motor yang memiliki putaran tinggi diubah menjadi pelan oleh reducer. Reducer yang dipakai dalam alat ini adalah reducer dengan perbandingan 1:60 karena membutuhkan putaran lambat. 3. Matras Roll Matras pada mesin ini adalah dudukan (landasan) untuk pipa yang akan melalui proses pengerjaan dengan menggunakan mesin roll pipa ini. Matras pada mesin ini berjumlah 3 buah matras yang sama bentuk dan ukurannya, hanya saja berbeda fungsinya. Matras atas (matras tekan) berjumlah satu buah, berfungsi sebagai penekan pipa. Dan kedua matras yang lainnya berfungsi sebagai dudukan pipa. 4. Rantai & Gear Berfungsi sebagai media untuk mentransmisikan Daya dari reducer menuju poros, agar poros bergerak sesuai dengan daya yang ditransmisikan. 5. Rangka Rangka berfungsi sebagai dudukan ataupun penyangga mesin pengerol pipa semi

otomatis. 6. Poros Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.. 2.5 Perancangan Alat Untuk memenuhi kebutuhan manusia, sering melakukan perancangan untuk menciptakan alat yang sedang sederhana yang dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan, bahkan melalui proses perancangan ini sering ditemukan peralatan yang sebelumnya tidak ada ataupun hanya penyempurnaan dari alat yang telah ada. Kebutuhan yang terus meningkat menyebabkan manusia untuk berfikir membuat alat yang lebih baik untuk memudahkan pekerjaan mereka. Masyarakat yang berfikir secara tradisional melakukan proses perancangan serta pembuatan alat secara bersamaan tanpa ada penulisan hasil dan proses perancangan secara terstruktur dan teratur. Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Pada tahap perancangan tersebut dibuat keputusan keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan lain yang menyusulnya. ilmu pengetahuan, ilmu dasar teknik, hasil hasil penelitian, informasi dan teknologi, yang semuanya dalam versi pengembangan dan kemajuan yang mutakhir. Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan manunggal. Artinya, rancangan hasil kerja tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak dibuat, sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gambar rancangan produk adalah hasil akhir perancangan, dan merupakan dasar atau titik awal pembuatan produk oleh pembuat produk. Dapat dinyatakan disini bahwa pembuatan atau penyusunan gambar

rancangan produk oleh perancang dicapai melalui tahapan dalam proses perancangan yang panjang. Dalam proses merancang, perancang akan menggunakan : 1. Pengalaman dan pengetahuannya tentang perancangan 2. Semua pengetahuan yang terkait dengan produk dan pembuatan produk yang sedang dirancangnya. Dalam proses perancangan perlu adanya gambar teknik yang berfungsi sebagai media komunikasi yang dirasakan cukup efektif sehingga informasi lengkap tentang pembuatan peralatan dapat dipahami oleh yang akan membuat. Disamping itu pula pada proses pembuatannya membutuhkan tahapan tahapan pembuatan dari segi ide hingga menjadi sebuah mesin yang beroperasi. Pemecahan masalah harus meperhatikan kriteria kriteria dalam perancangan, secara umum kriteria tersebut dikelompokkan menjadi dua macam yaitu : 1. Kriteria wajib (must) yaitu ketentuan yang harus dipenuhi dalam rancang bangun ini. Kriteria wajib pada rancang bangun mesin Pengerol pipa harus dapat memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Mampu mengerol pipa dengan kelengkungan 180 b. Mesin harus mudah dan aman dalam pengoperasian. c. Hasil produksi lebih berkualitas dan lebih efisien. 2. Kriteria harapan yaitu ketentuan yang diinginkan terdapat pada hasil rancang bangun ini. Kriteria harapan pada rancang bangun mesin pengerol pipa semi otomatis diharapkan dapat dipenuhi kriteria sebagai berikut : a. Perawatan dan perbaikan mudah b. Harga pembuatan mesin murah dibanding dengan harga mesin yang ada dipasaran. c. Komponen komponen yang dibutuhkan oleh mesin diharapkan dapat dengan

mudah didapat dipasaran atau dibuat dengan biaya yang terjangkau. d. Penggunaan metode matras roll pada mesin ini berjumlah 3 buah matras yang sama bentuk dan ukurannya, hanya saja berbeda fungsinya. Matras atas (matras tekan) berjumlah satu buah, berfungsi sebagai penekan pipa. Dan kedua matras yang lainnya berfungsi sebagai dudukan pipa. 2.5.1 Perancangan Konsep Alat Perancangan konsep Alat berguna untuk memberikan beberapa solusi alternatif konsep Alat selanjutnya dievaluasi berdasarkan persyaratan teknis, ekonomis, dan lain-lain. Tahapan ini dapat diawali dengan mengenal dan menganalisis spesifikasi Alat yang telah ada. Hasil analisis spesifikasi Alat dilanjutkan dengan memetakan struktur fungsi komponen sehingga dapat disimpulkan beberapa varian solusi pemecahan masalah konsep Alat. Dalam tahap ini konsep rancangan alat/mesin pengerol pipa sistem elektrik adalah: a. Menggunakan tenaga motor listrik sebagai tenaga penggerak utamanya b. Menggunakan tiga buah poros sebagi penompang roller c. Menggunakan reduser untuk memperlambat putaran d. Menggunakan rantai dan gear sebagai transmisi putaran e. Menggunakan handle berulir sebagai penekan roller